DISUSUN OLEH :
Anestra Putri Fauziah
22129012
DOSEN PEMBIMBING :
Soeci Izzati Adlya
A. Eksistensi BK di sekolah
Pendidik sangat memegang peranan penting agar proses pendidikan terhadap siswa di
sekolah berjalan maksimal dan optimal. Sebutan pendidik ini, tak hanya guru kelas dan guru
bidang studi, tetapi jugatermasuk didalamnya guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau
seringkali disebut konselor. Melihat perjalanan BK di sekolah memang sama-sama kita akui
mengalami jalan yang bisa dikatakan berat.
Eksistensi BK pernah juga dipandang sebelah mata, sehingga bentuk kinerjanya tak
diapresiasi oleh beberapa pihak. Kualifikasi guru BK pun sempat dipertanyakan karena
adanya beberapa sekolah sekedar mengambil guruguru bidang studi yang secara garis
besarnya tak pernah memperoleh wawasan, kepengetahuan, dan keterampilan tentang BK.
Malah BK di sekolah pernah mendapatkan perhitungan tak positif dengan menyebut guru BK
sebagai “polisi sekolah”. Pekerjaan BK yang diidentikkan dengan “menghukumi” siswa-siswa
yang diperkirakan bermasalah menguatkan pernyataan itu. Padahal BK tak hanya berfungsi
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa.
Peran guru BK di sekolah sangat penting. Proses pendidikan di sekolah tentu saja tak
sekadar memberikan materi pelajaran eksata maupun non-eksata dan mengasah
keterampilan, tetapi juga membangun kepribadian siswa dimanapun ia berada. Guru BK di
sekolah dapat memberikan layanan agar siswa memiliki konsep diri yang sangat jelas.
telah memperoleh dasar legalitas yuridis formal yang lebih kokoh, yaitu dengan
hadirnya Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Permendikbud ini menjadi rujukan penting, khususnya bagi para Guru BK/
di sekolah. Hal yang dianggap baru dari kehadiran Peraturan Menteri ini yaitu secara
resmi mulai diterapkannya pola Bimbingan dan Konseling Komprehensif,
mencakup:
didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur,
dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 ( dua ) jam
1. Landasan Psikologis
pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan.
Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu
(e) Kepribadian.
2. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan
sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada
Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis
dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam
4. Landasan Globalisasi
didiknya sebgai anak didik yang berlandasan dan mengikuti globalisasi. Namun
landasan globalisasi ini juga dapat menghambat atau memantau siswa agar tidak
terbawa akan arus globalisasi yang isfatnya dapat merusak peserta didiknya. Karena
peserta didik yang masih duduk dikalangan sekolah dapat dengan mudah terpengaruh
DAFTAR PUSTAKA