Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SASTRA BANDINGAN PUISI “GERILYA” KARYA W.S.

RENDRA DAN " ‫ "درس في الرسم‬KARYA NIZAR QABBANI


Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Al-Adab

Al-Muqarran”

Dosen Pengampu:

Mochammad Faizun, S.S. M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Muhammad Ilham 126305202035


2. Dewi Mamba’atus Sa’adah 126305202040
3. M. Faishol Al Hamimy 126305202045

SEMESTER 5

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

JURUSAN ADAB

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

OKTOBER 2022

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah “Balaghah (Ilmu Bayan)” dalam bentuk makalah. Serta, tak lupa sholawat
dan salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, maka penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yang telah memberikan dukungan kepada kami dan mengizinkan kami memakai
semua fasilitas yang ada di UIN Tulungagung untuk menunjang kelancaran dalam
proses perkuliahan kami.
2. Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc.,M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab
dan Dakwah yang telah bekerja keras mengurus dan mengatur fakultas kami.
3. Mochammad Faizun, S.S. M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah “Al-
Adab Al-Muqaram” yang sangat tulus dan ikhlas memberikan bimbingan dan
pembelajaran kepada kami.
4. Teman-teman kelas 5B program studi Bahasa dan Sastra Arab yang berbahagia.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan


kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
“ANALISIS SASTRA BANDINGAN PUISI GERILYA KARYA W.S. RENDRA
DAN ‫درس في‬
‫ الرسم‬KARYA NIZAR QABBANI” ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Aamiin.
Tulungagung, 11 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

II
COVER .....................................................................................................................................
I

KATA PENGANTAR.............................................................................................................II

DAFTAR ISI...........................................................................................................................III

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. Puisi Gerilya.....................................................................................................................2

3 ........................................................................................................... ‫ درس في الرسم‬B. Puisi


...................................................................................................................................................

C. Perbandingan...................................................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................12

A. Kesimpulan.....................................................................................................................12

B. Saran...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra bandingan atau yang biasa dikenal al-Adab al-Muqarran adalah suatu kajian
yang mengkaji tentang nilai dari sebuah teks sastra berupa puisi maupun prosa. Kajian ini
dapat terealisasi dengan membandingakan atau menyandingan suatu karya sastra dengan
karya sastera lainnya. Dengan membandingkan karya sastra diharapkan sebuah kritisasi
terdahap satra akan muncul pada soearang pembanding/ penganalisis, oleh sebabnya
kepekaan dan juga intusi seorang penganalisis akan lebih tajam. Dengan kajian bandingan
ini akan didapatkan atau dirasakan nilai nilai yang menjadi ciri khas suatu karya sastra.

Oleh sebab itu penganalisis sastra perlu/ butuh akan adanya kajian sastra
bandingan ini. Dengan kajian sastra bandingan ini penulis ingin membandingkan dua
buah karya sastra berupa puisi dengan penulis yang berbeda. Puisi pertama ditulis oleh
W.S. rendra yang berjudulkan “Gerilya”, dan puisi kedua ditulis oleh Nizar Qabbani
dengan judul ‫"درس في‬
"‫الرسم‬atau jika diterjemahkan “ Pelajaran Menggambar”. Dengan analisis ini diharapkan
pembaca dan penulis khususnya akan dapat menumbuhkan kepekaan atau intuisi mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teks puisi “Gerilya” karangan W.S. Rendra?
2. Bagaimana teks bahasa puisi “‫ ”درس في الرسم‬karangan Nizar Qabbani?
3. Bagaimana perbandingan antara puisi Garilya dan ‫?درس في الرسم‬
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teks puisi dari Gerilya dan ‫درس في الرسم‬.
2. Mengetahui perbandingan dari puisi Garilya dan ‫درس في الرسم‬.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Puisi Gerilya

Puisi karya W.S. Rendra yang berjudulkan “Gerilya” dengan nuansa kesedihan yang
tergambar dalam sebuah peristiwa perjuangan.

Gerilya

Tubuh biru

Tatapan mata biru

Lelaki terguling di jalan.

Angin tergantung

Terkecap pahitnya tembakau

Bendungan keluh dan bencana

Dengan tujuh lobang pelor

Diketuk bgerbang langit

Dan menyala mentari muda

Melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah

Dengan sayur-mayur di punggung

Melihatnya pertama.

Ia beri jeritan manis

Dan duka daun wortel.

2
Tubuh biru

Tatapan mata biru

Lelaki terguling di jalan

Orang-oorang kampung mengenalnya

Anak mjanda berambut ombak

Ditimba air bergantang-gantang

Disiram atas tubuhnya.

Tubuh biru

Tatapan mata biru

Lelaki terguling di jalan.

Lewat gardu belanda dengan berani

Terlindung warna malam

Sendiri masuk kota Ingin

ngubur ibunya.

B. Puisi ‫درس في الرسم‬

Tidak jauh berbeda dengan puisi "Gerilya" dari W.S Rendra, Puisi dengan judul ‫درس" " في‬
‫م‬OO‫ الرس‬karya Nizar Qabbani juga mengisahkan sebuah perjuangan di sebuah masa yang
mungkin terjadi bersamaan dengan melawan pemerintahan yang otoriter pada masanya. Puisi
ini disusun menjadi lima bab.

‫درس في ال رسم‬

‫يضع إبني ألوانه أمام ي‬

3
.. ‫ويطلب مني أن أرسم له عصفور ا‬

‫أغط الفرشاة باللون الرمادي‬

‫ وقضبان‬..‫وأرسم له مربعا عليه قفٌل‬

:‫ والدهشة تمأل عينيه‬،‫يقول لي إبني‬

“‫ولكن هذا سجٌن ؟‬.. "

"‫ كيف ترسم عصفورا ؟؟‬، ‫ يا أبي‬، ‫"أال تعرف‬

‫ ال تؤاخذني‬..‫ يا ولدي‬:‫أقول له‬

..‫فقد نسيت شكل العصافير‬

Anakku meletakkan kotak gambarnya di depanku

lalu memintaku menggambar seekor burung...

Kucelupkan kuasku pada cat abu

kugambar sebuah kotak dengan kunci dan... palang pintu.

Matanya terbelalak heran:


“… Ayah, bukankah ini penjara?
“tahukah kau bagaimana menggambar burung?”
Kukatakan padanya: “Nak, maafkan aku

Aku sudah lupa pada bentuk burung-burung”.

‫يضع إبني علبة أقالمه أمامي‬

.. ‫ويطلب مني أن أرسم له بحرا‬

‫آخذ قلم الرصاص‬

..‫وأرسم له دائرة سوداء‬

:‫يقول لي إبني‬

“. .‫ يا أبي‬،‫ولكن هذه دائرٌة سوداء‬

4
‫أال تعرف أن ترسم بحرا ؟‬

“ ‫؟‬..‫ثم أال تعرف أن لون البحر أزر‬.

.‫ يا ولدي‬:‫أقول له‬

‫كنت في زماني شاطرا في رسم البحار‬

‫ فقد أخذوا مني الصنار ة‬..‫أما اليوم‬

..‫وقارب الصيد‬

..‫ومنعوني من الحوار مع اللون األزرق‬

.‫واصطياد سمك الحرية‬

Anakku meletakkan buku gambarnya di depanku


lalu memintaku menggambar laut
Kugenggam pena lantas kugambar lingkaran hitam

Anakku berkata kepadaku:

"Tetapi ini senapan, ayahku

Apakah engkau tidak tau bagaimana menggambar laut?

Lantas apakah engkau tidak tau bahwa warna laut itu biru?

Kukatakan padanya: “Nak.

Di masaku, saya adalah orang yang mahir dalam menggambar laut

Tetapi hari ini, mereka mengambil kail dariku

Mencari buruan…

Dan mencegahku untuk berbicara dengan warna biru

Dan menangkap ikan yang bebas.

.. ‫يضع إبني كراسة الرسم أمامي‬

.‫ويطلب مني أن أرسم له سنبلة قمح‬

5
‫أمسك القلم‪..‬‬

‫وأرسم له مسدسا ‪ ..‬يسخر إبني‬

‫من جهلي في فن الرسم‬

‫ويقول مستغربا ‪:‬‬

‫أال تعرف يا أبي الفرق بين السنبلة ‪ ..‬والمسدس؟‬

‫أقول‪ :‬يا ولدي‪..‬‬

‫كنت أعرف في الماضي شكل السنبله‬

‫وشكل الرغيف وشكل‬

‫الورده‪..‬‬

‫أما في هذا الزمن المعدني الذي‬

‫انضمت فيه أشجار الغابة إلى‬

‫رجال الميليشيات‬

‫وأصبحت فيه الوردة تلبس المالبس المرقطه‪..‬‬

‫في زمن السنابل المسلحه‬

‫والعصافير المسلحه‬

‫والديانة المسلحه‪..‬‬

‫فال رغيف أشتريه‪ ..‬إال‬

‫وأجد في داخله مسدسا وال‬

‫وردة أقطفها من الحق ل إال‬

‫وترفع سالحها في وجهي‬

‫وال كتاب أشتريه من المكتبه‬

‫إال وينفجر بين أصابع‪..‬‬

‫‪Anakku meletakkan buku gambarnya di depanku‬‬

‫‪6‬‬
lalu memintaku menggambar tangkai gandum.

Kugenggam pena.

Lantas kugambar tangkai senapan.

Anakku menertawakan kebodohanku


lalu bertanya:
“Ayah, tak tahukah engkau, perbedaan tangkai gandum... dan senapan?.”
Kukatakan padanya, “Nak..
Aku pernah mengetahui bentuk tangkai gandum
sekerat roti
dan kembang mawar.
Tapi di saat segenting ini
pohon-pohon hutan telah bergabung dengan pasukan tentara
mawar-mawar mengenakan seragam yang kusam…
Kini saatnya tangkai gandum bersenjata
burung-burung bersenjata
budaya bersenjata
bahkan agama pun bersenjata…
Kau tak bisa membeli roti …tidak
tanpa menemukan peluru di dalamnya…
kau tak bisa memetik mawar tanpa
duri memercik di wajahmu
kau tak bisa membeli sebuah buku
yang tak meledak di sela jemarimu…
4

‫يجلس إبني على طرف سريري‬

‫ويطلب مني أن أسمعه قصيده‬

‫تسقط مني دمعٌة على الوساده‬

:‫ ويقول‬.. ‫فيلتقطها مذهوال‬

“.‫ وليست قصيده‬، ‫ يا أبي‬، ‫”ولكن هذه دمعٌة‬

7
:‫أقول له‬

…‫عندما تكبر يا ولدي وتقرأ‬

‫ديوان الشعر العربي سوف تعرف أن‬

‫الكلمة والدمعة شقيقتا ن‬

..‫وأن القصيدة العربيه‬

..‫ليست سوى دمٍعٍة تخرج من بين األصابع‬

Anakku duduk di tepi tempat tidur

lalu memintaku membacakan sebuah puisi.

Sebutir airmata jatuh di atas bantal.

Anakku merabanya, heran, berkata:

“Ayah, ini airmata, bukan puisi!”.

Lalu kukatakan padanya:


“Nak, saat engkau tumbuh dewasa dan membaca…
diwan-diwan puisi Arab kau akan temukan bahwa
puisi dan air mata tiada bedanya.
Dan puisi-puisi Arab
tak ubahnya kucuran airmata dari jemari yang menulis...”

‫ وعلبة ألوانه أمامي‬، ‫يضع إبني أقالمه‬

‫ويطلب مني أن أرسم له وطنا‬

..‫تهتز الفرشاة في يدي‬

.. ‫وأسقط باكي ا‬

Anakku meletakkan pena, dan kotak krayon miliknya di depanku

lalu memintaku menggambar sebuah tanah air untuknya.

8
Kuas di tanganku seketika gemetar...

aku tenggelam, dan menangis.

C. Perbandingan

Sebagai bentuk permulaan penulis untuk belajar membandingkan karya sastra, penulis
mencoba hal mendasar yang mungkin mudah untuk ditemukan dalam membandingkan
karya sastra, yaitu dengan membandingkan unsur intrinsik setiap sastra yang menjadi
objek kajian bandingan.

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok


pikiran atau pokok permasalahn itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,
sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.

Puisi berjudul Gerilya karya W.S.Rendra dan puisi ‫ درس في الرسم‬karya nizzar qobbani
memiliki persamaan tema, yakni pada masing masing puisi bertemakan perjuangan
dan kesedihan. Puisi Gerilya karya Rendra mengkisahkan tentang seorang pemuda
yang terbunuh dengan tubuh penuh lebam akibat 7 peluru senapanyang bersarang
pada tubuhnya, kemudian tokoh pemuda ditemukan atau dilihat pertama kali oleh
seorang gadis yang membawa sayur gadis tersebut manangisi kematian pemuda
tersebut, masyarakat setempat mengenal identitas pemuda tersebut, pemuda tersebut
merupakan anak dari janda berambut bergelombang. Pemuda tadi mati setelah
ditembak belanda karena pada suatu malam dia berjalan melewati gardu pasukan
belanda, pemuda tersebut hanya berlindung dibalik gelapnya malam seraya berharap
agar langkahnya tidak ketahuan, dia ingin kekota untuk menghormati jasad ibunyya
yang baru saja mati.

Sedangkan pada puisi Darsun fil Rasmi karya nizzar qobbani berisi tentang
perjuangan Nizar melawan penguasa dinegerinya, ia menuangkannya dalam deskriptif
teks puisi. Puisi ini menceritakan keaadaan di daerah penyair yang berdampak pada
kesedihan dan kesengsaraan masyarakat. Tokoh dari puisi ini adalah ayah dan anak,
sang anak menyuruh ayanya untuk menggambar burung tetapi sang ayah malah
menggambar pintu penjara, sang anak kemudian menyuruh ayahnya menggambar
tangkai gandum tetapi sang ayah malah menggambar tangkai senapan, ayah sudah
tidak tahu bentuk keindahan burung dan tangkai gandum tutur sang ayah. Bahkan

9
pohon dan mawar sekarang memegang senjata, secara umum isi puisi ini
menceritakan keressahan dan kekhawatiran masyarakat, seolah semua tingkah lau
selalu dalam bahaya, hal ini ditandai dengan kalimat “Kau tak bisa membeli roti
tanpa menemukan peluru di dalamnya kau tak bisa memetik mawar tanpa duri
memercik di wajahmu kau tak bisa membeli sebuah buku yang tak meledak di sela
jemarimu.”

2. Nada

Pada puisi Gerilya karaya W.S. Rendra dan Darsun fil Rasmi karya Nizar
Qobbani meililiki persaaan nada, yakni nada kesedihan, penyair sama menceritakabn
penderitaan pada zaman nya masing masing.

3. Amanat
Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga dibalik tema yang
diungkapkan. Pada puisi berjudul Gerilya dan Darsun fil Rasmi, keduanya memiliki
persamaan amanat sebagai berikut: harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang
mundur meskipun rintangan menghadang, harus berani mempunyai semangat untuk
maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selamalamanya.
4. Kata konkret
Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus
diperkonkret. Kata yang diperkonkret erat hubungannya dengan penggunaan kiasan
dan lambang. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-
olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Kedua puisi
yang masing masing berjudul Gerilya W.S. Rendra dan Darsun fil Rasmi karya Nizar
Qabbani sama sama menggunakan kata konkret.

Dalam hal ini Rendra menggunakan kata Tubuh biru, Lelaki terguling di jalan.
Dengan tujuh lobang pelor. Sedangkan Nizar qobbani menggunakan kata “Kau tak
bisa membeli roti tanpa menemukan peluru di dalamnya kau tak bisa memetik mawar
tanpa duri memercik di wajahmu kau tak bisa membeli sebuah buku yang tak meledak
di sela jemarimu. hal tersebut untuk membangkitkabn kesedihan perjuangan.”

5. Bahasa figurative (majas)

10
Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan
sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan
makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambing.

Kedua puisi tersebut masing masing menggunakan Bahasa majas, pada puisi
Gerilya Karya W.S Rendra sebagai berikut:

a) Repetisi, seperti dalam


kutiban - Tubuh biru

Tatapan mata biru

Lelaki terguling di jalan

b) Majas Metafora -
Angin tergantung

Terkecap pahitnya tembakau

Bendungan keluh dan bencana

- Dengan tujuh lobang pelor


Diketuk gerbang langit
Dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya
- Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung
Melihatnya pertama

c) Majas Sintesia - Ia
beri jeritan manis
Dan duka daun wortel
- Anak janda berambut ombak
Ditimba air bergantang-gantang
Disiram atas tubuhnya

Sedangkan pada puis Darsun fil Rasmi gaya Bahasa (majas) ditemukan sebagai
beriku:
)a ‫يضع إبني ألوانه أمام ي‬ = majaz mursal i'tibar ma yakuunu fi al-mustaqbali

11
)b ‫أغط الفرشاة باللون الرمادي‬ = majaz mursal i'tibar ma yakuunu fi al-mustaqbali
)c ‫ويطلب مني أن أرسم له بحرا‬ = majaz mursal kulliyyah
)d ‫وأرسم له دائرة سوداء‬ = majaz isti'arah makniyyah
)e ‫ومنعوني من الحوار مع اللون األزرق‬ = majaz mursal haliyah
f) ‫ومنعوني من الحوار مع اللون األزرق‬ = majaz isti'arah tashrihiyah

)g ‫يسخر إبني من جهلي في فن الرسم‬ = majaz mursal musabbayiyah


)h ‫في زمن السنابل المسلحه‬ = majaz isti'arah makniyyah
)i ‫والعصافير المسلحه‬ = majaz isti'arah makniyyah
j) ‫والديانة المسلحه‬ = majaz isti'arah makniyyah
)k ‫ = ليست سوى دمٍعٍة تخرج من بين األصابع‬majaz isti'arah muthlaqah
)l ‫ويطلب مني أن أرسم له وطن ا‬ = majaz mursal kulliyyah
)m ‫تهتز الفرشاة في يد ي‬ = majaz isti'arah thaba'iyah

6. Sejarah kedua puisi tersebut dan budaya yang melatar belakanginya.


Menurut penulis latar belakang kepenulisan puisi Gerilya dan Darsun fil
Rasmi berbeda. Rendra menulis puisi dengan suasana pra kemerdekaan, dengan
menggunakan tokoh pejuang gerilya yang nekat melewati markas belanda untuk
menemui jasad ibunya, sedangkan pada puisi Darsun fil Rasmi dilatar belaking oleh
kegeraman penguasa daratan Arab yang menyengsarakan rakyatnya dengan
mendiskripsikan peperangan ada dimana mana, tentu saja puisi ini dityuliskkan
setelah negeari asal Nizar telah mencapai kemerdekaannya.

W.S. Rendra selaku penulis puisi Gerilya lahir 7 november 1935. Rendra
pernah hidup dalam masa penjajahan, oleh karena itu puisi puisinya banyak yang
berisi tentang perjuangan, tidak terkecuaili dengan puisi berjudul Gerilya, Rendra
ingin menggambarkan suasana pada zaman penjajahan, suasana kesedihan perjuangan
pemuda yang mati ditembak belanda.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Buah dari kajian perbandingan pastinya akan ditemukan persamaan dan
perbedaan anatara hal (puisi) yang dibandingkan dengan hal yang digunakan sebagai
pembanding. Dengan membadingkan kedua puisi (Gerilya dan ‫ )درس في الرسم‬penulis
menemukan beberapa persamaan dan perbedaan khususnya yang digunakan penulis
dalam membandingkannya, yaitu dalam konteks susunan intrinsiknya. Dapat terlihat
letak kesamaan kedua puisi tersebut pada tema, nada, amanat, penggunaan kata
kongkret dan bahasa figur.
Dan sudah biasa meskipun memiliki beberapa kesamaan dalam unsur unsur
intrinsik sebuah karya sastra (puisi) akan memiliki sebuah perbedaan yang mencolok
pada serajarah dan budaya yang melatar belakangi penulisan. dengan kedua puisi yang
bertemakan perjuangan diatas, pastinya pengarang (W.S. Rendra maupun Nizar
Qabbani) ingin menuliskan dan menggambarkan puisinya berdasarkan suasana yang
meliputinya.
B. Saran

Setiap materi dari literatur yang penulis sajikan mungkin tidak lebih luas
daripada yang pembaca peroleh. Dan pastinya tidak akan luputnya materi kami
dengan kesalahan, jika pembaca atau teman teman BSA 5B UIN Sayyid Ali
Rahamatullah Tulungagung khususnya menemukan kesalahan berupa diksi atau
redaksi yang kami sajikan mohon keluangannya untuk memberi saran maupun
tanggapan.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://agusab.weebly.com/bahasa-indonesia-11.html, diakses pada 03 Nopember 2022
pukul 15.00.
2. http://musaitir.blogspot.com/2012/11/analisis-struktural-dan-interpretasi.html?m=1,
diakses pada 03 Nopember 2022 pukul 15.00.
3. https://youtu.be/NAnVH8SE7MQ, diakses pada 03 Nopember 2022 pukul 15.00.

13
.4 Yasir, Muhammad Dihlyz (2019) :‫اتير‬OO‫تحلي ل شعر "درس في الرسم" لنزار قباني في ضوء نظرية ميكئل ريف‬
‫دراسةسيمييائية‬. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. ‫لنزا ر قباني في‬
‫ دراسة سيمييائية‬:‫ ضوءنظرية ميكئل ريفاتير‬Etheses of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University
(uinmalang.ac.id), diakses pada 03 Nopember 2022 pukul 15.30.
5. Mus, Irawan&Aiyub Berdan. 2021 KAJIAN INTERTEKSTUAK PUISI NAZIK AL-
MALAIKAH “ANA” DAN CHAIRIL ANAWAR “AKU”. An-Nahda al-‘Arabiyah Jurnal
Bahasa dan Sastra Arab. Vol.01 No.02

14

Anda mungkin juga menyukai