Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum Ekonomi Dan Bisnis


Q.S. Al-An’am (6): 165, Q.S. Luqman (31): 20, dan Q.S. Al-Baqarah (2): 29
Mata kuliah : Tafsir Ahkam Muamalat
Dosen Pengampu : Muhammad Arifin M.H

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

1. Asmul Azizah (2322000660)


2. Yasmine Nur Syifa (2322000651)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAARIF JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi,2 Febuari 2024

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Redaksi Dan Terjemahan Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar
Hukum Ekonomi Dan Bisnis................................................................3
B. Kata Kunci dan Makna Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar
Hukum Ekonomi Dan Bisnis ...............................................................4
C. Uraian Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum Ekonomi Dan
Bisnis....................................................................................................5
D. Kandungan Hukum Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum
Ekonomi Dan Bisnis.............................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ekonomi Islam terbangun dari dasar hukum Naqli dan Aqli. Dalil Naqli
adalah dalil yang di ambil dari Al-qur'an atau hadits Nabi Muhammad SAW.
Dalil Naqli bisa diartikan juga seperti tanda bukti atau petunjuk dari teks ayat
Al-Qur'an, yang tertera dalam mushaf al-Qur'an atau Hadis mutawatir, yang
tertera didalam kitab-kitab hadis, lalu diambil dan disalin dari tulisan yang
telah baku. Dalil tersebut kebenarannya merupakan kebenaran yang
haqiqi/mutlak. Sedang dalil Aqli adalah dalil yang bisa di nalar oleh akal.
Dalil aqli bisa diartikan juga seperti petunjuk dan pertimbangan akal
fikiran yang sehat dan obyektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan, ambisi atau
kebencian dari emosi. Tegasnya dalil aqli adalah penerimaan akal secara
murni dan bebas, kebenarannya merupakan nisbi (relatif), karena merupakan
prodak manusia. Adapun bentuk dalil aqli berupa Ijtihad: ijma dan qiyas.
Dari dua dasar hukum tersebut, bahwa prinsip prinsip ekonomi Islam
tidak boleh menyimpang dari al-Qur'an dan al-Hadits. Sedang dalam
pengembangan pemikiran ekonomi Islam tidak lepas dari dasar hukum aqli
berupa Ijtihad.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Redaksi Dan Terjemahan Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar
Hukum Ekonomi Dan Bisnis?
2. Sebutkan Kata Kunci dan Makna Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar
Hukum Ekonomi Dan Bisnis ?
3. Jelaskan Uraian Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum Ekonomi
Dan Bisnis?
4. Jelaskan Kandungan Hukum Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum
Ekonomi Dan Bisnis?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Redaksi Dan Terjemahan Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum


Ekonomi Dan Bisnis
1. Q.S. Al-An’am (6): 165

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan


Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2. Q.S. Luqman (31): 20

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan


untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi
penerangan”.

3. Q.S. Al-Baqarah (2): 29

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk


kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
B. Kata Kunci dan Makna Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum
Ekonomi Dan Bisnis
 ‫ َخ اَل ِئَف اَأْلْر ِض‬jama dari kata ‫ خليفة‬, sebutan untuk sesuatu yang diberi mandat.
Ia subjek bermakna objek ‫ فغيل‬bahwa Allah menjadikan pengi ‫ المفعول‬kut
Nabi Muhammad saw sebagai pengganti dan pemegang mandat rububiyah
Tuhan dalam peran mema’murkan, dan menjaga kelesstarian alam semesta
dengan segala potensinya.
 ‫ ليبلوكم‬: untuk menguji sekalian manusia, berupa tuntutan atau perintah

 ‫ ماءاتىكم‬: kenikmatan, dan rizki yang diberikan oleh Tuhan kepada sekalian
manusia, baik berupa harta benda, pangkat, kesehatan, kesempurnaan fisik
dan lain sebagainya.
 ‫خرلكم‬gggg‫س‬: ‫ا‬gggg‫اع به‬gggg‫ االنتف‬memberikan kewenangan kepada manusia untuk
mengambil manfaat.
 ‫ مافى السموت‬: matahari, bulan, planet-planet, bintang, awan, ruang angkasa
dan lain sebagainya.
 ‫ مافى الرض‬: pertambangan, bebatuan, rumput, pasir, tanaman, pepohonan,
buah-buahan, hewan darat dan lain sebagainya.
 ‫بغ عليكم‬gg‫ وأس‬: menyempurnakan, dan memenuhi dengan ke lengkapannya,
dibaca oleh mayoritas dengan ‫ أسبغ‬sedang oleh Ibnu Abbas r.a dan Yahya
bin Imarah membaca dengan ‫أصبغ‬
 ‫ نعمه‬: segala kenikmatan dibaca oleh Nafi’, Abu ‘Amr, dan Hafs bersumber
dari ‘Asim dan Abu Ja’far.
 ‫ ظهرة‬: kenikmatan yang bisa disaksikan dengan mata, dalam riwayat Ibnu
Abbas salah satunya adalah hidayah keislaman seseorang dengan
mengucapkan kalimah shahadat, diikuti dengan mematuhi segala aturan
yang ditetapkan dalam agama Islam.
 ‫ة‬g‫ باطن‬: kenikmatan yang bisa dirasakan oleh mata hati, akal pikiran dan
perasaan; yakni keimanan dan kema’rifatan kepada Tuhan.
 ‫ق لكم‬gg‫ خل‬: menciptakan dan menjadikan segala sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
C. Uraian Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum Ekonomi Dan Bisnis
Q. S. al-An’am (6) : 165; memuat penjelasan tentang makna ‘khalifah fi
al-ard. Pertama, bahwa manusia dijadikan sebagai ‘khalifah fi al-ard’adalah
karena Nabi Muhammad saw sebagai penutup para Nabi, maka Allah juga
menjadikan pengikutnya sebagai pengganti ummat sebelumnya; kedua,
mereka saling memberikan mandat; ketiga, mereka semuanya menerima
mandat Tuhan di bumi Allah, mereka berhak menguasainya, dan berhak
mengolah semua yang ada di dalamnya. Dan mengangkat mereka di atas yang
lain dalam peringkat kemuliaan, intelektual, harta, pangkat, dan rizqi bukan
faktor kelemahan, kebodohan dan bukan kekikiran. Karena semuanya
diperoleh berdasarkan sikap dan respon mereka atas semua yang telah
diberikan oleh Allah kepada manusia. Karena itu Allah memberikan warning,
bahwa Allah Maha cepat siksaan-Nya bagi yang mengabaikan peringatan dan
aturannya, tetapi Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi yang
selalu memperhatikannya. Ayat ini juga menjelaskan bahwa tidak ada dosa
yang diwariskan, karena sanksi dan dosa hanya berlaku bagi pelakunya.
Q.S. Luqman(31) : 20; ma’kna taskhir adalah mampu mengambil
manfaat dan menguasai sebagaimana makna yang tertuang dalam
Q.S.Ibrahim (14): 32.

Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air
hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia
telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di
lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai”.
Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi dengan segala
potensinya yang melimpah diperuntukkan bagi kepentingan manusia, baik
yang bisa disaksikan dan dinikmati oleh indra lahir, maupun oleh nalar dan
batin (hati). Berdasarkan tujuan tersebut, maka pemanfaatan dan penguasaan
terhadap semua yang telah diciptakan oleh Allah, baik yang ada di langit,
maupun yang ada di bumi harus benar-benar menjadi potensi yang
mensejahterahakan, menguntungkan dan memudahkan dalam menegakkan
pengabdian manusia kepada Allah, sebagai ‘mandat Tuhan di alam semesta
Q.S al-Baqarah (2) : 29; ayat ini merupakan ayat yang menjelaskan
tentang jaminan Allah kepada manusia yang telah menerima kontrak
primordialnya dengan Tuhan.
Ayat ini menegaskan peringatan Allah swt yang tersebut pada ayat-ayat
yang lalu yaitu Allah telah menganugerahkan karunia yang besar kepada
manusia, menciptakan langit dan bumi untuk manusia, untuk diambil
manfaatnya, sehingga manusia dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan
agar manusia berbakti kepada Allah penciptanya, kepada keluarga dan
masyarakat.
Kalimat "Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi
tujuh langit" memberi pengertian bahwa Allah menciptakan bumi dan segala
isinya untuk manusia, Allah telah menciptakan langit lalu Allah
menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Hal ini ditegaskan dalam firman
Allah:
“Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia
berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut
perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami
datang dengan patuh." (Fussilat/41: 11)
Jadi langit pertama yang diciptakan Allah sebelum menciptakan bumi
waktu itu masih berupa asap tebal yang gemulung dan suhunya panas sekali.
Keduanya yaitu langit dan bumi. Dipanggil maksudnya ditetapkan ketentuan
dan proses pekerjaannya oleh Allah supaya bekerjasama secara sinergi dan
mewujudkan alam yang harmonis.
Pada ayat 29 ini dijelaskan bahwa Allah menyempurnakan langit yang
satu dan masih berupa asap itu menjadi tujuh langit. Angka tujuh dalam
bahasa Arab dapat berarti enam tambah satu, bisa juga berarti banyak sekali
lebih sekadar enam tambah satu. Jika kita mengambil arti yang pertama
(enam tambah satu) maka berarti Allah menjadikan langit yang tadinya satu
lapis menjadi tujuh lapis, atau Allah menjadikan benda langit yang tadinya
hanya satu menjadi tujuh benda langit. Tiap-tiap benda langit ini beredar
mengelilingi matahari menurut jalannya pada garis edar yang tetap sehingga
tidak ada yang berbenturan. Tetapi matahari hanya berputar dan beredar pada
garis porosnya saja karena matahari menjadi pusat dalam sistem tata surya
ini. Sungguh Allah Mahakaya dan Mahabijaksana mengatur alam yang besar
dan luas ini.
D. Kandungan Hukum Ayat-Ayat Yang Membangun Dasar Hukum
Ekonomi Dan Bisnis
Kajian terhadap ketiga ayat diatas membangun aturan sebagai berikut;
1. Setiap pemimpin bertanggungjawab atas kelestarian alam semesta, dan
kesejahteraan para penghuninya.
2. Semua yang ada di langit dan di bumi dengan segala potensinya, baik
yang bisa disaksikan dan dirasakan langsung oleh indra, maupun tidak,
disediakan oleh Allah untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia,
maka pengembangan dan pengelolaannya harus memberikan
kemanfaatan dan kesejahteraan bagi umat manusia dan pelestarian alam
semesta.
3. Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka setiap kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan terhadap segala
yang ada di langit dan di bumi dengan segala potensinya adalah boleh,
kecuali jika ada indikator yang menyimpang dari tujuan dan berdampak
merusak lingkungan dan alam semesta.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ayat-ayat yang membangun dasar hukum ekonomi dan bisnis antara lain;
Q.S. al-An’am (6):165,Q.S. Luqman (31): 20, Q.S al-Baqarah (2): 29.
2. Inti ayat Q.S. al-An’am (6):165
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu.
Q.S. Luqman (31): 20
“….Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu
nikmat-Nya lahir dan batin…”.
Q.S al-Baqarah (2): 29
“…Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu…”
3. Manusia diberi mandat oleh Allah sebagai Penguasa di alam raya sebagai
pengganti Allah dalam pelestarian dan kesejahteraan alam semesta.
Karena tugas tersebut, maka Allah membekali segala kenikmatan, salah
satunya adalah potensi alam untuk memudahkan tugas tersebut, maka
segala potensi alam ini semuanya disiapkan untuk memberikan manfaat
bagi kebutuhan manusia dalam melaksanakan tugas kekhalifahan
tersebut.
4. Ketiga ayat tersebut membangun kaidah “al-Aslu fi al-Mu’amalati
alIbahah hatta yakuna al-Dalil ‘ala tahrimihi” (dasar hukum segala
kegiatan ekonomi dan bisnis adalah “boleh/h}alal”, sampai ada indikator
yang dilarang/haram)

DAFTAR PUSTAKA

Fazlurrahman. 1983. Tema Pokok al-Qur'an,tjm. Anas Mahyuddin. Bandung:


Penerbit Pustaka.
Rachmawatie, May Yudhie R. Haryono Editor. 2002. Al-Qur'an Buku yang
Menyesatkan dan Buku yang Mencerahkan. Bekasi: Gugus Press.
Shawkaniy (ash), Muhammad bin Ali. Fath al-Qadir.Ttp.: Mawqi’ atTafasi.
Shihab, Quraish. 1992. Membumikan al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan.

Anda mungkin juga menyukai