Robiatul Adawiyah - Sej - PGRI - R7B
Robiatul Adawiyah - Sej - PGRI - R7B
Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718
Jln. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp. 021-87797409
Webiste: http///www.unindra.ac.id
Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan.
Tidak diperkenankan mengubah template yang sudah ada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama Lengkap_Mata Kuliah_Kelas. Contoh:
202115500124_Darmawan Rahmadi_Pembinaan Kompetensi Mengajar
Sejarah_R7C
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: from dari perwakilan kelas
Atas dasar itu, maka corak dan sistem pendidikan serta persekolahan di Hindia Belanda
pada abad ke-20 dapat ditempuh melalui 2 jalur. Di satu pihak diharapkan dapat
terpenuhi kebutuhan akan unsur-unsur dari lapisan atas serta tenaga terdidik bermutu
tinggi bagi keperluan industri dan ekonomi, dan di lain pihak terpenuhi tenaga
menengah dan rendah yang berpendidikan.
Pada awal abad ke-20 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Sekolah Desa
yaitu tahun 1907 atas perintah Jenderal Van Heutz, sekoah ini tidak diselenggarakan
oleh Gubernamen melainkan oleh Desa, guru-gurunya bukan pegawai Gubernamen
melainkan pegawai desa, karena sekolah ini diselenggarakan desa, maka
perkembangannya sangat lambat. Sekolah desa pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menghasilkan kaum tani dan kaum buruh yang terpelajar. Namun, untuk sebagian besar
orang tua bumiputera dari kalangan rendah tidak menghendaki anak-anaknya pergi ke
sekolah dan lebih baik mereka membantu orang tua bekerja di sawah atau di rumah. Hal
ini sebagai tradisi sosial ekonomi bumiputera kalangan rendah. Faktor lainnya, bahwa
Sekolah Desa tidak sesuai dengan gaya hidup pedesaan. Mereka berlibur sendiri jika
mereka diperlukan untuk menuai padi di sawah, atau jika ada perkahwinan maupun
keagamaan di rumah. Banyak anak-anak yang jarang masuk ke sekolah bahkan keluar
dari sekolah sebelum tamat belajar. Hal ini tentu mengurangi efesiensi sistem
pendidikan sekolah Desa. Maka dari itu, hal-hal yang tertuang di atas menjadi faktor
ketidakpuasan masyarakat terhadap pendirian sekolah desa untuk masyarakat pribumi.
kebangsaan yang mampu mengemban citra Proklamasi 1945 dan menjadi perekat
berbangsa dan bernegara.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan di era globalisasi ini semakin mempermudah
kehidupan manusia, dapat kita lihat juga bahwa di era reformasi ini adanya perembesan
budaya dari negara luar ke dalam sebuah negara dan memberikan dampak buruk bagi
generasi muda yang tidak dapat memfiltrasinya. Salah satu yang mulai terasa adalah telah
hilangnya kecintaan terhadap budaya lokal. Maka, penerapan metode JSN’45 ini dapat
dilakukan dengan Pendekatan Edukasi dan Pendekatan Keteladanan.
1) Pendekatan Edukasi
Pendekatan edukasi melalui jalur pendidikan formal (sekolah), kurikulum, dan
jenjang persekolahan yang bertujuan untuk menanamkan JSN 45 melalui proses
belajar mengajar
2) Pendekatan Keteladanan
Menyangkut sikap, tingkah laku serta penghayatan dan pengamalannya. Misalnya,
seperti Guru yang berperan penting dalam proses yang memungkinkan
menciptakan kondisi para anak didik akan dapat menghayati dan mengamalkan
Jsn’45, maka diharapkan melalui guru yang berada ditengah-tengah lingkungan
masyarakat sangat membantu dan menentukan untuk penghayatan dan pengamalan
JSN’45.