Anda di halaman 1dari 2

Cerita Rakyat di Balik Tradisi Ma'nene,

Membersihkan Mumi Leluhur Suku Toraja


Rachmat Ariadi - detikSulsel

Senin, 12 Sep 2022 02:05 WIB

Ritual Ma'nene atau membersihkan mumi leluhur di Toraja. (Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel)

Toraja - Ma'nene merupakan salah satu tradisi suku Toraja, yakni ritual membersihkan
mumi leluhur yang telah berusia puluhan hingga ratusan tahun. Rupanya terdapat
cerita rakyat yang diyakini sebagai awal dilakukannya tradisi ini oleh orang suku Toraja
terdahulu.

Tradisi ritual Ma'nene merupakan salah satu tradisi warisan nenek moyang Suku Toraja
yang hingga kini masih dilestarikan. Konon, tradisi ini diturunkan dari kisah seorang
pemburu Toraja bernama Pong Rumase.

Ia adalah warga Lepong Bulan, wilayahnya meliputi Gowa, Makassar, Luwu, Bastem,
Toraja, Mamasa dan sekitarnya sebelum Sulawesi dipetakan. Pong Rumase meninggal
dunia di dalam hutan saat melakukan perjalanan, tulang belulang dari jasadnya
kemudian ditemukan seorang pemuda asal Baruppu' yang juga merupakan saudara
Seregading (Sawerigading) yang hendak mengadu ayam.

"Jadi Pong Rumase ditemukan jasadnya oleh saudara Sawerigading di tengah hutan.
Tapi karena kesaktiannya, jasad Pong Rumase bisa berbicara kepada pemuda itu," kata
pemangku adat Tikala suku Toraja, Marten Paladan kepada detikSulsel, Jumat
(9/9/2022).
Diceritakan bahwa jasad Pong Rumase saat itu berbicara kepada pemuda, meminta agar
jasadnya dimakamkan di tempat yang layak. Karena merasa iba kepada Pong Rumase,
pemuda tersebut pun membawa jasad Pong Rumase untuk dikuburkan.

Namun sebelum menguburkannya, pemuda tersebut mengenakan pakaian yang layak


serta membersihkan tubuh jasad tersebut dari kotoran yang ada di tubuhnya. Pemuda
itu memperlakukan jasad Pong Rumase layaknya keluarga sendiri.

"Dia meminta bantuan kepada pemuda tersebut agar jasadnya dipulangkan karena
belum diupacarakan. Pemuda itu langsung membuka pakaiannya dan mengikat jasad
Pong Rumase dan membawanya ke tempat yang lebih layak," ungkap Marten.

Marten menjelaskan, setelah jasad Pong Rumase ditempatkan di liang, beberapa waktu
kemudian pemuda tersebut kembali ke makam untuk berziarah. Jasad Pong Rumase
kembali berbicara ke pemuda itu, menyampaikan terima kasih atas perlakuan pemuda
tersebut terhadapnya. Pong Rumase pun memberitahukan ramuan-ramuan yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit kepada pemuda itu.

"Setelah pemuda itu mendapatkan ramuan, banyak warga yang berobat makanya dia
langsung menjadi kaya raya. Karena saat itu banyak warga yang memberikan kerbau
atau harta benda kepada pemuda Toraja agar bisa disembuhkan," jelas Marten.

Namun sebelum menguburkannya, pemuda tersebut mengenakan pakaian yang layak


serta membersihkan tubuh jasad tersebut dari kotoran yang ada di tubuhnya. Pemuda
itu memperlakukan jasad Pong Rumase layaknya keluarga sendiri.

"Dia meminta bantuan kepada pemuda tersebut agar jasadnya dipulangkan karena
belum diupacarakan. Pemuda itu langsung membuka pakaiannya dan mengikat jasad
Pong Rumase dan membawanya ke tempat yang lebih layak," ungkap Marten.

Marten menjelaskan, setelah jasad Pong Rumase ditempatkan di liang, beberapa waktu
kemudian pemuda tersebut kembali ke makam untuk berziarah. Jasad Pong Rumase
kembali berbicara ke pemuda itu, menyampaikan terima kasih atas perlakuan pemuda
tersebut terhadapnya. Pong Rumase pun memberitahukan ramuan-ramuan yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit kepada pemuda itu.

"Setelah pemuda itu mendapatkan ramuan, banyak warga yang berobat makanya dia
langsung menjadi kaya raya. Karena saat itu banyak warga yang memberikan kerbau
atau harta benda kepada pemuda Toraja agar bisa disembuhkan," jelas Marten.

Anda mungkin juga menyukai