dr. MINTARSIH T, MM
Meski praktis dan harganya terjangkau, makanan instan perlu dibatasi konsumsinya. Bila
dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan, makanan instan dapat memicu berbagai masalah
kesehatan yang membahayakan tubuh, mulai dari kolesterol tinggi hingga penyakit jantung.
Sesuai namanya, makanan instan merupakan jenis makanan yang dapat diproses atau dimasak
dalam waktu singkat, sehingga bisa segera dikonsumsi. Tidak heran bila makanan instan
kerap menjadi solusi di tengah kepadatan aktivitas atau bagi siapa pun yang tidak memiliki
cukup waktu untuk memasak.
Meski begitu, makanan instan mengandung kalori, lemak, garam, dan gula yang tinggi
sehingga dapat membahayakan tubuh bila dikonsumsi secara berlebihan.
Bila dimakan sesekali dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, makanan instan masih
terbilang aman bagi kesehatan. Namun, saat dikonsumsi berlebihan, makanan instan berisiko
mengganggu kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat terjadi bila
terlalu banyak mengonsumsinya:
1. Masalah pencernaan
Makanan instan memiliki kandungan serat yang rendah, bahkan tidak ada sama sekali.
Padahal, kurangnya asupan serat dalam tubuh bisa menyebabkan terjadinya berbagai
masalah pencernaan, seperti sembelit atau konstipasi.
2. Obesitas
Makanan instan cenderung memiliki kalori yang tinggi dan mengandung lebih banyak
lemak serta karbohidrat. Bila dikonsumsi secara berlebihan, makanan instan dapat
meningkatkan risiko terjadinya kelebihan berat badan, bahkan obesitas.
Tidak hanya obesitas, tekanan darah tinggi atau hipertensi juga dapat mengintai orang
yang sering mengonsumsi makanan instan. Ini karena tingginya kandungan garam di
dalamnya bisa membuat tubuh menahan lebih banyak cairan, sehingga meningkatkan
volume dan tekanan darah.
4. Diabetes
Makanan instan juga mengandung banyak karbohidrat sederhana dan gula, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya gangguan penyerapan gula ke dalam sel yang dapat
menyebabkan diabetes tipe 2.
5. Penyakit jantung
Bila memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes dan kebiasaan konsumsi makanan
instan tetap dilakukan, risiko mengalami gangguan jantung pun akan meningkat.
Gangguan di jantung bisa berupa gagal jantung, jantung bengkak, bahkan serangan
jantung.
6. Stroke
Kebiasaan mengonsumsi makanan instan juga dapat memicu terjadinya stroke di usia
muda. Ini karena terlalu banyak konsumsi makanan instan bisa meningkatkan
kolesterol dalam darah dan membentuk plak yang berisiko mengakibatkan stroke.
7. Radang sendi
Kelebihan berat badan atau obesitas akibat konsumsi makanan instan secara
berlebihan dapat memberikan tekanan ekstra pada persendian, terutama pinggul dan
lutut. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko terkena radang sendi yang gejalanya
berupa nyeri sendi, bengkak, dan kemerahan.
8. Serangan asma
Terlalu sering konsumsi makanan instan hingga menimbulkan obesitas juga dapat
meningkatkan risiko terkena serangan asma dan memperburuk gejalanya. Jaringan
lemak yang berlebihan, terutama yang menumpuk di area dada, bisa memperparah
peradangan di saluran pencernaan dan memengaruhi fungsinya.
Selain beberapa penyakit di atas, makanan instan juga dapat memengaruhi suasana
hati. Beberapa penelitian membuktikan bahwa makanan tinggi gula dan tinggi lemak
dapat memperburuk suasana hati, bahkan meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Makanan instan berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan bila dikonsumsi secara
berlebihan, sehingga Anda disarankan untuk membatasi asupannya.
Daripada mengonsumsi makanan instan sebagai menu makan sehari-hari, lebih baik terapkan
pola makan sehat yang tentunya dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Anda pun dapat
berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pola makan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan dan kebutuhan Anda.
MATERI PENYULUHAN PROLANIS
dr. MINTARSIH T, MM
Daun pecah beling sudah lama dimanfaatkan oleh orang-orang di beberapa daerah di
Indonesia sebagai obat herbal. Mereka percaya, daun ini dapat memberikan banyak manfaat,
salah satunya adalah membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Daun pecah beling (Strobilanthes crispa) merupakan tanaman yang biasanya dijadikan
tanaman hias atau tanaman pagar karena memiliki bentuk daun dan bunga yang cantik.
Tanaman ini juga sering dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit.
Tiap daerah di Indonesia punya penyebutan yang berbeda-beda untuk tanaman ini. Ada yang
bilang keji beling, keci beling, kayu gambir, atau kembang bugang. Jadi, jangan heran ya
kalau kamu mendengar orang lain menyebut tanaman ini dengan istilah yang berbeda.
Nah, itulah kelima manfaat daun pecah beling yang bisa kamu dapatkan dengan rutin
mengonsumsinya. Meski begitu, manfaat tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut untuk
memastikan efektivitas dan keamanannya.
Sebagian penelitian yang menyebutkan manfaat dari daun pecah beling di atas juga masih
dilakukan pada hewan coba dan belum pada manusia secara langsung. Jadi jangan
menggantikan obat herbal ini dengan pengobatan yang telah diberikan oleh dokter, ya.