MAKALAH IJTIHAD
Disusun Oleh :
Fajar Saepullah 191011202369
Budiono 191011201650
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
nikmat dan karuniaNya yang begitu luar biasa kepada hamba –
hambanya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Ijtihad ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini tentunya tidak dapat selesai tepat pada waktunya tanpa ada
dukungan dari pihak – pihak lain yang senantiasa memberikan masukan
dan arahan demi terselesaikannya makalah ini dengan baik. Oleh karena
itu ucapan terimakasih saya kepada Bapak MUDZAKIR S.Ag., M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama yang telah memberikan
bimbingannya.
Terlepas dari itu semua, tentunya makalah ini masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki, sehingga saran dan kritik sangat saya harapkan
demi kesempurnaan tugas-tugas saya selanjutnya dikemudian hari. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi dunia
pendidikan, serta tambahan wawasan bagi pembacanya.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara etimologis, ijtihad berarti bekerja-keras, bersungguh-
sungguh, atau mencurahkan segala kemampuan sampai pada batas yang
maksimal. Secara teknis, ijtihad meliputi tiga dimensi pengertian.
Pengertian menurut kata kerja, menurut kata benda, dan menurut kata
sifat. Pertama, pengertian menurut kata kerja, ijtihad adalah “mencurahan
kemampuan maksimal oleh seorang ahli hukum (faqih) untuk meng-
istinbath-kan ketentuan-ketentuan hukum syara’ yang rinci dari dalil-
dalilnya,” yakni menyangkut perbuatan manusia dengan manusia lain dan
alam (muamalat). Kedua, pengertian menurut kata benda, ijtihad adalah
hasil kerja intelektual seorang ahli hukum dalam menyimpulkan ketentuan-
ketentuan hukum. Pengertian menurut kata sifat, ijtihad adalah kata yang
menunjukkan sifat seorang mujtahid, yaitu “kecakapan yang dengannya
seorang ahli hukum mampu menyimpulkan suatu ketentuan hukum syara’
dari dalil-dalilnya. Dilihat dari asal katanya, ijtihad berasal dari kata “al
jahdu” dan “al juhdu” yang berarti “daya upaya” dan “usaha keras”,
adapun definisi Ijtihad menurut istilah mempunyai dua pengertian: arti luas
dan arti sempit, ijtihad dalam arti luas tidak hanya mencakup pada bidang
fiqh saja, akan tetapi juga masuk ke aspek-aspek kajian islam yang lain,
seperti tasawuf dan aqidah. Sementara itu Abu Zahra Ia mengatakan:
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pelaku, objek dan
target capaian ijtihad adalah :
1. Pelaku ijtihad adalah seorang ahli fiqh, bukan yang lain.
2. Yang ingin dicapai oleh ijtihad adalah hukum syar’i bidang amali
(furu’iyah) yaitu hukum yang berhubungan dengan tingkah laku
orang mukallaf.
3. Hukum syar’i yang dihasilkan oleh suatu ijtihad statusnya adalah
dhanni.
ISI MAKALAH
Menurut al-Amidi, ayat ini pun menjadi landasan hukum adanya ijtihad,
dimana ayat ini menyatakan perintah untuk mengambil pelajaran atas hal
yang bersifat umum bagi orang-orang yang memiliki pengetahuan.
2. ijtihad Qiyāsī, yang artinya ijtihad yang dilakukan untuk menggali dan
menemukan hukum terhadap permasalahan atau suatu kejadian yang
tidak ditemukan dalilnya secara tersurat dalam nash – baik qath’i
ataupun zhanni - juga tidak ada ijma’ yang telah menetapkan
hukumnya. Ijtihad dalam hal ini untuk menetapkan hukum suatu
kejadian dengan merujuk pada kejadian yang telah ada hukumnya,
karena antara dua peristiwa itu ada kesamaan dalam ‘illat hukumnya,
atau biasa disebut Qiyas.
D. SYARAT IJTIHAD
E. URGENSI IJTIHAD
G. JENIS-JENIS IJTIHAD
Ijmak
Ijmak artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam
menetapkan suatu hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an
dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Adalah keputusan bersama
yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian
dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti
seluruh umat.
Qiyâs
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya
menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru yang belum ada
pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga
dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila
memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-
masa sebelumnya
Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh
atau haram demi kepentingan umat.
Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai
ada alasan yang bisa mengubahnya, contohnya apabila ada pertanyaan
bolehkah seorang perempuan menikah lagi apabila yang bersangkutan
ditinggal suaminya bekerja di perantauan dan tidak jelas kabarnya? maka
dalam hal ini yang berlaku adalah keadaan semula bahwa perempuan
Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat
dan kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak
bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.
H. TINGKATAN-TINGKATAN
Ijtihad Muthlaq
Adalah kegiatan seorang mujtahid yang bersifat mandiri dalam
berijtihad dan menemukan 'illah-'illah hukum dan ketentuan hukumnya dari
nash Al-Qur'an dan sunnah, dengan menggunakan rumusan kaidah-
kaidah dan tujuan-tujuan syara', serta setelah lebih dahulu mendalami
persoalan hukum, dengan bantuan disiplin-disiplin ilmu.
Ijtihad fi al-Madzhab
Adalah suatu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang ulama
mengenai hukum syara', dengan menggunakan metode istinbath hukum
yang telah dirumuskan oleh imam mazhab, baik yang berkaitan dengan
masalah-masalah hukum syara' yang tidak terdapat dalam kitab imam
mazhabnya, meneliti pendapat paling kuat yang terdapat di dalam mazhab
tersebut, maupun untuk memfatwakan hukum yang diperlukan
masyarakat.
Secara lebih sempit, ijtihad tingkat ini dikelompokkan menjadi tiga
tingkatan ini:
Ijtihad at-Takhrij
Yaitu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang mujtahid dalam mazhab
tertentu untuk melahirkan hukum syara' yang tidak terdapat dalam
kumpulan hasil ijtihad imam mazhabnya,
Ijtihad at-Tarjih
Yaitu kegiatan ijtihad yang dilakukan untuk memilah pendapat yang
dipandang lebih kuat di antara pendapat-pendapat imam mazhabnya, atau
antara pendapat imam dan pendapat murid-murid imam mazhab, atau
antara pendapat imam mazhabnya dan pendapat imam mazhab lainnya.
Ijtihad al-Futya
Yaitu kegiatan ijtihad dalam bentuk menguasai seluk-beluk pendapat-
pendapat hukum imam mazhab dan ulama mazhab yang dianutnya, dan
memfatwakan pendapat-pendapat terebut kepada masyarakat.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ijtihad berarti mencurahkan segala kemampuan untuk mendapatkan
sesuatu (yang sulit) dan dalam prakteknya digunakan untuk sesuatu yang sulit dan
memayahkan.
B. SARAN
http://bulekh.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
https://muhsulaiman.blogspot.com/2018/06/ijtihad-sebagai-upaya-
penggalian-hukum.html
"Ushul Fiqh", oleh Drs. H Abd. Rahman Dahlan, M.A., BAB VIII Cetakan
pertama 2010, halaman 354-356