Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

DENGAN MASALAH ANSIETAS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

DI CANDISARI RT 02/ RW 04 BAMBANKEREP

Dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Desi Ramadhani
2. Diana Evitasari
3. Dina Siti Maisyaroh
4. Dinda Melani Putri
5. Ema Vinadia Dinda Nirmala
6. Fadhilah Azzahro Amalia
7. Fifi Della Avista

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


TAHUN 2023/2024

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi juga
menyerang remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena dua faktor, yakni faktor genetik
dan faktor life style. Diabetes Melitus pada remaja sebagian besar terjadi pada remaja
obesitas, tetapi tidak jarang juga terjadi pada remaja dengan IMT (Indeks Massa
Tubuh) normal (Toto. dkk, 2018). Diabetes Melitus adalah kondisi ketika kadar gula
dalam darah diatas nilai normal (normal: 60mg/dl sampai 145 mg/dl), sehingga DM
semakin parah dan mengakibatkan komplikasi yang mengganggu kondisi psikologis
dan sosial seperti contoh penyakit ulkus kaki. Gangguan psikologis dari terjadinya
ulkus kaki adalah rasa takut, sedih, dan kecewa terhadap rasa sakit pada kaki diabetik
sehingga menimbulkan gangguan sosial. Gangguan sosial dari ulkus kaki adalah malu
untuk bersosialisasi dan bertemu dengan orang lain karena kondisi kaki yang sudah
terinfeksi (Ningsih, 2008).
Penderita DM dapat timbul komplikasi jika tidak ditangani dengan baik,
kondisi inilah yang memicu timbulnya stressor psikologis dan psikosoial terhadap
pemeliharaan status kesehatan (Sativa. dkk, 2017). Beberapa penelitian seperti
Kakleas. dkk, Oford dalam Putra dan Ningsih menunjukan DM dapat mempengaruhi
beberapa faktor psikososial seperti stres, kecemasan, citra tubuh, dukungan keluarga
dan dukungan sosial. Hasil penelitian Kakleas. dkk (2009) mendapatkan bahwa
remaja dengan DM berisiko tinggi mengalami kejiwaan yang menyebabkan ketidak
patuhan terhadap pengobatan dan penurunan kontrol DM. Mereka yang mengalami
peningkatan risiko adalah remaja putri dengan masalah keluarga, kinerja untuk
bersekolah yang buruk, dan kualitas hidup yang buruk. Namun, dukungan teman dan
dukungan keluarga untuk peningkatan kontrol metabolisme dan emosional sangat
penting. Penderita DM membutuhkan dukungan sosial untuk menjalani kehidupan
sehari-hari dalam mengatur pola hidup yang dapat menyebabkan stres karena
dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil tekanan-tekanan atau stres
yang dialami individu, dengan kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka
dukungan sosial tidak berpengaruh (Oford dalam Putra, 2011).
B. TUJUAN

1) Untuk mengetahui konsep sistem endokrin

2) Untuk mengetahui pengkajian pada pasien dengan masalah psikososial

3) Untuk mengatui asuhan keperawatan pada pasien DM dengan masalah


psikososial.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KASUS (MASALAH UTAMA)

Pasien mengatakan cemas, gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini sudah
terjadi 5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM, hipertensi dan
kolesterol tinggi. Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja
sudah 8 tahun sehingga pasien merasa malu dan marah karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu, pasien mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang lain,pasien
merasa dirinya tidak berguna, Pasien mengatakan cemas muncul tiba-tiba dan sulit
tidur, dengan detak jantung yang meningkat. pasien tampak menyendiri dan pasien
tampak gelisah. Pasien mengatakan lebih nyaman sendiri, Pasien mengatakan berbeda
dengan orang lain. Pasien tampak menyendiri, pasien tampak pendiam tidak berbicara
apabila tidak di tanya,pasien tampak murung,pasien tampak lemas.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Pengertian
Ansietas adalah perasaan emosional dan tidak nyaman sehingga individu
akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi. Individu yang
mengalami ansietas biasanya mereka merasa dirinya tidak bebas, gugup, takut,
gelisah, tegang dan resah. Perasaan yang tidak menentu tersebut umunya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau 8 disertai perubahan
fisiologi dan psikologis (Hulu & Pardede, 2016) Ansietas adalah perasaan tidak
senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang
mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau
kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. (Pardede &
Simangungsong, 2020)
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (PPNI, 2016).
Sedangkan menurut NANDA (2015) ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh
individu) sehingga individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk
mengantisipasi. Jadi ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas, berkaitan
dengan perasaan tidak berdaya dan respon emosional terhadap penilaian sesuatu.

b. Etiologi
Menurut Donsu, (2017) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anxiety, yaitu :
a. Faktor Presdisposisi
1. Biologi
Suatu model biologis yang menerangkan bahwa ekspresi emosi yang
melibatkan struktur anatomi dalam otak dan aspek biologis ini menerangkan
adanya pengaruh neurotransmitter yang dapat menyebabkan kecemasan.
Dikatakan bahwa ada 3 jenis neurotransmiten yang berhubungan dengan
anatomi otak yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah norepineprin,
serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
2. Psikologis
Suliswati (2005) dalam Donsu (2017) menjelaskan bahwa ketegangan
dalam kehidupan yang dapat menimbulkan anxiety diantaranya adalah suatu
tragedi yang membuat trauma baik krisis perkembangan maupun situasional
seperti terjadinya bencana, konflik emosional individu 9 yang terselesaikan
dengan baik serta mengalami konsep diri yang terganggu.
3. Sosial Budaya
Adanya riwayat gangguan anxiety dalam keluarga yang mempengaruhi
respon individu dalam bereaksi terhadap konflik dan cara mengatasi
kecemasan. Dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecemasan adalah social budaya, potensi stress, serta lingkungan.

b. Faktor Prespitasi
Digambarkan oleh Stuart & Laraia (2005), yang dikutip dalam Donsu,
(2017) bahwa stresor pencetus sebagai stimulant yang dipersepsikan oleh
individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk mempertahankan
diri bisa dari internal maupun eksternal. Kesehatan umum seseorang akan
memiliki efek yang nyata sebagai presipitasi terjadinya kecemasan. Apabila
seseorang sudah mengalami gangguan pada kesehatan akan berakibat pada
kemampuan seseorang dalam mengatasi ancaman berupa penyakit akan
menurun, lalu kondisi psikologis juga dapat menyebabkan suatu keadaan
kecemasan seperti kematian, perceraian,dan dilema etik, dan status sosial
ekonomi seseorang dapat juga mempengaruhi timbulnya stress yang akan
berakibat terjadinya kecemasan.
c. Tanda dan gejala
Menurut PPNI (2016) tanda dan gejala ansietas :
Gejala dan Tanda Mayor Ansietas
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung Tampak
2. gelisah
3. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi Tampak tegang
4. Tampak tegang Sulit tidur
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)

Gejala dan Tanda Minor Ansietas


Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing Frekuensi nafas meningkat
2. Anoreksia Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi Tekanan darah meningkat
4. Tremor Muka tampak pucat
5. Suara bergetar
6. Kontak mata buruk
7. Sering berkemih
8. Berorientasi pada masa lalu
Sumber : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
d. Akibat
Ansietas pada penderita Diabetes Melitus biasanya disebabkan karena
pengobatan jangka panjang seumur hidup harus diminum setiap hari sehingga
menimbulkan beban psikologi. Tanda kecemasan pasien Diabetes Melitus antara
lain sedih, gelisah, takut, merasa lemah, dan ingin bunuh diri karena jenuh, malu
dengan penyakitnya, sehingga tidak mampu untuk bersikap dan bertindak
rasional. Tujuan penelitian yaitu memperoleh pengalaman langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan masalah psikososial; ansietas pada
pasien diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Setelah data dikumpulkan dilakukan
analisa data dengan menggunakan proses keperawatan. Ny. “T” mengalami
kecemasan karena klien melihat semua teman-temannya meninggal dan kakinya
Ny “T” mengalami kecemasan karena penyakit yang diderita selama 2 tahun
tidak kunjung sembuh. Masalah keperawatan yang muncul adalah intervensi dan
implementasi membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenal
ansietas, melatih teknik relaksasi nafas dalam, memasukkan latihan ke dalam
jadwal kegiatan harian. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada
klien dapat teratasi dalam kriteria waktu 3x24 jam. Masalah teratasi Saran
peneliti ini keluarga dan pasien harus melaksanakan apa yang telah diajarkan
dalam mengatasi ansietas klien.

A. POHON MASALAH

ISOLASI SOSIAL

KETIDAKBERDAYAAN

ANSIETAS

DIABETES MILITUS

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Pengkajian meliputi riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
difokuskan pada tanda dan gejala hiperglikemia dan pada faktor fisik,
emosional, serta sosial yang dapat mempengaruhi pasien untuk
mempelajari dan melaksanakan berbagai aktifitas perwatan secara
mandiri. Pengkajian meliputi tanda poliuria, polidipsi, dan polifagia.
Brunner dan Suddarts, penderita dikaji adakah gangguan sensori dan
penurunan turgor kulit, perawat juga memperhatikan dukungan
keluarga serta keterbatasan sumber financial bagi kelanjutan
pengobatan. Status emosional bisa diamati dengan mengamati pada saat
melakukan anamnesa seperti prilaku yang menunjukan ansietas dan
kekhawatiran penderita terhadap pengobatan yang dijalani dengan
memperhatikan persoalan yang tengah dihadapi dan tindakan yang
telah dilakukan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Ketidakberdayaan
3. Isolasi sosial

D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Dx Rencana tindakan keperawatan


Kep Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional
keperawatan
Ansietas Setelah Reduksi ansietas 1. Mengetahui
dilakuan 1. Khawatir (I.14577) tingkat
tindakan terhadap 1. Monitor ansietas klien
keperawatan kondisinya tanda- tanda 2. Agar pasien
1x 60 menit menurun (5) ansietas nyaman
masalah 2. Geliah menurun 2. Ciptakan bercerita
ansietas (5) suasana 3. Untuk
teratasi. 3. Frekuensi nadi terapeutik mementukan
menurun (5) untuk masalah
4. Pola tidur menciptaka pasien
membaik (5) n 4. Agar pasien
kenyamana dapat
3. Pahami meningkatka
situasi yang n
mmebuat kemampuan
ansietas yang dimiliki
4. Motivasi 5. Peningkatan
mengidentif penegtahuan
ikasi situasi 6. Upaya
yang penyembuha
memicu n
kecemasan
5. Informasika
n secara
factual
mengenai
diagnose,pe
ngobatan
dan
prognosa
6. Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas
, jika perlu
Ketidakbe Setelah 1. Pernyataan Promosi Harapan
rdayaan dilakukan mampu (I.09307)
tindakan melakukan 1. Identifikasi
keperawtan 3x aktivitas harapan
60 menit meningkat pasien dan
masalah (5) keluarga
ketidakberday 2. Penyataan dalam
aan teratasi. frustasi pecapaian
meningkat hidup
(5) 2. Sadarkan
3. Ketergantung kondisi yang
an dengan dialami
orang lain memiliki niali
meningkat penting
(5) 3. Libatkan
pasien secara
aktif dalam
perawatan
4. Ciptakan
lingkungan
yang
memudahkan
mempraktikan
kebutuhan
sepiritual
5. Anjurkan
mengungkapk
an perasaan
terhadap
kondisi
dengan
realistis
6. Anjurkan
mempertahan
kan hubungan
terapeutik
dengan orang
lain
7. Ajarkan cara
Menyusun
tujuan yang
sesuai dengan
harapan
Isolasi Setelah 1. Minat interaksi Promosi Sosialisasi 1. Mengetahui
Sosial dilakuan meningkat (5) ( I.134978) tingkat
tindakan 2. Verbalisasi 1. Identifikasi kemampuan
keperawatan social menurun kemampuan berinteraksi
tindakan (5) melakukan 2. Agar pasien
keperawatan 3 3. Perilaku interaksi dapat
x 60 menit menarik diri dengan orang bersosialisasi
masalah isolasi menurun (5) lain dengan orang
sosial teratasi 2. Motivasi lain
meningkatkan 3. Agar pasien
keterlibatan dapat
dalam suatu mengungkap
hubungan kan perasaan
3. Motivasi untuk dengan orang
melakukan lain
aktivitas baru
4. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
5. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain

BAB III
NURSING CARE PLAN

Tanggal Dikaji

A. IDENITITAS KLIEN
Inisial : Ny. T Penyakit medis : Diabetes Melitus,Hipertensi, Kolesterol
Umur : 60 tahun Alamat : Babankerep
Informan : Klien
B. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan cemas, gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini sudah terjadi
5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM, hipertensi dan kolesterol tinggi.
Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu dan marah karena tidak dapat berkatvitas seperti dulu, pasien
mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna, Pasien mengatakan cemas muncul tiba-tiba dan sulit tidur, dengan detak
jantung yang meningkat. pasien tampak menyendiri dan pasien tampak gelisah. Pasien
mengatakan lebih nyaman sendiri, Pasien mengatakan berbeda dengan orang lain. Pasien
tampak menyendiri, pasien tampak pendiam tidak berbicara apabila tidak di tanya,pasien
tampak murung,pasien tampak lemas.

C. Faktor predisposisi
1 Apakah memiliki penyakit fisik ? Tidak Ada
2 Bagaiamana riwayat penyakit jiwa yang diderita ? Tidak ada
3 Pengobatan sebelumnya ?
Pasien mengatakan Cito setiap bulan sudah selama 9 tahun
4 Apakah pernah memiliki pengalaman menjadi korban kekerasan? Tidak
5 Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit tersebut? Tidak
6 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? Tidak ada

D. FAKTOR PRESIPITASI
Dalam jangka waktu 6 bulan
1. Apakah klien memiliki penyakit fisik yang belum sembuh? Tidak
2. Apakah klien putus obat (tidak minum ? berapa lama? Tidak
3. Apakah klien mengonsumsi NAPZA? Tidak
4. Apakah klien mengalami perisitiwa atau kejadian yang tidak menyenagkan dalam 6
bulan terakhir? Tidak

E. FISIK
Tanda vital : Tekanan darah 140/90 mmHg
Nadi 65x/menit
S: 36 RR 20 x/menit
Ukur : TB : 150 cm
BB : 73 kg
F. PSIKOSISAL
1. Konsep diri
Gambaran diri : Ny.T mengatakan tidak ada salah satu bagian tubuh
yang disukai
Identitas diri : Klien seorang laki-laki berusia 60 tahun
Peran : Klien berperan sebagai ibu dan istri dari keluarganya
Ideal diri : Klien mengatakan ingin berguna dan tidak
menyusahkan anak dan lingkungan
Harga diri : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan keluarga
atau orang lain
2. Hubungan sosial
Orang yang berarti : Anak dan suaminya
Peran serta dalam : Tidak ada
kegiatan
Hambatan dalam : Pasien malu dan takut berinteraksi dengan
hubungan dengan orang orang lain
lain

G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak √ Cara berpakaian tidak
sesuai seperti biasanya

Jelaskan : Saat pengkajian, penampilan klien tampak rapi,


rambutnya tersisir dan sesuai dengan cara berpakaian
pada umumnya (wajar). Klien juga tidak berbau
Masalah keperawatan : Tidak ada

2. Pembicaraan

√ Cepat Keras Gagap Inkoheren


Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
bicara

Jelaskan : Saat pengkajian, tidak mampu berbiacara dulu, pasien


tampak kurang percaya diri
Masalah keperawatan : Tidak ada

3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Saat pengkajian klien tidak ditemukan gelisah dan


cemas mengenai penyakitnya
Masalah keperawatan : Tidak ada

4. Alam perasaan
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi Gembira

Jelaskan : Saat pengkajian pasien tampak gelisah


Masalah keperawatan : Ansietas

5. Afek

√ Datar Tumpul Labil Tidak labil

Jelaskan : Saat pengkajian klien ekspresi datar


Masalah keperawatan : Tidak ada

6. Interaksi selama wawancara

- Bermusuhan - Tidak - Mudah tersinggung


kooperatif
Kontak mata Defensive Curiga

Jelaskan : Saat pengkajian pasien tatap muka


Masalah keperawatan : Tidak ada

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Agitasi

Pengecap Penghiduan

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangesial Kehilangan
asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan
pembicaraan

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada
9. Isi pikir

Obsess Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

10. Wahan

Agama Somatic Kebesaran Curiga

Nihilstik Sisi piker Sia piker Kontrol

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

11. Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Waktu Tempat √ Orang

Jelaskan : Pasien dalam keadaan sadar


Masalah keperawatan : Tidak ada

12. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka


pendek
Gangguan daya ingatsaat ini Konfabulasi

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

13. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah √ Tidak mampu Tidak mampu
beralih berkonsentrasi

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

14. Kemampuan penilaian

Gangguan Gangguan
ringan bermakna

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

15. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
yang diderita

Jelaskan : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada

H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

√ Bicara dengan orang lain Minum alcohol

√ Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih


Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitasi kontruktif Menghindari

√ Olahraga Menciderai diri


lainnya Lainnya

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok : klien mengatakan kurang suka bergaul
dengan orang lain
Maslah berhubungan dengan lingkungan : klien tertutup dengan orang lain
Masalah dengan Pendidikan : klien mengatakan sekolahnya hanya tamat SD

Masalah dengan pekerjaan : Klien tidak bekerja sudah 8 tahun

Masalah dengan perumahanv: Tidak ada

Masalah ekonomi kebutuhannya dipenuhi anak nya

Masalah dengan pelayanan kesehatan Tidak ada

Masalah lainya

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit fisik System pendukumg

Masalah psikososial √ Koping
Penyebab Obat-obatan

K. ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
DS : Ansietas (D.0080)
 Pasien mengatakan
cemas,gelisah dan kawatir
terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama
berobat tidak sembuh- sembuh
perasaan ini sudah terjadi 5 hari
yang lalu
 Pasien mengatakan meiliki
riwayat DM, hipertensi dan
kolesterol dengan pengobatan
cito setiap bulan selama 9 tahun
 Pasien mengatakan cemas tiba-
tiba,tidak bisa tidur dan dengan
detak jantung yang meningkat
DO :
 Pasien tampak gelisah,
 TD : 140/90 mmHg,
 N: 65 x/mnt
DS : Ketidakberdayaan (D.0092)
- Pasien mengatakan karena
penyakitnya pasien berhenti
bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu dan marah
karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu
- Pasien mengatakan jika
hidupnya bergantung dengan
orang lain,pasien merasa dirinya
tidak berguna,
DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak murung
DS : Isolasi social ( D.0121)
 Pasien mengatakan nyaman
sendirian
 Pasien mengatakan berbeda
dengan orang lain.
DO :
 Pasien tampak menyendiri,
 Pasien tampak pendiam tidak
berbicara apabila tidak di tanya
 Pasien tampak murung

L. ASPEK
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Ansietas (D.0080)
2. Ketidakberdayaan (D.0092)
3. Isolasi social ( D.0121)

M. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas berhubungan dengan penyakit kronis progresif yang di tandai dengan
Pasien mengatakan cemas,gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini sudah
terjadi 5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM,
hipertensi,kolesterol dan gejala stroke. Pengobatan cito setiap bulan selama 9
tahun. Pasien mengatakan cemas tiba-tiba dan tidak bisa tidur, dengan detak
jantung yang meningkat, pasien tampak menyendiri, pasien tampak gelisah,TD :
140/90 mmHg, N: 65 x/mnt
2. Ketidakberdayaan berhubungan dengan program dan perawatan yang komples
ditandai dengan Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja
sudah 8 tahun sehingga pasien merasa malu karena tidak dapat berkatvitas seperti
dulu, pasien mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang lain,pasien
merasa dirinya tidak berguna,pasien tampak murung dan lemas
3. Isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan di tandai dengan Pasien mengatakan nyaman sendirian, Pasien
mengatakan berbeda dengan orang lain. Pasien tampak menyendiri,Pasien tampak
pendiam tidak berbicara apabila tidak di tanya
( D.0121).

N. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tanggal/ No. Dx Rencana tindakan keperawatan
Jam Kep Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional
keperawatan
14 Ansietas Setelah Reduksi ansietas 7. Mengetah
november dilakuan 5. Khawatir (I.14577) ui tingkat
2023 tindakan terhadap 7. Monitor ansietas
Jam 09.00 keperawatan kondisinya tanda- tanda klien
1x 60 menit menurun (5) ansietas 8. Agar
masalah 6. Geliah menurun 8. Ciptakan pasien
ansietas (5) suasana nyaman
teratasi. 7. Frekuensi nadi terapeutik bercerita
menurun (5) untuk 9. Untuk
8. Pola tidur menciptaka mementuk
membaik (5) n an
kenyamana masalah
9. Pahami pasien
situasi yang 10. Agar
mmebuat pasien
ansietas dapat
10. Motivasi meningkat
mengidentif kan
ikasi situasi kemampu
yang an yang
memicu dimiliki
kecemasan 11. Peningkat
11. Informasika an
n secara penegtahu
factual an
mengenai 12. Upaya
diagnose,pe penyembu
ngobatan han
dan
prognosa
12. Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas
, jika perlu
15 Ketidakbe Setelah 4. Pernyataan Promosi Harapan 13.
november rdayaan dilakukan mampu (I.09307)
2023 jam tindakan melakukan 8. Identifikasi
10.00 wib keperawtan 3x aktivitas harapan pasien
60 menit meningkat dan keluarga
masalah (5) dalam
ketidakberdaya 5. Penyataan pecapaian
an teratasi. frustasi hidup
meningkat 9. Sadarkan
(5) kondisi yang
6. Ketergantun dialami
gan dengan memiliki niali
orang lain penting
meningkat 10. Libatkan
(5) pasien secara
aktif dalam
perawatan
11. Ciptakan
lingkungan
yang
memudahkan
mempraktikan
kebutuhan
sepiritual
12. Anjurkan
mengungkapk
an perasaan
terhadap
kondisi
dengan
realistis
13. Anjurkan
mempertahank
an hubungan
terapeutik
dengan orang
lain
14. Ajarkan cara
Menyusun
tujuan yang
sesuai dengan
harapan
16 Isolasi Setelah 4. Minat interaksi Promosi Sosialisasi 4. Mengetah
november Sosial dilakuan meningkat (5) ( I.134978) ui tingkat
2023 jam tindakan 5. Verbalisasi 6. Identifikasi kemampu
16.00 wib keperawatan social menurun kemampuan an
tindakan (5) melakukan berinterak
keperawatan 3 6. Perilaku interaksi si
x 60 menit menarik diri dengan orang 5. Agar
masalah isolasi menurun (5) lain pasien
sosial teratasi 7. Motivasi dapat
meningkatkan bersosialis
keterlibatan asi dengan
dalam suatu orang lain
hubungan 6. Agar
8. Motivasi untuk pasien
melakukan dapat
aktivitas baru mengungk
9. Anjurkan apkan
berinteraksi perasaan
dengan orang dengan
lain secara orang lain
bertahap
10. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
O. IMPLEMENTASI
No Hari/Tgl/Jam Dx.Kep Impelemtasi Respon TTD
Keperawatan
1. Hr 1 1 Memonitor tanda- S:
tanda ansietas - Pasien mengatakan
gelisah dan kawatir
terkadang sulit tidur
terkait penyakitnya
karena sudah lama
berobat tidak sembuh-
sembuh.
O:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak
menyendiri
- TD : 140/90 mmHg,
- N: 65 x/mnt
2 Mengidentifikasi S:
harapan pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga dalam tidak ingin menjadi
pecapaian hidup beban oleh anaknya
- Pasien mengatakan
menginginkan dapat
beraktivitas
O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak murung

1,2,3 Menciptakan suasana S:-


terapeutik untuk O:
menciptakan - Pasien tampak
kenyamanan menjawab seperlunya

1 Memahami situasi yang S:


membuat ansietas - Pasien mengatakan
cemas muncul ketika
sendirian dan tidak mau
tidur, dengan detak
jantung yang meningkat
O:
- Pasien tampak bercerita
akan masalahnya
2 Menyadarkan kondisi S:
yang dialami memiliki - Pasien mengatakan
niali penting merasa menjadi beban
anak
O:
- Pasien tampak murung
3 Identifikasi S:
kemampuan melakukan  Pasien nyaman sendiri
interaksi dengan orang  Pasien megatakan
lain berbeda dengan orang
lain
 Pasien malu
berinteraksi dengan
orang lain
O:
 Pasien hanya menjawab
seperlunya
 Pasien tampak
menyendiri
1,2,3 Memotivasi S:
meningkatkan  Pasien mengatakan
keterlibatan dalam masih malu dan ragu
suatu hubungan dan dalam membuat
Motivasi keputusan
mengidentifikasi situasi  Pasien mengatakan
yang memicu cemas pada penyakitnya
kecemasan O:
 Pasien masih tampak
murung

2 Mengjarkan cara S:
Menyusun tujuan yang - Pasien mengtakan ingin
sesuai dengan harapan hidup lebih sehat
O:
- Pasien tampak tidak
nyaman
2 1 Memonitor tanda- S:
tanda ansietas - Pasien mengatakan
terkadang masih gelisah
O:
Hr 2
- Pasien tampak
menyendiri
- TD :120/90 mmHg,
- N: 88 x/mnt
2 Mengidentifikasi S:
harapan pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga dalam tidak ingin menjadi
pecapaian hidup beban oleh anaknya
- Pasien mengatakan
menginginkan dapat
beraktivitas
O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak murung

1,2,3 Menciptakan suasana S:-


terapeutik untuk O:
menciptakan - Pasien tampak lebih
kenyamanan nyaman bercerita
mengenai masalahnaya

1 Memahami situasi yang S:


membuat ansietas - Pasien mengatakan
terkadang masih cemas
O:
- Pasien tampak bercerita
akan masalahnya
2 Menyadarkan kondisi S:
yang dialami memiliki - Pasien mengatakan
niali penting akan berusaha secara
bertahap
O:
- Pasien tampak
menyendiri
2 Mengidentifikasi S:
kemampuan melakukan  Pasien nyaman sendiri
interaksi dengan orang  Pasien megatakan
lain berbeda dengan orang
lain
O:
 Pasien lebih bersahabat
1,2,3 Memotivasi S:
meningkatkan  Pasien mengatakanan
keterlibatan dalam akan berusaha untuk
suatu hubungan dan berinteraksi dengan
Motivasi orang
mengidentifikasi situasi O :
yang memicu Pasien tampak lebih
kecemasan baik

1,2,3 Menganjurkan berbagi S:


pengalaman dengan - Pasien mengtakan
orang lain masih malu untuk
bercerita dengan orang
lain
O:
- Pasien lebih tenang
1,2,3 Memberikan S:
Pendidikan kesehatan - Pasien mengtakan
tentang masalah sudah mengetahui apa
kesehatan yang dialami yang di ajarkan dan di
( pengobatan, pola anjurkan oleh petugas
makan) O:
- Pasien lebih tenang
2 Mengjarkan cara S:
Menyusun tujuan yang - Pasien mengtakan
sesuai dengan harapan sudah berlatih berjalan
lebih lama dan
memasak
O:
- Pasien tampak tidak
nyaman
3 1 Memonitor tanda- S:
tanda ansietas - Pasien mengatakan
terkadang masih gelisah
O:
Hr 3
- Pasien tampak
menyendiri
- TD :140/80 mmHg,
- N: 95 x/mnt
2 Mengidentifikasi S:
harapan pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga dalam tidak ingin menjadi
pecapaian hidup beban oleh anaknya
- Pasien mengatakan
menginginkan dapat
beraktivitas
O:
- Pasien tampak
bersemangat dan
bersahabat

1,2,3 Menciptakan suasana S:-


terapeutik untuk O:
menciptakan - Pasien tampak lebih
kenyamanan nyaman bercerita
mengenai masalahnaya

1 Memahami situasi yang S:


membuat ansietas - Pasien mengatakan
cemas berkurang
O:
- Pasien tampak bercerita
akan masalahnya
2 Menganjurkan S:
mempertahankan - Pasien mengatakan jika
hubungan terapeutik memiliki masalah akan
dengan orang lain bercerita ke
keluarganya
O:
- Pasien tampak terbuka
3 Identifikasi S:
kemampuan melakukan  Pasien mengatakanan
interaksi dengan orang akan berusaha untuk
lain berinteraksi dengan
orang
O:
 Pasien tampak lebih
bersahabat
1,2,3 Memotivasi S:
meningkatkan  Pasien mengatakanan
keterlibatan dalam akan berusaha untuk
suatu hubungan dan berinteraksi dengan
Motivasi orang
mengidentifikasi situasi O :
yang memicu Pasien tampak lebih baik
kecemasan

2 Mengjarkan cara S:
Menyusun tujuan yang - Pasien mengtakan
sesuai dengan harapan sudah terbuka dengan
keluarganya
O:
- Pasien tampak tnyaman
1,3 Menganjurkan berbagi S:
pengalaman dengan - Pasien mengatakan
orang lain akan terbuka dengan
keluarganya
O:
- Pasien lebih tenang
P. EVALUASI
No Hari/Tgl/ Dx.Kep Evaluasi TTD
Jam
1 S:
- Pasien mengatakan cemas,gelisah
dan kawatir terkadang sulit tidur
terkait penyakitnya karena sudah
lama berobat tidak sembuh-
sembuh
O:
- Pasien tampak murung
Hr 1 Ansietas A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda- tanda ansietas
- Ciptakan suasana terapeutik
untuk menciptakan kenyamana
- Pahami situasi yang mmebuat
ansietas
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan

Ketidakberdayaan S :
- Pasien mengatakan karena
penyakitnya pasien berhenti
bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu karena tidak
dapat berkatvitas seperti dulu,
- pasien mengatakan jika hidupnya
bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna
O:
- pasien tampak lemas
- pasien tampak mengantuk
- pasien tampak tidak nyaman
A: Masalah ketidakbedayaan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pecapaian hidup
- Sadarkan kondisi yang dialami
memiliki niali penting
- Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan sepiritual
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
- Ajarkan cara Menyusun tujuan
yang sesuai dengan harapan
S:
 Pasien mengatakan masih malu
berinteraksi dengan orang baru
 Pasien mengatakan masih merasa
berbeda denngan orang lain
O:
 Pasien tampak suka menyendiri
 Pasien tampak menjawab
seperlunya
Isolasi sosial A : masalah isolasi social belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Meidentifikasi kemampuan
melakukan interaksi dengan
orang lain
 Memotivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Menganjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
2 S:
 Pasien mengatakan terkadang
masih gelisah
 Pasien mengtakan masih malu
untuk bercerita dengan orang lain
O:
 Pasien tampak lebih bersahabat
 Pasien tampak nyaman dan
tenang
Hr 2 Ansietas A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor tanda- tanda ansietas
 Ciptakan suasana terapeutik
untuk menciptakan kenyamanan
 Pahami situasi yang mmebuat
ansietas
 Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan

Ketidakberdayaan S :
- pasien mengatakan jika hidupnya
bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna
- pasien mengatakan akan berusaha
melakukan kegiatan bermanfaat
O:
- pasien tampak lemas
- pasien tampak lebih nyaman
A: Masalah ketidakbedayaan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pecapaian hidup
- Sadarkan kondisi yang dialami
memiliki niali penting
- Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan sepiritual
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
- Ajarkan cara Menyusun tujuan
yang sesuai dengan harapan
S:
 Pasien mengatakanan akan
berusaha untuk berinteraksi
dengan orang
 Pasien mengatakan masih ragu
dalam membuat keputusan
O:
 Pasien tampak malu – malu tetapi
dapat belajar berkenalan dengan
orang lain.
Isolasi sosial
A : masalah isolasi social belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Meidentifikasi kemampuan
melakukan interaksi dengan
orang lain
 Memotivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Menganjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
3 S:
 Pasien mengatakan lebih nyaman

O :
Hr 3 Ansietas
- Pasien tampa tenang
- Gelisah menurun
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan Intervensi
Ketidakberdayaan S :
- Pasien mengatakan sudah
Menyusun rencana kegiatan yang
bermanfaat
- Pasien mengatakan keluarganya
sudah terbuka dengan dirinya
O:
- Pasien tampak bersahabat
- Pasien tampak lebih segar
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

S:
 Pasien mengatakanan akan
berusaha untuk berinteraksi
dengan orang
 Pasien mengatakan akan terbuka
dengan keluarganya
Isolasi sosial
O:
 Pasien tampak lebih nyaman dan
bersahabat.
A : Masalah isolasi social teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan diabetes mellitus
penulis memberikan pelayaanan keperawatan. Pada kesempatan ini penulis melaksanakan
asuhan keperawatan secara komperenshif yang meliputi aspek biologis-psikologis –sosial-
spiritual berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama pendidikan dan
mampu mendokumentasiaknnya dalam studi kasus. Setelah melakukan asuhan keperawatan
pada Ny.T dengan gangguan sistem endokrin di RT 2 Bambankerep Semarang mulai dari
tanggal 13-18 November 2023 dapat disimpulkan :
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 13 November 2023, pengkajian meliputi
aspek bio, psiko sosial dan spiritual dengan pendekatan pengkajian melakukan
wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan menanyakan riwayat kesehatan
tentang klien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
head to toe. Selama melakukan pengkajian terhadap klien, penulis tidak menemukan
kesulitan karena klien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik. Sehingga proses
pengkajian yang dilakukan penulis dapat berjalan dengan lancar
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian dan dianalisa, maka penulis dapat menentukan
diagnosa Ny.T yang sesuai dengan teori yaitu:
a. Ansietas berhubungan dengan penyakit kronis progresif yang di tandai dengan
Pasien mengatakan cemas,gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini
sudah terjadi 5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM,
hipertensi,kolesterol dan gejala stroke. Pengobatan cito setiap bulan selama 9
tahun. Pasien mengatakan cemas tiba-tiba dan tidak bisa tidur, dengan detak
jantung yang meningkat, pasien tampak menyendiri, pasien tampak
gelisah,TD : 140/90 mmHg, N: 65 x/mnt
b. Ketidakberdayaan berhubungan dengan program dan perawatan yang komples
ditandai dengan Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja
sudah 8 tahun sehingga pasien merasa malu karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu, pasien mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak berguna,pasien tampak murung dan lemas
c. Isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan di tandai dengan Pasien mengatakan nyaman sendirian, Pasien
mengatakan berbeda dengan orang lain. Pasien tampak menyendiri,Pasien
tampak pendiam tidak berbicara apabila tidak di tanya ( D.0121).
3. Rencana tindakan keperawatan yang di tetapkan oleh penulis sesuai dengan
kemampuan, kondisi, sarana dan berdasarkan prioritas, serta ditentukan dan ketahui
keluarga Ny.T sehingga dilakukan kerja sama yang baik dalam pelaksaaannya dan
tidak menemukan hambatan.
4. Implementasi Pelaksaan tindakan keperawatan pada Ny.T sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan dengan melibatakan keluarga klien. Selama melaksanakan
tindakan memberikan asuhan keperawatan, Ny.T beserta keluarganya sangat
kooperatif dan keluarga klien dapat membantu dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Asuhan pada Ny.T dengan diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh
kepatuhan klien mengontrol kadar glukosa darah dengan cara meminum obat dengan
rutin, klien dan keluarga ikut serta dalam memontor kepatuhan klien tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis terdiri dari dua jenis yaitu evaluasi sumatif dan
formatif untuk menentukan tercapai atau tidaknya tindakan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentunkan dalam perencanaan keperawatan,
masalah-masalah yang terjadi pada klien umumnya dapat teratasi pada hari ke-3 dan
teratasi dan dilanjutkan pemantauan kesehatan secara teratur.
B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.T dengan Diabetes mellitus di
RT 2 Bambankerep Semarang, maka disamping kesimpulan di atas, penulis akan
menyampaikan saran untuk meningkatan Kesehatan terutama pada pasien diabetes
mellitus ataupun klien yang lain sebagai berikut:
1. Untuk pihak Desa Bambankerep hendaknya meningkatan promosi pelayanan
Kesehatan yang ada, yang diawali secara promotif dan preventif. Saran guna
untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
diabetes mellitus, yang di awali secara promotif dan preventif.
2. Untuk mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Widya Husada, hendaknya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan klien lebih ditingkatakan lagi dalam menambah
ilmu pengetahuan tentang penyakit agar dalam menagani klien dapat dilakukan
secara optimal.
3. Untuk klien diabetes mellitus hendaknya bisa hidup tegar dengan menerima
kondisi dengan ikhlas. Hidup sehat dengan pola baru yaitu dengan penuh
kesadaran. Mawas diri, ikuti diet rendah kalori, kelola stres, kurangi asupan gula
4. Untuk keluarga memberikan suport dan motivasi untuk menumbuhkan semangat
hidup, serta bersedia menanggung sumber dana, mengingat biaya terapi yang
cukup mahal
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Nurse Care Plan ini banyak sekali kekurangan,
karenanya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Pardede, J. A. (2020). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Kecemasan.

Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of
Preschool Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal

Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 8(3),


223-https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.223-234

Pardede, J. A., Keliat, B. A., Damanik, R. K., & Gulo, A. R. B. (2020).


https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128

PERKENI.(2006).buku konsensus 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus Tipe 2 di Indonesia 2016. Jakarta

Riskesdas .(2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2018

Stuart, G. W. 2017. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC

Stuart, Keliat & Pasaribu (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Edisi Indonesia (Buku 1)

Anda mungkin juga menyukai