Kelompok 3
Kelompok 3
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul “Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui
Perdagangan” dengan baik
Dalam kesempatan ini pula kami menyampaikan rasa bahagia dan ucapan terima kasih kepada:
1.orang tau yang telah membiayai dan memfasilitasi kami untuk mengerjakan menyelesaikan
tugas ini.
2.ibu Dina feberiana S.pd. selaku guru pembimbing atau guru mata pelajaran sejarah Indonesia
yang telah memberi saya tugas ini.
3.Rekan-rekan yang selalu memberi motivasi dan dukungan baik secara moril maupun secara
materil.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan
tugas yang akan datang.
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................................I
Daftar isi..................................................................................................................II
Bab I........................................................................................................................I
Pendahuluan.................................................................................... ......................I
A. Latar belakang masalah......................................................................................I
B. Rumus masalah...................................................................................................I
1. Bagaimana sejarah terbentuknya jaringan perdagangan di Indonesia?..............I
2.jalur-jalur perdagangan di Nusantara atau Indonesia..........................................I
C. Tujuan.................................................................................................................2
1. Mengetahui sejarah terbentuknya jaringan perdagangan di Indonesia ............2
2. mengetahui jalur-jalur perdagangan di Nusantara atau Indonesia....................2
Bab II......................................................................................................................3
Pembahasan..........................................................................................................3
A. Terbentuknya jaringan Nusantara melalui perdagangan...................................3
B. Jalur-jalur perdagangan di Nusantara ...............................................................4
Bab III............................................................................................................ ........8
Penutup............................ ....................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
Daftar pustaka.......................................................................................................8
BAB I PENDAHULUANA.
A. Latar belakang.
Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompoksosial yang satu dengan
lainnya untuk memperoleh komoditas. Dalam perdagangan terkait empat komponen pokok,
yaitu: orang yang mengadakaninteraksi, barang atau komoditas, transportasi atau alat yang
digunakanuntuk memindahkan barang atau komoditas, dan kedua belah pihak yangterkait
dalam perdagangan.Jaringan perdagangan masa lalu telah menempatkan rempah-
rempahsebagai komoditi utama sejak awal masehi dengan adanya kontak antara pedagang
nusantara dengan pedagang Cina, Arab dan India. Jaringan perdagangan rempah-rempah ini
kemudian semakin ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16, ditandai
dengan penguasaan atas Malaka
–
Salah satu bandar penting dalam jaringan perdagangan Asia Tenggara
–
Pada tahun 1511 oleh bangsa Portugis. Jaringan perdagangan ini semakinramai dengan
kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16. Dalam konteks perdagangan global, terbentuk
jaringan perdagangan yang menghubungkandunia barat sebagai konsumen dan dunia timur
sebagai penghasil komoditi.Maluku dikenal sebagai pusat produksi cengkeh dan pala
(KepulauanRempah-Rempah). Kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia tidak lepasdari
keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran yangmenghubungkan daratan
Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur pelayaraninilah yang kemudian menjadi jalur alternatif
jaringan perdagangan duniayang sebelumnya merupakan jalur darat ( jalut sutera ). Dengan
demikian,dalam konteks perdagangan rempah-rempah, khususnya bagi bangsaEropa telah
terbentuk jaringan yang langsung menghubungkan Asia Tenggarakhususnya Kepulauan
Nusantara sebagai produsen utama rempah-rempah danEropa sebagai konsumen.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di Indonesia ?
2. Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di Indonesia.
2. Mengetahui Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia
BAB II PEMBAHASANA.
Nusantara merupakan salah satu pusat dan jalur perdagangan yangmemiliki peran penting,
terutama Selat Malaka yang merupakan jalur pentingdalam pelayaran dan perdagangan.
Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama Jalur Sutra.
Dinamakan Jalur Sutrakarena komoditas kain sutra yang dibawa dari Cina untuk
diperdagangkan ke berbagai wilayah lain.
Anthony, Reid,
Dari Ekspansi hingga Krisis: Jaringan Perdagangan Global AsiaTenggara 1450
–
1680
.( Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. 1999)h.78
Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh D.G.E. Hall, bersumber daricatatan pengunjung Cina
yang datang ke Sumatra. Dua negara di Sumatradisebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur,
tepatnya di Jambi sekarangdi muara Sungai Batanghari. Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-
che, pengucapan cara Cina untuk kata bahasa sanskerta, Criwijaya. Di Jawaterdapat tiga kerajaan
utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapatTarumanegara, dengan rajanya yang terkemuka
Purnawarman, di Jawa bagiantengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bagian timur ada Singhasari
danMajapahit.Selama periode Hindhu-Buddha, kekuatan besar Nusantara yangmemiliki kekuatan
integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan dengankebesaran Kerajaan Sriwijaya, Singhasari, dan
Majapahit. Kekuatan integrasisecara politik di sini maksudnya adalah kemampuan kerajaan-
kerajaantradisional tersebut dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantaradi bawah
control politik secara longgar dan menempatkan wilayahkekuasaannya itu sebagai kesatuan-kesatuan
politik di bawah pengawasandari kerajaan-kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian
antarpulausecara lambat laun mulai terbentuk. Kerajaan utama yang disebutkan di atas berkembang
dalam periode yang berbeda-beda. Kekuasaan mereka mampumengontrol sejumlah wilayah
Nusantara melalui berbagai bentuk media.Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan
budayanya, termasuk bahasa. Interelasi antara aspek-aspek kekuatan tersebut yang membuatmereka
berhasil mengintegrasikan Nusantara dalam pelukan kekuasaannya.Kerajaan-kerajaan tersebut
berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadirepresentasi pusat-pusat kekuasaan yang kuat dan
mengontrol kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Nusantara.Hubungan pusat dan daerah hanya dapat
berlangsung dalam bentukhubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan (mutual
benefit).Keuntungan yang diperoleh dari pusat kekuasaan antara lain, berupa pengakuan simbolik
seperti kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang-
Barang yang digunakan untuk kepentingan kerajaan, serta barang-barang yangdapat diperdagangkan
dalam jaringan perdagangan internasional. Sebaliknyakerajaan-kerajaan kecil memperoleh
perlindungan dan rasa aman, sekaliguskebanggaan atas hubungan tersebut.Jika pusat kekuasaan
sudah tidakmemiliki kemampuan dalam mengontrol dan melindungi daerah bawahannya,maka
sering terjadi pembangkangan dan sejak itu kerajaan besar terancamdisintegrasi. Kerajaankerajaan
kecil lalu melepaskan diri dari ikatan politikdengan kerajaan-kerajaan besar lama dan beralih
loyalitasnya dengankerajaan lain yang memiliki kemampuan mengontrol dan lebih bisamelindungi
kepentingan mereka. Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddhaditandai oleh proses integrasi dan
disintegrasi semacam itu. Namun secarakeseluruhan proses integrasi yang lambat laun itu kian
mantap dan kuat,sehingga kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yangdipersatukan
oleh kekuatan politik dan perdagangan
A.Kesimpulan
Dengan memiliki letak posisi silang, kawasan Nusantara menerimadampak positif dan negative akibat
timbulnya hubungan antarnegara yangmelewati wilayah ini. Dampak positif dari posisi silang, yakni
Nusantaradapat berperan menjadi jembatan lalu lintas perdagangan dan pelayaraninternasional.
Nusantara pun bias menjadi tempat persinggahan sementara bagi kapal-kapal yang melewatinya.
Adapun dampak negatf dari posisisilang, yaitu mudah mendatangkan bahaya dan ancaman dari luar
terhadap Nusantara. Selain itu, mudah masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengankepribadian
masyarakat Nusantara.
B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
1680
Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 (Dari Emporium Sampai Imperium) Jilid
I. Jakarta, Gramedia