Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim adalah molekul protein kompleks yang dihasilkan oleh sel hidup dan bekerja
sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh. (Hiromi Shinya, 2019:2). Enzim
adalah senyawa organik yang diproduksi oleh sel hidup. Dalam urutan yang teratur, enzim
mengkatalisasi ratusan reaksi bertahap yang memecah molekul nutrisi, reaksi yang menyimpan
dan mengubah energi kimia, dan membuat makromolekul seluler dari prekursor sederhana.

Enzim adalah senyawa kimia berupa protein yang berperan sebagai biokatalisator, di
mana bio adalah makhluk hidup dan katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi.
Sederhananya, enzim adalah katalis yang membantu mempercepat reaksi biologis. (Hiromi
Shinya, 2019:13). Fungsi enzim adalah untuk mempercepat reaksi biologis, tanpa ikut bereaks i.
Enzim merupakan biomolekul yang berasal dari protein yang berfungsi sebagai katalis. Katalis
adalah senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tetapi tidak ikut bereaksi.Jenis produk
yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi zat, yang disebut promoter.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Definisi dan Mekanisme Kerja Enzim


2. Mengetahui Teori Enzim
3. Mengetahui Karakteristik Enzim
4. Mengetahui Definisi Inhibitor dan Macam-macam Inhibitor
5. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik
6. Mengetahui Persamaan Michaelis Mente

1.3 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan mekanisme kerja enzim, teori


enzim, karakteristik enzim, pengertian dan macam inhibitor, faktor yang mempengaruhi
reaksi enzimatik, dan mengetahui persamaan Michaelis Menten.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Mekanisme Kerja Enzim


2.1.1 Definisi Enzim
Enzim merupakan suatu katalisator biologis yang akan meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dalam organisme hidup, tetapi ia sendiri tidak turut mengalami perubahan.
Selain itu enzim merupakan sebuat katalis yang akan mengubah kecepatan reaksi
perubahan substrat menjadi produk, sementara enzim itu sendiri tidak mengalami
perubahan. (Puspitaningrum, 2016:1).

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Jika
tidak ada enzim atau aktivitas enzim terganggu, maka reaksi metabolisme sel akan
terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. (Poedjiadi, 2015:23)

Enzymes are biomolecules in the form of proteins that function as catalysts


(compounds that speed up the reaction process without being finished reacting) in an
organic chemical reaction. All biological processes of the cell require enzymes in order
to proceed quickly enough in a certain direction of metabolic pathway. (Smith,
2018:198)

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.

Enzyme is a protein in the form of large molecules. (Nurkhozin, 2018:11)

Enzim merupakan suatu protein yang berupa molekul-molekul besar.

2.1.2 Mekanisme Kerja Enzim

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang semuanya menurunkan ∆ G :


1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan
transisi terstabilisasi.
2. Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan
menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan
keadaan transisi.
3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara
waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.
4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada
orientasi yang tepat untuk bereaksi. (Poedjiadi, 2015:67)

Enzim melakukan tugas kritis untuk menurunkan energi aktivasi reaksi yaitu,
jumlah energi yang harus dimasukkan agar reaksi dimulai. Enzim bekerja
dengan mengikat molekul reaktan dan menahannya dengan baik sehingga proses
pemutusan ikatan kimia dan pembentukan ikatan berlangsung lebih mudah. (Nurkhozin,
2018:45)

Enzymes work by sticking to the surface of the molecules of the reacting


substances and thereby accelerating the reaction process.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat- zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. (Hiromi Shinya, 2019:5)

The way enzymes work is to react with substrate molecules to produce


compounds through organic chemical reactions that require lower activation energy.

Cara kerja enzim yaitu bereaksi dengan molekul substrat guna menghasilkan
senyawa melalui reaksi kimia organik yang memerlukan energi aktivasi lebih rendah.

2.2 Teori Kerja Enzim


1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key Theory
Di dalam teori penelitian ini, enzim akan berhubungan pada substrat dengan bentuk yang
serupa atau spesifik pada sisi aktif enzim. Teori yang satu ini disebut dengan Teori
Gembok dan Kunci. Dimana enzim digambarkan sebagai sebuah kunci yang bisa
membuka sebuah substrat yang digambarkan sebagai gembok. (Hiromi Shinya, 2019:57)
2. Teori Ketepatan Induksi
Sisi aktif enzim sendiri bersifat fleksibel, sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan
bentuk substrat. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa enzim merupakan sebuah protein
katalis. Katalis adalah suatu agen kimia yang merubah kecepatan reaksi tanpa ikut
berubah karena adanya reaksi tersebut. Enzim bisa melakukan hal itu berdasarkan
pengaruhnya pada energi aktivasi yang diperlukan oleh setiap reaksi kimia. (Nurkhozin,
2018:78)

2.3 Karakteristik Enzim


Beberapa sifat enzim adalah sebagai katalisator, bekerja secara spesifik dan
bolak-balik, bersifat protein, termolabil, koloid, dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
menurunkan energi aktivasi, juga tidak menentukan arah reaksi. (Nurkhozin, 2018:10)

Secara umum, enzim memiliki enam sifat khas, yaitu:


1. Enzim tersusun atas protein, tapi tidak semua protein merupakan enzim.
2. Enzim merupakan biokatalisator
3. Enzim bekerja secara spesifik untuk membentuk produk yang spesifik juga.
4. Enzim dapat digunakan berulang kali (reusable) karena tidak ikut bereaksi.
5. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk.
6. Kerja enzim bersifat bolak balik (reversible). (Hiromi Shinya 2019:45)

2.4 Definisi Inhibitor, Macam-macam Inhibitor dan Contoh


2.4.1 Definisi Inhibitor
Inhibitor adalah molekul yang dapat menghambat bahkan menghentikan reaksi
enzimatik dengan mengotori permukaan katalis. Penghambat yang menyebabkan menurunnya
aktivitas enzim tersebut dikenal sebagai inhibitor. Inhibitor berarti senyawa non protein yang
mampu menghambat kerja enzim. Ini menyebabkan aktivitas enzim terganggu sehingga enzim
tidak bekerja secara optimal. (Shanmugam, 2020:125)

2.4.2 Macam-Macam Inhibitor dan contoh

 Berdasarkan kestabilan

Berdasarkan kestabilannya, inhibitor dibedakan menjadi inhibitor


reversible dan inhibitor irreversible. Inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi
kimianya berjalan dua arah atau dapat balik dan bersifat tidak stabil. Inhibitor
irreversible adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan satu arah.
Contoh inhibitor reversible adalah EDTA, sedangkan contoh inhibitor irreversible adalah PMSF.
 Berdasarkan cara mempengaruhi reaksi
Terdapat dua jenis inhibitor atau penghambat yang perlu dipahami menurut
Hiromi Shinya (2019:95). Berikut adalah informasi selengkapnya:
1. Inhibitor Kompetitif
Pada penghambatan ini, terdapat zat penghambat yang memiliki struktur hampir sama
dengan struktur substrat. Dengan begitu, zat penghambat dengan substrat ini akan saling
berebut dan bersaing untuk bisa bergabung dengan sisi aktif enzim. Contoh Inhibitor
Kompetitif adalah Asam Malonat dan Allopurinoo.
2. Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif bisa berhubungan dengan enzim yang ada di luar sisi aktif.
Sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Contoh Inhibitor Nonkompetitif adalah
antibiotik penisilin yang menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Reaksi Enzimatik


Pada umumnya, menurut Puspitaningrum (2016:32) terdapat dua mekanisme yang
memengaruhi peran enzim dalam reaksi kimia pada sistem organisme, yaitu sebagai
berikut.

1. Enzim akan meningkatkan kesempatan molekul yang bereaksi dalam suatu sistem untuk
dapat saling bertemu.
2. Adanya ikatan antara substrat dan enzim yang merupakan ikatan nonkovalen, akan
menimbulkan penyebaran elektron dalam molekul substrat sehingga memengaruhi ikatan
kovalen spesifik dalam substrat untuk meregang dan pecah.

Selain dua hal di atas, berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi


aktivitas enzim menurut Hiromi Shinya (2019:74) yaitu :

1. Suhu (Temperatur) 4. Zat-zat Penggiat


2. Derajat Keasaman atau pH 5. Zat-zat Penghambat
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
2.6 Persamaan Michaelis Menten
Menurut Azhar (2016:89) Michaelis Menten menyebutkan bahwa persamaan Michaelis
Menten memiliki elemen utama yang spesifik untuk enzim tertentu dan substansi yang spesifik
untuk kondisi pH dan suhu tertentu (yaitu Km). Nilai Km (Konstanta Michaelis Menten) dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah substrat. Enzim dan substrat akan bereaksi membentuk
enzim-substrat yang kompleks, dan reaksinya akan bolak-balik dengan cepat. Sifat kompleks
tersebut menyebabkan perubahan kimiawi dan menghasilkan produk yang dilepaskan oleh
enzim. Mekanisme teori Michaelis Menten mengenai perjalanan dari reaksi enzimatik yang
dinyatakan sebagai berikut:

Dan persamaannya adalah berikut:

Vmaks[S]
Vo
Km+[S]

Keterangan :

V = kecepatan yang dicapai oleh kompleks enzim-substrat tertentu

Vmax = kecepatan maksimum yang dicapai ketika jumlah dari total enzim dijenuhkan dengan

substrat

Km = Konstanta Michaelis menten

[S] = Konsentrasi Substrat

Dua asumsi utama adalah dalam pengukuran dari kecepatan awal pembentukan dan
dekomposisi dari ES mencapai steady state (d[ES]=0) dan terdapatnya jumlah produk yang telah
bermakna (K2[P]=0). Menurut model Briggs-Haldane, Km didefinisikan sebagai (K 2+K1)/K1,
suatu rasio konstan untuk pemecahan dan pembentukan ES. Vmaks ditentukan sebagai kecepatan
yang dicapai jika jumlah total enzim ([E]t), dijenuhkan dengan substrat, yaitu =K 2 ([E]t), dan v
merupakan kecepatan yang dicapai dengan kompleks enzim substrat ([ES]) pada [S] tertentu,
yaitu v = K2 ([E]s). Jika [S] relatif sangat besar terhadap Km, persamaan tersebut dapat
disederhanakan menjadi v = Vmaks, yang akan menghasilkan reaksi orde nol. Di sisi lain, jika
[S] relatif sangat kecil terhadap Km, kontribusinya terhadap penyebut dapat diabaikan, jadi v =
Vmaks X [S]. Oleh karena itu, pada [S] yang sangat rendah, kecepatan reaksi mendekati tingkat
pertama. Km merupakan konsetras substrat yang menghasilkan separuh dari kecepatan maksimal
dapat dinyatakan secara aljabar dengan menggantikan ½ Vmaks dalam persamaan Michaelis
Vmaks Vmaks[S ]
Menten: =
2 [ S ] + Km

Dan persamaannya adalah:

[S] + Km = 2 [S] atau Km = [S]


DAFTAR PUSTAKA

Azhar, M. 2016. Model Kinetika Berbasis Mekanisme Michaelis Menten. Depok: Universitas

Indonesia

Nurkhozin,M. 2018. Biokimia Enzim dan Metabolisme Karbohidrat. Jakarta: Andi Publisher

Puspitaningrum, Rini. 2016. Enzim dan pemanfaatannya. Bogor: Ghalia Indonesia

Poedjiadi, Anna. 2015. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Shanmugam S, Kumar TS, Selvam KP. 2020. Laboratory Handbook on Biochemistry. New
Delhi:

PHI Learning

Shinya, Hiromi. 2019. Mukjizat Enzim. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Smith AL (Ed); et al. (2018). Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology. Oxford

[Oxfordshire]: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai