Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH ESAI

“PENDIDIKAN MENURUT AHLI”

DOSEN PEMBIMBING

ZULQOIDI R. HABIBE, M.PD

AWAN GURLAS 231186206037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MUARA BUNGO
2023
A. Implementasi konsep pendidikan menurut Paulo fereire (pendidikan sebagai wahana
pembebasan)
Pengertian Pendidikan Pembebasan itu sendiri dalam perspektif Paulo Freire berarti
ketidak adanya paksaan. Oleh karena itu, kata lain dari bebas adalah merdeka. Artinya tidak
ada belenggu sebagai penghalang ruang gerak manusia. Sehingga dapat dipahami bahwa
pendidikan pembebasan adalah “usaha sadar yang dilakukan manusia dalam mendidik
manusia menjadi individu yang sadar terhadap sekelilingnya,” yang dari sikap merdeka
tersebut akan mampu memberikan berbagai kontribusi dalam kehidupan yang sedang
dijalani.

Paulo (1997) konsep Pendidikan yang membebaskan menurut Paulo Freire tertuju
untuk menggugah kesadaran pelaksanaan metode yang bukan saja membebaskan tapi yang
terpenting adalah kembali memanusiakan manusia, menghilangkan jejak dehumanisasi
yang memasuki dunia pendidikan. Dehumanisasi yang terjadi harus ditolak dan
dehumanisasi yang sudah mengakar pada setiap sendi kehidupan harus dihentikan.

Freire berpendapat bahwa pendidikan dalam artian yang benar adalah harapan terbesar
untuk menghapus jejak dehumanisasi dalam kehidupan manusia.

Beberapa konsep Freire mengenai pendidikan yang membebaskan, antara lain:

a. Pendidikan ditujukan pada kaum tertindas dengan tidak berupaya menempatkan


kau tertindas pada dua yang berseberangan. Pada kaum tertindas lebih
diarahkan pada pembebasan perasaan/idealisme melalui persinggungannya
dengan keadaan nyata dan praktis. Penyadaran atas kemanusiaan secara utuh
bukan diperoleh dari kaum penindasan, melainkan dari diri sendiri.
b. Bila pembebasan itu sudah tercapai, maka pendidikan arahnya tentu bukan ilmu
saja, tetapi bertukar pikiran dan saling mendapatkan ilmu (kemanusiaan) yang
merupakan hak semua orang tanpa kecuali.
B. Implementasi konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara (pendidikan sebagai
pengembangan kodrat alam)
Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun . menuntun segala
kodrat yang ada pada anak sehingga mereka mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai diri sendiri maupun sebagai anggota masyarakat.
Kodrat-kodrat tersebut yakni kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan
"sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan
dengan "isi" dan "irama". Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa kodrat alam merupakan
kondisi lingkungan di mana anak berada. Sedangkan kodrat zaman adalah zaman atau
waktu di mana anak berada.
Dewantara (1961) Ki Hajar Dewantara mengingatkan pendidik bahwa mendidik anak
harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Anak yang tinggal di daerah
pedesaan tentulah mempunyai karakter yang berbeda dengan anak yang tinggal di
perkotaan. Anak yang tinggal di pesisir pantai tentulah memiliki kebiasaan yang berbeda
dengan anak yang tinggal di daerah pegunungan. Oleh karena itu, pendidik harus bisa
mengenali perbedaan- perbedaan tersebut serta memberikan pelayanan yang sesuai. Bila
melihat dari kodrat zaman, anak yang hidup di abad 20 an tentulah berbeda dengan anak
yang hidup di abad 21. Oleh karena itu, pendidik harus terus belajar sepanjang hayat untuk
memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak untuk menghadapi
perubahan zaman yang terjadi.

C. Implementasi konsep pendidikan menurut Howard Gardner (pendidikan sebagai


pengembangan berbagai potensi kecerdasan)
Howard (2003) Menurut Howard, sebuah refleksi menyatakan bahwa setiap individu
akan mencapai level kemampuan yang tinggi dalam sebuah bidang tertentu. Oleh karena
itu, sudah seharusnya kecerdasan memiliki defenisi istilah yang lebih layak, karena jelas
bahwa metode penaksiran kecerdasan melalui tes-tes IQ tidak cukup baik untuk
menghargai potensi-potensi atau prestasi-prestasi seseorang. Kehadiran teori kecerdasan
majemuk ini adalah untuk menentang pandangan-pandangan klasik mengenai kecerdasan
yang secara eksplisit atau implisit telah menyihir manusia melalui psikologi dan teks-teks
pendidikan. Kemudian untuk mempermudah identifikasi sisi-sisi baru dari teori ini.
Howard tidak memandang inteligensi manusia berdasarkan skor tes standar semata,
namun memiliki (1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan manusia; (2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan; (3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang
akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Jadi, inteligensi adalah
kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting
yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Howard Gardner, menjelaskan
bahwa intellegensi bukan merupakan suatu konstruk unit tunggal namun merupakan
konstruk sejumlah kemampuan yang masing-masing dapat berdiri sendiri.
DAFTAR ISI

Dewantara, K. H. 1961. Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.

Howard, Gardner. 2003. Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktek, terj. Alexander
Sindoro. Batam: Interaksa.

Paulo, Freire. 1997. Education as the Practice of Freedom in Education for Critical
Conciousness. New York: Continium, New York.

Anda mungkin juga menyukai