Anda di halaman 1dari 21

ANEMIA

DEFISIENSI BESI
PLENO KELOMPOK 1

SKENARIO 4
INTRODUCTION
1.Sulviani Fitri 20171066

2.Widya Zahrani 20171033

3.Nabila Dhiya Ulhaq 20171047

4.Karunia Pratama 20171063

5.Hamdani Mulya 20171046

6.Muhammad Ridha Burhan 20171005

7.Nuraini Putri 20171016

8.Hadzqia Auliani 20171040


WAJAH PUCAT
Ny. D seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta datang ke poli
kandungan RSPUR dengan G2P1AO, usia kehamilan 34-35 minggu. Ny. D tampak pucat
dan mengeluh cepat merasa lelah dan mata berkunang - kunang.

Ny. D punya riwayat masuk rumah sakit pada saat usia kehamilan 20 minggu
karena muntah-muntah hebat. Ny. D tidak ruin melakukan ANC (Antenatal Care) ke
puskesmas dan tidak mengkonsumsi vitamin dan zat besi selama hamil.

Dokter menyarankan Ny. D melakukan pemeriksaan darah. Pada pemeriksaan


laboratorium didapatkan Hb 8 gr/dI, leukosit 8.700/mm3, trombosit 245.000/mm3,
MCH 20 pg, MCV 60 fl, MCHC 27 g/dI, kadar ferritin 8ug/L, eritrosit 2,7 it/ ul, Ht 24%.

Dokter menyarankan agar Ny. D memperhatikan kehamilannya, jika tidak akan


beresiko akan kesehatan ibu dan janinnya.

Sebagai mahasiswa Kedokteran bagaimana anda


menganalisis kasus di atas?
IDENTIFIKASI ISTILAH

01 02
MCH MCHC
Mean corpuscular hemoglobin Mean corpuscular hemoglobin
(MCH), jumlah rata-rata concentration (MCHC),
hemoglobin dalam eritrosit. perhitungan rata-rata konsentrasi
hemoglobin di dalam eritrosit

03 04
ANC Ferritin
Pemeriksaan kehamilan untuk Sejenis protein dalam tubuh
meningkatkan kesehatan fisik dan berfungsi mengikat zat besi
mental pada ibu hamil secara
optimal.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah penyebab terjadinya pucat, mata
berkunang-kunang serta cepat merasa lelah pada Ny.
D?

2. Apa dampak jika ibu hamil tidak mengkonsumsi


vitamin selama kehamilan?

3. Apakah yang terjadi jika saat kehamilan tidak


sering melakukan pemeriksaan ANC seperti Ny. D ?

4. Vitamin apa saja yang berperan penting untuk


kehamilan?

5. Apa saja yang menjadi kontraindikasi pada kasus


ini?
KLARIFIKASI MASALAH
1. Pada hasil pemeriksaan lab dapat kita temui yaitu Hb yg rendah
Kadar Hb Normal pada Ibu Hamil:
· Hamil trimester 1: 11.6 - 13.9 gr/dL
· Hamil trimester 2: 9.7 - 14.8 gr/dL
· Hamil trimester 3: 9.5 - 15 gr/dL
Kemudian MCV, MCH, dan ferritinin pada kasus ini rendah, dapat diketahui
kebiasaan bahwa tidak mengkonsumsi zat besi menjadi penguat kecurigaan kita
bahwa kondisi Ny.D adalah anemia.

Zat besi seperti kita tahu berperan dalam membantu distribusi oksigen pada
tubuh, kondisi anemia dimana zat besi tidak tercukupi menyebabkan gangguan pada
hal ini yang akan menyebabkan kondisi tubuh hipoksia, akibatnya gejala yg muncul
bisa seperti badan terasa lelah, mata terasa berkunang, dan pucat.
Terutama pada kasus anemia berat dapat dijumpai gangguan pada mata yang
disebut anemia retinal hypoxia
KLARIFIKASI MASALAH
2. Dampak kurangnya vitamin yang dibutuhkan selama kehamilan dikhawatirkan
akan mengganggu baik perkembangan janin maupun kesehatan si ibu. Efek yang
terjadi saat defisiensi zat besi dan asam folat(vitamin B9) yang akan mengakibatkan
anemia kehamilan.

● Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I dapat menyebabkan


Abortus(kelainan) dan kelainan kongenital.
● Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan
mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Saat melahirkan, anemia dapat menimbulkan gangguan baik primer sekunder


maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan
yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat pasca melahirkan anemia dapat
menyebabkan: atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusi uteri .
KLARIFIKASI MASALAH
3. Antenatal care dilakukan melihat fokus pada :
● Mother Concern (Menyangkut si ibu):

- Kesehatan selama kehamilan baik sebelum, saat, dan sesudah melahirkan


-Mengurangi morbiditas ataupun kematian ibu anak
-Mengurangi resiko kesehatan setelah kehamilan
-Improve role of parent : berhubungan dengan edukasi saat ibu sebelum hamil, saat
hamil, dan sesudah melahirkan

● Fetal/Neonatal Concern (Menyangkut si anak):

-Meningkatkan kesehatan bayi


-Mengurangi resiko prematur, IUGR (Intrauterine growth restriction), Congenital
anomaly (saat USG)
-Memantau pertumbuhan janin (fetal growth)
-Mengurangi Durasi rawat inap (Hospital LOS-Length of Stay)
KLARIFIKASI MASALAH
4. Vitamin yang berperan penting pada kehamilan
● Zat besi
Kebutuhan zat besi penting saat kehamilan dikarenakan unit fetoplasenta
membutuhkan sejumlah besar zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya
sendiri selama kehamilan dimana dari konsumsi 1 gram sekitar 360 mg ditransfer dari
ibu ke janin, khususnya selama trimester ketiga saat pertumbuhan paling pesat
untuk mempertahankan kandungan 75 mg zat besi per kg berat badan janin.

● Asam Folate
Selama kehamilan, kebutuhan folat meningkat dari 400 menjadi 600 μg/hari untuk
memastikan pertumbuhan janin dan plasenta karena perannya yang penting dalam
sintesis DNA dan replikasi sel. Kekurangan folat dapat menyebabkan sejumlah
komplikasi seperti preeklamsia, keguguran, lahir mati (stillbirth), berat lahir rendah,
prematur, dan malformasi tabung saraf(neural tube malformation) termasuk spina
bifida dan anencephaly.
KLARIFIKASI MASALAH
5. Penggunaan obat yang kontraindikasi selama kehamilan

Berikut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA (Food
Drug Administration) :

● Kategori A
Aman untuk janin seperti vitamin C asam folat, vit B6, parasetamol, zinc, dan
sebagainya.

● Kategori B
Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin, azitromisin, bisakodil,
cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin, klopidogrel,
eritromisin, ibuprofen, insulinlansoprazol, loratadin, mepenem, metformin,
metildopa, metronidazol, dan sebagainya.
KLARIFIKASI MASALAH
● Kategori C
Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika manfaat yang diperoleh
oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin tim bul pada janin. Contohnya albendazol,
allopurinol, aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfe nikol, ciprofloksasin,
klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamol dektrometorfan, digoksin, enalapril, efedrin,
flukonazol dan sebagainya.

● Kategori D
Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat. Pengunaan obat diperlukan untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman
tidak efektif atau tidak dapat diberikan. Contohnya alprazolam, amikasin, amiodaron,
carbamazepin, klordiaz epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam valproat, dan
sebagainya.

● Kategori X
Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, conhnya (amlodipi atorvastatin),
atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es tradiol), ergometrin, estradol,
miso prostol, oksitosin, simvastatin, warfarin.
LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan faktor resiko dan patofisiologi kasus
Anemia Defisiensi Besi pada kehamilan

2. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang kasus Anemia Defisiensi Besi pada
Kehamilan

3. Menjelaskan diagnosis kasus Anemia Defisiensi


Besi pada kehamilan

4. Menjelaskan tata laksana farmakologi dan non


farmakologi Anemia Defisiensi Besi pada kehamilan
FAKTOR RESIKO
Yang beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi:

● Wanita menstruasi
● Wanita menyusui atau hamil karena peningkatan kebutuhan zat besi
● Bayi, anak-anak dan remaja yang merupakan masa pertumbuhan yang
cepat
● Orang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang
makan daging dan telur selama bertahun-tahun.
● Menderita penyakit maag.
● Penggunaan aspirin jangka panjang
● Kanker kolon
● Vegetarian karena tidak makan daging, akan tetapi dapat digantikan
dengan brokoli dan bayam.
PATOFISIOLOGI

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
PEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANG

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya gejala pucat menahun tanpa disertai
adanya organomegali, seperti hepatomegaly dan splenomegaly.

Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCV


(PackedCell Volume), leukosit, trombosit ditambah pemeriksaan indeks eritrosit,
retikulosit, saturasi morfologi darah tepi dan pemeriksaan status besi (Fe serum,
TIBC, transferrin, Free Erythrocyte Protoporphyrin(FEP), ferritin). Pada ADB nilai
indeks eritrosit MCV, MCH akan menurun, MCHC akan menurun pada keadan berat,
dan RDW akan meningkat. Gambaran morfologi darah tepi ditemukan keadaan
hipokrom, mikrositik, anisositik hipokrom biasanya terjadi pada ADB, infeksi kronis
dan thalassemia.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO:
1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
2. Kosentrasi Hb eritrosit rata-rata <31% (N : 32-35%)
3. Kadar Fe serum <50 ug/dl (N : 80 – 180 ug/dl)
4. Saturasi transferin <15 % (N ; 20 – 50%)

Cara lain untuk menentukaan adanya ADB adalah dengan trial


pemberian preparat besi. Penentuan ini penting untuk mengetahui
adanya ADB subklinis dengan melihat respons hemoglobin terhadap
pemberian peparat besi. Prosedur ini sangat mudah, praktis, sensitif
dan ekonomis terutama pada anak yang berisiko tinggi menderita
ADB. Bila dengan pemberian preparat besi dosis 6 mg/kgBB/hari
selama 3 – 4 minggu terjadi peningkatan kadar Hb 1-2 mg/dl maka
dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan menderita ADB.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
Pengobatan anemia defisiensi besi terdiri atas:

(1). Terapi zat besi oral: pada bayi dan anak terapi besi elemental diberikan dibagi
dengan dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis, 30 menit sebelum
sarapan pagi dan makan malam. Terapi zat besi diberikan selama 1 sampai 3 bulan
dengan lama maksimal 5 bulan. Enam bulan setelah pengobatan selesai harus
dilakukan kembali pemeriksaan kadar Hb untuk memantau keberhasilan terapi.

(2). Terapi zat besi intramuscular atau intravena dapat dipertimbangkan bila respon
pengobatan oral tidak berjalan baik, efek samping dapat berupa demam, mual,
urtikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artragia, bronkospasme sampai relaksi
anafilaktik.

(3). Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai risiko terjadinya gagal
jantung yaitu pada kadar Hb 5-8g/dL. Komponen darah yang diberikan berupa
suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara serial dengan tetesan lambat.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
Edukasi mengenai pentingnya kecukupan zat besi selama kehamilan penting
dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi TTD.

Makanan yang mengandung phytates (oat, jagung, gandum hitam, kentang, brokoli,
dan stroberi), oksalat(bayam, kacang) tidak dikonsumsi bersamaan TTD karna
mengganggu absorbsi zat besi

Evaluasi terapi besi dilakukan 2–3 minggu setelah terapi, dan pengawasan dilakukan
tiap trimester. Respon awal yang dapat terlihat adalah perubahan klinis pada pasien.
Kondisi pasien akan terlihat lebih sehat dan bugar, tidak pucat, dan nafsu makan
membaik.

Bila tidak terdapat perubahan klinis dan parameter hematologi yang signifikan
dalam 2–3 minggu, pasien memerlukan penilaian ulang diagnosis banding
kemungkinan penyebab anemia lainnya, rendahnya kepatuhan minum tablet besi,
perdarahan, infeksi, serta kemungkinan anemia defisiensi besi terjadi bersamaan
dengan penyebab anemia lain seperti anemia akibat defisiensi asam folat dan
vitamin B12
DAFTAR PUSTAKA
Hadler MCCM, Juliono Y, Sigulem DM. Anemia in infacy: etiology and
prevalence. JPediatr.2002;78(1):321-6.

Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi. Dalam: Permono


HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdul salam M, penyunting.
Buku ajar hematologi Onkologi Anak. Jakarta:BPIDAI;2005.hal.30-43.

Özdemir, N. (2015). Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in


children. Türk Pediatri Arşivi, 50(1), 11–9. doi:10.5152/tpa.2015.2337

Ajeng A, Agustyas T, 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Anemia Defisiensi


Besi, Jurnal Kedokteran(5):168

ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA KEHAMILAN, Noroyono Wibowo, dkk, FK


UI,

Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta. Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai