Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau biasa disebut dengan organisasi non profit merupakan
organisasi yang sasarannya untuk mendukung suatu kebijakan atau memecahkan masalah
penting yang terjadi di suatu negara.
Menurut PSAK No.45 pengertian dari organisasi Non Profit adalah organisasi yang
memperoleh sumber daya yang berasal dari sumbangan pihak anggota. Widodo dan kustiawan
mendefinisikan organisasi Non Profit sebagai salah satu instansi yang pada saat beroperasi
tidak mencari laba atau keuntungan. Dalam artian lembaga nirlaba ini adalah kumpulan dari
beberapa orang yang bertujuan sama dalam mencapai suatu tujuan yang mulia.
Karakteristik atau ciri-ciri dari lembaga nirlaba adalah saat menjalankan kegiatan dalam
organisasi tidak ada tujuan untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Menurut ruang lingkup
PSAK NO.45 organisasi non profit/nirlaba memiliki ciri-ciri seperti:
• Sumber dana utama berasal dari para donatur yang tidak mengharapkan keuntungan.
• Organisasi nirlaba adalah bentuk organisasi yang diharapkan mampu menghasilkan suatu
barang atau jasa tanpa mengejar profit. Apabila mendapatkan laba, besarnya tidak pernah
dibagi kepada donatur.
• Organisasi tidak memiliki kepemilikan yang jelas. Artinya, organisasi tidak bisa dijual,
ditukar, atau dikembalikan donasinya.
• Sebenarnya, organisasi nirlaba tidak memiliki proporsi pembagian keuntungan ketika
dilakukan pembubaran atau likuidasi. Jadi, organisasi bisa kembali dikembangkan ketika
instansi dibubarkan.
"Setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak mendirikan Partai Politik, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), atau organisasi lainnya untuk berperan serta dalam jalannya
pemerintahan dan penyelenggaraan negara sejalan dengan tuntutan perlindungan, penegakkan
dan pemajuan hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan".
Lembaga swadaya masyarakat secara hukum dapat didirikan dalam dua bentuk, yaitu
diantaranya :
• Organisasi Masa, yang peraturannya termuat dalam Pasal 1663-1664 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), serta UU No 8 Tahun 1985 mengenai Organisasi
Kemasyarakatan atau Undang-Undang Ormas.
• Badan Hukum, yang termuat dalam Staatsblad 1870 No 64, serta UU No 16 Tahun 2001
tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan UU No 28 Tahun 2004 atau Undang-
Undang Yayasan.
2. Memberikan informasi yang akan digunakan oleh pengelola organisasi sebagai suatu
laporan pelaksanaan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban yang
dimaksud ini mengenai pengelolaan yang secara tepat dan efektif dari program yang
ada, beserta penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya yang akan
dilaporkan kepada publik atau lembaga pemberi dana hasil operasi organisasi.