JIT (Just In Time) Processing adalah sistem produksi yang menghasilkan
produk yang tepat pada waktu yang tepat. Pada sistem JIT, bahan baku diterima tepat pada saat akan diproses, dan produk jadi selesai tepat pada saat barang tersebut terjual. Tujuan dari sistem JIT adalah mengurangi seluruh persediaan sampai dengan nol.
Prinsip utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan ( eliminating waste)
dan meningkatkan nilai tambah, yang akhirnya meningkatkan laba dan memperbaiki ROI (Return on Investment). JIT dijalankan berdasarkan prinsip Do It Right, The First Time (Kerjakanlah Secara Benar, Pada Waktu Awal), yang maksudnya adalah daripada membuang waktu untuk menyortir barang yang tidak baik, lebih baik digunakan untuk mencegah terjadinya kesalahan di awal.
Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
1) Menghilangkan semua aktifitas atau sumber daya yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. 2) Komitmen terhadap kualitas prima. Menekankan pada kualitas produk yang dihasilkan. 3) Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. Staff maintenance akan terus melakukan perbaikan dalam proses produksi sehingga dapat diaplikasikan oleh staff operator atas sistem produksi yang terbaik. 4) Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.
Prinsip dasar JIT yang berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan
produksi antara lain (Gaspersz, 2005): Perencanaan produksi harian secara merata. Meminimumkan inventori (menghilangkan atau meminimumkan stok pengaman). Fleksibilitas dalam penjadwalan produksi dan tenaga kerja. Sinkronisasi sistem tarik (pull system). Ukuran lot produksi yang kecil. Mengizinkan pekerja untuk menentukan aliran produksi. Meningkatkan komunikasi dan pengendalian visual. Selalu berusaha menghilangkan pemborosan (waste) terus-menerus di semua lini produksi (production line).
Metode ABC (Activity Based Costing) adalah metode pembebanan biaya
berdasarkan aktivitas yang terjadi. Aktivitas yang terjadi ini pasti menyerap sumber daya, lalu sumber daya ini dibebankan pada objek produksi atau output. Beberapa keunggulan sistem ABC (Activity Based Costing) antara lain: Lebih akurat sehingga mampu menjawab tantangan persaingan yang tinggi. Pengendalian terhadap biaya overhead pabrik. Banyak biaya overhead pabrik yang terjadi karena adanya aktivitas. Manajer akan lebih menyadari tanggung jawabnya untuk mengendalikan aktivitas yang menyebabkan terjadinya biaya. Cocok untuk produk yang sangat heterogen yaitu yang memiliki variasi atau divergensi produk yang tinggi. Memberi informasi yang detail untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Keputusan manajemen yang lebih baik. Penentuan biaya produksi yang lebih akurat akan memberikan kontribusi terhadap penetapan harga yang dapat mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan. Data biaya juga bermanfaat untuk memutuskan apakah akan menghentikan atau memperluas suatu produk atau akan membuat sendiri atau membeli suatu komponen. Menggunakan asumsi yang lebih sedikit.
Referensi:
Gaspersz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control
Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hani, Tri Muhammad. 2019. Penghitungan Unit Cost (UC) dan Penyusunan Tarif Rumah Sakit dengan Metode Double Distribution (DD). Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Sugiarto. 2020. Pengantar Akuntansi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda