Anda di halaman 1dari 9

SCREENING DISTRESS PSIKOSOSIAL PADA PASIEN PENYAKIT KRONIK

(OSTEOSARKOMA)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengkajian Keperawatan Dewasa

Oleh :

Kelompok 3

Lis Mukti Lestari 22020118410008

Wenny Trisnaningyas 22020118410010

Khamid Hanafi 22020118410031

Arif Mudjiono 22020118410030

Wahyono 22020118410034

Indera Aini 22020118410055

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Perkembangan
pengobatan osteosarkoma telah melalui masa perbaiukan, dari mulai amputasi sebagai
standar terapi hingga pengobatan dengan radiasi, kemoterapi dan lain lain dewasa ini.
Namun kejadian metastasis tumor terutama ke paru paru terjadi rata rata setelah 8-12 bulan
paska amputasi dan memberikan dampak kematian setelah 12-24 bulan paska amputasi. Hal
ini memberikan dampak negatif terhadap kondisi psikis pasien dengan osteosarkoma yang
telah menjalani amputasi. Oeh karena itu osteosarkoma harus dilakukan perawatan yang
komprehensif untuk mengantisipasi dampak psikis dan spiritual maupun sosial pasien
osteosarkoma (Osteosarcoma: Evolution of Treatment Paradigms.2013)
Dengan berpedoman pada patient centered care dan aspek pemenuhan safety
patient, penatalaksanaan pasien kronik terminal maupun kronik paliatif memburtuhak
penaganan muktidisiplin sebgi bentuk upaya memberiukan perawatahn yang komprehensif
dengan melibatkan semua unsur pemberi lkayanan kesehatan, baik di rumah sakit,
puskesmas maupun dirumah.
Menghadapi tuntutan masyarakat atas keselamatan dan terjaminnya mutu layanan
kesehatan terutama keperawatan, perawat sebagai pemberi poelayanan langsung
berkewajiban memberikan pelayanan bedrasarkan kompetensi yang dimilki, namun dengan
melihat kebutuhan spesifik pasien tidak mungkin seorang ;perawata mampu melaksnakan
kegiatan pelayanan secara individu. Maka konsep pelayana ke[erawatan dengan
p[endekatan multi disiplin sangat diperlukan unuk memberikan pelsyanan keperawatan
sehingga yang komprehensif.
Respon penyakit tergantung terhadap kondisi kesiapan fisik, psikis, spiritual dan
dukungan sosial disekitar pasien. Meskipun reformasi keperawatan kesehatan telah
membawa perubahan positif, namun kesenjangan terhadap pelayanan kesehatan masih
tinggi. Hal ini berhubungan dengan komunikasi, koordinasi maupun keberadaan disiplin ilmu
lain yang dapat membawa dampak pelyanan kesehatan secara keseluruhan. Kurangnya
integrasi antara berbagai disiplin ilmu dan komunikasi yang tidak memadai antara penyedia
pelayanan menyebabkan keterlambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
sesuai untuk pasien dan keluarga, mengurangi hasil pelayanan kesehatan dan membawa
dampak biaya yang lebih tinggi.
Distress sangat umum terjadi di antara pasien dengan kanker dan orang-orang yang
mendukung mereka, baik keluarga maupun orang orang yang dekat dengan pasien.
Beberapa distres psikososial diantaranya kesedihan, takut atau perasaan ketidak berdayaan
yang dapat mengganggu proses perawatran atau pendampingan pasien dengan penyakit
kanker.
Distres psikososial ini dapat mempengaruhi pola tidur, sosialisasi dengan lingkungan
setempat, tingkat konsentrasi, mempengaruhi keputusan dalam mengambil tindakan dan
lain lain gangguan psikososial yang mengganggu dan dapat mengganggu kualitas kesehatan
pasien kanker. Perawat sering menjadi yang pertama dalam mendeteksi bahwa seseorang
tertekan. Perawat dapat ,menjadi orang yang pertama menemukan kejadian distres,
menginformasikan kepada team kesehatan lain, menyediakan konseling, membantu dalam
hal praktis dalam menejemen distres psikososial atau melakukan rujukan kepada team
kesehatan ahli alinnya.
B. TUJUAN

C. MANFAAT

BAB II
TINJAUAN LITERATUR

Gangguan kejiwaan dan psikososial antara pasien kanker telah dilaporkan sebagai
konsekuensi utama dari penyakit dan pengobatan. Masalah-masalah dalam menerapkan
pendekatan kejiwaan murni telah menentukan kebutuhan penataalaksanaan, termasuk
skrining untuk menilai kesusahan/distres dan gejala emosional dan penilaian spesifik yang
aspek psikososial dengan harapan untuk menjamin perawatan yang tepat untuk pasien
kanker dengan masalah psikososial.

A. DISTRES PSIKOLOGIS
Distress didefinisikan sebagi pengalaman yang tidak menyenangkan yang bersifat
mental, fisik, sosial, atau spiritual. Hal ini dapat mempengaruhi cara berpikir, merasa,
atau bertindak. Distress dapat mempersulit mengatasi pasien dengan kanker, gejala,
atau pengobatannya. Distress terjadi di berbagai pengalaman, hal ini dapat ringan dan
terdiri dari perasaan umum seperti sedih, takut, dan tidak berdaya, di sisi lain dapat
lebih parah. tingkat yang lebih tinggi dari marabahaya dapat menyebabkan masalah
dalam satu atau lebih bidang kehidupan (National Comprehensive Cancer
Network.2017).
B. GEJALA DISTRES
Beberapa gejala distress adalah:
1. Sedih, takut, dan ketidakberdayaan
2. Kemarahan, merasa di luar kendali
3. Mempertanyakan iman, tujuan dan makna hidup
4. Menarik diri dari banyak orang
5. Kekhawatiran tentang penyakit
6. Kekhawatiran tentang peran sosial Anda (yaitu, sebagai ibu, ayah, keluarga)
7. Kurang tidur, kurang nafsu makan, atau konsentrasi
8. Depresi, kecemasan, panik
9. pikiran sering penyakit dan kematian
C. HASIL
Distress terkait dengan sejumlah faktor negatif, aktor-faktor negatif adalah
beberapa alasan mengapa skrining distres sangat penting. Distress dapat
mempengaruhi seberapa baik Anda berfungsi, hal ini dapat mengganggu aspek
kehidupan seseorang, baik kualitas tidur, konsentrasi. Distress juga dapat mengganggu
pengambilan keputusan kesehatan atau tindakan. Penelitian menemukan bahwa orang-
orang yang tertekan cenderung untuk mengambil obat-obatan mereka tanpa petunjuk
dokter. Jika anda tertekan, anda juga mungkin melakukan tindakian yang tidak sehat,
distress dapat memperburuk kesehatan Anda. Distress mengarah ke kualitas hidup yang
buruk, bahkan mungkin memiliki dampak berbahaya pada panjang Anda hidup.
D. PENYEBAB DAN RESIKO
Tidak ada satu penyebab kesusahan yang sama antar individu, apa yang
menyebabkan kesusahan untuk satu orang dengan kanker mungkin tidak sama untuk
orang lain. Faktor risiko Anda lebih mungkin tertekan jika Anda:
1. Memiliki gejala yang tidak terkontrol
2. Memiliki masalah spiritual atau keagamaan
3. Memiliki penyakit parah selain kanker
4. Memiliki konflik keluarga
5. Memiliki gangguan kognitif
6. Memiliki kurangnya dukungan sosial
7. Memiliki akses terbatas ke perawatan kesehatan
8. Hidup sendiri
9. Lebih muda di usia
10. Memiliki anak-anak
11. Seorang wanita
12. Telah fisik atau pelecehan seksual
13. Memiliki hambatan untuk berkomunikasi
14. Memiliki gangguan penggunaan zat (yaitu, alkohol, obat-obatan)
15. Memiliki masalah uang
16. Memiliki gangguan mental (misalnya, kecemasan, depresi)
Faktor risiko adalah sesuatu yang meningkatkan kemungkinan suatu peristiwa. Ada
berbagai faktor risiko distress, anda mungkin memiliki faktor risiko yang berhubungan
dengan kesehatan. Beberapa orang memiliki gejala dari kanker, dari pengobatan kanker,
atau keduanya. Jika gejala yang parah atau bertahan lama, kesempatan anda menjadi
tertekan meningkat. Memiliki penyakit lain yang berat, gangguan kognitif, atau akses
terbatas perawatan kesehatan juga dapat menyebabkan distress.

E. PEMICU DISTRES
Distress dapat terjadi pada setiap waktu selama perjalanan kanker Anda. Namun,
ada kalanya distres menjadi lebih berat. Anda lebih mungkin untuk menjadi tertekan jika
Anda:
1. Mempelajari gejala membutuhkan lebih banyak pengujian
2. Sesaat dipulangkan dari rumah sakit
3. Sedang dinilai untuk kanker
4. Pengobatan baru saja selesai
5. Apakah dalam perawatan tindak lanjut
6. Sedang menjalani pengujian genetik
7. Respon pengobatan tidak bekerja
8. Sedang menunggu pengobatan
9. Gejala penyakit berkembang
10. Memulai jenis pengobatan lain
11. Kanker menjadi lebih parah
12. Memiliki komplikasi terkait pengobatan utama
13. Perjalanan penyakit yang tanpa harapan sembuh
Transisi dalam perawatan juga dapat menyebabkan distress. Contoh transisi termasuk
Pengalihan proses pengobatan ke unit layanan lain. Ini bisa menjadi perubahan besar ketika
bergeser dari kunjungan dokter sering selama pengobatan aktif menjadi kurang sering
kunjungan selama perawatan tindak lanjut. Idealnya, Anda akan diperiksa untuk distress
pada setiap kunjungan perawatan kesehatan.

D. MENILAI DISTRESS
Adalah bagian penting dari perawatan kanker, alat skrining dijelaskan dan manfaat
dari skrining dijelaskan. Anda juga bisa belajar yang dapat membantu Anda dengan
mengurangi distress.
E. ALAT SKRINING
Sebuah alat skrining adalah penilaian singkat untuk kondisi distress, alat skrining
meminta Anda untuk menanggapi satu atau lebih pernyataan lisan atau bentuk pertanyaan.
Alat ini telah diuji dalamstudi penelitian. Mereka telah ditemukan untuk bekerja dengan baik
untuk mendeteksi yang tertekan dan penentuan kebutuhan psikososial masyarakat. Ada
lebih dari satu alat skrining untuk distress. Alat skrining yang dibuat oleh para ahli NCCN
dalam kesusahan dijelaskan berikutnya. Distress Thermometer dan daftar Masalah The
Distress Thermometer adalah alat skrining terkenal di antara penyedia layanan kanker. Ini
telah ditunjukkan dalam banyak studi untuk bekerja dengan baik. Mengukur tekanan pada 0-
10 skala. Lingkaran jumlah yang sesuai tingkat kesulitan dalam seminggu terakhir. Ini akan
membantu tim perawatan kanker Anda belajar apa yang menyebabkan distress Anda. Pada
gilirannya, tim Anda dapat merujuk Anda ke bantuan yang tepat.
Distress thermometer adalah sebagai instrumen skrining pendek yang cepat dan
dapat menilai stress dalam perawatan kanker. Kata “distress” dipilih untuk mendefinisikan “
pengalaman emosional yang multifaktorial, menyenangkan yang bersifat psikologis (kognitif,
perilaku, emosi), sosial, dan atau spiritual yang dapat mengganggu kemampuan untuk
mengatasi kanker dengan efektif, gejala fisik dan pengobatannya. Distress memanjang
sepanjang kontinum, mulai dari perasaan yang normal, umum, kerentanan, kesedihan dan
ketakutan untuk masalah yang dapat melumpuhkan, seperti depresi, kecemasan, panik,
isolasi sosial dan eksistensial dan krisis spiritual krisis.
DT pada awalnya dikembangkan pada tahun 1998 oleh Roth et al, 1998, untuk
mengukur tekanan psikologis pada pasien kanker. Instrumen ini menggunakan 10-point
visual skala analog dari 0 (tidak ada distress) ke 10 (distress ekstrim). Skor 4 secara luas
setuju untuk menunjukkan tingkat signifikan distress (The clinical utility of the Distress
Thermometer: a review.2011)
DT adalah alat analog visual meminta subjek untuk menilai tingkat distress yang
dialami pada skala 0-10 dan untuk memeriksa masalah yang mungkin timbul dari aspek fisik,
emosional, spiritual, keluarga, dan masalah-masalah praktis. Panel DistressManagement
diterbitkan standar untuk perawatan psikososial pasien kanker dengan serangkaian langkah-
langkah berkualitas untuk skrining dan algorhythms mengelola tekanan dan gangguan
kejiwaan (misalnya, gangguan penyesuaian, depresi, bunuh diri dan bunuh diri risiko,
gangguan kognitif) yang telah diperbarui secara teratur secara tahunan (Psychosocial
screening and assessment in oncology and palliative care settings.2014)
F. MANFAAT SKRINING
1. Mengidentifikasi secara dini
Dengan instrumen ini, perawat dapat memberdayakan pasien untuk berbagi
perasaan dengan menanyakan kesusahan/distres yang dialami.
2. Memberikan panduan kepada team kanker untuk mengetahui distres yang dialami
pasien.
Dengan menanyakan distres/kesusahan yang dialami pasien, dapat mengetahui
secara rinci dan dalam perasaan yang sedang dialami paasien.
3. Memberikan panduan untuk memeberikan perawatan pasien kanker secara
multidisiplin.
Bermanfaat untuk menejemen distres yang lebih baik dan tepat.
G. PERAN TIM KANKER
Tim perawatan kanker Anda dapat memantau tingkat kesulitan Anda. Mereka dapat
mendeteks distress anda. Mereka juga dapat mengingatkan Anda tentang kemungkinjan
distres yang akan muncul. Tim asuhan kanker Anda dapat membantu untuk mengurangi
penderitaan Anda.
Beberapa peran yang trlibat didalam team perawatan kanker disini adalah; ahli
agama, pekerja sosial, psikolog, psikiater dan perawat.
H. PERAN PERAWAT
Bidang kompetensi perawat bervariasi, mulai dari perawat profesional hingga vokasional.
Peran perawat dalam screening distress psikologis pada pasioen osteosarcoma adalah
perawat
1. Perawat sering yang pertama mendeteksi bahwa seseorang mengalami distres, sehingga
peran perawat deteksi dini kejadian distres psikolgis sangat berperan penting
2. Perawat merencanakan pengelolaan distres kepada disiplin profesi lain.
3. Perawat juga menyediakan berbagai layanan untuk penatalsanaan distres.
4. Mereka dapat membantu dengan hal-hal praktis, memberikan konseling, dan merujuk
Anda ke ahli lainnya.
I. BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN MENTAL
Tim asuhan kanker Anda mungkin akan mengarahkan Anda ke seorang profesional
kesehatan mental. Ada banyak jenis profesional kesehatan Mental, Contohnya termasuk
pekerja sosial, psikolog, perawat psikiatri, dan psikiater. Namun, teak keperawatan kanker
akan merujuk kepada tenaga profesional yang sesuai dengan permaslahan yang dihadapi.
Adapun bentuk bantuan layanan kesehatan mental dapat diberikan melalui meode
farmakologis dan non farmaklologis.
J. PENILAIAN HASIL
National Comprehensive Cancer Network/NCCN telah menerbitkan panduan untuk
menilai distres psikologis yang dapat digunakan untuk menilai sejauh mana distres psikologis
pasien atau keluarga yang dialami. Distress Thermometer/DT dengan rentang nilai 0-10
mejadi alat ukur distres psikologis yang terjadi pada pasien atau keluarga dengan penyakit
kanker. Rentang nilai Dt ini adalah;
1. Skor 0 - 4
Tingkat distres dalam rentang ringan, namun mungkin memerlukan bantuan
sumber daya dan dukungan yang berguna
2. Skor 5 - 7
Pasien atau keluarga mengalami beberapa distres yang dapat
mempengaruhi kehidupan. Pasien atau keluarga memerlukan diskusi dengan team
kesehatandan menemukan cara untuk mendapatkan dukungan tambahan.
3. Skor 6 - 10
Pasien atau keluarga mengalami distres yang berat dan menyulitkan.
Direkomendasikan untuk melakukan konsdeling dengan team kesehatan tentang
penyebab yang mendasarin sistres yang dialami untuk mendapatkan cara yang
efektif melalkukan menejemen distres psikologis yang dialami.
K. UTILITAS DISTRESS THERMOMETER
DT adalah instrumen yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan dalam aspek konsultasi klinis. Bukti manfaat instrumen ini
dapat dilaksanakan secara multidisiplin pemebri pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
deteksi distres psikologis dan konsultasi klinis.

BAB III
PEMBAHASAN

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai