Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL DIKLAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. FAUZIAH BIREUEN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI


Kesesuaian Standar Porsi yang Disajikan di Instalasi Gizi RSUD dr. Fauziah Bireuen

Disusun Oleh :
Tsamara Badilla
P07131219035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN GIZI PRODI SARJANA TERAPAN
GIZI DAN DIETETIKA
BANDA ACEH
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan


kesehatan pada semua bidang penyakit. Hakikat dasar rumah sakit adalah
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien yang mengharapkan penyelesaian
masalah kesehatannya pada rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya
rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya
penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya. Pasien
mengaharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap, dan nyaman terhadap
keluhan penyakit pasien (Listiyono, 2015).
Rumah sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang dibutuhkan
sebagai upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Ada beberapa unsur yang ikut
berperan dalam oprasional rumah sakit salah satunya unsur yang ada di
pelayanan rumah sakit yaitu SDM dan di sertai akan adanya kesadaran akan
penghayatan pengabdian kepada kepentingan masyarakat khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan. Unit pelayanan gizi di rumah sakit
yang merupakan salah satu unit penunjang umum, dan juga untuk memerlukan
SDM yang berkualitas untuk menjamin produksi layanan yang bermutu
tinggi.pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan
gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya
kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu
akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu
masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit degeneratif,
seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit
kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan
kepada pasien. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari
kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit
untuk memenuhi asupan zat gizi pasien. Penyelenggaraan makanan rumah
sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang
kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Kusumastuti, 2009).
Dikutip dari (Chasanah, 2018) Penyelenggaraan makanan di rumah
sakit dilaksanakan bertujuan menyediakan makanan kualitas baik dan jumlah
sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi konsumen.
Secara khusus institusi dituntut untuk :
a. Menghasilkan makanan dengan kualitas baik, dipersiapkan dan diolah
b. dengan layak.
c. Pelayanan cepat dan menyenangkan.
d. Menu seimbang dan bervariasi.
e. Harga layak, sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
f. Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi
Pemorsian bahan makanan adalah serangkaian kegiatan atau proses cara
mencetak makanan sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan. Standar
porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih
pada setiap hidangan. dalam penanganan bahan makanan yaitu meliputi
berbagai proses antara lain (menimbang makanan sesuai stamdar porsi menurut
standar urt makanan dan sesuai kebutuhan diet pasien) sesuai dengan menu,
standart resep, standart porsi, standart bumbu dan jumlah pasien yang dilayani
(PGRS,2013).
B. Tujuan umum dan khusus
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini tujuan utama dari
kesesuaian standar porsi bahan makanan adalah untuk dapat merubah perilaku
petugas saat pemorsian bahan makanan pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Fauziah Bireuen

2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, pengetahuan peserta dapat
meningkatkan dalam penerapan standar porsi bahan makanan yang sesuai
di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen
b. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, dapat meningkatkan sikap,
perilaku, dan keterampilan peserta dalam penerapan kesesuaian standar
porsi pada persiapan dan penyajian standar porsi dengan benar di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen.
BAB II

PESERTA/SASARAN DIKLAT

Kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan tema “Kesesuaian standar porsi


yang disajikan di Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah” dengan
sasaran petugas pemorsian bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Fauziah Bireuen. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan segala
informasi yang berkaitan dengan penerapan operasional prosedur yang baik dan benar
pada kesesuaian standar porsi serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas pemorsian bahan makanan. Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi resiko
kesalahan yang terjadi pada petugas pemorsian.
BAB III
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN DIKLAT

1. Waktu :
Hari pelaksanaan : Selasa
Tanggal pelaksanaan : 18 Oktober 2022
Lama pelaksanaan : 14.00 s/d 14.35

2. Tempat :
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen
BAB IV
PELAKSANAAN

A. Metode
Bentuk metode yang digunakan adalah : Ceramah Tanya jawab

B. Persiapan
1. Mempersiapkan materi atau pesan-pesan
2. Melihat dan memantau bagaimana cara pemorsian makanan di instalasi gizi
3. Tidak menyampaikan terlalu banyak aspek, lebih baik menyampaikan satu atau
dua aspek, tetapi mendalam
4. Mempersiapkan tempat dan fasilitas lain, misalnya tempat duduk dan konsumsi
5. Mempersiapkan undangan atau pemberitahuan kepada sasaran

C. Pelaksanaan
a. Mulai mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Jelaskan maksud dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai
c. Suara cukup keras dengan intonasi yang baik sehingga tidak membosankan
d. Harus dipelihara kontak mata dan jarak fisik
e. Bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah dimengerti
f. Pelihara suasana yang menyenangkan
g. Ketika akan mengakhiri buat ringkasan atau kesimpulan
h. Ucapkan terimakasih dan salam penutup

D. Penilaian
a. Aspek yang akan di nilai meliputi :
1. Nilai observasi mengenai prosedur pemorsian makanan oleh tenaga Di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen.
2. Waktu evaluasi
Proses penilaian dilakukan pada saat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan (MSPM).
3. Hasil Evaluasi
Pengetahun, perilaku/sikap dan keterampilan tenaga pemorsian makanan di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuem melalui
observasi dan kuesioner.
BAB V

SARANA PRASARANA DIKLAT

A. Alat – Alat yang Dibutuhkan Berupa :


1. Flipchart
2. Alat tulis
3. Soal pre test dan post test

B. Panitia Pelaksana

No Kepanitiaan Penanggung Jawab


1. Narasumber Rahma Muja Zahra
2. Moderator T. Rizki Andriansyah
3. Sie Acara Tsamara Badilla
4. Sie Konsumsi Intan Mellyzar

C. Biaya Pelaksanaan

NO Nama Barang Jumlah @ Harga Satuan Total Harga


1 Snack 30 kotak Rp. 4.000 Rp. 120.000
2 Kertas buram 10 lembar Rp. 1.000 Rp. 10.000
3 Spidol 1 buah Rp. 5.000 Rp. 5.000
Jumlah Rp. 135.000
BAB VI
SUSUNAN JADWAL KEGIATAN DIKLAT

Tabel Jadwal Kegiatan Diklat


Hari/ Penanggung Jawab/
(13.00-13.40) Kegiatan Ruang
Tanggal Fasilitator
14.00 – 14.05 Pembukaan Instalasi Gizi Rumah Sakit T. Rizki Andriansyah
Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
14.05 – 14.10 Pre-test Instalasi Gizi Rumah Sakit Tsamara Badilla
Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
14.10 –14.20 Pemberian Instalasi Gizi Rumah Sakit Rahma Muja Zahra
materi Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
Selasa,
14.20 – 14.25 Tanya jawab Instalasi Gizi Rumah Sakit Mahasiswa D-IV Gizi
18/10/22
Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
14.25 – 14.30 Post test Instalasi Gizi Rumah Sakit Intan Mellyzar
Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
14.30 – 14.35 Penutup Instalasi Gizi Rumah Sakit T. Rizki Andriansyah
Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen
BAB VII

EVALUASI DIKLAT

A. Hasil

Dari hasil pre-test dan post test yang diberikan pada saat pendidikan dan
pelatihan yang berlangsung diruang instalasi Gizi RSUD dr. Fauziah Bireuen
pada tanggal 18 Oktober 2022, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Nama Peserta Nilai Pre test Nilai Post test


1. Zulfikar 58,3 75
2. Riska vonna 33,3 66,7
3. Maryani Husen 33,3 33,3
4. Melliana 33,3 50
5. Nurmaisyitah 50 83,3
6 Mursyidah 33,3 66,7
7. Ratna Dewi 41,7 58,3
8. Nurleli 33,3 50
9. Elviani 66,7 91,6
10. Vinda Lamkaruna 50 66,7
11. Siti Aisyah 33,3 50
12. Rukaiyyah 33,3 50
13. Nurjannah 25 41,7
14. Dahliana 33,3 50
15. Maryani 66,7 75
JUMLAH 41,65 60,55
Kategori Pengetahuan:
 Sangat Baik : ≥ 75
 Baik : ≥ 50 – 74
 Kurang : ≥ 26 – 49
 Sangat Kurang : ≤ 25

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil sebelum dan
sesudah pendidikan dan pelatihan mengenai kesesuaian standar porsi dengan standar
yang disajikan di instalasi, hal ini dapat peningkatkan pengetahuan peserta diklat
sebesar 18,9 % yakni dari 41,65 % menjadi 60,55 % (kategori baik).
BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pemorsian


bahan makanan adalah serangkaian kegiatan atau proses cara mencetak
makanan sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil
dari pre-test dan post-test, didapatkan peningkatan hasil dari yang awalnya rata-
rata nilai hanya 41,65 % menjadi 60,55 %. Nilai rata-rata tersebut masuk
kedalam kategori pengetahuan baik.

B. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi terkait kesesuaian porsi bahan makanan di
RSUD dr. Fauziah Bireuen
2. Perlu penambahan pengetahuan petugas pemorsian makanan untuk
pelaksanaan yang lebih baik.
3. Perlunya pengawasan terhadap tenaga pemorsian makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Kumastuti, E. W. 2009. Evaluasi Sistem Penyelenggaraan Makanan di SDIM El Yaomi


Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Ceper, Klaten. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta
: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Chasanah, U. (2018). Hubungan pendidikan, lama bekerja dan pengetahuan tentang


pemorsian petugas penjamah makanan dengan ketepatan porsi makan di RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. MUHAMMADIYAH
UNIVERSITY SEMARANG.

Listiyono, R. A. (2015). Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah Sakit


Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit
Tipe B. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(1), 2–7.
Lampiran
SOAL PRE-TEST KESESUAIAN STANDAR PORSI NASI BIASA, NASI
LUNAK, LAUK HEWANI DAN NABATI DENGAN PORSI YANG
DISAJIKAN DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

1. Bagaimana cara untuk melakukan pemorsian nasi biasa agar sesuai dengan
standar ?
a. Dihitung kebutuhan pasiennya
b. Dihitung berat jenis makanannya selama pemorsian
c. Dengan memperkirakan berat saja
d. Tidak perlu dihitung lagi karena berat bahan baku sudah sesuai standar
2. Alat apa yang dapat digunakan untuk memorsikan nasi agar sesuai dengan standar
porsi?
a. Centong nasi
b. Sendok
c. Piring
d. Mangkuk
3. Berapa standar porsi nasi biasa makan siang di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah ?
a. 80 gr
b. 155 gr
c. 100 gr
d. Semua salah
4. Apa yang dimaksud dengan standar porsi ?
a. Jumlah bahan makanan sebelum diolah
b. Jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih
c. Berat makanan
d. Jumlah masakan
5. Salah satu akibat dari tidak sesuai nya porsi makanan adalah ?
a. Meningkatkan kepuasan pasien
b. Membuat pasien betah
c. Meningkatkan nafsu makan pasien
d. Memperpanjang masa rawat inap pasien
6. Standar porsi nasi lunak makan siang di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah ?
a. 100 gr
b. 70 gr
c. 80 gr
d. 75 gr
7. Apa penyebab berat ikan tidak sesuai dengan standar porsi rumah sakit?
a. karena pemotong ikan tidak tau standar porsi rumah sakit
b. Karena jenis ikan berbeda
c. Karena waktu terbatas
d. Benar semua
8. Berapa standar porsi dari lauk hewani (ikan) yang sudah ditetapkan di rumah
sakit ?
a. 50 gr
b. 80 gr
c. 75 gr
d. 40 gr
9. Berapa standar porsi dari lauk hewani yang harus diberikan ?
a. Ayam (70 gr), ikan (75 gr), dan telur ( 50 gr)
b. Ayam (25 gr), ikan (35 gr), dan telur ( 75 gr)
c. Ayam (75 gr), ikan (70 gr), dan telur ( 60 gr)
d. Ayam ( 80 gr), ikan ( 85 gr), dan telur ( 45 gr)
10. Mengapa makanan yang diberikan harus sesuai standar porsi ?
a. Untuk memenuhi kebutuhan energi
b. Untuk mempercepat proses penyembuhan pasien
c. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
d. Semua benar
11. Apa dampak dari tidak terpenuhinya porsi makanan pasien, kecuali ?
a. Memperpanjang masa rawat inap pasien
b. Meningkatkan angka sisa makanan pasien
c. Mengalami kelebihan atau kekurangan energi dan zat gizi
d. Mempercepat proses penyembuhan pada pasien
12. Berapa standar porsi dari lauk nabati yang harus diberikan?
a. Tempe (35 gr) dan Tahu (25 gr)
b. Tempe (50 gr) dan Tahu (100 gr)
c. Tempe (30 gr) dan Tahu (35 gr)
d. Semua salah
SOAL POST-TEST KESESUAIAN STANDAR PORSI NASI BIASA, NASI
LUNAK, LAUK HEWANI DAN NABATI DENGAN PORSI YANG
DISAJIKAN DIRSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

1. Apa yang dimaksud dengan standar porsi ?


a. Jumlah bahan makanan sebelum diolah
b. Jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih
c. Berat makanan
d. Jumlah masakan
2. Bagaimana cara untuk melakukan pemorsian nasi biasa agar sesuai dengan
standar ?
a. Dihitung kebutuhan pasiennya
b. Dihitung berat jenis makanannya selama pemorsian
c. Dengan memperkirakan berat saja
d. Tidak perlu dihitung lagi karena berat bahan baku sudah sesuai standar
3. Mengapa makanan yang diberikan harus sesuai standar porsi ?
a. Untuk memenuhi kebutuhan energi
b. Untuk mempercepat proses penyembuhan pasien
c. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
d. Semua benar
4. Alat apa yang dapat digunakan untuk memorsikan nasi agar sesuai dengan standar
porsi?
a. Centong nasi
b. Sendok
c. Piring
d. Mangkuk
5. Berapa standar porsi nasi biasa makan siang di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah ?
a. 80 gr
b. 155 gr
c. 100 gr
d. Semua salah
6. Berapa standar porsi dari lauk hewani (ikan) yang sudah ditetapkan di rumah
sakit ?
a. 50 gr
b. 80 gr
c. 75 gr
d. 40 gr
7. Salah satu akibat dari tidak sesuai nya porsi makanan adalah ?
a. Meningkatkan kepuasan pasien
b. Memperpanjang masa rawat inap pasien
c. Membuat pasien betah
d. Meningkatkan nafsu makan pasien
8. Standar porsi nasi lunak makan siang di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah ?
a. 100 gr
b. 70 gr
c. 80 gr
d. 75 gr
9. Apa penyebab berat ikan tidak sesuai dengan standar porsi rumah sakit?
a. Karena pemotong ikan tidak tau standar porsi rumah sakit
b. Karena jenis ikan berbeda
c. Karena waktu terbatas
d. Benar semua
10. Berapa standar porsi dari lauk nabati yang harus diberikan?
a. Tempe (35 gr) dan Tahu (25 gr)
b. Tempe (50 gr) dan Tahu (100 gr)
c. Tempe (30 gr) dan Tahu (35 gr)
d. Semua salah
11. Berapa standar porsi dari lauk hewani yang harus diberikan ?
a. Ayam (75 gr), ikan (70 gr), dan telur ( 60 gr)
b. Ayam (70 gr), ikan (75 gr), dan telur ( 50 gr)
c. Ayam (25 gr), ikan (35 gr), dan telur ( 75 gr)
d. Ayam ( 80 gr), ikan ( 85 gr), dan telur ( 45 gr)
12. Apa dampak dari tidak terpenuhinya porsi makanan pasien, kecuali ?
a. Memperpanjang masa rawat inap pasien
b. Meningkatkan angka sisa makanan pasien
c. Mempercepat proses penyembuhan pada pasien
d. Mengalami kelebihan atau kekurangan energi dan zat gizi
Jawaban Pre-test dan Post-test
No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban
Pre-test Post-test
1. B 1. B
2. A 2. A
3. C 3. D
4. B 4. A
5. D 5. C
6. B 6. C
7. D 7. D
8. C 8. B
9. A 9. D
10. D 10. B
11. D 11. A
12. B 12. D
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai