Anda di halaman 1dari 17

Makalah

ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN PENDERITA PNEUMONIA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Safroni Tranningsih (23212093)

PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur
Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat
serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penderita
Pnuemonia” ini semoga dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari
para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam
penyusunan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian kepada
Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon maaf atas kesalahan
dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Darussalam, 6 Februari 2024


Penulis

Safroni Tranningsih
NIM : 23212093

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2


Daftar isi ................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A.Latar belakang ..................................................................................................... 4
B.Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. Pengertian Pneumonia ......................................................................................... 7
B. Asuhan Keperawatan pada Pasien ....................................................................... 9
C. Nama Komponen dan Fungsinya ........................................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah suatu infeksi pada paru-paru yang dapat
menyebabkan peradangan pada kantung udara kecil di dalam paru-paru yang
disebut alveoli. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau
bahkan bahan kimia. Gejala pneumonia dapat bervariasi mulai dari batuk
berdahak, demam, kesulitan bernapas, nyeri dada yang dalam, hingga
kelelahan yang ekstrem. Penyakit ini dapat memengaruhi siapa saja, tetapi
paling sering menyerang orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah, seperti anak-anak kecil, orang tua, atau individu dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya.
Proses infeksi pneumonia dimulai ketika mikroorganisme
penyebabnya masuk ke dalam saluran pernapasan dan mulai berkembang biak
di dalam paru-paru. Sebagai respons, tubuh merespons dengan meningkatkan
aliran darah ke daerah yang terinfeksi untuk membantu melawan infeksi. Ini
dapat menyebabkan peradangan, pengumpulan cairan di dalam alveoli, dan
terganggunya pertukaran gas yang normal di paru-paru. Akibatnya, pasien
dapat mengalami kesulitan bernapas dan gejala lainnya yang berkaitan dengan
penurunan fungsi paru-paru.
Pneumonia dapat diobati dengan antibiotik jika penyebabnya adalah
bakteri, sementara infeksi virus biasanya memerlukan perawatan yang lebih
simtomatik. Penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat sesegera
mungkin karena pneumonia bisa menjadi serius dan bahkan mengancam jiwa,
terutama bagi kelompok rentan. Pencegahan pneumonia meliputi vaksinasi,
menjaga kebersihan tangan, menghindari paparan rokok, dan menjaga
kekebalan tubuh tetap kuat dengan gaya hidup sehat.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2013 terdapat 6,3 juta kematian di
dunia, dan sebesar 935.000 (15%) kematian disebabkan oleh pneumonia.

4
Sedangkan, di Indonesia kasus pneumonia mencapai 22.000 jiwa menduduki
peringkat ke delapan sedunia (WHO, 2014). Ada lima provinsi dengan
pneumonia tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (4,6% & 10,3%), Papua
(2,8% & 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% & 5,7%), Sulawesi Barat (3,1% &
6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% & 4,8%) (Riskesdas, 2013). Sedangkan
data pasien pneumonia di Jawa Timur khususnya di Surabaya terdapat
peningkatan yakni 180 pasien pneumonia dengan angka kematian 20-30%
(Kemenkes RI, 2013). Jumlah Pasien penderita pneumonia dalam satu tahun
terakhir di RSUD Bangil adalah 123 orang.
Bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumonia yang
merupakan flora normal tenggorokan manusia yang sehat. Namun apabila
daya tahan tubuh menurun disebabkan oleh usia tua, gangguan
kesehatan,maupun asupan gizi, setelah menginfeksi bakteri tersebut akan
memperbanyak diri. Penyakit ini juga bisa menjadi infeksi yang serius apabila
terjadi keterlambatan penangan dan dapat berkembang menjadi sepsis yang
berpotensi mengancam jiwa.Penyebaran infeksi dapat terjadi dengan cepat
keseluruh tubuh kerana melalui pembuluh darah. Gejala klinis secara umum
adalah suhu tubuh ≥38°C, batuk, sputum, peningkatan angka leukosit,
pemeriksaan fisik ditemukan adanya konsolidasi, suara napas brochial dan
ronki (Brunner & Suddarth,2011).Pasien dengan pneumonia perlu dirawat di
RS karena memerlukan pengobatan yang memadai. Perawat dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang penyakit
pneumonia dengan memberikan penyuluhan tentang Pentingnya vaksinasi dan
tidak merokok guna untuk mencegah penyakit pneumonia. Penyakit
pneumonia dapat dicegah dengan
vaksinasi terhadap bakteri penyebab pneumonia dan vaksin influenza.
Di samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci
tangan, tidak merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya
tahan tubuh.Pemberian antibiotik biasanya dilakukan pada pasien penderita
pneumonia guna menghambat penyebaran bakteri. Pada pasien yang mengeluh
demam dan batuk dapat dikompres secara berkala, memberikan air hangat dan

5
perawat dapat mengajarkan batuk efektik untuk mempermudah mengeluarkan
sputum.Untuk mencegah terjadinya kekambuhan perawat dapat memberikan
penjelasan untuk mejaga pola hidup sehat dengan olahraga teratur, asupan
yang sehat, dan menghindari rokok.

B. Tujuan
Tujuan menulis makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui lebih
detail dan menyeluruh mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien
penderita pneumonia.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah kondisi medis yang melibatkan peradangan pada paru-
paru, khususnya pada kantung udara kecil yang disebut alveoli. Infeksi ini dapat
disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan
jamur. Gejalanya dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup batuk berdahak,
demam, kesulitan bernapas, nyeri dada, dan kelelahan yang ekstrem. Proses
infeksi dimulai ketika mikroorganisme masuk ke dalam saluran pernapasan,
merusak jaringan paru-paru, dan menyebabkan pengumpulan cairan di dalam
alveoli. Hal ini mengganggu pertukaran gas yang normal di paru-paru dan bisa
menyebabkan masalah pernapasan yang serius.
Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan
oleh bakteri, antibiotik akan diberikan, sementara infeksi virus biasanya
memerlukan perawatan simtomatik. Penting untuk mendapatkan perawatan medis
sesegera mungkin karena pneumonia bisa menjadi serius, terutama bagi individu
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pencegahan pneumonia termasuk
vaksinasi, menjaga kebersihan tangan, menghindari paparan rokok, dan menjaga
kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan gaya hidup sehat. Dengan langkah-
langkah ini, risiko terkena pneumonia dapat dikurangi secara signifikan.
Klasifikasi pneumonia dapat dibedakan menjadi: anatominya,
etiologinya,gejala kliniknya ataupun menurut lingkungannya. Berdasarkan lokasi
anatominya,pneumonia dapat pada segmen, lobus, atau menyebar (diffuse). Jika
hanya melibatkan lobulus, pneumonia sering mengenai bronkus dan bronkiolus
jadi sering disebut sebagai bronkopneumonia. Kuman komensal saluran
pernapasan bagian atas kadang dapat menyebabkan pneumonia jadi sifatnya sudah
berubah menjadi patogen.
Pada pasien yang penyakitnya sangat parah, sering ditemukan
penyebabnya adalah bakteri bersama dengan virus. Berdasarkan gejala kliniknya,
pneumonia dibedakan menjadi pneumonia klasik dan pneumonia atipik. Adanya

7
batuk yang produktif adalah ciri pneumonia klasik, sedangkan pneumonia atipik
mempunyai ciri berupa batuk nonproduktif. Peradangan paru pneumonia atipik
terjadi pada jaringan interstisial sehingga tidak menimbulkan eksudat. Pneumonia
dapat digolongkan menjadi:
1. Pneumonia bakterial Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui
inhalasi udara dari atmosfer,juga dapat memalui aspirasi dari nosofering atau
orofering.Pneumonia bakterial terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Community – Acquired Pneumonia (CAP) 7 Penyakit ini sering diderita
oleh anggota masyarakat umumnya disebabkan oleh streptococcus
pneumonia dan biasanya menimbulkan pneumonia lobar. Pneumonia
yang disebabkan oleh pneumokokus yang menyebabkan penderita
mengalami gejala menggigil dan diiukuti demam yang tinggi.
b. Hospital–Acquired Pneumonia (HAP) Pneumonia nosocomial yaitu
pneumonia yang kejadiannya bermula dirumah sakit. Penyakit ini
adalah penyebab kematian yang terbanyak pada pasien dirumah sakit.
Mikroorganisme penyebabnya biasanya bakteri gram negatif dan
stafilokokus.
2. Pneumonia aspirasi (aspiration pneumonia)
Pneumonia aspirasi dapat menyebabkan: obstruksi atau tersumbatnya
saluran pernapasan, pneumonitis oleh bahan kimiawi (asam lambung, enzim,
dan pencernaan) dan, pneumonitis oleh infeksi.
3. Pneumonia pneumositis
Pneumonia pneumositis merupakan penyakit akut yang opertunistik yang
disebabkan oleh suatu protozoa bernama pneumocystis jirovecii sebleumnya
dinamai pneumovystis carinii. Protozoa ini dikenal sekjak 1909 dan mulai
decade 1980-an menempatkan diri kembali sebagai pathogen terutama pada
penderita AIDS.

4. Pneumonia atipik (pneumonia non bacterial)

8
Yang termasuk grup ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh
mycoplasma pneumoniae, chlamydea psittaci, legionella pneumophila, dan
coxiella burneti.
B. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Asuhan keperawatan bisa dikatakan sebagai jembatan penguhubung antara
perawat dengan klien. Untuk itu, adanya asuhan keperawatan dapat meningkatkan
kemandirian perawat dalam mengerjakan tugasnya.
Asuhan keperawatan adalah proses kegiatan pada praktik keperawatan yang
secara langsung ditujukkan kepada klien atau pasien di berbagai pelayanan
kesehatan.

Setelah itu, keperawatan akan melaksanakan profesinya namun


berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan dan ilmu serta kiat keperawatan yang
bersifat humanistic dan juga berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk
menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi klien.Proses keperawatan adalah
salah satu metode yang efektif untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan
perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah.

Dengan asuhan keperawatan maka dapat dipertanggungjawabkan


berdasarkan ilmiah yaitu: logis, sistimatis, dinamis, dan terstruktur.Jadi dapat
artikan proses keperawatan adalah sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien yang mana memiliki arti penting bagi kedua
belah pihak yaitu perawat dan klien.Sebagai seorang perawat, proses keperawatan
tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah klien
dengan menunjukkan profesionalitas yang tinggi dan dapat memberikan
kebebasan pada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan.

Tujuan Asuhan Keperawatan adalah sebagai berikut :


 Membantu individu (klien) untuk mandiri.

 Menganjurkan klien,keluarga serta masyarakat untuk berpartisipasi di dalam


suatu bidang kesehatan.

9
 Membantu klien ketika mengembangkan potensi dalam memelihara derajat
kesehatan secara optimal sehingga yang diharapkan tidak ketergantungan pada
seseorang yang lain dalam menjaga kesehatannya.

 Membantu individu (klien) dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan Proses Keperawatan


 Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam melakukan praktik
keperawatan.

 Menggunakan standar untuk melaksanakan praktik keperawatan.

 Memperoleh metode yang baku, sesuai, rational dan sistematis dalam


memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

 Memperoleh metode yang bisa digunakan dalam segala situasi.

 Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas yang tinggi.

Komponen Proses Keperawatan

Dalam proses keperawatan juga memilikki 5 komponen, yaitu sebagai berikut:

1.Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah langkap awal dalam proses keperawatan dan itu
juga merupakan proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari sumber
data untuk mengevaluasi serta mengidentifikasi bagaimana status kesehatan si
pasien

2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik menengenai respon indivdu
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan.

3.Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu langkah dalam menyelesaikan atau
memecahkan masalah yang terkait dengan keputusan awal tentang sesuatu apa
yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa
yang akan melakukan.

10
4.implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengolahan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap sebelumnya (perencanaan).

5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus dilakukan untuk menentukan
apakah rencanan keperawtaan tersebut efektik dan juga bagaimana rencana
keperawatan tersebut dilakukan, serta merevisi rencana atau bahkan menghentikan
rencana.

Kebutuhan Dasar Manusia asuhan keperawatan diberikan atau dilakukan


pada pasien sebagai rangka untuk memenuhi kebutuhan si pasien yang sudah
didasarkan pada 5 kebutuhan manusia, yakni:
 Kebutuhan fisiologis.

 Kebutuhan rasa aman dan perlindungan.

 Kebutuhan rasa saling memiliki.

 Kebutuhan akan harga diri.

 Kebutuhan aktualisasi diri.

Semua yang dilakukan asuhan keperawatan menjadi rangkaian proses


keperawatan yang dilakukan atau diberikan kepada pasien terkait dengan kiat-kiat
perawat.

C.Asuhan Keperawatan pada Pasien Penderita Pneumonia

Pertama, evaluasi awal yang cermat merupakan langkah awal dalam


asuhan keperawatan pada pasien penderita pneumonia. Tim perawat akan
melakukan wawancara mendalam untuk mengumpulkan riwayat medis pasien,
termasuk riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, dan riwayat alergi.
Selain itu, pemeriksaan fisik yang teliti juga dilakukan, terutama fokus pada

11
pemeriksaan paru seperti auskultasi bunyi napas, penilaian tanda-tanda distress
pernapasan, dan penilaian adanya tanda-tanda infeksi lainnya.

Kedua, monitorisasi status respirasi menjadi fokus utama dalam perawatan


pasien pneumonia. Perawat akan memantau frekuensi pernapasan, kedalaman
pernapasan, serta saturasi oksigen menggunakan oksimeter nadi. Pemantauan
yang cermat ini penting untuk mendeteksi perburukan status pernapasan dan
memberikan intervensi segera jika diperlukan, seperti pemberian oksigen
tambahan atau bantuan ventilasi.

Ketiga, pemberian terapi oksigen merupakan bagian integral dari asuhan


keperawatan pada pasien pneumonia. Terapi oksigen diberikan untuk
memperbaiki hipoksia dan meningkatkan saturasi oksigen dalam darah. Perawat
memantau efektivitas terapi oksigen dan memastikan pasien mendapatkan jumlah
oksigen yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keempat, antibiotik merupakan komponen penting dalam pengobatan


pneumonia bakterial. Perawat bekerja sama dengan dokter untuk memastikan
bahwa antibiotik diberikan sesuai dengan rekomendasi medis dan bahwa pasien
memahami pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan. Selain itu, perawat juga
akan memantau respons pasien terhadap antibiotik dan melaporkan setiap
perubahan atau efek samping yang terjadi.

Kelima, manajemen nyeri dan demam juga menjadi perhatian penting


dalam asuhan keperawatan pada pasien pneumonia. Perawat memberikan
analgesik dan antipiretik sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mengurangi nyeri
dan demam yang mungkin dialami. Hal ini membantu meningkatkan kenyamanan
pasien dan memfasilitasi pemulihan.

Keenam, pengelolaan cairan merupakan aspek penting dalam asuhan


keperawatan pneumonia. Perawat memantau status hidrasi pasien dan
memberikan cairan intravena jika diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan

12
dan elektrolit yang optimal. Pemantauan yang cermat ini membantu mencegah
dehidrasi dan komplikasi terkait.

Terakhir, edukasi kepada pasien dan keluarga merupakan komponen


krusial dalam asuhan keperawatan pneumonia. Perawat memberikan informasi
yang jelas dan mudah dipahami tentang kondisi pasien, rencana pengobatan, tanda
dan gejala yang perlu diperhatikan, serta langkah-langkah pencegahan untuk
mencegah infeksi berulang. Edukasi ini membantu pasien dan keluarga
mengambil peran aktif dalam perawatan dan mempromosikan pemulihan yang
optimal.

Peran perawat dalam mengelola pneumonia juga melibatkan pemantauan


dan pengelolaan potensi komplikasi. Ini termasuk penilaian untuk
mengidentifikasi risiko aspirasi, terutama pada pasien yang mengalami kesulitan
menelan atau penurunan kesadaran. Perawat akan memastikan posisi pasien yang
tepat selama makan atau minum, dan memonitor kebutuhan pasien akan bantuan
saat makan untuk mencegah aspirasi makanan atau cairan ke dalam saluran
pernapasan.

Selain itu, dalam hal pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit,
perawat akan berperan dalam menyediakan lingkungan yang steril dan aman. Hal
ini termasuk menjaga kebersihan dan keamanan pasien serta melakukan tindakan
pencegahan infeksi, seperti mencuci tangan secara rutin dan memakai
perlengkapan pelindung diri saat merawat pasien.

Perawat juga akan memfasilitasi komunikasi efektif antara pasien,


keluarga, dan tim perawatan lainnya. Hal ini mencakup menjelaskan prosedur
medis, memberikan dukungan emosional, dan menjawab pertanyaan atau
kekhawatiran yang mungkin dimiliki pasien atau keluarga. Komunikasi yang
terbuka dan jelas membantu meningkatkan pemahaman pasien tentang kondisinya
dan meningkatkan kepatuhan terhadap rencana perawatan.

13
Selain memberikan perawatan fisik dan medis, perawat juga memiliki
peran dalam mendukung aspek psikososial dari pemulihan pasien. Hal ini
mencakup memberikan dukungan emosional kepada pasien yang mungkin
mengalami stres atau kecemasan terkait kondisinya, serta membantu pasien
menemukan cara untuk mengatasi dampak sosial dan psikologis dari
pneumonia.Dalam situasi di mana pasien mengalami kondisi yang parah atau
memerlukan perawatan intensif, perawat juga akan bekerja sama dengan tim
perawatan lainnya, termasuk dokter spesialis, ahli terapi pernapasan, ahli nutrisi,
dan terapis fisik, untuk menyusun rencana perawatan yang terkoordinasi dan
holistik.

Secara keseluruhan, asuhan keperawatan pada pasien penderita pneumonia


tidak hanya melibatkan pengelolaan gejala dan pengobatan medis, tetapi juga
memperhatikan kebutuhan holistik pasien dan menyediakan dukungan yang
diperlukan untuk memfasilitasi pemulihan yang optimal. Peran perawat dalam
memberikan perawatan yang komprehensif, aman, dan berpusat pada pasien
sangatlah penting dalam meningkatkan hasil perawatan bagi pasien penderita
pneumonia.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
ditarik tentang asuhan keperawatan pada pasien penderita pneumonia:
1. Perawatan pada pasien penderita pneumonia melibatkan serangkaian
langkah yang komprehensif, mulai dari evaluasi awal hingga pemantauan
pemulihan pasien secara holistik.
2. Monitorisasi status respirasi merupakan aspek penting dalam asuhan
keperawatan pneumonia untuk mendeteksi perburukan kondisi pernapasan pasien
secara dini.
3. Terapi oksigen, pemberian antibiotik, dan manajemen nyeri dan demam
merupakan intervensi utama dalam pengobatan pneumonia yang dilakukan oleh
perawat.
4. Pengelolaan cairan, pencegahan aspirasi, dan penjagaan kebersihan lingkungan
merupakan langkah penting dalam mencegah komplikasi dan memfasilitasi
pemulihan pasien.
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi, pengobatan, dan
langkah-langkah pencegahan sangatlah penting dalam meningkatkan kepatuhan
terhadap perawatan dan pemahaman pasien tentang kondisinya.
6. Peran perawat tidak hanya terbatas pada perawatan fisik, tetapi juga mencakup
dukungan emosional, komunikasi efektif, dan pemantauan aspek psikososial dari
pemulihan pasien.
7. Kolaborasi antara perawat dengan anggota tim perawatan lainnya seperti dokter
dan terapis membantu menyusun rencana perawatan yang terkoordinasi dan
holistik bagi pasien penderita pneumonia.
8. Keseluruhan, asuhan keperawatan pada pasien penderita pneumonia bertujuan
untuk memberikan perawatan yang berkualitas, aman, dan berorientasi pada
pasien guna mencapai pemulihan optimal dan mencegah komplikasi yang
mungkin timbul.

15
B. Saran
Berikut adalah saran untuk meningkatkan penjelasan tentang asuhan
keperawatan pada pasien penderita pneumonia:
1. Penjelasan dapat diperkaya dengan lebih merinci intervensi keperawatan
spesifik yang dilakukan dalam setiap aspek perawatan, seperti teknik-teknik
mobilisasi dini, strategi pencegahan aspirasi, atau protokol pengelolaan cairan
yang tepat.
2. Menyertakan contoh kasus atau studi kasus nyata dari pasien penderita
pneumonia akan membantu mengilustrasikan bagaimana asuhan keperawatan
diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari. Ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik kepada pembaca tentang implementasi langkah-langkah
perawatan.
3. Meskipun telah disebutkan kolaborasi dengan tim perawatan lainnya,
penjelasan dapat diperkaya dengan lebih menekankan pentingnya peran perawat
dalam tim interprofesional. Ini mencakup kemampuan perawat dalam
mengoordinasikan perawatan, melaksanakan intervensi mandiri, serta
menyediakan pemantauan dan dukungan yang kontinu bagi pasien dan
keluarganya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdjul, R., & Herlina, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
Dengan Pneumonia : Study Kasus. Indonesian Journal of Health
Development.
Agustin, Ratna. (2017). Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning Melalui
Budiono, & Parman, S. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
Bulechek, M.G dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), 6th
dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di RS. Jurnal Kesehatan UIN
Alauddin Makassar. Vol: 7(2). Hal: 410-411
diruang cendana Rumah Sakit Bhayangkara Drs. Titus Ully Kupang.
Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia.
Journal of Nursing and Public Health, 9(2), 30–37.
Medika
Nurhidayah. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Dengan Postural Drainase Pada Balita
Pengembangan Model Discharge Planning Terintegrasi Pelayanan
Keperawatan: Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. Vol: 2 (1).
Pengendalian Penyakit Di Indonesia. PT Global Eksekutif Teknologi.
Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Sainal, A. A., Annashr, N. N., Nopianto, Sukmawati, Murni, N. S., Nurnainah,
Selam, J. B. A. (2019). Asuhan keperawatan pada Tn. A D dengan pneumonia
Weraman, P., Muslimin, D., Prasetyanto, D., & Hasyim, H. (2022).
Wirdah, Husnul & Yusuf, Muhammad. (2016). Penerapan Asuhan Keperawatan
Oleh Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Banda Aceh. Banda Aceh:
Universitas Syah Kuala
Wulandari, E., & Iskandar, S. (2021). Asuhan Keperawatan Gangguan

17

Anda mungkin juga menyukai