Anda di halaman 1dari 24

NamaDosen :Jessica Fransisca Tonapa, S.M.B.,M.M.

Mata Pelajaran: Sistem Manajemen Kinerja

TRAINING

Di Susun Oleh MSDMA 6B

Kelompok 1:

Andi Feby Febrina (S032018040)

Nurul Qolbiah (S032018038)

Phirlia (S032018035)

NuruL Fitrah (S032018044)

Putri Anggita (S032018056)

Acang Basri (S032018036)

Salman Parizi (S032018037)

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Training tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu Jessica Fransisca Tonapa.,S.M.B.,M.M. pada bidang studi Sistem
Manajemen Kinerja. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Training bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Jessica Fransisca


Tonapa.,S.M.B.,M.M., selaku Dosen Sistem Manajemen Kinerja yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 26 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3. Tujuan Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………3

2.1. Devinisi Training .....................................................................................................3

2.2. Kelemahan kinerja karyawan pada Perusahaan/Instansi ......................................... 4

2.3. Cara Mengatasi Kelemahan Karyawan.................................................................... 5

2.4. Contoh Penerapan Training di dalam Organisasi .................................................... 9

2.5. keuntungan dan kelemahan dalam Training ..........................................................16

BAB III. PENUTUP ......................................................................................................... 19

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia mempunyai peran penting yang dapat


mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam rangka 9
tujuannya. Sumber daya manusia dan kualitasnya merupakan isu
yang sangat strategis karena kualitas manusia akan mendukung
keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu
peningkatan kemampuan sumber daya manusia baik dari aspek
pengetahuan maupun aspek ketrampilan perlu dilakukan secara terus
menerus. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui
pendidikan sedangkan peningkatan keterampilan melalui pelatihan-
pelatihan (Morris & Lim, 2006).

Latihan-latihan yang diberikan kepada para karyawan, juga


mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras. Hal ini disebabkan
karena karyawan-karyawan yang telah mengetahui dengan baik
tugas-tugas dan tanggung-jawabnya akan mencapai tingkat moral
kerja yang lebih tinggi. Maka dari itu diperlukan latihan-latihan bagi
karyawan-karyawan agar mereka siap dalam menangani tugasnya
yang baru (Mathis & Jackson, 2006). Latihan-latihan yang baik
diperlukan setiap saat, baik itu bagi karyawan-karyawan baru
maupun karyawan-karyawan yang telah lama bekerja pada instansi
tersebut. Karyawan-karyawan baru yang senantiasa direkrut oleh
perusahaan membutuhkan pelatihan-pelatihan sebelum menjalankan
tugas-tugas yang menjadi kewajibannya.

Sedangkan bagi karyawan lama mereka juga tetap harus


mendapatkan pelatihan karena tuntutan tugasnya yang sekarang,
ataupun untuk mempersiapkan dirinya berhubung akan ditransfer
atau akan dipromosikan pada jabatan yang lain. Selain itu, Training
ini sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam pengembangan,
prosedur, anggaran,dan kurikulum. Sehingga dalam ini karyawan
dapat meningkatkan kreativitas bagi dirinya dan untuk kedepannya.

1
1.2. Rumusan Masalah

AdapunRumusaln masalah yang di dapatkan adalah sebagai berikut

1. Apa yang dimaksud dengan Training?


2. Apa saja kelemahan kinerja karyawan yanng cocok untuk di berikan
Training?
3. Bagaimana Cara Mengatasi Kelemahan Karyawan?
4. Sebutkan Contoh Penerapan Training di dalam Organisasi !
5. Apa saja keuntungan dan kelemahan dalam Training
6. Apa kesimpulan yang anda dapatkan ?

1.3. Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui maksud dengan Training?


2. Mengetahui kelemahan kinerja karyawan yanng cocok di berikan
Training?
3. Mengetahui Cara Mengatasi Kelemahan Karyawan!
4. Mengetahui Contoh Penerapan Training di dalam Organisasi !
5. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dalam Training
6. Mengetahui kesimpulan yang anda dapatkan?

1.4. Manfaat Penelitian

Untuk Memahami mengenai pengertian Training beserta


kelemahan, kelebihan, dan contoh penerapan dalam melakukan training di
organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Training

 Secara Umum

Secara keseluruha, training merupakan kegiatan untuk memberi,


memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan potensi,
produktivitas, disiplin dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu dengan jenjang kualifikasi atau pekerjaan. Dan,
Pengembangan (Development) merupakan kegiatan yang di arahkan
untuk menyiapkan pegawai pindah kejabatan baru karena ada
pengembangan (Development) , perubahan atau pertumbuhan dalam
organisasi.

 Secara Definisi

 Menurut ahli MSDM Gary Dessler, Training atau Pelatihan


merupakan sebuah proses mengajar keterampilan yang banyak
dibutuhkan oleh para karyawan baru dan lama untuk melakukan
pekerjaannya masing-masing.
 Menurut Bernardin dan Russel (1998:172). Training adalah sebagai
sebuah usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga
kerja pada pekerjaan yang dikerjakannya. Biasanya hal ini berarti
melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian serta pengetahuan
yang khusus.
 Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227). Training adalah sebuah
pengalaman pembelajaran di dalam mencari perubahan yang
permanen secara relatif pada suatu individu yang akan
memperbaiki kemampuan dalam melakukan pekerjaannya itu.
 Pengertian training menurut Stephen P (2001:282). Training adalah
pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai
sebuah format pelatihan yang terstruktur.
 Pengertian training menurut Gomes (2003: 197). Training adalah
setiap usaha untuk memperbaiki performasi pekerja pada sebuah
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau
sebuah pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaannya

3
2.2 Kelemahan kinerja karyawan pada Perusahaan/Instansi

Training sangat cocok di berikan kepada karyawan yang untuk


meningkatkan produktivitas kerjanya terutama bagi karyawan yang tidak
paham dengan tupoksinya dalam organisasi atau perusahaan Hal ini dapat
diasumsikan bahwa training (Pelatihan) sangat penting bagi tenaga kerja
untuk lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau
akan dijabat kedepan

Meninjau dari beberapa Jurnal yang telah kami baca, berikut ada
beberapa kelemahan karyawan pada perusahaan / instansi :

 Kurangnya pemahaman prosedur / mekanisme kerja yang di bentuk


oleh perusahaan/ Instansi. Baik itu struktur organisasi maupun
budaya yang sudah tercipta oleh perusahaan/ Instansi,

Seorang karyawan akan merasa kesulitan jika belum


memahami betul bagaimana mekanisme kerja, organisasi, maupun
budaya yang di bentuk. Sehingga hal ini yang dapat memicu
kelemahan bagi karyawan. Dikarenakan mereka tidak paham apa
saja yang harus mereka capai dalam melakukan aktivitas kerja
mereka.

 Kurangnya Pengetahuan karyawan mengenai tugas yang mereka


dapatkan. Hal itu di sebabkan karna status pendidikan terakhir
mereka tidak sesuai dengan tanggung jawab yang mereka dapatkan.
Contoh kelemahan tersebut terdapat pada perusahaan
PT.Petrokimia Gresik, yang dimana perusahaan memberikan
tanggung jawab kepada karyawan yang memiliki status pendidikan
trakhir SMA/SMK untuk pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan teknik penggunaan dan pemeliharaan mesin-mesin
produksi. Hal ini mengakibatkan karyawan tersebut memiliki hasil
nilai kinerja yang rendah dari ketetapan nilai perusahaan/ instansi
yang telah di tetapkan.

 Kurangnya kesadaran karyawan mengenai ketepatan Waktu dalam


Pekerjaan ( On Time ) baik itu kehadiran maupun jam pulang.
Seringkali, training ini hanya di fokuskan untuk proses
perkembangan atau pengetahuan karyawan saja, hingga tanpa di
sadari training juga perlu dilakukan untuk mengubah perilaku/
sikap karyawan terutama ketepatan waktu dalam kehadiran dan
jam pulang kerja.

4
 Kurangnya rasa percaya diri dalam memimpin suatu projek /
Pekerjaan, baik itu team work atau tugas lainnya.
Sifat Leadership merupakan hal yang tidak semua orang
miliki. Akan tetapi sifat ini dapat dilatih jika seseorang ingin
melakukannya. Hal tersebut sangat berguna bagi seorang karyawan.
Akan tetapi masih banyak karyawan memiliki kelemahan dalam
memimpin tugas yang diberikan olehnya.

 Kurangnya ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan


teknologi maupun yang disebabkan oleh kurang baiknya hasil kerja
dari sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut.
Seiring dengan Perkembangan zaman, teknologi semakin
berkembang dengan cepatnya. Sehingga hal ini dapat memicu
perusahaan ataupun instansi harus bergerak cepat untuk merubah
system yang sesuai dengan zamannya.

 Kurangnya pengetahuan dibidang Bahasa, khususnya bahasa


inggris.
Bahasa asing / Bahasa inggris, sangat diperlukan oleh
semua umat manusia. Terutama pada karyawan atau seorang
pekerja. Hal ini dikarenakan tuntutan globalisasi yang menjadikan
masyarakat harus merubah pola fikir mereka untuk belajar dan
menguasai Bahasa international (Bahasa Inggris). sehingga, hal ini
berdampak pada Perusahaan/ Instansi yang mengutamakan
karyawannya untuk bisa berbahasa inggris. Akan tetapi, masih
banyak masyarakat atau khususnya seorang pekerja ( karyawan )
yang masih buta atau belum fasih dalam berbahasa inggris. Hal ini
menjadi suatu kelemahan bagi karyawan bahkan dapat berdampak
buruk bagi perusahaan/ instansi.

2.3. Cara Mengatasi Kelemahan Karyawan

 Kurangnya pemahaman prosedur / mekanisme kerja yang di bentuk


oleh perusahaan/ Instansi. Baik itu struktur organisasi maupun
budaya yang sudah tercipta oleh perusahaan/ Instansi,

Cara Mengatasi : Training untuk orientasi perusahaan dan Training


teknis

 Training untuk orientasi perusahaan


Training orientasi perusahaan biasanya dilakukan pada saat
ada rekruitmen karyawan baru, apalagi kalau dalam jumlah yang
cukup banyak. Training orientasi perusahaan ini bertujuan
memperkenalkan perusahaan Anda secara keseluruhan, biasanya
5
meliputi: Penjelasan mengenai misi dan visi perusahaan Budaya
dan lingkungan perusahaan Struktur organisasi besar Kebijakan-
kebijakan perusahaan, dan lain sebagainya

 Training teknis
Training teknis berkaitan dengan SOP–atau Standard
Operational Procedure–pekerjaan masing-masing karyawan, dalam
menjalankan job description masing-masing. Training karyawan
jenis ini juga sering dimasukkan ke jenis training onboarding, yaitu
jenis training di dalam divisi tertentu, yang dilakukan oleh atasan
terhadap karyawan atau staf yang dianggap perlu untuk tahu
prosedur-prosedur pelaksanaan tugas. Lama berlangsungnya
training teknis ini bisa sangat lama, yaitu sampai si karyawan
benar-benar sudah dianggap terampil sehingga bisa diserahi
tanggung jawab penuh untuk menjalankan tugasnya.

 Kurangnya Pengetahuan karyawan mengenai tugas yang mereka


dapatkan. Hal itu di sebabkan karna status pendidikan terakhir
mereka tidak sesuai dengan tanggung jawab yang mereka
dapatkan

Cara Mengatasi : On-the-job training, Kursus spesifik, dan


Retraining (Pelatihan Ulang)

 On-the-job training
Jenis training ini adalah yang paling umum digunakan.
Karyawan bekerja sambil belajar. Mereka langsung ditempatkan di
arena, diawasi atasan, seperti manajer, kepala departemen, atau
supervisor.

 Kursus spesifik
Biasanya perusahaan punya tujuan tertentu dalam
memberikan kursus untuk karyawan. Sifatnya lebih edukatif.
Training karyawan jenis ini diberikan dalam bentuk kuliah,
pemutaran film, konferensi, dan lain-lain

 Retraining (Pelatihan Ulang)


Pelatihan ulang atau retraining yaitu memberikan keahlian
yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja
yang berubah-ubah. Melalui hal ini, karyawan dapat lebih percaya
diri dalam menyelesaikan pekerjaan

6
 Kurangnya kesadaran karyawan mengenai ketepatan Waktu dalam
Pekerjaan ( On Time ) baik itu kehadiran maupun jam pulang.

Cara Mengatasi : Training manajerial

Training karyawan yang bersifat manajerial akan berkaitan


dengan peningkatan soft skill yang akan lebih melatih sifat, sikap,
dan cara kerja karyawan. Training satu ini sangat penting diadakan
secara berkala, demi meningkatkan budaya kerja yang lebih efisien.
Ada penelitian yang menyebutkan, soft skill karyawanlah yang
justru menentukan kesuksesan bisnis perusahaan dan
meningkatkan turnover. Karena itu, di beberapa perusahaan, jenis
training ini dianggap sebagai training yang sangat penting dan
nggak boleh absen dari agenda rutin perusahaan.

 Kurangnya rasa percaya diri dalam memimpin suatu projek /


Pekerjaan, baik itu team work atau tugas lainnya.

Cara Mengatasi : Training manajerial, Self Leadership , dan


Team Training(Pelatihan Tim)

 Training manajerial
Training karyawan yang bersifat manajerial akan berkaitan
dengan peningkatan soft skill yang akan lebih melatih sifat, sikap,
dan cara kerja karyawan. Training satu ini sangat penting diadakan
secara berkala, demi meningkatkan budaya kerja yang lebih efisien.
Ada lo penelitian yang menyebutkan, soft skill karyawanlah yang
justru menentukan kesuksesan bisnis perusahaan dan
meningkatkan turnover. Karena itu, di beberapa perusahaan, jenis
training ini dianggap sebagai training yang sangat penting dan
nggak boleh absen dari agenda rutin perusahaan.

 Self Leadership
Merupakan hal dasar yang akan Anda dapatkan dalam
pelatihan kepemimpinan dan motivasi karyawan. Mengingat,
kepemimpinan bukan hanya ada dipundak manajer, tetapi juga staf
dan karyawan lain untuk memimpin dirinya sendiri dan masing-
masing divisinya
hal ini pun berkaitan pula dengan etika karyawan juga mampu
menentukan efektif atau tidaknya pekerjaan mereka. Etika ini erat
kaitannya dengan integritas & loyalitas. Pelatihan ini juga
memberikan motivasi untuk karyawan dapat meraih sukses dalam

7
bidang pekerjaannya, serta kemampuan mengelola kecerdasan
emosional.
 Team Training(Pelatihan Tim)
Pelatihan tim dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri
dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi
tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja. Pelatihan tim
biasanya dilakukan di luar ruangan dengan menerapkan beberapa
permainan namun tidak jarang pelatihan tim juga dilakukan di
dalam kantor

 Kurangnya ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan


teknologi maupun yang disebabkan oleh kurang baiknya hasil kerja
dari sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut.

Cara Mengatasi : Technology Training dan Training vestibular

 Technology Training
Beberapa perusahaan atau fungsi pasti menerapkan
teknologi. Misalnya saja digital marketing, developer,dan juga
administrasi. Pelatihan teknologi bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan keahlian karyawan.

 Training vestibular
Jika on-the-job training menempatkan peserta training
karyawan langsung di arena bekerjanya, maka jenis yang satu ini
berlangsung di dalam ruangan khusus yang disediakan perusahaan.
Training karyawan diberikan dengan bantuan peralatan atau mesin
yang identik. Cocok untuk pekerjaan-pekerjaan semiterampil.

 Kurangnya pengetahuan dibidang Bahasa, khususnya bahasa


inggris.

Cara Mengatasi : Language Training


Pelatihan Bahasa menjadi penting karena di masa depan
atau bahkan saat ini beberapa perusahaan lokal sudah terhubung
dengan perusahaan asing. Dengan adanya pelatihan bahasa maka
karyawan dapat meningkatkan komunikasi bahasa asing dan dapat
memberikan value tambahan pada karyawan.

8
2.4. Contoh Penerapan Training di dalam Organisasi

1. Skill Training(Pelatihan Keahlian)


Pelatihan keahlian atau skill training merupakan jenis pelatihan
yang sering dilakukan pada setiap perusahaan. Program skill training
relatif sederhana seperti menilai kebutuhan atau kekurangan dan kemudian
diidentifikasi melalui penilaian yang teliti.

2. Retraining (Pelatihan Ulang)


Pelatihan ulang atau retraining yaitu memberikan keahlian yang
dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-
ubah. Melalui hal ini, karyawan dapat lebih percaya diri dalam
menyelesaikan pekerjaan.

3. Cross FunctionalTraining
Cross functional training atau pelatihan lintas fungsional adalah
pelatihan yang melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja
dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang ditugaskan. Latihan ini
bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan juga sinergitas antara
fungsional satu dengan lainnya.

4. Team Training(Pelatihan Tim)


Pelatihan tim dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari
sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya
tujuan bersama dalam sebuah tim kerja. Pelatihan tim biasanya dilakukan
di luar ruangan dengan menerapkan beberapa permainan namun tidak
jarang pelatihan tim juga dilakukan di dalam kantor.

5. Language Training
Pelatihan Bahasa menjadi penting karena di masa depan atau
bahkan saat ini beberapa perusahaan lokal sudah terhubung dengan
perusahaan asing. Dengan adanya pelatihan bahasa maka karyawan dapat
meningkatkan komunikasi bahasa asing dan dapat
memberikan value tambahan pada karyawan.

6. TechnologyTraining
Beberapa perusahaan atau fungsi pasti menerapkan teknologi.
Misalnya saja digital marketing, developer,dan juga administrasi.
Pelatihan teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan
keahlian karyawan.

7. Creativity Training

9
Pelatihan kreativitas atau creativity trainingyaitu pelatihan dengan
memberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin
berdasarkan pada nilai rasional. Gagasan tersebut nantinya dapat
dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.

8. Training untuk orientasi


Perusahaan Training orientasi perusahaan biasanya dilakukan pada
saat ada rekruitmen karyawan baru, apalagi kalau dalam jumlah yang
cukup banyak. Training orientasi perusahaan ini bertujuan
memperkenalkan perusahaan Anda secara keseluruhan, biasanya meliputi:
Penjelasan mengenai misi dan visi perusahaan Budaya dan lingkungan
perusahaan Struktur organisasi besar Kebijakan-kebijakan perusahaan, dan
lain sebagainya

9. Training product knowledge


Training kedua yang juga biasa diadakan adalah mengenai product
knowledge. Biasanya training ini diadakan terutama untuk karyawan yang
akan berhubungan langsung dengan produk bisnis perusahaan, misalnya
para sales, staf marketing, ataupun para staf yang terlibat dalam proses
produksi. Banyak yang menggolongkan training karyawan ini dalam jenis
training onboarding, yaitu training lanjutan dari orientasi, yang biasanya
diadakan per divisi dengan fokus pada job description masing-masing.
Namun, training product knowledge ini tak hanya bisa diberikan pada
karyawan-karyawan baru saja, tetapi juga bisa diberikan pada karyawan
lama untuk penyegaran kembali ataupun jika ada hal-hal baru terkait
produk yang sudah dikembangkan.

10. Training manajerial


Training karyawan yang bersifat manajerial akan berkaitan dengan
peningkatan soft skill yang akan lebih melatih sifat, sikap, dan cara kerja
karyawan. Training satu ini sangat penting diadakan secara berkala, demi
meningkatkan budaya kerja yang lebih efisien. Ada lo penelitian yang
menyebutkan, soft skill karyawanlah yang justru menentukan kesuksesan
bisnis perusahaan dan meningkatkan turnover. Karena itu, di beberapa
perusahaan, jenis training ini dianggap sebagai training yang sangat
penting dan nggak boleh absen dari agenda rutin perusahaan.

11. Training teknis


Training teknis berkaitan dengan SOP–atau Standard Operational
Procedure–pekerjaan masing-masing karyawan, dalam menjalankan job
description masing-masing. Training karyawan jenis ini juga sering
dimasukkan ke jenis training onboarding, yaitu jenis training di dalam
divisi tertentu, yang dilakukan oleh atasan terhadap karyawan atau staf
yang dianggap perlu untuk tahu prosedur-prosedur pelaksanaan tugas.
Lama berlangsungnya training teknis ini bisa sangat lama, yaitu sampai si
10
karyawan benar-benar sudah dianggap terampil sehingga bisa diserahi
tanggung jawab penuh untuk menjalankan tugasnya.
12. Training keuangan
Satu lagi jenis training karyawan yang juga penting diberikan oleh
perusahaan adalah training keuangan. Mengapa training karyawan ini
seharusnya juga menjadi agenda wajib perusahaan? Ada sebuah penelitian
yang menyebutkan bahwa penurunan produktivitas kerja di banyak
perusahaan di Amerika Serikat ternyata ada hubungannya dengan kondisi
keuangan pribadi karyawan. Faktanya, banyak karyawan terlilit utang
hingga masalah ini mengganggu kinerja mereka di kantor. Selain itu
training keuang

Contoh Kasus :

PT. Aksara Solopos memberikan kesempatan kepada pegawai dan


menyediakan sarana untuk pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
perilaku, wawasan, kemampuan manajerial, dan kepemimpinan melalui
program pelatihan dan pengembangan ketrampilan baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan. Manajer SDM PT. Aksara Solopos
memberikan informasi bahwa strategi PT. Aksara Solopos dalam
meningkatkan kinerja karyawan ada tiga yaitu melalui :

1. Motivasi

Motivasi yaitu pemberian semangat, dorongan berupa penyuluhan


atau pembinaan tentang penyadaran bahwa karyawan merupakan subyek
dalam suatu perusahaan. Sebagai subyek karyawan adalah merupakan
motor penggerak terhadap jalannya perusahaan akan ditentukan oleh
kualitas kerja karyawan yang ada. Sehingga hanya karyawan yang
berkualitas dan mempunyai konstribusi yang besar pada perusahaan layak
untuk mendapatkan posisi dan fasilitas-fasilitas. Dengan pemberian
penyadaran ini diharapkan karyawan dapat termotivasi untuk selalu
meningkatkan pengetahuan maupun kualitas kerjanya. Bentuk pemberian
motivasi berupa pengarahan dalam pertemuan, pemberian motivasi dalam
acara internal melalui panggilan kepada karyawan secara personil oleh
pimpinan.

2. Pendidikan dan Latihan

Dalam peningkatan kinerja karyawan PT. Aksara Solopos


mempunyai tujuan yang dititikberatkan untuk memperbaiki efektifitas dan
efisiensi kerja dalam melaksanakan dan mencapai tujuan sasaran program
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Dengan adanya pelatihan dan
pengembangan yang diadakan PT. Aksara Solopos tentu akan memberikan
11
manfaat yang diperoleh dalam strategi perusahaan meningkatkan kinerja
karyawan yaitu :
a. Meningkatkan rasa puas dan menumbuhkan semangat kerja serta rasa
percaya diri pada karyawan.
b. Memperbaiki metode dan system kerja sehingga dapat memperlancar
proses kerja dan efisiensi waktu.
c. Mengurangi kesalahan dalam bekerja sehingga mengurangi beban
pemborosan.
d. Komunikasi dan kerjasama antar karyawan menjadi lebih baik
sehingga menciptakan suasana kerja yang nyaman.
Pendidikan dan Pengembangan ketrampilan diselenggarakan oleh
PT. Aksara Solopos. Waktu penyelenggaraannya tergantung materi yang
diberikan.

3. Promosi Jabatan
Diberikan Promosi Jabatan Promosi adalah pemberian kepercayaan
kepada karyawan untuk menduduki jabatan tertentu pada jenjang atau
eselon tertentu. Promosi jabatan merupakan salah satu persyaratan
karyawan untuk menduduki jabatan-jabatan yang ada. Apabila terdapat
lowongan jabatan pada struktur organisasi maka pimpinan akan
mempertimbangkan karyawan yang memiliki sertifikat diklat disamping
memiliki kapasitas dan kapabilitas sesuai dengan tugas, wewenang dan
tanggungjawab pada jabatan yang lowong tersebut. Strategi Peningkatan
kinerja karyawan yang dilakukan PT. Aksara Solopos sudah baik, hanya
saja pada saat pengadaan pengembangan kepribadian masih menunggu
kerjasama dari instansi lain.

Metode Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Karyawan PT.


Aksara Solopus

Dalam melaksanakan program pelatihan dan pengembangan ketrampilan


karyawan PT.

Aksara Solopos menggunakan tehnik pendidikan dan pengembangan yang


meliputi :

1. Pelatihan dan pengembangan On The Job Training


Diklat on the job adalah pelatihan yang diadakan oleh PT. Aksara
Solopos sendiri dan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan
kerja karyawan. Diklat on the job yang dilaksanakan berupa:

a. Rotasi Jabatan (Rotation Job)


PT. Aksara Solopos melakukan pemindahan tugas
karyawan dari satu bagian ke bagian lain untuk menyesuaikan
dengan pendidikan dan keahlian karyawan. Rotasi jabatan akan
12
menjadi sangat penting karena dapat mengurangi rasa jenuh
karyawan terhadap satu pekerjaan yang sama dan terus menerus.
Dengan rotasi jabatan ini maka karyawan akan memperoleh
pengalaman kerja. Di tempat kerjanya yang baru, seorang
karyawan akan dapat mengasah kemampuannya dalam bekerja. Di
PT. Aksara Solopos ada saling keterkaitan antara manajer dan para
staffnya. Keduanya dapat saling menilai demi kemajuan
perusahaan. Misalnya seorang karyawan yang berada di posisi
promosi dipindahkan ke bagian umum karena perusahaan
menganggap karyawan tersebut lebih cocok di posisi tersebut,
sehingga kinerja karyawan tersebut dapat maksimal.

b. Latihan Instruksi Pekerjaan


Latihan instruksi pekerjaan di PT. Aksara Solopos
dilakukan dengan cara penugasan kepada karyawan untuk
menangani pekerjaan tertentu. Dengan cara ini, seorang karyawan
diperintahkan melaksanakan tugas yang belum pernah atau sudah
pernah dia lakukan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Melalui latihan instruksi pekerjaan atasan dapat mengetahui
seberapa kemampuankaryawan tersebut. Cara ini biasanya untuk
karyawan yang baru atau karyawan lama tetapi menempati posisi
yang baru.

c. Magang
PT. Aksara Solopos melakukan program magang dengan
cara mengirimkan karyawannya ke perusahaan anak cabang
Bisnis Indonesia di Jakarta dan Harian Jogja di Jogjakarta untuk
mengetahui keadaan perusahaan di tempat tersebut. Keadaan di
tempat karyawan tersebut tentu akan berbeda, sehingga karyawan
tersebut akan terlatih untuk menghadapi masalah-masalah baru
yang mungkin muncul. Jadi program magang ini dapat dijadikan
sarana uji coba sebelum karyawan ditempatkan pada posisi yang
baru.

d. Pembekalan (Coaching)
Pada PT. Aksara Solopos pembekalan dilakukan oleh
manajer kepada karyawan yang baru. Karyawan tersebut akan
mendapatkan perhatian lebih dari manajernya pada awawl-awal
masa kerjanya. Karyawan dibimbing agar dapat bekerja dengan
baik dan dapat memahami pekerjaannya. Dalam hal ini manajer
memegang peranan penting dalam proses adaptasi dan
kemampuan karyawan baru untuk bekerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh manajer keuangan
membimbing karyawan yang baru bagai mana tugas-tugasnya dan
bagaimana proses pengerjaannya.
13
2. Pelatihan dan Pengembangan Off The Job
Pendidikan dan Pengembangan ketrampilan karyawan Off The Job
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan atau pun bekerjasama dengan
inistansi lain. Pendidikan dan pelatihan ini dilaksanakan di waktu-
waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan.
Beberapa pelatihan yang dilakukan PT.Aksara Solopos antara lain :

a. Pelatihan teknis

Pelatihan yang diadakan untuk menunjang tugas dan pekerjaan


karyawan keseharian secara teknis. Dalam pelatihan teknis
karyawan dilatih cara mengoperasian mesin cetak dan mesin-mesin
baru. Karyawan baru harus berorientasi dengan mesin cetak baru
yang ada pada PT.Aksara Solopos. Dengan diadakannya program
ini karyawan akan dapat menggunakan mesin tersebut dengan
benar dan efisien. Untuk karyawan manajerial diadakan pelatihan
penggunaan program komputer yang baru dan lebih canggih.
Sistem pelatihan tidak harus dilakukan pada semua karyawan,
perusahaan mengikutkan beberapa karyawannya dalam training
atau pelatihan yang berkaitan dengan teknis. Setelah karyawan
tersebut kembali keperusahaan maka dia wajib mengajarkan
pengetahuan yang telah didapatnya pada karyawan lain. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi pengeluaran.

b. Pelatihan untuk pengembangan kepribadian

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kepribadian


karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya. Karyawan PT.
Aksara Solopos diikutkan dalam pengembangan kepribadian yang
diadakan oleh perusahaan maupun oleh luar perusahaan.
Pengembangan kepribadian tersebut yaitu: perusahaan
mengadakan pengajian yang diadakan setiap satu kali dalam
sebulan. Dengan pengajian ini karyawan diharapkan dapat lebih
baik dan profesional. Disamping pengajian yang diadakan setiap
bulan, PT. Aksara Solopos juga memberi perintah kepada manajer-
manajer tiap bagian untuk selalu menjaga hubungan baik dengan
para staff dan selalu memberi pengarahan-pengarahan. Hal ini
dilakukan agar suasana kerja tidak membosankan.Alternative lain
yang dilakukan perusahaan adalah mengikutkan karyawannya pada
kegiatan pelatihan dan pengembangan kepribadian yang diadakan
oleh instansi di luar perusahaan. Misalnya kegiatan pelatihan ESQ
dan seminar-seminar kepribadian lainnya.

14
c. Pelatihan jurnalistik

Dilakukan oleh PT. Aksara Solopos untuk mengembangkan


ketrampilan karyawan dibidang jurnalistik. Bahasa yang selalu
berkembang menuntut redaktur untuk mengikuti perkembangan
tersebut. PT. Aksara Solopos memiliki Lembaga Pelatihan
Jurnalistik yang berfungsi mengembangkan kemampuan jurnalistik.

Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Karyawan PT.


Aksara Solopus

Untuk menilai program-program yang telah diadakan oleh PT.


Aksara Solopos untuk meningkatkan ketrampilan karyawan melalui
pelatihan dan pengembangan ketrampilan karyawan maka diadakan
evaluasi mengenai pelatihan dan pengembangan yang telah diadakan,
apakah target-target yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Di PT.
Aksara Solopos evaluasi diadakan secara berjalan maksudnya, penilaian
dilakukan setelah karyawan mengikuti pelatihan dan pengembangan
ketrampilan karyawan tersebut harus memberikan laporan secara tertulis
kepada perusahaan. Laporan berisi kinerja karyawan tersebut yang
berkaitan dengan pengetahuan yang telah didapat dari pelatihan dan
pengembangan ketrampilan. Laporan yang diterima perusahaan dari
karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan akan terus
diperiksa untuk mengetahui perkembangan kemampuan karyawan
tersebut. Bagi karyawan yang mengalami peningkatan kemampuan dan
mau mengajarkannya pada karyawan lain akan mendapat penghargaan
dari perusahaan, baik berupa bonus maupun promosi jabatan.

Instruktur Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Karyawan PT.


Aksara Solopos

Instruktur atau pelatih dalam pengembangan yang diadakan di PT.


Aksara Solopos adalah orang atau kelompok yang memberikan pendidikan
pada karyawan pada PT. Aksara Solopos baik karyawan manajerial
maupun karyawan operasional. Pelatih berperan sangat penting dalam
peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan dan pengembangan
ketrampilan yang diadakan perusahaan. Pada pelatihan dan pengembangan
ketrampilan yang diadakan PT. Aksara Solopos menggunakan pelatih dari
dalam perusahaan, dari luar perusahaan dan gabungan antara keduanya.
Berbagai variasi tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dan karyawan itu sendiri.

15
1. Pelatih dari dalam perusahaan

Manajer atau kepala bagian mutlak menjadi pelatih internal atau


dari dalam perusahaan. Manajer bertanggungjawab memberikan
pelatihan pada karyawan dibawahnya dengan memberi petunjuk-
petunjuk untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Manajer juga harus
mengajarkan bagimana mengoperasikan peralatan, mesin-mesin dan
sebagainya. Misalnya manajer keuangan bertanggung jawab melatih
semua karyawan pada bagian keuangan dan manajer tersebut
bertanggungjawab atas kualitas karyawan bagian keuangan.

2. Pelatih dari luar perusahaan

Pemberi pelatihan dan pengembangan didatangkan dari luar oleh


PT. Aksara Solopos bertujuan memberi pengetahuan yang baru. PT.
Aksara Solopos bekerja sama dengan lembaga pelatihan Prasetya Mulya
Jakarta dan LP3Y untuk para redaksi. Untuk pelatihan dan
pengembangan ketrampilan manajerial PT. Aksara Solopos dan
Lembaga Pelatihan Prasetya Mulya telah terjalin kerjasama yang baik
untuk meningkatkan ketrampilan karyawan sehingga kinerja karyawan
dapat meningkat. Biasanya karyawan yang menempati posisi baru yang
diikutkan dalam kegiatan ini. Misalnya : karyawan yang baru
menempati posisi sebagai manajer SDM maka dia akan dikirim ke
lembaga Prasetya Mulya untuk mengikuti pelatihan. Setelah kembali
karyawan tersebut harus menularkan pengetahuannya pada karyawan
lain.

3. Pelatih Gabungan dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan

PT. Aksara Solopos mengadakan pelatihan penulisan untuk para


karyawan bagian redaksi dan wartawan serta reporter dengan
mendatangkan pembicara dari luar perusahaan dan dari dalam
perusahaan. Hal ini sering dilakukan untuk memadukan pengetahuan
menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

2.5. keuntungan dan kelemahan dalam Training

A. Keuntungan

 Mampu Meningkatkan Produktivitas Lebih Cepat


Memulai pekerjaan dengan perusahaan baru atau bertukar
posisi dalam organisasi, merupakan pengalaman yang sangat
berharga bagi sebagian besar karyawan. Namun bagi manajemen
hal tersebut berarti juga berakibat hilangnya produktivitas ataupun
jam kerja, sebagai akibat peralihan ataupun perubahan peran
16
tersebut. Bahkan menuru sebuah penelitian perubahan tersebut
akan membuat hilangnya produktivitas selama enam bulan kerja,
ketika mereka harus memulai melakukan pengelolaan dengan
karyawan baru. Ini belum diperhitungkan ketika manajemen harus
mengeluarkan biaya yang sama agar mereka bisa mendapatkan
karyawan baru dengan produtivitas yang sesuai.

 Engagement Yang Kuat


Tamara Rosin, CEO WalkMe, mengayakan bahwa
pelatihan yang efektif juga terkait langsung dengan tingkat
keterlibatan karyawan. Ketika seorang karyawan pertama kali
bergabung dengan perusahaan, mereka berada dalam fase
peralihan yang membuat mereka bersemangat untuk bekerja keras
dan membuktikan diri. Tetapi jika pelatihan tidak
memberdayakan mereka untuk tampil di level tertinggi, ini
tentunya akan menimbulkan penurunan engagement dan
produktivitas mereka.

Di berbagai organisasi proses engagement karyawan


menjadi topik hangat dan dalam sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Gallup mengungkapkan, 66 persen karyawan yang tidak
memiliki engagement dengan perusahaan dikarenakan karena
mereka tidak merasa terhubung dengan pekerjaannya. Baik secara
kognitif maupun emosional, yang berarti sebagian dari mereka
memberikan upaya yang minimum ketika bekerja. Namun dengan
memberikan pelatihan yang memadai secara langsung, akan dapat
meningkatkan keterlibatan karyawan dengan produktivitas yang
tingi.

 Meningkatkan Retensi Karyawan.

Retensi bukan hanya tentang bagaimana cara


mengupayakan agar karyawan tidak akan berpindah akbat
penawaran dari organisasi baru. Ini juga memahami tentang
bagaimana cara membantu mereka dalam memberikan nilai
tambah bagi organisasi. Inilah yang membuat mereka ingin tetap
tinggal, dan dasar untuk hubungan ini biasanya ditetapkan
melalui pelatihan.
Dalam sebuah artikel untuk majalah Training, Joe Lipham
menjelaskan, program pelatihan yang dirancang dengan baik
memainkan peran penting dalam memberikan pemahaman yang
sesuai dengan keinginan karyawan. Mereka juga ingin merasakan
bahwa pekerjaan yang dilakukannya penting untuk keberhasilan
bisnis , dan bisnis tentunya akan dengan senang hati akan

17
menginvestasikan waktu dan uang guna untuk membuat mereka
melakukan pekerjaan dengan benar.
Ketika karyawan merasa dihargai dan kontribusi mereka
dianggap penting, oleh manajemen, maka mereka akan cenderung
bertahan lama. untuk itu tentunya kita harus terus menumbuhkan
budaya yang baik, dan mampu mendorong mereka untuk tetap
tinggal.

 Profitabilitas Jangka Panjang.


Pelatihan yang berkualitas akan berdampak langsung pada
keuntungan organisasi perusahaan. Analis industri global Josh
Bersin, memperkirakan bahwa kehilangan satu karyawan dapat
membebani bisnis hingga dua kali lipat gaji tahunan individu.
Dengan meningkatkan tingkat retensi melalui pelatihan,
perusahaan dapat menghindari kerugian tersebut. Ketika
karyawan lebih terlibat dan produktif, profitabilitas juga akan
meningkat secara alami. Dari layanan pelanggan yang
ditingkatkan hingga berkurangnya frekuensi kesalahan dalam
tugas sehari-hari, ini adalah area yang biasanya meningkat seiring
waktu, tetapi memberikan pelatihan awal yang berkualitas akan
memastikan bahwa banyak area ini kuat dari hari pertama.

B. Kelemahan

 Sulit untuk mendapatkan pelatih atau pembina yang tepat/baik

 Waktu relatif lama dalam proses training

 Kurangnya Biaya / SDM yang tersedia

 Adanya karyawan yang kurang aktif dalam menjalankan


training.

 Sulit Diterapkan pada Beberapa Peserta

 Berpotensi Membosankan

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Training (pelatihan ) dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu


perubahan yang sistematis dari knowledge, skill, attitude dan behavior yang
terus mengalami peningkatan yang dimiliki oleh setiap karyawan dengan itu
dapat mewujudkan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau
perusahaan dalam pemenuhan standar SDM yang diinginkan

Training adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan pada setiap


perusahaan, terutama di hotel. Karena pelatihan untuk sumber daya manusia
akan mempengaruhi kinerja dan kenyamanan pelanggan. Selain itu
perusahaan tanpa sumber daya manusia yang baik tidak akan berjalan dengan
maksimal. Karyawan yang sudah mendapatkan berbagai macam pelatihan
tentunya akan berbeda dengan karyawan yang tidak pernah mengikuti
pelatihan. Dari sebuah pelatihan moral karyawan pun dapat meningkat,
karena mereka sudah dibekali ilmu sehingga mereka akan terpacu untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Selain itu karyawan juga akan
mengetahui standart nilai kerja yang telah di buat oleh perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Groedu Academy.2017. “ Pengertian Training dan Tahapan-tahapan


training untuk karyawan baru perusahaan.
Diakses pada Sabtu, 27 maret 2021.
https://www.trainingpemasaransurabaya.com/pengertian-dari-training-dan-
tahapan-tahapan-training-untuk-karyawan-baru-perusahaan/

2. Temukan Pengertian. 2019. Pengertian Training.


Diakses pada Sabtu 27 maret 2021.
https://www.temukanpengertian.com/2016/01/pengertian-
training.html?m=1

3. Miranda Diah Ratnasari dan Bambang Swasto Sunuharyo. “Pengaruh


pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan melalui variabel
mediator kemampuan kerja karyawan.PT. Petrokimia Gresik.

4. Wandy Zulkarnaen dan Asep Suwarna, 2016. “ Pengaruh Intensif


Terhadap Kinerja Karyawan di Bagian Mekanik PT. Erlangga Aditya
Indramayu.”Volume 1 No.1. PT. ISSN:2541-5255.

5. Jurnal Entrepreneur. 2021. “ 7 jenis Pelatihan dan Pengambangan SDM


bagi Perusahaan”.
Diakses pada Sabtu, 27 maret 2021
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-pelatihan-dan-pengembangan-sdm-
bagi-perusahaan/

6. QM. FINANCIAL.2021. “5 jenis Training Karyawan yang Penting


diberikan oleh Perusahaan.”
Diakses pada Sabtu, 27 Maret 2021
https://qmfinancial.com/2019/04/jenis-training-karyawan-perusahaan/

7. Wahyuno.2009. “Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Karyawan di


PT. Aksara Solopon.

8. Intipesan. 2020. “Empat Keuntungan Pelatihan Karyawan bagi


organisasi.” Diakses Pada Sabtu, 27 Maret 2021
http://www.intipesan.com/empat-keuntungan-pelatihan-karyawan-bagi-
organisasi/

20
9. Burhanudin. 2009 “ Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam Organisasi.”
Diakses pada sabtu 27 Maret 2021
http://burhanudinujb.blogspot.com/2009/02/pelatihan-dan-pengembangan-
sumberdaya.html?m=1

21

Anda mungkin juga menyukai