Soal-soal :
Terima kasih
Nama : Wildan Hilmawan
Kelas : 1B Akuntansi Syari’ah
Mata kuliah : Pendidikan Pancasila
Prinsip dasar ideologi Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa", adalah sila
pertama Pancasila, yang menekankan kepercayaan kepada Tuhan atau kekuatan
yang lebih tinggi. Analisis sila pertama melibatkan pemahaman mendalam tentang
nilai ini dalam konteks Indonesia.
Pertama, kebebasan beragama yang sangat dihargai di Indonesia tercermin
dalam sila pertama, berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk memeluk,
menjalankan, dan merayakan keyakinan agama atau kepercayaan mereka tanpa
terhalang oleh pemerintah atau pihak lain. Selain itu, terciptanya lingkungan yang
ramah dan terbuka di mana orang dari berbagai agama dapat hidup bersama dengan
damai.
Kedua, kebebasan agama di Indonesia didukung oleh sila pertama. Prinsip-
prinsip yang sangat dianut dalam masyarakat termasuk toleransi, pengertian, dan
penghormatan terhadap keyakinan orang lain.
Terakhir, sila pertama menggarisbawahi betapa pentingnya menjaga jarak
antara agama dan negara. Dalam hal agama, Indonesia netral dan tidak memihak
agama tertentu. Ini menunjukkan bahwa agama tidak boleh digunakan untuk tujuan
politik. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah konflik agama dan menjamin
keadilan bagi semua warga negara, tidak peduli agama mereka.
Indonesia telah membangun masyarakat yang inklusif, toleran, dan berdasarkan
kerukunan antaragama setelah memahami dan menerapkan sila pertama. Selain itu,
prinsip-prinsip ini membentuk fondasi untuk melindungi hak-hak individu dan
mendorong keharmonisan di antara berbagai agama dan kepercayaan di negara ini.
Persatuan Indonesia
Sila ketiga Pancasila, "Persatuan Indonesia", menekankan keadilan dan
persatuan masyarakat Indonesia. Sila ketiga mengandung nilai-nilai yang memuat
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara lebih
penting daripada kepentingan individu.
Sila ketiga Pancasila, yang merupakan landasan kesatuan nasional,
menekankan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam konteks keragaman.
Ini menunjukkan bahwa kesatuan adalah fondasi penting untuk membangun negara
yang kuat dan mencerminkan perjuangan sejarah Indonesia dalam memperoleh
kemerdekaan dari penjajahan. Hal tersebut tentu mendorong semua warga
Indonesia untuk bersatu dalam semangat persatuan, terlepas dari agama, budaya,
atau etnis mereka.
Selain itu, perlindungan terhadap kebhinekaan, Sila ketiga menunjukkan
komitmen negara untuk melindungi hak-hak individu, termasuk hak untuk
beragama dan berbudaya tanpa diskriminasi. Hal ini memastikan bahwa setiap
warga negara dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok budaya,
agama, dan etnis merasa dihargai, dihormati, dan melindungi hak-haknya.
3. Slogan "Saya Pancasila dan NKRI Harga Mati" adalah slogan yang sering
digunakan untuk menunjukkan kesetiaan dan cinta kepada negara Indonesia.
Terdapat beberapa pendapat, bahwa slogan ini memiliki makna yang dalam dan
sangat penting untuk dipegang teguh oleh semua orang Indonesia.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa slogan ini dapat menjadi alat untuk
menindas perbedaan pandangan dan keyakinan dalam masyarakat. Beberapa orang
berpendapat bahwa slogan ini dapat digunakan untuk memaksakan keyakinan
tertentu dan mengabaikan keragaman dalam masyarakat. Mereka berpendapat
bahwa perbedaan dan perbedaan harus dihargai dan hak-hak individu dan kelompok
tidak boleh dihalangi dengan slogan ini.
Sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Heru Cahyono (2012), terlihat
bahwa demokrasi desa di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan pertumbuhan
yang signifikan. Perubahan ini menjadi bagian penting dari sejarah demokrasi
Indonesia sebelum penerapan sistem demokrasi di tingkat nasional setelah
kemerdekaan.