Anda di halaman 1dari 14

RESENSI NOVEL REVA’S TALE

DISUSUN OLEH
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. ANELIS MARISNA
2. AZHARINA FITRIANINGTYAS
3. KRISNA RAHMAT
NURRIn
4. NURRI HARJANTI
5. SALWA FASHA AULIA
6. SINGGIH BAGASKORO

SMAN 12 KOTA BEKASI


XII IPS 2
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun oleh :
1. Anelis Marisna
2. Azharina Fitrianingtyas
3. Nurri Harjanti
4. Salwa Fasha Aulia
5. Singgih Bagaskoro
6. Krisna Rahmat

Makalah berjudul “Resensi novel Reva’s Tale.” Ini telah dibaca dan disahkan oleh :

Bekasi, 15 November 2023

Menyetujui:

Ppembimbing Kketua kelompok

D V
Dra. SARWINI AZHARINA. F
NNIP: NNIS : 0053458323

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Resensi Novel Reva’s
Tale.” Dengan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia dengan guru
mata pelajaran Dra. Sarwini. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada guru mata
pelajaran kami yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu, kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun guru mata pelajaran kami.

Bekasi, 15 November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah......................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan................................................................. 5

BAB II DASAR TEORI .............................................................................. 6


2.1 Tinjauan Pustaka........................................................................ 6
2.2 Landasan Teori........................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8

iv
Pengertian novel sejarah dari berbagai sumber

a) Secara umum, pengertian novel sejarah adalah prosa berisi watak dan sikap tokoh
berdasarkan kejadian di masa lampau. Novel sejarah menyajikan isi yang sesuai dengan
fakta.

b) Novel sejarah adalah jenis novel yang termasuk rekon imajinatif. Jadi, novel sejarah
adalah novel yang didasarkan pada fakta sejarah dan kemudian diceritakan kembali dari
sudut pandang berbeda yang tidak tercermin dalam fakta sejarah tersebut.

c) Novel sejarah adalah novel yang bertema sejarah sehingga isinya tidak bisa dilepaskan
dari kebenaran sejarah.

d) Menurut Kuntowijoyo dalam buku Budaya dan Masyarakat, novel sejarah berisikan
cerita tentang peristiwa sejarah serta memiliki kebenaran sejarah (historical truth).

v
e) Menurut Henry S. Lucas seperti yang dikutip Kuntowijaya dalam bukunya, dalam
melihat kebenaran sejarah dalam sebuah novel sejarah bisa dilihat dari segi keaslian
sejarah (historical authenticity), kesetiaan sejarah (historical faithfulness) dan kesetiaan
unsur lokal (authenticity of local colour).

1. Perbedaan dari novel sejarah dan teks sejarah


Jadi novel sejarah penulisannya sesuai dengan pemikiran dari si penulisnya. Sedangkan teks
sejarah yaitu kisah sejarah yang berdasarkan fakta dan bersifat murni dengan terjamin
keasliannya.

2. Analisis struktur yang terdapat pada novel tersebut


JUDUL NOVEL/PENGARANG Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck / Buya Hamka

ORIENTASI Perkenalan dari tokoh utama bernama Zainuddin, anak


dari seseorang ayah yang dipanggil dengan Pandekar
Sutan asal Minang dan ibu dari Makassar
PENGUNGKAPAN PERISTIWA Sesungguhnya persahabatan yang baik dan jujur
diantara kedua orang muda itu, kian lama kian
tersiarkan dalam dusun kecil itu. Di dusun belumlah
orang dapat memendang kejadian ini dengan
penyelidikan yang seksama dan adil. Orang belum
kenal percintaan suci yang terdengar sekarang, yang
pindah dari mulut ke mulut, ialah bahwa Hayati,
bermain mata, berkirim kirim surat dengan anak orang
mengkasar / Makassar.
KONFLIK Tertolaknya lamaran Zainuddin lantaran ia bukan orang
asli suku minang. Dan kepala suku juga menganggap
Zainuddin tidak memiliki tujuan hidup, miskin, dan
lain lain.
PUNCAK KONFLIK Bila teringat akan itu, terus dia berkata “Tidak Hayati!
Kau mesti pulang kembali ke Padang! Biarkanlah saya
dalam keadaan begini. Pulanglah ke Minangkabau!
Janganlah hendak ditumpang hidup saya, orang tak
tentu asal. Negeri Minangkabau beradat! Besok hari
senin, ada Kapal berangkat dari Surabaya ke Tanjung
Periuk, akan terus ke Padang! Kau boleh menumpang
dengan kapal itu, kekampungmu." Pada akhirnya
Hayati pergi menaiki kapal yang bernama Van dew
Wijck diantar oleh Muluk
RESOLUSI Tahap penyelasaian dalam novel Tenggelamya Kapal
Van Der Wijck karya Hamka ketika Zainuddin

vi
mendapat kabar bahwa Kapal yang ditumpangi oleh
Hayati tenggelam, sedangkan Hayati dirawat di Rumah
Sakit Tuban. Dengan diterima Muluk sahabatnya
Zainuddin menengok wanita yang sangat dicintainya
itu. Rupanya pertemuan mereka itu adalah pertemuan
yang terakhir karena Hayati menghembuskan nafasnya
yang terakhir dalam pelukan Zainuddin. Kejadian itu
membuat Zainuddin merasakan penyesalan yang
berkepanjangan hingga Zainuddin jatuh sakit dan
meninggal dunia juga. Zainuddin dimakamkan di
sebelah makam Hayati.
KODA Dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
karya Hamka mengandung nilai nilai keseharian yang
sangat baik, ini terlihat dari paratokoh yang ada seperti
Zainuddin. Hal tersebut bisa kita lihat dari panggilan
cerita berikut ini "Demikian penghabisan kehidupan
orang besar itu. Seorang di antara Pembina yang
menegakkan batu pertama dari kemuliaan bangsanya
yang hidup didesak dan dilamun oleh cinta. Dan
sampai matipun dalam penuh cinta. Tetapi sungguh
pun dia meninggal namun riwayat tanah air tidaklah
akan dapat melupakan namanya dan tidaklah akan
sanggup menghilangkan jasanya. Karena demikian
nasib tiap-tiap orang yang bercita-cita tinggi
kesenangannya buat orang lain. Buat dirinya sendiri
tidak.” Koda Jika seseorang yang terkenal sudah mati,
namanya akan selalu dikenang.

3. Kaidah kebahasaan beserta contohnya

1. Frasa Nomina

vii
Frasa nomina merupakan frasa yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah
kata benda.

Peluit kapal berbunyi, pengantar turun, air mata mak Base masih membasahi pipinya. Setelah
hari hampir siang mata Zainuddin belum juga tertidur, datanglah Muluk.
“Sabar …….. Zain, cahaya kematian telah terbayang di mukaku ! Cuma, jika kumati. ……..
hatiku telah senang, sebab, telah kuketahui bahwa engkau masih cinta kepadaku!”

2. Frasa Verba
Frasa verba merupakan frasa yang dibentuk dari sekumpulan kata yang memiliki unsur inti
pembentukan berupa kata kerja. Contoh: keber-untung-an

o Sesudah hampir 6 bulan dia tinggal di dusun Batipuh, bilamana dia pergi duduk-duduk ke
lepau tempat anak muda-muda bersenda gurau, orang bawa pula dia bergurau, tetapi
pandangan orang kepadanya bukan pandangan sama rata, hanya ads juga kurangnya.
o “Ya, Hayati ! Allah rupanya tak izinkan kita berpisah lagi, bila telah beroleh keizinan dari
dokter, kita segera berangkat ke Surabaya.”

3. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan kata penghubung yang menunjukkan waktu.
Tidak lama kemudian datang balasan dari orang tua yang dikasihinya itu, mengajaknya lebih
baik pulang saja kembali ke Mengkasar, sementara dia masih hidup.

4. Nominalisasi
Nominalisasi merupakan suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain.
a. Sufiks (akhiran) Contoh: makan-an
Dari malamnya Hayati telah bersiap, berdua dengan Muluk membeli barang-barang
makananuntuk persiapan di kapal.
b. Prefiks (imbuhan) Contoh: pe-dagang
Kebetulan sekali, baru-baru ini kami dikirim orang dari Surabaya, satu “katalogus” dari hikayat-
hikayat yang dikeluarkan oleh satu pedagang buku Hikayat yang mula-mula kami pesan bernama
“Terusir.”

viii
c. Konfiks (imbuhan gabung) Contoh: per-kawin-an
Kau kawin dengan dia, kau sendiri memberi keterangan bahwa perkawinan itu bukan paksaan
orang lain, tetapi pilihan kau sendiri.
d. Infiks (sisipan) Contoh: t-el-apak
Semuanya berganti dengan derum oto mendaki bukit, derap telapak kuda berlari, sorak-sorai
‘rang di gelanggang, bunyi musik dan keroncong di malam gembira perkawinan.

e. Kombinasi Afiks Contoh: keber-untung-an


Waktu itu berganti istana keberuntungan cinta, dengan gubuk kutukan kebencian.

5. Majas
a. Personifikasi: majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seakan-akan memiliki
sifat seperti manusia.
Cahaya merah telah mulai terbentang di ufuk Barat, dan bayangannya tampak mengindahkan
wajah lautan yang tenang tak berombak.

b. Simile: Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan,
ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan
menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
Dengan menarik nafas panjang, surat itu disambut oleh Muluk, dan dia pun turunlah ke bawah
dengan langkah yang bagaikan jatuh.

c. Hiperbola: mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk
akal.
Meskipun matanya terpentang lebar, meskipun begitu asyik dia memperhatikan keindahan alam
di lautan Mengkasar, rupanya pikirannya telah melayang jauh sekali, ke balik yang tak nampak
di mata, dari lautan dunia pindah ke lautan khayal.

d. Kontradiksi Interminis: Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan
sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.
Insan adalah pergabungan kesucian dan kekotoran, kecuali kalau dia telah diangkat menjadi Nabi
dan Rasul, atau Waliullah yang keramat.

ix
e. Repetisi: Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
Jauh….. kata ayahnya, jauh benar negeri itu, jauh di balik lautan yang lebar, subur dan nyaman
tanamannya.

4. Nilai yang terkandung dalam novel


a. Nilai agama
“Kabarnya konon, disana hari ini telah ada sekolah agama. Pelajaran akhirat telah diatur dengan
sebagus-bagusnya apalagi, puncak singgalang dan merapi sangat keras seruannya kepada ku
rasanya. Saya hendak melihat tanah asalku, tanah tempat ayahku dilahirkan hadulunya. Mak
Base banyak orang memuji daerah Padang, banyak orang yang bilang agama islam masuk
kemaripun dari sanah. Lepaskan saya berangkat kesana” (belajarlah agama untuk bekal mu di
akhiratnya nanti)
b. Nilai budaya
Sangat kental dengan budaya Minang yang sangat patuh akan peraturan adat. Adapula penggalan
ceritanya: “…….apa yang akan dikerjakannya, padahal cinta adalah sebagai kemudi dari bahtera
kehidupan. Sekarang kemudi itu dicabut; kemana dia hendak berlayar lagi, dimana dia hendak
berlabuh, teroleng terhempas kian kemari, daratan tak nampak, pulau tak kelihatan. Demikianlah
perumpamaan nasib anak muda yang maksudnya tiada sampai”. (kita harus menghargai
kebudayaan yang sudah dari lama tertanam pada suatu suku atau adat yang ada di wilayah
tersebut).
c. Nilai moral
“Demikian penghabisan kehidupan orang besar itu. Seorang di antara Pembina yang menegakkan
batu pertama dari kemuliaan bangsanya; yang hidup didesak dan dilamun oleh cinta. Dan sampai
matipun dalam penuh cinta. Tetapi sungguh pun dia meninggal namun riwayat tanah air tidaklah
akan dapat melupakan namanya dan tidaklah akan sanggup menghilangkan jasanya. Karena
demikian nasib tiap-tiaporang yang bercita-cita tinggi kesenangannya buat orang lain. Buat
dirinya sendiri tidak” (Zainuddin suka sekali menuntut ilmu, semangat moral yang baik bahwa
ilmu harus dipelajari apapun yang terjadi).
d. Nilai sosial
“Agaknya anak mamak itu, si Muluk, bisa menolongmu karena dia banyak pergaulan. Dia pandai
berdukun. Pergaulannya dalam kalangan orang dukun, ahli silat dan dalam kalangan orang-orang
beradat, pun banyak pula. Pulangnya ke rumah hanya sekali-sekali saja, untuk melihat ibu dan
memberi wang”. (kita boleh bergaul dengan siapa pun, tetapi tetap harus memilah baik serta

x
buruknya sifat atau kepribadian seseorang. Dan diri kita sendiri juga harus menyaring apa yang
baik bagi diri sendiri dan apa yang tidak baik).
e. Nilai pendidikan
“Zainuddin seorang yang terdidik lemah lembut, didikan ahli seni,ahli syair, yang lebih suka
mengalah untuk kepentingan orang lain”. (kita harus mencontoh betapa giatnya Zainuddin
menuntut ilmu agama serta ilmu sastra. Kita harus menggali potensi diri dan melakukan apa saja
yang dapat bermanfaat bagi orang orang sekitar).

5. Hubungan nilai yang terkandung dengan kehidupan masa kini


Semua ada hubungannya. Dimulai dari Zainuddin yang pergi ke Batiputih untuk mendapatkan
ilmu dan ingin seperti ayahnya. Lalu kebaikan Zainuddin terhadap semua orang, kita semua
harus mencontohnya. Kita harus menggapai cita cita dan impian kita dengan usaha serta doa
yang sangat kuat. Dan tolong menolonglah antar sesame dalam hal kebaikan tanpa memandang
perbedaan diantara satu sama lain. Dan kita juga harus menghormati orang yang lebih tua dari
kita.

6. Latar waktu dan tempat


Latar tempat:
1. Mengkasar :
“Di waktu senja demikian kota Mengkasar terlihat hidup.”
2. Dusun Batipuh :
“Sesudah hampir 6 bulan dia tinggal di Dusun Batipuh, bilamana dia pergi duduk-duduk ke
lepau tempat anak muda-muda bersenda gurau, orang bawa puladia bergurau, tetapi pandangan
orang kepadanya bukan pandangan sama rata,hanya ada juga kurangnya.”
3. Padang Panjang :
“Bilamana Zainuddin telah sampai ke Padang Panjang, negeri yang ditujunya, telah
diteruskannya perjalanan ke Dusun Batipuh, karena menurut keterangan orang tempat dia
bertanya, di sanalah negeri ayahnya yang asli.”
4. Jakarta :
“Sudah dua bulan tunanagannya itu ada di Jakarta, menambah ilmunya dalam perkara dagang,
dan bilamana dia pulang akan ditentukan hari perkawinan mereka.”
5. Surabaya :

xi
“Kalau sekiranya ada orang dagang anak Sumatera atau anak Mengkasar yang terlantar di kota
Surabaya dan datang meminta tolong kepadanya, tidaklah mereka akan meninggalkan rumah itu
dengan tangan kosong.”
6. Lamongan :
“Yang luka-luka telah dibawa dengan pertolongan Asisten Wedana dan Polisi di Brondong
Lamongan, untuk diurus di rumah sakit di sana, sampai sembuh.”
Latar waktu
1. Senja :
“Di waktu senja demikian kota Mengkasar kelihatan hidup.”
2. Siang :
“Setelah ayam berkokok tanda siang, dia telah turun membasuh mukanya ke halaman dan
mengambil wudhuk, terus sembahyang subuh.”
3. Malam :
“Semalaman hari, setelah mendengarkan perkataan Mande Jamilah, dan setelah mengingat
perkataan-perkataan yang pedih-pedih, sindiran yang menyayat jantung Zainuddin tidak hendak
tertidur.”

7. Peristiwa apa yang terjadi


Surabaya, 20 Oktober (Aneta). Pada pukul 1 tadi malam. Marine komandan di sini menerima
radio dari Kapal Van der Wijck, meminta pertolongan (S.O.S) sebab telah miring. Seterimanya
kabar ini Marine dengan segera menjalankan pertolongan yang perlu. Kapal tersebut telah
berangkat dari Surabaya ke Semarang pukul 9 malam. Dia telah tenggelam 15 mil jauhnya dari
sebelah utara Tanjung Pakis. Dan penyebabnya sendiripun belum diketahui dengan jelas.

8. Siapa saja tokoh yang terlibat

a. Tokoh utama
o Zainuddin (protagonis)
o Hayati (protagonis)
o Aziz (Antagonis)

b. Tokoh pembantu
o Mak Datuk (ketua adat di Batiputih) (tritagonis)

xii
o Khadijah (tritagonis)
o Muluk (protagonist)
o Mande Jamilla (tritagonis)
o Engku Labay (tritagonis)
o Mande Ana (tritagonis)

9. Dibagian apa yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong dalam novel
sejarah
Adanya pengetahuan yang Zainuddin ketahui bahwa agama islam masuk pertama kali di pulau
Sumatera daerah Batiputih, Padang pada abad ke-7 tahun 674. Lalu ada kapal Van Der Wijck
kapal terbesar dan termewah milik Belanda yang berlayar dari Jawa – Andalas dibuat oleh
Feijenoor. Dan tenggelam pada tanggal 20 Oktober 1936

DAFTAR PUSTAKA

developer, m. (2022). Novel Sejarah: Pengertian, Struktur, dan Contoh. Diakses 12 September
2023, dari https://m.mediaindonesia.com/humaniora/547131/novel-sejarah-pengertian-struktur-
dan-contoh

xiii
Yuda, A. (2022). Pengertian Novel Menurut Para Ahli, Ciri, Struktur, Unsur, dan Jenisnya.
Diakses 12 September 2023, dari https://www.bola.com/ragam/read/4987047/pengertian-novel-
menurut-para-ahli-ciri-struktur-unsur-dan-jenisnya
Memahami Pengertian dan Struktur Novel Sejarah - Varia Katadata.co.id. (2023). Diakses 12
September 2023, dari https://katadata.co.id/agung/lifestyle/64cdc854da01e/memahami-
pengertian-dan-struktur-novel-sejarah
SMP, A. (2023). Mengulik Novel Sejarah, Pengertian Hingga Struktur Penulisannya. Diakses 12
September 2023, dari https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengulik-novel-sejarah-pengertian-
hingga-struktur-penulisannya/
Yulianti, C. (2023). Novel Sejarah: Pengertian, Struktur dan Contoh. Diakses 12 September
2023, dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6341374/novel-sejarah-pengertian-struktur-
dan-contoh

xiv

Anda mungkin juga menyukai