Dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Desi Ramadhani
2. Diana Evitasari
3. Dina Siti Maisyaroh
4. Dinda Melani Putri
5. Ema Vinadia Dinda Nirmala
6. Fadhilah Azzahro Amalia
7. Fifi Della Avista
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi juga
menyerang remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena dua faktor, yakni faktor genetik
dan faktor life style. Diabetes Melitus pada remaja sebagian besar terjadi pada remaja
obesitas, tetapi tidak jarang juga terjadi pada remaja dengan IMT (Indeks Massa
Tubuh) normal (Toto. dkk, 2018). Diabetes Melitus adalah kondisi ketika kadar gula
dalam darah diatas nilai normal (normal: 60mg/dl sampai 145 mg/dl), sehingga DM
semakin parah dan mengakibatkan komplikasi yang mengganggu kondisi psikologis
dan sosial seperti contoh penyakit ulkus kaki. Gangguan psikologis dari terjadinya
ulkus kaki adalah rasa takut, sedih, dan kecewa terhadap rasa sakit pada kaki diabetik
sehingga menimbulkan gangguan sosial. Gangguan sosial dari ulkus kaki adalah malu
untuk bersosialisasi dan bertemu dengan orang lain karena kondisi kaki yang sudah
terinfeksi (Ningsih, 2008).
Penderita DM dapat timbul komplikasi jika tidak ditangani dengan baik,
kondisi inilah yang memicu timbulnya stressor psikologis dan psikosoial terhadap
pemeliharaan status kesehatan (Sativa. dkk, 2017). Beberapa penelitian seperti
Kakleas. dkk, Oford dalam Putra dan Ningsih menunjukan DM dapat mempengaruhi
beberapa faktor psikososial seperti stres, kecemasan, citra tubuh, dukungan keluarga
dan dukungan sosial. Hasil penelitian Kakleas. dkk (2009) mendapatkan bahwa
remaja dengan DM berisiko tinggi mengalami kejiwaan yang menyebabkan ketidak
patuhan terhadap pengobatan dan penurunan kontrol DM. Mereka yang mengalami
peningkatan risiko adalah remaja putri dengan masalah keluarga, kinerja untuk
bersekolah yang buruk, dan kualitas hidup yang buruk. Namun, dukungan teman dan
dukungan keluarga untuk peningkatan kontrol metabolisme dan emosional sangat
penting. Penderita DM membutuhkan dukungan sosial untuk menjalani kehidupan
sehari-hari dalam mengatur pola hidup yang dapat menyebabkan stres karena
dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk memperkecil tekanan-tekanan atau stres
yang dialami individu, dengan kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka
dukungan sosial tidak berpengaruh (Oford dalam Putra, 2011).
B. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pasien mengatakan cemas, gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini sudah
terjadi 5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM, hipertensi dan
kolesterol tinggi. Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja
sudah 8 tahun sehingga pasien merasa malu dan marah karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu, pasien mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang lain,pasien
merasa dirinya tidak berguna, Pasien mengatakan cemas muncul tiba-tiba dan sulit
tidur, dengan detak jantung yang meningkat. pasien tampak menyendiri dan pasien
tampak gelisah. Pasien mengatakan lebih nyaman sendiri, Pasien mengatakan berbeda
dengan orang lain. Pasien tampak menyendiri, pasien tampak pendiam tidak berbicara
apabila tidak di tanya,pasien tampak murung,pasien tampak lemas.
b. Etiologi
Menurut Donsu, (2017) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anxiety, yaitu :
a. Faktor Presdisposisi
1. Biologi
Suatu model biologis yang menerangkan bahwa ekspresi emosi yang
melibatkan struktur anatomi dalam otak dan aspek biologis ini menerangkan
adanya pengaruh neurotransmitter yang dapat menyebabkan kecemasan.
Dikatakan bahwa ada 3 jenis neurotransmiten yang berhubungan dengan
anatomi otak yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah norepineprin,
serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
2. Psikologis
Suliswati (2005) dalam Donsu (2017) menjelaskan bahwa ketegangan
dalam kehidupan yang dapat menimbulkan anxiety diantaranya adalah suatu
tragedi yang membuat trauma baik krisis perkembangan maupun situasional
seperti terjadinya bencana, konflik emosional individu 9 yang terselesaikan
dengan baik serta mengalami konsep diri yang terganggu.
3. Sosial Budaya
Adanya riwayat gangguan anxiety dalam keluarga yang mempengaruhi
respon individu dalam bereaksi terhadap konflik dan cara mengatasi
kecemasan. Dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecemasan adalah social budaya, potensi stress, serta lingkungan.
b. Faktor Prespitasi
Digambarkan oleh Stuart & Laraia (2005), yang dikutip dalam Donsu,
(2017) bahwa stresor pencetus sebagai stimulant yang dipersepsikan oleh
individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk mempertahankan
diri bisa dari internal maupun eksternal. Kesehatan umum seseorang akan
memiliki efek yang nyata sebagai presipitasi terjadinya kecemasan. Apabila
seseorang sudah mengalami gangguan pada kesehatan akan berakibat pada
kemampuan seseorang dalam mengatasi ancaman berupa penyakit akan
menurun, lalu kondisi psikologis juga dapat menyebabkan suatu keadaan
kecemasan seperti kematian, perceraian,dan dilema etik, dan status sosial
ekonomi seseorang dapat juga mempengaruhi timbulnya stress yang akan
berakibat terjadinya kecemasan.
c. Tanda dan gejala
Menurut PPNI (2016) tanda dan gejala ansietas :
Gejala dan Tanda Mayor Ansietas
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung Tampak
2. gelisah
3. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi Tampak tegang
4. Tampak tegang Sulit tidur
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
A. POHON MASALAH
ISOLASI SOSIAL
KETIDAKBERDAYAAN
ANSIETAS
DIABETES MILITUS
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Ketidakberdayaan
3. Isolasi sosial
BAB III
NURSING CARE PLAN
Tanggal Dikaji
A. IDENITITAS KLIEN
Inisial : Ny. T Penyakit medis : Diabetes Melitus,Hipertensi, Kolesterol
Umur : 60 tahun Alamat : Babankerep
Informan : Klien
B. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan cemas, gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini sudah terjadi
5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM, hipertensi dan kolesterol tinggi.
Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu dan marah karena tidak dapat berkatvitas seperti dulu, pasien
mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna, Pasien mengatakan cemas muncul tiba-tiba dan sulit tidur, dengan detak
jantung yang meningkat. pasien tampak menyendiri dan pasien tampak gelisah. Pasien
mengatakan lebih nyaman sendiri, Pasien mengatakan berbeda dengan orang lain. Pasien
tampak menyendiri, pasien tampak pendiam tidak berbicara apabila tidak di tanya,pasien
tampak murung,pasien tampak lemas.
C. Faktor predisposisi
1 Apakah memiliki penyakit fisik ? Tidak Ada
2 Bagaiamana riwayat penyakit jiwa yang diderita ? Tidak ada
3 Pengobatan sebelumnya ?
Pasien mengatakan Cito setiap bulan sudah selama 9 tahun
4 Apakah pernah memiliki pengalaman menjadi korban kekerasan? Tidak
5 Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit tersebut? Tidak
6 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? Tidak ada
D. FAKTOR PRESIPITASI
Dalam jangka waktu 6 bulan
1. Apakah klien memiliki penyakit fisik yang belum sembuh? Tidak
2. Apakah klien putus obat (tidak minum ? berapa lama? Tidak
3. Apakah klien mengonsumsi NAPZA? Tidak
4. Apakah klien mengalami perisitiwa atau kejadian yang tidak menyenagkan dalam 6
bulan terakhir? Tidak
E. FISIK
Tanda vital : Tekanan darah 140/90 mmHg
Nadi 65x/menit
S: 36 RR 20 x/menit
Ukur : TB : 150 cm
BB : 73 kg
F. PSIKOSISAL
1. Konsep diri
Gambaran diri : Ny.T mengatakan tidak ada salah satu bagian tubuh
yang disukai
Identitas diri : Klien seorang laki-laki berusia 60 tahun
Peran : Klien berperan sebagai ibu dan istri dari keluarganya
Ideal diri : Klien mengatakan ingin berguna dan tidak
menyusahkan anak dan lingkungan
Harga diri : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan keluarga
atau orang lain
2. Hubungan sosial
Orang yang berarti : Anak dan suaminya
Peran serta dalam : Tidak ada
kegiatan
Hambatan dalam : Pasien malu dan takut berinteraksi dengan
hubungan dengan orang orang lain
lain
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak √ Cara berpakaian tidak
sesuai seperti biasanya
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif
4. Alam perasaan
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi Gembira
5. Afek
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Agitasi
Pengecap Penghiduan
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangesial Kehilangan
asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan
pembicaraan
10. Wahan
12. Memori
Gangguan Gangguan
ringan bermakna
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Masalah lainya
K. ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
DS : Ansietas (D.0080)
Pasien mengatakan
cemas,gelisah dan kawatir
terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama
berobat tidak sembuh- sembuh
perasaan ini sudah terjadi 5 hari
yang lalu
Pasien mengatakan meiliki
riwayat DM, hipertensi dan
kolesterol dengan pengobatan
cito setiap bulan selama 9 tahun
Pasien mengatakan cemas tiba-
tiba,tidak bisa tidur dan dengan
detak jantung yang meningkat
DO :
Pasien tampak gelisah,
TD : 140/90 mmHg,
N: 65 x/mnt
DS : Ketidakberdayaan (D.0092)
- Pasien mengatakan karena
penyakitnya pasien berhenti
bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu dan marah
karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu
- Pasien mengatakan jika
hidupnya bergantung dengan
orang lain,pasien merasa dirinya
tidak berguna,
DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak murung
DS : Isolasi social ( D.0121)
Pasien mengatakan nyaman
sendirian
Pasien mengatakan berbeda
dengan orang lain.
DO :
Pasien tampak menyendiri,
Pasien tampak pendiam tidak
berbicara apabila tidak di tanya
Pasien tampak murung
L. ASPEK
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Ansietas (D.0080)
2. Ketidakberdayaan (D.0092)
3. Isolasi social ( D.0121)
2 Mengjarkan cara S:
Menyusun tujuan yang - Pasien mengtakan ingin
sesuai dengan harapan hidup lebih sehat
O:
- Pasien tampak tidak
nyaman
2 1 Memonitor tanda- S:
tanda ansietas - Pasien mengatakan
terkadang masih gelisah
O:
Hr 2
- Pasien tampak
menyendiri
- TD :120/90 mmHg,
- N: 88 x/mnt
2 Mengidentifikasi S:
harapan pasien dan - Pasien mengatakan
keluarga dalam tidak ingin menjadi
pecapaian hidup beban oleh anaknya
- Pasien mengatakan
menginginkan dapat
beraktivitas
O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak murung
2 Mengjarkan cara S:
Menyusun tujuan yang - Pasien mengtakan
sesuai dengan harapan sudah terbuka dengan
keluarganya
O:
- Pasien tampak tnyaman
1,3 Menganjurkan berbagi S:
pengalaman dengan - Pasien mengatakan
orang lain akan terbuka dengan
keluarganya
O:
- Pasien lebih tenang
P. EVALUASI
No Hari/Tgl/ Dx.Kep Evaluasi TTD
Jam
1 S:
- Pasien mengatakan cemas,gelisah
dan kawatir terkadang sulit tidur
terkait penyakitnya karena sudah
lama berobat tidak sembuh-
sembuh
O:
- Pasien tampak murung
Hr 1 Ansietas A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda- tanda ansietas
- Ciptakan suasana terapeutik
untuk menciptakan kenyamana
- Pahami situasi yang mmebuat
ansietas
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
Ketidakberdayaan S :
- Pasien mengatakan karena
penyakitnya pasien berhenti
bekerja sudah 8 tahun sehingga
pasien merasa malu karena tidak
dapat berkatvitas seperti dulu,
- pasien mengatakan jika hidupnya
bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna
O:
- pasien tampak lemas
- pasien tampak mengantuk
- pasien tampak tidak nyaman
A: Masalah ketidakbedayaan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pecapaian hidup
- Sadarkan kondisi yang dialami
memiliki niali penting
- Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan sepiritual
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
- Ajarkan cara Menyusun tujuan
yang sesuai dengan harapan
S:
Pasien mengatakan masih malu
berinteraksi dengan orang baru
Pasien mengatakan masih merasa
berbeda denngan orang lain
O:
Pasien tampak suka menyendiri
Pasien tampak menjawab
seperlunya
Isolasi sosial A : masalah isolasi social belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Meidentifikasi kemampuan
melakukan interaksi dengan
orang lain
Memotivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Menganjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
2 S:
Pasien mengatakan terkadang
masih gelisah
Pasien mengtakan masih malu
untuk bercerita dengan orang lain
O:
Pasien tampak lebih bersahabat
Pasien tampak nyaman dan
tenang
Hr 2 Ansietas A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Monitor tanda- tanda ansietas
Ciptakan suasana terapeutik
untuk menciptakan kenyamanan
Pahami situasi yang mmebuat
ansietas
Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
Ketidakberdayaan S :
- pasien mengatakan jika hidupnya
bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak
berguna
- pasien mengatakan akan berusaha
melakukan kegiatan bermanfaat
O:
- pasien tampak lemas
- pasien tampak lebih nyaman
A: Masalah ketidakbedayaan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pecapaian hidup
- Sadarkan kondisi yang dialami
memiliki niali penting
- Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan sepiritual
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
- Ajarkan cara Menyusun tujuan
yang sesuai dengan harapan
S:
Pasien mengatakanan akan
berusaha untuk berinteraksi
dengan orang
Pasien mengatakan masih ragu
dalam membuat keputusan
O:
Pasien tampak malu – malu tetapi
dapat belajar berkenalan dengan
orang lain.
Isolasi sosial
A : masalah isolasi social belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Meidentifikasi kemampuan
melakukan interaksi dengan
orang lain
Memotivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk diri
sendiri
Menganjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
3 S:
Pasien mengatakan lebih nyaman
O :
Hr 3 Ansietas
- Pasien tampa tenang
- Gelisah menurun
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan Intervensi
Ketidakberdayaan S :
- Pasien mengatakan sudah
Menyusun rencana kegiatan yang
bermanfaat
- Pasien mengatakan keluarganya
sudah terbuka dengan dirinya
O:
- Pasien tampak bersahabat
- Pasien tampak lebih segar
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
S:
Pasien mengatakanan akan
berusaha untuk berinteraksi
dengan orang
Pasien mengatakan akan terbuka
dengan keluarganya
Isolasi sosial
O:
Pasien tampak lebih nyaman dan
bersahabat.
A : Masalah isolasi social teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan diabetes mellitus
penulis memberikan pelayaanan keperawatan. Pada kesempatan ini penulis melaksanakan
asuhan keperawatan secara komperenshif yang meliputi aspek biologis-psikologis –sosial-
spiritual berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama pendidikan dan
mampu mendokumentasiaknnya dalam studi kasus. Setelah melakukan asuhan keperawatan
pada Ny.T dengan gangguan sistem endokrin di RT 2 Bambankerep Semarang mulai dari
tanggal 13-18 November 2023 dapat disimpulkan :
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 13 November 2023, pengkajian meliputi
aspek bio, psiko sosial dan spiritual dengan pendekatan pengkajian melakukan
wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan menanyakan riwayat kesehatan
tentang klien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
head to toe. Selama melakukan pengkajian terhadap klien, penulis tidak menemukan
kesulitan karena klien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik. Sehingga proses
pengkajian yang dilakukan penulis dapat berjalan dengan lancar
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian dan dianalisa, maka penulis dapat menentukan
diagnosa Ny.T yang sesuai dengan teori yaitu:
a. Ansietas berhubungan dengan penyakit kronis progresif yang di tandai dengan
Pasien mengatakan cemas,gelisah dan kawatir terkadang sulit tidur terkait
penyakitnya karena sudah lama berobat tidak sembuh- sembuh, perasaan ini
sudah terjadi 5 hari yang lalu, pasien mengatakan meiliki riwayat DM,
hipertensi,kolesterol dan gejala stroke. Pengobatan cito setiap bulan selama 9
tahun. Pasien mengatakan cemas tiba-tiba dan tidak bisa tidur, dengan detak
jantung yang meningkat, pasien tampak menyendiri, pasien tampak
gelisah,TD : 140/90 mmHg, N: 65 x/mnt
b. Ketidakberdayaan berhubungan dengan program dan perawatan yang komples
ditandai dengan Pasien mengatakan karena penyakitnya pasien berhenti bekerja
sudah 8 tahun sehingga pasien merasa malu karena tidak dapat berkatvitas
seperti dulu, pasien mengatakan jika hidupnya bergantung dengan orang
lain,pasien merasa dirinya tidak berguna,pasien tampak murung dan lemas
c. Isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan di tandai dengan Pasien mengatakan nyaman sendirian, Pasien
mengatakan berbeda dengan orang lain. Pasien tampak menyendiri,Pasien
tampak pendiam tidak berbicara apabila tidak di tanya ( D.0121).
3. Rencana tindakan keperawatan yang di tetapkan oleh penulis sesuai dengan
kemampuan, kondisi, sarana dan berdasarkan prioritas, serta ditentukan dan ketahui
keluarga Ny.T sehingga dilakukan kerja sama yang baik dalam pelaksaaannya dan
tidak menemukan hambatan.
4. Implementasi Pelaksaan tindakan keperawatan pada Ny.T sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan dengan melibatakan keluarga klien. Selama melaksanakan
tindakan memberikan asuhan keperawatan, Ny.T beserta keluarganya sangat
kooperatif dan keluarga klien dapat membantu dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Asuhan pada Ny.T dengan diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh
kepatuhan klien mengontrol kadar glukosa darah dengan cara meminum obat dengan
rutin, klien dan keluarga ikut serta dalam memontor kepatuhan klien tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis terdiri dari dua jenis yaitu evaluasi sumatif dan
formatif untuk menentukan tercapai atau tidaknya tindakan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentunkan dalam perencanaan keperawatan,
masalah-masalah yang terjadi pada klien umumnya dapat teratasi pada hari ke-3 dan
teratasi dan dilanjutkan pemantauan kesehatan secara teratur.
B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.T dengan Diabetes mellitus di
RT 2 Bambankerep Semarang, maka disamping kesimpulan di atas, penulis akan
menyampaikan saran untuk meningkatan Kesehatan terutama pada pasien diabetes
mellitus ataupun klien yang lain sebagai berikut:
1. Untuk pihak Desa Bambankerep hendaknya meningkatan promosi pelayanan
Kesehatan yang ada, yang diawali secara promotif dan preventif. Saran guna
untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
diabetes mellitus, yang di awali secara promotif dan preventif.
2. Untuk mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Widya Husada, hendaknya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan klien lebih ditingkatakan lagi dalam menambah
ilmu pengetahuan tentang penyakit agar dalam menagani klien dapat dilakukan
secara optimal.
3. Untuk klien diabetes mellitus hendaknya bisa hidup tegar dengan menerima
kondisi dengan ikhlas. Hidup sehat dengan pola baru yaitu dengan penuh
kesadaran. Mawas diri, ikuti diet rendah kalori, kelola stres, kurangi asupan gula
4. Untuk keluarga memberikan suport dan motivasi untuk menumbuhkan semangat
hidup, serta bersedia menanggung sumber dana, mengingat biaya terapi yang
cukup mahal
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Nurse Care Plan ini banyak sekali kekurangan,
karenanya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of
Preschool Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal
Riskesdas .(2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2018
Stuart, Keliat & Pasaribu (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Edisi Indonesia (Buku 1)