Anda di halaman 1dari 6

Kata pengantar

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul “Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui
Perdagangan” dengan baik

Dalam kesempatan ini pula kami menyampaikan rasa bahagia dan ucapan terima kasih kepada:

1.orang tau yang telah membiayai dan memfasilitasi kami untuk mengerjakan menyelesaikan
tugas ini.

2.ibu Dina feberiana S.pd. selaku guru pembimbing atau guru mata pelajaran sejarah Indonesia
yang telah memberi saya tugas ini.

3.Rekan-rekan yang selalu memberi motivasi dan dukungan baik secara moril maupun secara
materil.

4.Rekan-rekan yang turun membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.

 Saya menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan
tugas yang akan datang.

Daftar isi

Kata pengantar........................................................................................................I
Daftar isi..................................................................................................................II
Bab I........................................................................................................................I
Pendahuluan.................................................................................... ......................I
A. Latar belakang masalah......................................................................................I
B. Rumus masalah...................................................................................................I
1. Bagaimana sejarah terbentuknya jaringan perdagangan di Indonesia?..............I
2.jalur-jalur perdagangan di Nusantara atau Indonesia..........................................I
C. Tujuan.................................................................................................................2
1. Mengetahui sejarah terbentuknya jaringan perdagangan di Indonesia ............2
2. mengetahui jalur-jalur perdagangan di Nusantara atau Indonesia....................2
Bab II......................................................................................................................3
Pembahasan..........................................................................................................3
A. Terbentuknya jaringan Nusantara melalui perdagangan...................................3
B. Jalur-jalur perdagangan di Nusantara ...............................................................4
Bab III............................................................................................................ ........8
Penutup............................ ....................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
Daftar pustaka.......................................................................................................8
BAB I PENDAHULUANA.

A. Latar belakang.

Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompoksosial yang satu dengan
lainnya untuk memperoleh komoditas. Dalam perdagangan terkait empat komponen pokok,
yaitu: orang yang mengadakaninteraksi, barang atau komoditas, transportasi atau alat yang
digunakanuntuk memindahkan barang atau komoditas, dan kedua belah pihak yangterkait
dalam perdagangan.Jaringan perdagangan masa lalu telah menempatkan rempah-
rempahsebagai komoditi utama sejak awal masehi dengan adanya kontak antara pedagang
nusantara dengan pedagang Cina, Arab dan India. Jaringan perdagangan rempah-rempah ini
kemudian semakin ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16, ditandai
dengan penguasaan atas Malaka

Salah satu bandar penting dalam jaringan perdagangan Asia Tenggara

Pada tahun 1511 oleh bangsa Portugis. Jaringan perdagangan ini semakinramai dengan
kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16. Dalam konteks perdagangan global, terbentuk
jaringan perdagangan yang menghubungkandunia barat sebagai konsumen dan dunia timur
sebagai penghasil komoditi.Maluku dikenal sebagai pusat produksi cengkeh dan pala
(KepulauanRempah-Rempah). Kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia tidak lepasdari
keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran yangmenghubungkan daratan
Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur pelayaraninilah yang kemudian menjadi jalur alternatif
jaringan perdagangan duniayang sebelumnya merupakan jalur darat ( jalut sutera ). Dengan
demikian,dalam konteks perdagangan rempah-rempah, khususnya bagi bangsaEropa telah
terbentuk jaringan yang langsung menghubungkan Asia Tenggarakhususnya Kepulauan
Nusantara sebagai produsen utama rempah-rempah danEropa sebagai konsumen.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di Indonesia ?
2. Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di Indonesia.
2. Mengetahui Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia

BAB II PEMBAHASANA.

Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan


Secara geografis wilayah Nusantara berada pada posisi silang di antaradua benua dan dua
samudera. Wilayah Nusantara diapit oleh Benua Asia danBenua Australia, juga diapit oleh
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.Kondisi geografis tersebut bernilai strategis dan
terbuka. Strategis bermaknaletaknya baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti
Nusantaraterbuka oleh jalur hubungan antarpulau dan antarnegara. Sejak abad ke-7kawasan
Nusantara telah berhasil memainkan peran sebagai salah satu pusat perdagangan dan pintu
gerbang lalu lintas perdagangan internasional, antaraIndia-Cina di Asia atau di antara mata
rantai hubungan Asia-Eropa.Di Nusantara muncul beberapa pusat perdagangan penting
setelahsebelumnya mampu tampil sebagai pemasok barang komoditas bagi bangsa- bangsa
asing, terutama rempah-rempah. Aktivitas perdagangan dan pelayaraninternasional di
Nusantara dapat berjalan dengan baik sebab negeri-negeri pemilik pusat perdagangan di
Nusantara dapat mengamankan wilayah perairannya sehingga memberi jaminan keamanan
kepada setiap bangsa.Selain itu, penduduk Nusantara termasuk bangsa yang memiliki
kepandaiandan keberanian mengarungi samudera luas. Semua itu menyebabkan posisi
Nusantara menjadi teramat penting dalam percaturan perdagangan dan pelayaran antara
Asia-Eropa.

Nusantara merupakan salah satu pusat dan jalur perdagangan yangmemiliki peran penting,
terutama Selat Malaka yang merupakan jalur pentingdalam pelayaran dan perdagangan.
Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama Jalur Sutra.
Dinamakan Jalur Sutrakarena komoditas kain sutra yang dibawa dari Cina untuk
diperdagangkan ke berbagai wilayah lain.

Anthony, Reid,
Dari Ekspansi hingga Krisis: Jaringan Perdagangan Global AsiaTenggara 1450

1680
.( Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. 1999)h.78

Dengan adanya jalur perdagangan yang melintasi sepanjang Selat Malaka,kehidupan


penduduk menjadi lebih sejahtera yang disebabkan oleh ProsesIntegrasi perdagangan dunia
melewati jalur laut tersebut. Masyarakat di sana juga semakin terbuka dengan pengaruh
budaya luar.Perdagangan dunia internasional yang melewati Selat Malakamenjadikan
penduduk di Kepulauan Indonesia berkembang dengan pesatterutama karena terhubung
dengan jaringan Laut Jawa hingga KepulauanMaluku.Secara tidak langsung, terintegrasi
dengan perekonomian dunia yang berpusat di sekitar Selat Malaka. Dan komoditas yang
penting pada masa ituadalah rempah-rempah. Dengan adanya perdagangan internasional
dan setiap pulau dapat melahirkan kekuatan politik Nusantara.Kekuatan intergrasi ini
dihubungkan kerajaan Sriwijaya, Singasari danMajapahit. Sementara itu, kerajaan kecil akan
mendapat perlindungan atashubungan ini. Namun, jika pusat kekuasaan sudah tidak bisa
mengontrol daerah bawahannya maka dapat terancam terjadinya disintegrasi. Kerajaan kecil
akanmelepaskan diri dan akan bergabung dengan kerajaan lain yang mampumengontrol dan
melindungi kerajaan kecil itu.Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan
Pusat-pusatintegrasi Nusantara berlangsung melalui penguasaan laut. Pusat-pusatintegrasi
itu selanjutnya ditentukan oleh keahlian dan kepedulian terhadaplaut, sehingga terjadi
perkembangan baru, setidaknya dalam dua hal, yaitu pertumbuhan jalur perdagangan yang
melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, kemampuan mengendalikan (kontrol) politik
dan militer para penguasa tradisional (raja-raja) dalam menguasai jalurutama dan pusat-
pusat perdagangan di Nusantara. Jadi, prasyarat untuk dapat menguasai jalur dan pusat
perdagangan ditentukan oleh dua hal penting yaitu perhatian atau cara pandang dan
kemampuan menguasai lautan.

B. Jalur-jalur perdagangan di Nusantara

Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara sangat ditentukanoleh kepentingan


ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangandalam setiap masa yang
berbeda-beda. Jika pada masa praaksara hegemoni budaya dominan dating dari pendukung
budaya Austronesia dari AsiaTenggara Daratan.Pada masa perkembangan Hindhu-Buddha di
Nusantara terdapat duakekuatan peradaban besar, yaitu Cina di utara dan India di bagian
barat daya.Keduanya merupakan dua kekuatan super power pada masanya dan pengaruhnya
amat besar terhadap penduduk di Kepulauan Indonesia
.Bagaimanapun, peralihan rute perdagangan dunia ini telah membawa berkah tersendiri bagi
masyarakat dan suku bangsa di Nusantara. Merekasecara langsung terintegrasikan ke dalam
jalinan perdagangan dunia padamasa itu. Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu
gerbang yangmenghubungkan antara pedagang-pedagang Cina dan pedagang-
pedagangIndia. Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran
Dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandarbandar penting disekitar Samudra
Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu merupakan jalan lautyang menghubungkan Arab dan
India di sebelah barat laut Nusantara, dandengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Jalur
ini merupakan pintugerbang pe
Layaran yang dikenal dengan nama “jalur sutra”. Penamaan ini
Digunakan sejak abad ke-1 hingga ke-16 M, dengan komoditas kain suterayang dibawa dari
Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain. Ramainya rute pelayaran ini mendorong
timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur,antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota
Cina (Sumatra Utara sekarang).Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih
sejahteraoleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut.Mereka
menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalinhubungan niaga dengan
pedagangpedagang asing yang melewati jalur itu. Disamping itu, masyarakat setempat juga
semakin terbuka oleh pengaruh- pengaruh budaya luar. Kebudayaan India dan Cina ketika itu
jelas sangat berpengaruh terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampaisaat
ini pengaruh budaya terutama India masih dapat kita jumpai padamasyarakat sekitar Selat
Malaka.Disamping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia
internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga
berkembang pesat selama masaHindhu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya
antarkepulauan diIndonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa
hinggakepulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan
ekonomi dunia yang berpusat di sekitar selat Malaka, dan sebagiandi pantai barat Sumatra
seperti Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah
rempah-rempah, seperti kayu manis,cengkih, dan pala.Pertumbuhan jaringan dagang
internasional dan antarpulau telahmelahirkan kekuatan politik baru di Nusantara. Peta politik
di Jawa.

Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh D.G.E. Hall, bersumber daricatatan pengunjung Cina
yang datang ke Sumatra. Dua negara di Sumatradisebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur,
tepatnya di Jambi sekarangdi muara Sungai Batanghari. Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-
che, pengucapan cara Cina untuk kata bahasa sanskerta, Criwijaya. Di Jawaterdapat tiga kerajaan
utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapatTarumanegara, dengan rajanya yang terkemuka
Purnawarman, di Jawa bagiantengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bagian timur ada Singhasari
danMajapahit.Selama periode Hindhu-Buddha, kekuatan besar Nusantara yangmemiliki kekuatan
integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan dengankebesaran Kerajaan Sriwijaya, Singhasari, dan
Majapahit. Kekuatan integrasisecara politik di sini maksudnya adalah kemampuan kerajaan-
kerajaantradisional tersebut dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantaradi bawah
control politik secara longgar dan menempatkan wilayahkekuasaannya itu sebagai kesatuan-kesatuan
politik di bawah pengawasandari kerajaan-kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian
antarpulausecara lambat laun mulai terbentuk. Kerajaan utama yang disebutkan di atas berkembang
dalam periode yang berbeda-beda. Kekuasaan mereka mampumengontrol sejumlah wilayah
Nusantara melalui berbagai bentuk media.Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan
budayanya, termasuk bahasa. Interelasi antara aspek-aspek kekuatan tersebut yang membuatmereka
berhasil mengintegrasikan Nusantara dalam pelukan kekuasaannya.Kerajaan-kerajaan tersebut
berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadirepresentasi pusat-pusat kekuasaan yang kuat dan
mengontrol kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Nusantara.Hubungan pusat dan daerah hanya dapat
berlangsung dalam bentukhubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan (mutual
benefit).Keuntungan yang diperoleh dari pusat kekuasaan antara lain, berupa pengakuan simbolik
seperti kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang-

Barang yang digunakan untuk kepentingan kerajaan, serta barang-barang yangdapat diperdagangkan
dalam jaringan perdagangan internasional. Sebaliknyakerajaan-kerajaan kecil memperoleh
perlindungan dan rasa aman, sekaliguskebanggaan atas hubungan tersebut.Jika pusat kekuasaan
sudah tidakmemiliki kemampuan dalam mengontrol dan melindungi daerah bawahannya,maka
sering terjadi pembangkangan dan sejak itu kerajaan besar terancamdisintegrasi. Kerajaankerajaan
kecil lalu melepaskan diri dari ikatan politikdengan kerajaan-kerajaan besar lama dan beralih
loyalitasnya dengankerajaan lain yang memiliki kemampuan mengontrol dan lebih bisamelindungi
kepentingan mereka. Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddhaditandai oleh proses integrasi dan
disintegrasi semacam itu. Namun secarakeseluruhan proses integrasi yang lambat laun itu kian
mantap dan kuat,sehingga kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yangdipersatukan
oleh kekuatan politik dan perdagangan

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Dengan memiliki letak posisi silang, kawasan Nusantara menerimadampak positif dan negative akibat
timbulnya hubungan antarnegara yangmelewati wilayah ini. Dampak positif dari posisi silang, yakni
Nusantaradapat berperan menjadi jembatan lalu lintas perdagangan dan pelayaraninternasional.
Nusantara pun bias menjadi tempat persinggahan sementara bagi kapal-kapal yang melewatinya.
Adapun dampak negatf dari posisisilang, yaitu mudah mendatangkan bahaya dan ancaman dari luar
terhadap Nusantara. Selain itu, mudah masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengankepribadian
masyarakat Nusantara.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Reid, Anthony. 1999.

Dari Ekspansi hingga Krisis: Jaringan PerdaganganGlobal Asia Tenggara 1450

1680

. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.Reid, Anthony. 2011.

Asia Tenggara dalam kurun Niaga (Jilid I:Tanah di Bawah Angin)

. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.Kartodirjo, Sartono. 1992.

Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 (Dari Emporium Sampai Imperium) Jilid

I. Jakarta, Gramedia

Anda mungkin juga menyukai