VIKA ANJELIANA
NIM : 201901032
VIKA ANJELIANA
NIM : 201901032
i
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ABSTRAK
Masalah :Salah satu masalah psikososial yang banyak dialami manusia dalam
kehidupan sehari-hari adalah ansietas. Ansietas adalah keadaan emosi dan
pengalaman subyektif individu.Ansietas merupakan respons tubuh terhadap
peristiwa yang terjadi, dimana respons tubuh tersebut lebih bersifat negatif
sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi klien.Tujuan : Untuk mengetahui
gambaran penerapan Asuhan Keperawatan Psikososial dengan pemberian Terapi
Hipnosis Lima Jari pada Lansia yang mengalamai Ansietas di Panti Tresna
Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu 2022. Metode :penelitian deskriftif dalam
bentuk studi kasus untuk mengekplorasi masalah asuhan keperawatan gerontik
pada pasien lansia di Panti Tresna Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu.
Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diangnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi, dan evaluasi.Hasil : setelah dilakukan terapi selama empat hari
menunjukan perubahan skor tingkat kecemasan yaitu skor pertama sebelum
dilakukan terapi adalah kategori kecemasan sedang, dan setelah dilakukan terapi
skor tingkat kecemasan menurun temasuk kategori kecemasan ringan.
iii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ABSTRACT
Background: Elderly is someone who has entered the age of 60 years and over.
Elderly is a human age group that has entered the final stages of the phase of life.
Groups that are categorized as elderly will occur a process called the Aging
Process or the aging process. One of the psychosocial problems that many people
experience in everyday life is anxiety. Anxiety is an individual's emotional state
and subjective experience. Anxiety is the body's response to events that occur,
where the body's response is more negative, causing discomfort for the client.
Objective : To describe the application of Psychosocial Nursing Care by
providing Five Finger Hypnosis Therapy to Elderly with Anxiety at Tresna
Werdha Pagar Dewa Panti, Bengkulu Province 2022. Method : descriptive
research in the form of case studies to explore gerontic nursing care problems in
elderly patients at Tresna Werdha Panti The Fence of the Gods of Bengkulu
Province. The approach used is a nursing care approach which includes
assessment, nursing diagnosis, nursing planning, implementation, and evaluation.
Results: after therapy for four days showed a change in anxiety level scores,
namely the first score before therapy was in the moderate anxiety category, and
after therapy the anxiety level score decreased, including the mild anxiety
category.
iv
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA)
ini.Penulisan LaporanTugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi
DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti.Laporan Tugas
Akhir ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Ibu Ns. Sutriyani, M.A.N
selaku pembimbing dan sekaligus penguji III serta bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Djusmalinar, SKM, M.Kes selaku Ketua STIKes Sapta Bakti
2. Ibu Dr. Hj. Nur Elly,SKp,.M.Kes sebagai ketua panitia penguji
3. Bapak Ns. Ervan,M.Kep,.Sp.Kep.J sebagai anggota panitia penguji
4. Ibu Ns. Sutri yani, M.A.N sebagai anggoa penguji sekaligus selaku pembimbig
Laporan Tugas Akir yang telah meluangkan waktu dan memberikan dukungan
kepada peneliti.
5. Segenap Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti Khususnya Dosen
Prodi DIII Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada
peneliti
6. Bapak/Ibu selaku Kepala Panti Tresna Werdha Kota Bengkulu sebagai lahan
penelitian
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala dukungan dan kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
v
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR ISI
vi
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
vii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR TABEL
viii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR BAGAN
ix
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan/istilah kepanjangan/makna
WHO : World Health Organization
DinKes : Dinas Kesehatan
Lansia : Lanjut Usia
MMSE : Mini Mental Status Exam
SPMSQ : Short Portable Mental Status Quesioner
SOP : Standar Operasional Prosedur
SDKI : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
x
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
xiii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses
penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian (Anugrah, 2021).
Setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi
dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,
tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut lansia juga
mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian
lansia (Repository et al., 2021).
Lansia secara psikososial yang di nyatakan krisis bila ketergantungan
pada orang lain, mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemsyarakatan
karena berbagai sebab diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah
sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain lain.
Lansia mengalami berbagai permasalahan (Kartinah, 2014)
Penduduk lanjut usia di Indonesia termasuk dalam lima besar negara
dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk
pada tahun 2015, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 8,5% dari total
penduduk. Pada tahun 2016, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi
8,7% dari total penduduk dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan
1
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
5
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Konsep Lansia
a. Definisi lansia
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses
penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapantahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian, penyakit Stroke salah satu penyakit yang sering di derita pada
lansia(Putri, 2019).
Lansia atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Lansia merupakan suatu proses sepanjang hidup yang
tidak hanya dimulai dari sejak permulaan kehidupan. Lansia merupakan prose
salami yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu
neonates, toodler,prasekolah,sekolah, remaja,dewasa,dan menjadi lansia
(Putri, 2019)
b. Batasan lansia
Batasan lansia berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998 adalah 60
tahun. Pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut, (
Depkes dakam Sutikno,2011 ) membuat pengelompokan batasan lansia
sebagai berikut :
1. Kelompok pertengahan usia ( 45-54 tahun )
2. Kelompok lanjut usia dini ( 55-64 tahun )
3. Kelompok lanjut usia ( 65 tahun keatas )
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi ( berusia 70 tahun keatas
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
7
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
8
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Simpatis
Fisiologis yang dapat dilihat dari ansietas yaitu berupa wajah
tegang,tremor tangan, peningkatan keringat dan suara bergetar.
Parasimatis
Pada batasan karakteristik parasimpatis dapat berupa nyeri
abdomen,perubahan pola tidur, diare, penurunn tekanan darah,
penurunan denyut nadi, pusing, keletihan dan mual, muntah.
Kognitif
Gejala yang ditmbulkan pada kognitif berupa gangguan
perhatian,gangguan konsentrasi, penurunan lapang persepsi, penurunan
untuk memecahakan masalah, lupa, melamun, preokupasi dan
menyalahkan orang lain
d. Faktor-faktor yang berhubungan
Menurut Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru (2018) faktor
berhubungan dari masalah ansietas sebagai berikut:
1. Konflik tentang tujuan hidup
2. Hubungan interpersonal
3. Penularan interpersonal
4. Stressor
5. Penylah gunaan zat
6. Ancaman kematiam
7. Ancaman pada status terkini
8. Kebutuhan yang tidak dipenuhi
9. Konflik nilai
9
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
e. Woc
lansia
Mengalami perubahan
Perubahan Perubahan
psikososial psikologis
Pengasingan
Kehilangan
lingkungan sosial
pasangan hidup
kesepian
Krisis situasional
Ansietas
10
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
11
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
12
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
13
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
demonstrasi secara
langsung yang
dilakukan oleh
lansiasesuai
dengan instruksi
yang diberikan
3. Pengaruh Nofrida Saswati, a. Studi kasus ini
Penerapan Sutinah, Dasuki, 2020 menggunakan Jenis
Hipnosis Lima Jari penelitian Quasi
untuk Penurunan experimental pre-
Kecemasanpada post test one
Klien Diabetes group.
Melitus Pengambilan
sampel
menggunakan
teknik total
sampling
b. metode hipnosis
lima jari. Metode
ini sangat mudah
dilakukan, tidak
membutuhkan
waktu yang lama
dan murah karena
tidak
membutuhkan alat
maupun bahan
khusus untuk
pelaksanaan terapi.
Metode ini hanya
membutuhkan
konsentrasi dan
kesadaran dari
individu untuk
melakukannya.
Pada penelitian
yang kami lakukan
ditemukan
perbedaan yang
bermakna, dalam
arti ada terdapat
pengaruh
diberikannya
latihan hipnosis
lima jari.
14
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1. Pengkajian
a. Pengkajian Anamnesa
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
Pengkajian keperawatan pada lanjut usia adalah proses keperawatan
dalam mengidentifikasi kebutuhan lanjut usia melalui pengkajian-
pengkajian dengan pendekatan lanjut usia spesifik.
Tabel : 2.2 Anamnesa Asuhan keperawatan pada Lansia yang mengalami
Ansietas
Anamesa Hasil Anamesa
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, umur,
agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa, alamat, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
15
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
16
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b. Pemeriksaan fisik
1. Kesadran umum :Biasanya baik atau lemah
6. Pemeriksaan fisik
Inspeksi: Biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas,
klien tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktif fremitus seimbang kiri dan kanan.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Biasanya tidak didapatkan suara ronchi atau mengi.
b) Sistem persyarafan ( Brain )
Inspeksi : Biasanya ditemukan mukosa bibir kering, tidak terdapat kelenjar getah
bening, tidak terdapat peningkatanvena jugularis, tidak terdapat clubbing finger.
Palpasi : CRT <2 detik.
Perkusi : bunyi ICS 1-6 sebelah kiri pekak.
17
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Inspeksi :Biasanya tidak terdapat stomatis, bentuk abdomen semetris, turgor kulit
elastis.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi : Bunyi perkusi, abdomen timpani.
Auskultasi : Bunyi bising usus normal 8-12x/menit
e) Sistem perkemihan ( Bladder )
Kebutuhan eliminasi pada klien yang mengalami stress tidak ada gangguan, tidak
perlu dikaji frekuensi dan konsistensi. Selain itu perlu dikaji frekuensi dan
konsistensi, warna, bau, dan warna urine.Produksi urine biasanya dalam batas
normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan.
f) Sistem muskuloskeletal ( Bone )
c. Kebiasaan sehari-hari
1) Aktivitas / istirahat
Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam fakto penentu, Sebagian
orang mengalami stress sulit tidur. Tetapi dilain pihak banyak orang mengalami
stress justru terlalu banyak tidur.
2) Sirkulasi
18
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3) Integritas ego
Klien biasanya menggalami stress akut atau kronis. Misalnya dari factor
kehilangan keluarga dekat, perkerjaan dan pendapatan.
4) Makanan dan cairan
Biasanya lansia kebutuhan makan yang tidak adekuat, anoreksia, mual dan
terjadi kesulitan untuk mengunyah karena gigi ompong, terjadi penurunan berat
badan,dan membrane mukosa kering.
5) Nyeri
Biasanya gangguan rasa nyaman nyeri tidak dirasakan oleh lansia yang
mengalami stress.
6) Keamanan
Klien beresiko mencederai diri sendiri akibat dari stress yang dialami.
a. Pengkajian fungsional
1) KATZ Indeks :
Table 2.3 KATZ indeks
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan
pakaian,pergi ke toilet,berpindah dan mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.
C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu lagi fungsi lainnya.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan satu lagi fungsi
lainnya.
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindahdan satu lagi
fungsi lainnya.
G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
19
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
20
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
21
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
22
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c……..
23
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Merasa khawatir
dengan akibat
Terjadi gangguan
dari kondisi yang
dihadapi siksosial
Biasaya klien
mengatakan Sulit
berkonsentrasi
Biasanya klien Perubahan status
mengatakan
Merasa tidak keadaan
berdaya
Mengeluh pusing
DO :
Tampak gelisah Ansietas
Tampak tegang
Sulit tidur
Frekuensi nafas
meningkat
Frekuensi nadi
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Tremor
Muka tampak pucat
2. DS : Kekecewaan, Koping tidak
Biasanya Klien kegagalan dan malu
efektif
mengatakan tidak
mampu mengatasi
masalah yang Persepsi diri tidak
dihadapinya berguna
Biasanya Klien
mengatakan Tidak
mampu memenuhi Tingkat ansietas
kebutuhan dasar
Biasanya Klien
mengatakan Koping tidak
Kekhawatiran kronis efektif
DO :
Tidak mampu
memenuhi peran
yang diharapkan
24
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Partisipasi social
kurang.
Perilaku tidak asertif
3. DS : Gangguan Gangguan
Biasanya Klien neuromuskular
Mobilitas Fisik
mengeluh sulit
menggerakan
ekstermitas Ketidak mampuan
Biasanya Klien sistem syaraf
merasa cemas saat motorik
bergerak
DO :
Kekuatan otot Perubahan status
menurun keadaan
Rentan gerak (ROM)
menurun
Sendi kaku Gangguan
Gerakan tidak mobilitas fisik
terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
b. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan SDKI edisi 1 ( 2017 ) Diagnosa keperawatan yan timbul
adalah :
1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
pasienmengatakan Kadang-kadang merasa khawatir dengan
kesehatannya, sulit tidur tampak binggung dan tidak fokus.
2) Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional
ditandai dengan kekhawatiran kronis, partisipasi sosial kurang.
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neumuskular ditandai dengan kekuatan otot menurun, rentan gerak
(ROM) menurun, gerakan terbatas.
25
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Intervensi
Tabel 2.8 intervensi keperawatan
No. Diagnosa Standar Luaran Intervensi
Keperawatan
1. Ansietas Luaran utama : Intervensi utama:
berhubungan dengan Tingkat Ansietas Reduksi ansietas (1.09314)
krisis situasional (L.09093) Observasi
ditandai dengan 1. verbalisasi a. Identifikasi saat tinkat
pasienmengatakan kebingunggan ansietas berubah (mis.
Kadang-kadang menurun. Kondisi, waktu, stressor)
merasa khawatir 2. verbalisasi b. Identifikasi kemampuan
dengan khawatir yang mengambil keputusan
kesehatannya, sulit dihadapi c. Monitor tanda-tanda
tidur tampak menurun. ansietas (verbal dan
binggung dan tidak 3.perilaku gelisah nonverbal)
fokus(D.0080) menurun. Terapeutik
4. perilaku tegang a. Ciptakan suasana terapeutik
menurun. untuk menumbuhkan
5. pola tidur kepercayaan
membaik. b. Temani pasien untuk
6. kontak mata mengurangi kecemasan,
membaik. jika memungkinkan
7. perasaan c. Pahami situasi yang
keberdayaan membuat ansietas
membaik d. Dengarkan dengan penuh
8. orientasi membaik perhatian
e. Gunakan pendekatan yang
menyenangkan dan
meyakinkan
f. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
g. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
h. Diskusikan perencanaan
realistis tentang pristiwa
yang akan terjadi
Edukasi
a. Jelaskan perosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
26
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
27
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
28
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
29
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
30
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
penilaian objektif
3. Gangguan mobilitas 1. Klien Intervensi Utama :
fisik berhubungan meningkatkan Dukungan Mobilisasi
dengan gangguan dalam aktivitas (I.05173)
neumuskular fisik. Observasi
ditandai dengan 2. Mengerti tujuan 1. Identifikasi adanya nyeri
kekuatan otot dari peningkatan atau keluhan fisik lainnya
menurun, rentan mobilitas. 2. Identifikasi toleransi fisik
gerak (ROM) 3. Memverbalisasikan melakukan pergerakan
menurun, gerakan perasaan dalam 3. Monitor frekuensi jantung
terbatas meningkatkan dan tekanan darah sebelum
kekuatan dan memulai mobilisasi
kemampuan 4. Monitor kondisi umum
berpindah. selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis. pagar tempat
tidur)
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk di
tempat tidur, duduk di
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
4. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari keperawatan adalah kategori
31
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
32
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dalam bentuk studi kasus untuk
mengekplorasi masalah asuhan keperawatan gerontik pada pasien lansiaPanti
Tresna Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu.Pendekatan yang di gunakan
adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diangnosis
keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi, dan evaluasi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam kasus adalah pasien pada responden satu dan responden dua
ansietas pada Lansia berjumlah dua orang dengan kriteria insklusi dan ekslusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Lanjut usia yang berusia 60 tahun keatas
b. Lanjut usia yang tidak mengalami tuna rungu maupun tuna wicara karena
instrument yang digunakan adalah wawancara sehingga apabila lansia
mengalami masalah tersebut maka dapat menghambat dalampengumpulan data.
c. Lanjut usia yang menggalami Ansietas
d. Bersedia menjadi sempel atau responden penelitian yang dibuktikan dengan
tanda persetujuan.
2. Kriteria eksklusi
Lansia dari Panti Tresna Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu.
C. Defenisi Operasional
1. Ansietas pada lansia psikososial
33
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 31 Mei – 09 Juni 2022
34
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
E. Tahapan pe nelitian
Bagan 3.1 tahapan pe nelitian
kriteria inklusi
a. kriteria inklusi :
1) lanjut usia
1) lanjut
60 tahun
usiakeberusia
atas 60 tahunkeatas
2) lanjut usia yang tidak mengalami
2) Lanjut usia yang tidak mengalami tuna
tuna rungu
rungu maupu tuna wicara.
maupun tuna wicara
3) lanjut usia yang mengalami stress
4) bersedia menjadi sempel atau
3) Lanjut usia yang mengalami Ansietas ( ringan )
responden
b. kriteria eksklusi
4) Bersedia menjadi sempel atau responden
1) lansia yang tidak kooperatif
penelitian yang pindah
2) responden dibuktikan dengan tanda
atau keluar
3) saat penelitian responden sakit atau
persetujuan.
dirawat
b. Kriteria eksklusi
4) tidak bisa membaca dan menulis
1) Lansia 5) yang berada dimeninggal
responden Panti Tresna Werdha Kota
6) lansia yang tidak bersedia menjadi
Bengkulu
responden
Lansia
Lansiadengan
denganAnsietas
stress sedang
sedang
- hipnosis
Intervensi Intervensi reminiscence
lima jari selama 15
therapy dilakukan selama Analisa
Analisa datadata
menit selama 4 hari di pagi atau sore hari :
30 menit sebanyak 4 sesi
a) Sentuhkan ibu4jaridengan
dalam hari : jari telunjuk,
1. bercerita
bayangkan saat kondisibadan masa
sehat
anak
b) Sentuhkan ibu jari 2. dengan
berceritajari tengah,
masa
remaja
bayangkan saatmencapai prestasi
3. bererita masa atau
sebuah kesuksesan dewasa
4. bercerita
c) Sentuhkan ibu jaridengan jari manis,
lingkungan
dan rumah
bayangkan saat bersamadengan orang
- instrumen :
Lembar
yang evaluasi ( hari ke 1, 2,3,4 )
dicintai
d) Sentuhkan ibu jari dengan jari manis,
bayangkan saat berada ditempat yang
35
paling menyenangkan
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
G. Analisa data
Analisa data ini dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
mengemukakan fakta, selanjutnya membandingan dengan teori yang ada dan
selanjutnya dituangkan. Dalam opini pembahasan, teknik analisa yang digunakan
36
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari peneliti yang diperoleh dari hasil
intervensi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian. Teknik analisa digunakan digunakan dengan cara observasi oleh peneliti
dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan
dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan unutk memberikan rekomendasi
dalam intervensi tersebut.
H. Etika penelitian
Dalam etika penelitian dicantumkan etikan yang mendasari suatu penelitian
yang dikelurkan oleh tim Etic Clearance dan dilengkapi dengan :
1. Informed consent ( persetujuan menjadi responde )
penulis memberikan lembar persetujuan kepada calon responden yang akan
diteliti dengan memahami penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang
akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang akan diperoleh jika bersedia
menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan bila calon responden menolak peneliti tidak
boleh memaksa.
2. Anonymity ( tanpa nama )
Penulisan tidak boleh mencantumkan nama responden melainkan hanya kode
nomor atau kode tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh
responden sehingga identitas responden tidak diketahui oleh publik. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.
3.Confidential ( kerahasian )
Penulis tidak akan menyebabkan informasi yang diberikan oleh responden
dan kerahasiaannya akan dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja
yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
37
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian
1. Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan alat dan bahan satu hari
sebelum penelitian.Peneliti juga mempersiapkan lembar Observasi, format
pengkajian Gerontik, lembar informed consent dan koesioner untuk pengukur
tingkat Ansietas pada Lansia. Setelah alat dan bahan sudah siap, pada tanggal
31 Mei- 09 Juni 2022 peneliti membawa alat dan bahan tersebut ketempat
pasien untuk melakukan penelitian dengan kasus “ Asuhan Keperawatan
Psikososial dengan pemberian Terapi Lima Jari pada Lansia yang mengalami
Ansietas “.
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31Mei 2022 di Panti Tresna
Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu. Dimulai dari menentukan pasien yang
akan dijadikan responden berdasarkan dengan kriteria inklusi dan ekslusi,
peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang mekanisme
penelitian yaitu SOP terapi yang akan dilakukan dan meminta persetujuan
dengan lembar informed consent. Setelah dipastikan mendapatkan responden
maka peneliti mulai melakukan pengkajian, menentukan Diagnosa
Keperawatan, menyusun Intervensi Keperawatan, melakukan Implementasi
Keperawatan dalam “ Asuhan Keperawatan Psikososial dengan Pemberian
Terapi Hipnosis Lima Jari pada Lansia yang mengalami Ansietas “.
B. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Tresna Werdha Provinsi Bengkulu. Panti
Tresna Werdha Terletak Di Jalan Adam Malik KM 9 Pagar Dewa Bengkulu.
Terdapat 12 Wisma yang masing-masing wisma dihuni 5 Lansia. Disetiap
wisma dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang tersedia yaitu terdapat
38
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
kamar tidur, kamar mandi, TV, mesin cuci, kipas angin, kursi roda, ruang tamu
dan toilet. Di panti juga terdapat mushola dan satu klinik kesehatan. Dan juga
ada lapangan untuk melaksanakan aktivitas dan lain-lain.
2. Pelaksaan Studi Kasus
a. Pengkajian
1) Anamnesa
Table 4.1 Anamnesa Responden 1 dan 2
Anamnesa Hasi Responden 1 Hasil Responden 2
Identitas Ny. R berusia 70 tahun, Tn. R berusia 74 tahun,
tamat SMA, alamat Curup, tamat SMA tinggal di
sudah kawin, beragama Panti Tresna Werdha,
islam. sudah kawin, beragama
islam, alamat ulu musi.
Keluhan Klien mengatakan khawatir Klien mengatakan sering
utama akan kondisi fisik yang merasa gelisah. Karena
dialamnya saat ini. Karena klien khawatir akan
klien tidak bisa melalukan keluarganya sudah
aktivitas apa-apa Cuma melupakan dirinya dan
berada dikursi roda. Klien dianggap sudah tidak ada
mengatakan sulit melakukan lagi, kontak mata klien
aktivitas, karna klien kurang saat melakukan
ketergantungan dengan waancara, Kadang-
kursi roda. kadang merasa khawatir
dengan kesehatannya
kedepan.
Riwayat Klien mengatakan dirinya Klien mengatakan
kesehatan kadang-kadang merasa dirinya kadang-kadang
sekarang khawatir dihakimi orang susah tidur, karena belum
laindan dipermalukan terbiasa dengan keadaan
karena dengan keadaanya yang ada dipanti karena
fisik yang dialami, klien klien baru dipanti,
juga kadang-kadang kadang-kadang klien
mengalami susah tidur, juga mudah tersinggung,
karena banyak yang karena merasa dijauhi
dipikirkan klien terutama dan sering dibicarakan
kesehatan klien, kadang- sama lansia yang sudah
kadang mudah tersinggung, lama tinggal dipanti,
dan juga klien sering gelisah klien kadang-
setiap waktu. Karena merasa kadangmeras terpisah
39
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
40
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2) Pemeriksaan Fisik
Table 4.2 Pemeriksaan Fisik Responden 1 dan 2
Observasi Hasil observasi 1 Hasil observasi 2
Keadaan Gelisah Gelisah
umum
TTV TD : 140/100 mmHg, Nadi TD : 130/80 mmHg,
72x /menit, pernafasan Nadi 75x /menit,
24x/menit pernafasan 24x/menit
Sistem pernapasan
Inspeksi Pergerakan dada simetris, Pergerakan dada
tidak mengalami sesak, simetris, tidak
tidak terpasang oksigen, mengalami sesak, tidak
RR: 24x/menit terpasang oksigen, RR:
24x/menit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Suara lapang paru sonor Suara lapang paru sonor
Auskultasi Suara nafas vaskuler, tidak Suara nafas vaskuler,
terdapat suara nafas tidak terdapat suara
tambahan seperti nafas tambahan seperti
whezing/mengi whezing/mengi
Masalah keperawatan : tidak ada
Sistem Nervus 1: normal, klien Nervus 1: normal, klien
persyarafan dapat membedakan aroma dapat membedakan
yang diberikan aroma yang diberikan
Nervus 2: klien mengalami Nervus 2: klien
penurunan lapang pandang, mengalami penurunan
klien sudah rabun lapang pandang, klien
Nervus 3: normal, klien sudah rabun
dapat menggerakkan bola Nervus 3: normal, klien
mata, konjungtiva dapat menggerakkan
41
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
42
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
43
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
13 Rekreasi / pemanfaatan 5 10
waktu luang
Nilai dari Berthel Indeks, yaitu :
Responden 1 = 115
Responden 2 = 130
- 130 : Mandiri
- 65-125 : ketergantungan sebagian
- 60 : ketergantungan total
44
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
45
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
46
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b. Diagnosa Keperawatan
1) Analisa Datamenurut SDKI (2017).
Tabel 4.7 Analisa Data Responden 1 dan 2
No Data Etiologi Masalah
Responden 1
1. DS : Krisis situasional Ansietas
Klien mengatakan
khawatir akan
kondisi fisik yang Terjadi gangguan
dialamnya saat ini. psikososial
Karena klien tidak
bisa melalukan
aktivitas apa-apa Perubahan status
Cuma berada dikursi keadaan
roda.
Klien mengatakan
kadang-kadang Ansietas
mengalami susah
tidur, karena banyak
yang dipikirkan
klien terutama
kesehatan klien
Klien mengtakan
kadang-kadang
mudah tersinggung,
dan juga klien sering
gelisah setiap waktu.
Karena merasa
dirinya tidak bisa
melalukan apa-apa
47
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
serta khawatir
merepotkan orang
lain.
DO :
Klien tampak tidak
fokus saat
melakukan
wawancara
kontak mata kurang
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 72x/menit
RR : 24x/menit
2. DS: Gangguan Gangguan
Klien mengatakan neuromuskular mobilitas
sulit melakukan fisik
aktivitas, karna klien
ketergantungan Ketidak mampuan
dengan kursi roda. sistem syaraf
Klien mengatakan motorik
dirinya kadang-
kadang merasa takut
dihakimi orang Perubahan status
laindan keadaan
dipermalukan karena
dengan keadaanya
fisik yang dialami. Gangguan
DO : mobilitas fisik
klien tampak sulit
menggerakkan
ekstermitas, karena
stroke yang
dialamnya
fisik klien tampak
lemah, karena sulit
melakukan aktivitas
sehari-hari.
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 72x/menit
RR : 24x/menit
Responden 2
1. DS: Krisis situasional Ansietas
48
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Klien mengatakan
sering merasa
gelisah, Karena klien Terjadi gangguan
khawatir akan psikososial
keluarganya sudah
melupakan dirinya
dan dianggap sudah Perubahan status
tidak ada lagi. keadaan
Klien mengatakan
Kadang-kadang
merasa khawatir Ansietas
dengan
kesehatannya, klien
khawatir akan
kesehatannya
kedepan.
Klien mengatakan
dirinya kadang-
kadang susah tidur,
karena belum
terbiasa dengan
keadaan yang ada
dipanti karena klien
baru dipanti
DO :
Klien tampak
binggung
tidak fokus saat
melakukan
wawancara
kontak mata kurang
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 24x/menit
2. DS : Kekecewaan, Koping
klien kadang- kegagalan dan tidak efektif
kadangmeras malu
terpisah atau
terisolasi sama orang
lain, karena klien Persepsi diri tidak
tidak punya teman berguna
bercerita ketika
49
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
dipanti
Kadang-kadang Tingkat ansietas
merasa khawatir
dengan
kesehatannya Koping tidak
kedepan efektif
DO :
Klien tampak
menyendiri dan tidak
punya kawan
Klien tampak
binggung
Kontak mata kurang
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 24x/menit
50
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (PPNI, 2018).
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan Responden 1 dan 2
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kreteria Hasil
Responden 1
dan 2
1. (D.0080) Luaran utama : Intervensi utama:
Tingkat Reduksi ansietas (1.09314)
Ansietas Observasi
(L.09093) a. Identifikasi saat tinkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
1. verbalisasi stressor)
kebingunggan b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun. c. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2. verbalisasi Terapeutik
khawatir yang a. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
dihadapi b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
menurun. memungkinkan
3.perilaku gelisah c. Pahami situasi yang membuat ansietas
menurun. d. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. perilaku tegang e. Gunakan pendekatan yang menyenangkan dan meyakinkan
menurun. f. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
5. pola tidur g. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
membaik. h. Diskusikan perencanaan realistis tentang pristiwa yang akan
6. kontak mata terjadi
membaik. Edukasi
7. perasaan a. Jelaskan perosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
keberdayaan b. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan
51
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
52
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
53
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
54
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
d. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan Responden 1
Diagnosa Waktu Implementasi Respon Hasil Evaluasi Formatif
Keperawatan
Responden 1
Hari Ke 1
Selasa, Intervensi Utama : Intervensi Utama : S : klien mengatakan
31 Mei Reduksi Ansietas (1.09314) Reduksi Ansietas merasa khawatir
2022 Tindakan (1.09314) terhadap kondisi
Observasi Tindakan yang dihadapi
1. Memonitor tanda-tanda Observasi O : klien tampak
Ansietas 1. Klientampak gelisah, gelisah, tegang,
2. Membantu klien tegang dan sulit tidur sulit tidur.skor
55
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
56
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
57
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
58
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
59
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Hari Ke 4
Jumat, Intervensi Utama : Intervensi Utama : S : klien mengatakan
03 Juni Reduksi Ansietas (1.09314) Reduksi Ansietas tidurnya sudah
2022 Tindakan (1.09314) mulai teratur
Observasi Tindakan O : Pasien tampak
1. Mengidentifikasi tingkat ansietas Observasi tenang. Skor
berubah. 1. Klien mengatakan tingkat
tidurnya mulai teratur kecemasan
Teraupetik dank lien tampak sebelum
2. Memotivasi klien. mulai fokus dilakukan terapi
3. Mendiskuskan perencanaan Teraupetik (25), setelah
realistis tentang peristiwa yang 2. Klien tampak tenang dilakukan terapi
akan datang. mendengarkan perawat (22)
Edukasi 3. Klien mengerti apa A : Masalah teratasi
1) Menginggatkan dan melakukan yang harus dilakukan P : Intervensi
kembali terapi Hipnosis Lima ketika mengalami dihentikan
Jari sesuai SOP yang kecemasan. I : Terapi relaksasi
dilampirkan secara mandiri oleh teratasi
klien. Edukasi E : dari sulit
2) Berpamitan kepada klien 1) Klien tampak berkonsentrasi,ge
melanjutkan terapi di lisah, sulit tidur
ruangansecara menjadi gelisah
mandiri sesuai SOP berkurang dan
yang terlampir tidur sudah mulai
2) Klien dan perawat teratur
tampak bersalaman R : tidak ada revisi
dan mengucapkan
perpisahan
mobilitas Hari ke Intervensi Utama : Dukungan Intervensi Utama : S : Pasien
60
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
61
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
62
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
63
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Hari Ke 2
Ansietas Selasa, 07 Intervensi Utama : Intervensi Utama : S : klien
juni 2022 Reduksi Ansietas (1.09314) Reduksi Ansietas (1.09314) mengatakan
berhubunga
10:00- Tindakan Tindakan merasa khawatir
n dengan 11:00 Observasi Observasi O : sebelum
1.Mengidentifikasiklien 1.Klien mengatakan merasa dilakukan terapi
krisis
mengambil keputusan. gelisah,karena klien skor tingkat
situasional 2.mengidentifikasi tingkat khawatir akan kecemasan yaitu
ansietas berubah keluarganya sudah (25) setelah
ditandai
3.Memonitor tanda-tanda melupakan dirinya dan dilakukan terapi
dengan ansietas sudah dianggap tidak ada (24)
lagi. Setelah
pasienmeng
2.Klien mengatakan tidak dilakukan terapi
atakan pernah melakukan terapi skor tingkat
64
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
65
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
66
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
67
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
68
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
tenang
Terapeutik R : Tidak ada revisi
1.Menanyakan dan Terapeutik
mendikusikan perubahan 1.klien tampak
peran yang dialami menceritakan dirinya
2.Memotivasi klien untuk dimasukkan kepanti karna
menentukan harapan anak-anaknya tidak mau
realistis mengurus beliau
2.Klien tampak termotivai
untuk tetap semangat dan
selalu berdoa bahwa pasti
ada hikmah dibalik ini
Edukasi semua
1. Menganjurkan menjalin Edukasi
hubungan yang memiliki 1.klien mengatakan sudah
tujuan dan kepentingan mulai ada teman bercerita
yang sama diruangannya
2.menganjurkan 2.klien mengatakan mulai
menggungkapkan perasaan bercerita dan menegur
dan persepsi teman-teman sekamarnya
Hari ke 4
(D.0080) Kamis, 09 Intervensi Utama : Intervensi Utama : S : klien
juni 2022 Terapi Relaksasi (I.09326) Terapi Relaksasi (I.09326) mengatakan
10:00- Tindakan Tindakan merasa tenang
11:00 Observasi Observasi dan senang
1.Mengidentifikasitingkat 1.Klien mengatakan merasa O : sebelum
ansietas berubah. senang dan tenang dilakukan terapi
Terapeutik Terapeutik skor tingkat
1.Memotivasi klien. 1.klien tampak kecemasan yaitu
69
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
70
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Edukasi Edukasi
1. Menganjurkan menjalin 1.klien mengatakan sudah
hubungan yang memiliki mulai ada teman bercerita
tujuan dan kepentingan diruangannya
yang sama 2.klien mengatakan mulai
2.menganjurkan bercerita dan menegur
menggungkapkan perasaan teman-teman sekamarnya
dan persepsi
71
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
e. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Responden 1 dan 2
No Diagnosa Evaluasi Sumatif
Responden 1
1. (D.0080) S : klien mengatakan setelah dilakukan Hipnosis Lima Jari selama 4 hari
Pasien lebih tenang
O : setelah dilakukan terapi selama empat hari menunjukan perubahan skor
tingkat kecemasan yaitu skor pertama sebelum dilakukan terapi adalah
(33)termasuk kategori kecemasan sedang, dan setelah dilakukan terapi
skor tingkat kecemasan menurun menjadi (22) temasuk kategori
kecemasan ringan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. S : klien mengatakan sudah sering belajar mengerakkan estermitas secara
bertahap
O : Dilihat d ari perubahan skor tingkat kecemasan yaitu skor pertama
sebelum dilakukan terapi adalah (33)termasuk kategori kecemasan
sedang, dan setelah dilakukan terapi skor tingkat kecemasan menurun
menjadi (22) temasuk kategori kecemasan ringan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Responden 2
1. (D.0080) S : klien mengatakan setelah dilakukan Hipnsis Lima jari selama 4 hari Klien
senang dan tenang
O : setelah dilakukan terapi selama empat hari menunjukan perubahan skor
tingkat kecemasan yaitu skor pertama sebelum dilakukan terapi adalah
(25)termasuk kategori kecemasan sedang, dan setelah dilakukan terapi
skor tingkat kecemasan menurun menjadi (20) temasuk kategori
72
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
kecemasan ringan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. S : klien mengatakan sudah memiliki teman bercerita dan mulai
bekomunikasi dengan teman sekamarnya
O : dilihat dari perubahan skor tingkat kecemasan yaitu skor pertama
sebelum dilakukan terapi adalah (25)termasuk kategori kecemasan
sedang, dan setelah dilakukan terapi skor tingkat kecemasan menurun
menjadi (20) temasuk kategori kecemasan ringan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
73
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
C. Pembahasan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, pada tahap ini semua
data dapat dikumpulkan secara sistematis guna menentukan kesehatan klien,
pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien (Carpenito, 2012).
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Juni 2022, keluhan utama
responden 1 klien mengatakan khawatir akan kondisi fisik yang dialaminya saat ini.
Responden 2 klien mengeluh mengatakan sering merasa gelisah, karena khawatir akan
keluarganya sudah melupakannya dan menggagap dirinya sudah tidak ada dan juga
khawatir akan kesehatannya kedepan. Kenyataan ini sesuai dengan teori Zakariah
(2015) Menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan yang digambarkan dengan kegelisahan atau keteganggan dan tanda-
tanda hemodinamik yang abnormal sebagai konsekuensi dari stimulasi simpatik,
parasimpatik dan endokrin.
Pada responden 1 dia masuk Panti Tresna Werdha karna semenjak beliau tidak bisa
jalan dan menggunakan kursi roda anaknya selalu mengeluh saa mengurus beliau, kata
anak-anaknya beliau merepotkan apa-apa harus diurusin akhinya beliau disuruh
tinggal dipanti saja.Katanya kalau dipanti ada yang ngurus beliau disana. Responden 1
sudah tinggal di Panti Tresna Werdha sejak tahun 2017 sampai sekarang sesuai dengan
teori menurut Yochim,B.P (2013) Menyatakan bahwa Ansietas yang dihadapi klien
tidak hanya perubahan pada fisiknya akan tetapi juga pada perkembangan
kognititfnya. Cemas pada perkembangan kognitifnya lebih berfokus pada pikiran
negatif pada klien yang beranggapan penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
Pada responden 2 beliau diusir oleh anak pertamanya kemudian memutuskan untuk
pergi ke Bengkulu untuk menemui anaknya yang ke dua. Setelah beliau sampai
ditempat anaknya di kandang mas beliau diperlakukan tidak selayaknya. Jadi beliau
memutuskan untuk mencari tempat tinggal dan dapatlah informasi tentang Panti
Tresna Werdha Bengkulu sesuai dengan teori menurut Yochim,B.P (2013)
Menyatakan bahwa Ansietas yang dihadapi klien tidak hanya perubahan pada fisiknya
75
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
relaksasi (mis.Hipnosis Lima Jari): (2) Menyiapakan lingkungan yang nyaman (3)
Membantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman duduk atau berbaring (4)
Melatih klien untuk menyentuh ke empat jari dengan ibu jari tangan (5) Minta klien
untuk menarik nafas dalam 2-3 kali (6) Minta klien menutup mata agar rileks (7)
Dengan diiringi music (jika klien mau), pandu klien untuk menghipnosis dirinya
sendiri dengan arahan berikut ini : Sentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk,
bayangkan saat kondisi badan sehat, Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah,
bayangkan saat mencapai prestasi atau sebuah kesuksesan, Sentuhkan ibu jari dengan
jari manis, bayangkan saat bersama dengan orang yang dicintai, Sentuhkan ibu jari
dengan jari kelingking, bayangkan saat berada ditempat yang sangat menyenangkan,
Minta klien untuk membuka mata secara perlahan, Minta klien untuk tarik nafas
dalam2-3 kali, Anjurkan mengambil posisi nyaman, Evaluasi perasaan klien,
Rencana tindakan lanjut klien, Salam penutup. Diagnosa kedua koping tidak efektif
bwrhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan kekhawatiran kronis,
partisipasi sosial kurang.Observasi : (1) Mengidentifikasi kegiatan jangka pendek
dan jangka panjang, (2)mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien, (3)
mengidentifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan social Terapeutik (1)
Menanyakan dan mendikusikan perubahan peran yang dialami, (2) Memotivasi klien
untuk menentukan harapan realistis Edukasi : (1) Menganjurkan menjalin hubungan
yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, (2) menganjurkan
menggungkapkan perasaan dan persepsi, Intervensi ini sesuai dengan (Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia) SIKI (2017).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik, yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 2015).
Implementasi yang pertama adalah mengukur tingkat kecemasan dengan
koesioner GAS (Geriatric Anxiety Scale) yang dilakukan pada tanggal 31 Mei s/d 03
Juni 2022 Responden 1 dan tanggal 06 s/d 09 Juni 2022 Responden 2 sesuai dengan
teori menurut Yochim, et al (2010) menyatakan GAS adalah salah satu alat ukur
78
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
kecemasan terbaru yang dirancang dan digunakan khusus Lansia dengan kecemasan.
dilakukan dari tanggal 31 Mei s/d 09 Juni 2022 responden 1 dan 2.
Gambar 4.1 Grafik penurunan tingkat kecemasan pada Responden 1 dan 2
35
30
25
20
Sebelum
15
Sesudah
10
0
Responden 1 Responden 2
79
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk
menentukan seberapa baik rencana keperawatan bekerja dengan menunjukkan respon
pasien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan (Nanda, 2016).
Pada Responden 1 dengan Diagnosa (1) Ansietas berhubungan dengan
krisissituasionalditandaidenganpasienmengatakanKadang-kadang merasa khawatir
dengan kesehatannya, tampak binggung dan tidak fokus, (2) Gangguan Mobilitas
Fisik berhubungan dengan gangguan neumuskular ditandai dengan kekuatan otot
menurun, rentan gerak(ROM) menurun, gerakan terbatas.Pada Responden2
didapat2 Diagnosa(1) Ansietas berhubungan dengan krisissi tuasional ditandai
dengan pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,pasien sulit
tidur,tampak tidak fokus,(2) koping tidak efektif berhubungan dengan krirs
situasional ditandai dengan kekhawatiran kronis, partisipasi sosial kurang.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4 hari dengan menggunakan terapi
Hipnosis Lima Jari evaluasi pada taanggal 31 Mei – 03 Juni 2022
Responden1mengatakan setelah dilakukan Hipnosis Lima Jari selama 4 hari Pasien
lebih tenang. Dan hasil evaluasi pada responden 2 pada tanggal 06-09 Juni 2022 yaitu
klien mengatakan setelah dilakukan Hipnosis Lima jari selama 4 hari Klien senang dan
tenang merasa tidak khawatir lagi sesuai dengan jurnal Ira Sri Budiarti,atal9 (2021)
pada jurnalnya yang berjudul Teknik Hipnosis Lima Jari pada pasien Lansia yang
menderita Ansietas dengan Penyakit Kronis.
80
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus Keperawatan Gerontik dengan terapi Hipnosis Lima Jari Pada
Lansia yang mengalami Ansietas di Panti Tresna Werda Provinsi Bengkulu yang telah
penulis lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang ditemukan pada responden 1 yaitu Ny. R umur70 tahun,
didapatkan data subjektif dan objektif. Dari data subjektifyaitu, klien mengatakan
khawatir akan kondisi fisik yang dialaminya saat ini, data objektif yaitu klien
tampaktidak fokus, kontak mata kurang, TD : 140/100 mmHg, N : 72x/menit, RR :
24x/menit.Pada responden 2 Tn. R umur74 tahun didapatkan data subjektif dan
objektif. Dari data subjektif yaitu, klien mengatakan sering merasa gelisah, karena
khawatir akan keluarganya sudah melupakan dirinya dan menggangap dirinya sudah
tidak ada. Sedangkan data objektif yaitu klien tampak binggung dan tidak fokus, TD :
130/80 mmHg, N : 72x/menit, RR : 24x/menit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada kedua pasien untuk Diagnosa yang pertama sama dan
Diagnosa yang kedua berbeda. Responden 1 didapat 2 Diagnosa (1)Ansietas
berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan pasienmengatakan Kadang-
kadang merasa khawatir dengan kesehatannya, tampak binggung dan tidak fokus, (2)
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan neumuskular ditandai
dengan kekuatan otot menurun, rentan gerak ( ROM) menurun, gerakan terbatas. Pada
responden 2 didapat 2 Diagnosa (1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
ditandai dengan pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi,pasien sulit tidur,tampak tidak fokus, (2) koping tidak efektif berhubungan
dengan krirs situasional ditandai dengan kekhawatiran kronis, partisipasi sosial
kurang.
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun Intervensi sesusai dengan
81
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
B. Saran
1. Bangi Tempat Penelitian
Disarankan kepada seluruh pegawai Panti Tresna Werdha untuk melakukan
komunikasiantar Lansia baik itu bercerita, bercanda dan ngobrol biasa supaya mereka
lebih semangat lagi dan tidak merasa kesepian.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sekolah dan kampus adalah temapt menimbah ilmu.Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapt bermanfaat bagi institusi sebagai bahan referensi untuk meningkatkan
standard kampus.
3. Bagi Peneliti selajutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat dijadiakan acuan atau pedoman dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik secara optimal dan sesuai SOP yang telah
ada, serta dapat melakukan tindakan yang menjadi hambatan dan kesulitan selama
penulis melakukan penelitian, yaitu melakukan seluruh tindakan keperawatan sesuai
dengan standar intervensi keperawatan Indonesia.
83
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR PUSTAKA
(Badar et al., 2021)Efektifitas terapi hipnosis lima jari pada penurunan cemas
pasien hipertensi yang dirawat di ruang Igd RSUD A.W Sjahranie Samarinda
Davis, M., Eshelman, E. R., & McKay, M. (2019).The relaxation and stress
reduction workbook. Oakland: New Harbinger Publications.
Hastuti & Harumsari.2015. Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan
Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di STIKES
84
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Ratna, WP. (2017). Casual Hypnosis For Affecting People. Yogyakarta: Anak Hebat
Indonesia
Syukri M. (2019). Efektivitas terapi hinosis lima jari terhadap ansietas klien
hipertensi di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2017.
JurnalIlmiahUniversitas Batanghari Jambi, 19(2): 353-356.
85
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
L
A
M
P
I
R
A
N
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
JADWAL PENELITIAN
Jadwal Kegiatan Okt November Desmber Januari Februari Maret
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan buku panduan dan
kerangka acuan
Sosialisasi buku panduan
Pegajuan judul LTA
Penyusunan proposal LTA
a. Proses bimbingan BAB I
b. Proses bimbingan BAB II
c. Proses bimbingan BAB III
d. PKK Keluarga & PKL
Melengkapi persyaratan ujian
Ujian seminar proposal LTA
Perbaikan/revisi proposal
LTA
Perjanjian penelitain
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data dan proses
bimbingan
Ujian Seminar hasil LTA
Penjilitan
Pengumpulan LTA yang telah
disahkan oleh Dewan Penguji
KHS
Registrasi Semester Genap
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Fase orientasi
1) Ucapkan Salam Teraupetik
2) Buka pembicaraan dengan topik umum
3) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
4) Jelaskan tujuan interaksi
5) Terapkan kontrak topik, waktu dan tempat
Fase Kerja
1) Ciptakan lingkungan yang nyaman
2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istrahat yang nyaman duduk atau berbaring
3) Latih klien untuk menyentuh ke empat jari dengan ibu jari tangan
4) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
5) Minta klien untuk menutup mata agar rileks
6) Dengan diiringi musik (jika klien mau), pandu klien untuk menghipnosis dirinya
sendiri dengan arahan berikut ini :
a. Sentuhkan ibu jaridengan jari telunjuk, bayangkan saat kondisi badan sehat
b. Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah, bayangkan saat mencapai prestasi atau
sebuah kesuksesan
c. Sentuhkan ibu jaridengan jari manis, bayangkan saat bersama dengan orang yang
dicintai
d. Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, bayangkan saat berada ditempat yang
paling menyenangkan
7) Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
8) Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.
Fase Terminasi
1) valuasi perasaan klien
2) Evaluasi objektif
3) Terapkan rencana tindak lanjut klien
4) Salam penutup
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Naskah PSP
1. Kami adalah Penelitian berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta
BaktiProgram Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudulAsuhan
Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Akupresur Dalam Menurunkan Rasa
Nyeri dan Kadar Asam Urat Pada Pasien Asam Urat.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah Mengetahui gambaran Asuhan
Keperawatan Gangguan Rasa Aman Nyaman(Nyeri) Dengan Pemberian
Terapi Akupresur Pada Pasien Asam Urat yang dapat memberikan manfaat
berupa untuk Tempat Penelitian, Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat
memberikan pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya prosedur keperawatan tentang Asuhan Keperawatan dengan
pemberian terapi akupresur dalam menurunkan nyeri dan kadar asam urat
pada pasien asam urat. Untuk Pengembangan Pengetahuan, Menambah
wawasan, inovasi dan dapat memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan
khususnya perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Asuhan
Keperawatan dengan pemberian terapi akupresur dalam menurunkan rasa
nyeri dan kadar asam urat pada pasien asam urat. Dan untuk Peneliti Lain,
Memberikan informasi baru kepada peneliti selanjutnya dan dapat menambah
wawasan pengetahuan sehingga akan bermanfaat untuk pengembangan
pedidikan selanjutnya serta dapat dijadikan refrensi penelitian berikutnya
dalam bidang yang sama. Penelitian ini akan berlangsung selama 6 hari.
3. Proposal pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-
20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
PENELITI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Fase orientasi
1) Ucapkan Salam Teraupetik
2) Buka pembicaraan dengan topik umum
3) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
4) Jelaskan tujuan interaksi
5) Terapkan kontrak topik, waktu dan tempat
Fase Kerja
1) Ciptakan lingkungan yang nyaman
2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istrahat yang nyaman duduk atau berbaring
3) Latih klien untuk menyentuh ke empat jari dengan ibu jari tangan
4) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
.
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DOKUMENTASI