Anda di halaman 1dari 7

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang
dilarang dan diharamkanya, karena hanya dengan cara inilah, insya Allah kita mampu meraih
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak, Aamiin...
Hadirin jama’ah jumat Rohimakumullah,

Akhir-akhir ini kata jihad sering sekali terdengar di telinga kita, hal ini tentu sangat berkaitan dengan
kejadian yang saat ini tengah melanda di Negara sahabat kita, Bumi palestina yang merupakan tanah
mulia, kini luluh lantah karena konflik perebutan wilayah yang tak kunjung mereda, sudah tidak
terhitung lagi berapa banyak para syuhada berguguran menghapap Allah SWT,

Jihad yang dilakukan oleh para pasukan mukmin di bumi palestina saat ini, merupakan jihad yang
nyata, mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya keadilan dan kalimat Allah, betapa besar hadiah
yang mereka dapati, wafat dalam keadaan mulia, kondisi yang diharapkan oleh semua manusia
beriman di dunia,

Lantas bagaimana dengan kita, adakah kesempatan kita juga bisa berjihad dijalan Allah SWT?

Hadirin jama’ah jumat Rohimakumullah,

Berjihad dalam Islam, bukan hanya soal perang melawan musuh dimedan perang saja. Rasulullah
SAW menyebutkan dalam haditsnya, ada beberapa jihad lain yang juga termasuk jihad besar dalam
Islam, yang dapat kita lakukan walau tidak terjun langsung ke medan perang, Adapun jihad-jihad
besar tersebut adalah :

Yang pertama adalah, Jihad berbakti pada orang tua,

Nabi Muhammad SAW Bersabda :

Artinya: "Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi
SAW lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'" (HR
Muslim).

Dalam hadis di atas memberikan pelajaran, agar umat Islam memperhatikan kedua orang tuanya.
Jika keduanya masih hidup maka itu merupakan ladang amalnya untuk berbakti kepadanya, Dengan
berbakti kepada keduanya, diharapkan rahmat Allah swt akan turun kepada kita, perhatikanlah
kehdupannya, sebagaimana mereka telah memperhatikan kita diwaktu kecil. Nabipun
menambahkan bahwa dengan menjaga keduanya sama halnya kita menjaga pintu surga bagi kita
kelak, Nabi Muhammad SAW Bersabda :

Yang artinya : "Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian
bisa menjaganya." (HR Tirmidzi).
Berbakti kepada kedua orang tua ini juga merupakan salah satu dari 3 amalan yang sangat Allah
dicintai, bahkan kedudukanya berada satu tingkat di atas jihad di jalan Allah SWT

Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari jihad di jalan Allah
bukanlah prioritas pertama, karena ada yang lebih tinggi dan disukai oleh SWT dari pada jihad, yakni
shalat di awal waktu dan berbakti kepada orang tua. Hal itu dapat kita ketahui dari urutan kalimat
dalam hadits di atas, yakni pertama Sholat di awal waktu, kedua berbakti kepada kedua orang tua
dan ketiga barulah jihad dijalan Allah

Hadirin jama’ah jumat Rohimakumullah,

Jihad utama yang kedua adalah Jihad melawan hawa nafsunya sendiri

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

Yang artinya : Mujahid itu adalah mereka yang berjihad melawan hawa nafsunya (HR. Tirmidzi no.
1621

Dalam riwayat lain disebutkan:


Hadirih Rohimakumullah,

Berjihad melawan hawa nafsu dan syahwat, adalah jihad yang paling dasar. Tak mungkin kita dapat
menjihadi musuh kita, bila kita tak mampu menjihadi hawa nafsu kita sendiri.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, Orang yang paling sempurna hidayahnya, adalah yang paling
sempurna jihadnya. Jihad yang paling wajib adalah menjihadi diri sendiri, menjihadi hawa nafsu,
menjihadi setan, dan menjihadi dunia.

Siapa yang menjihadi empat perkara ini karena Allah, maka Allah akan memberikan hidayah
kepadanya berupa jalan jalan keridhaan-Nya yang akan menyampaikannya ke surga. Tapi barang
siapa yang meninggalkan jihadnya, maka ia akan kehilangan hidayah Allah sejumlah jihad yang
ditinggalkanya.

Jama'ah Jum'ah yang Dimuliakan Allah

Jihad melawan hawa nafsu, merupakan upaya melawan musuh dalam diri sendiri. Justru musuh
dalam diri sendiri inilah, memiliki level yang lebih tinggi, Hawa nafsu bermain dalam hati, memompa
perasaan 'ujub paling berjasa.

Terkadang juga riya' berpura-pura khusyu' tetapi ada maunya. Atau lebih dari itu, sudah merasa
menjadi hamba Allah yang paling ikhlas dan suci, yang belum tentu orang lain bisa melakukannya.
Atau Ketika seseorang yang berjihad, merasa dirinya telah berjasa besar kepada Islam dan merasa
dirinyalah yang berhak mendapatkan surga lengkap dengan bidadarinya.

Dan setan terus meniupkan hal ini didalam hatinya, sehingga merasa dirinya paling bernilai dan yang
paling dekat dengan Allah SWT. Itu berarti dia belum memenangkan musuh dalam dirinya sendiri.

Dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

Begitu lihainya mereka, menipu kita dalam hal yang terlihat baik, dikemas sedemikian rupa, tapi
kenyataanya malah justru mejerumuskan kita kedalam lautan dosa nan hina, Amal perbuatan yang
kita kira memiliki nilai pahala, pada kenyataanya menghantarkan kita meniti jalan ke lubang neraka,
patutlah kita senantiasa berlindung kepada Allah, mengharap hidayah dan inayah, kiranya Allah
tetap menjaga kita dari tipu daya setan dan bala tentaranya, Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin.

Hadirin jama’ah jumat Rohimakumullah,

Jihad utama yang ketiga adalah Bersedekah dijalan Allah

Selain melawan hawa nafsu, bersedekah juga merupakan salah satu bentuk jihad. Mereka yang
menyalurkan sedekah di jalan kebenaran, diibaratkan seperti orang yang berjuang di jalan Allah.
Dalam hadist lain disebutkan :

Hadirin jama’ah jumat Rohimakumullah,

Jihad utama yang ke empat adalah Menuntut Ilmu

Tidak diragukan lagi, menuntut ilmu selain merupakan ibadah yang wajib bagi laki-laki dan
perempuan muslim. perjuangan mencari ilmu juga dihitung sebagai jihad dalam Islam.
Dan Jihad utama yang terakhir adalah Jihad Menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim

Tidak banyak orang berani menyampaikan kebenaran, terlebih jika kebenaran yang disampaikan
akan memiliki dampak buruk pada dirinya. Misalnya, menyampaikan kebenaran kepada pemimpin
yang zalim. Oleh karena itu, menyampaikan kebenaran kepada pemimpin zalim dihitung sebagai
jihad yang utama dalam Islam.

Hadirin Rohimakumullah,

Demikianlah yang dapat khatib sampaikan tentang beberapa jihad utama yang dapat kita lakukan,
Semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua dan Allah berikan kita kekuatan untuk dapat
melaksanakanya, Aaamiin ya Robbal ‘Aalamiin

Anda mungkin juga menyukai