Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KERIBUTAN DI DALAM KELAS X-5 SMA NEGERI 3 PONTIANAK

Disusun
Oleh :

BIMASENA TRI SUSANTO


X–5

SMA NEGERI 3 PONTIANAK

Jl. W.R. Supratman No.1 Pontianak


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat-Nya kami masih diberi

kesehatan sehingga dapat menyelesaikan karya tulis yang sederhana ini pentingnya

memperbaiki keributan kelas.Karena banyak sekali pengaruh yang menyebabkan kelas

menjadi ribut.Dengan demikian mengenai masalah ini sangat penting bagi kenyamanan siswa

maupun guru.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Pontianak dan Para

Guru jugaTeman semua yang turut menbantu dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena ktitik dan saran sangat kami harapkan demi

perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat

bagi semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
A. Penyebab Terjadinya Keributan.....................................................................4
B. Mengatasi Keributan Yang Terjadi................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................12


A. Kesimpulan.....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menimba ilmu pengetahuan dan sebagai

salah satu wadah untuk mengembangkan kemampuan maupun kreativitas seorang siswa,

diharapkan dalam proses belajar dan mengajar di dalam kelas terjadinya simbiosis

mutualisme yang menguntungkan antara siswa yang satu dan yang lainnya maupun antara

guru dan siswa, sehingga hasil dari belajar dapat tercapai secara maksimal sesuai yang

diharapkan.

Seorang siswa juga diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik antara teman

yang satu dengan yang lainya, sehingga dalam proses belajar mengajar akan mudah

terciptanya kenyamanan dan keamanan yang akan membantu proses belajar seorang siswa.

Pada kenyataannya setiap sekolah yang ada di Indonesia belum bisa menciptakan

lingkungan yang aman dan nyaman sebagai pendukung proses belajar bagi para siswanya,

hal ini karena masih adanya perilaku kenakalan yang belum bisa diatasi oleh setiap pihak

sekolah. Manusia sejak awal hingga sekarang, selalu mengalami perubahanperubahan, baik

pada perubahan fisik jasmaniah, maupun mentalnya, baik perubahan positif maupun

negatif. Perubahan-perubahan tersebut tidak lain merupakan hasil dari karya rasa, cipta,

dan karsa manusia yang selalu berkembang dan berjalan seiring bergulirnya waktu.

Perubahan perilaku yang bersifat negatif dari masyarakat sebagai dampak dari

pembangunan dapat dilihat antara lain dengan gaya hidup yang glamour, pergaulan bebas,

hedonistik yang semuanya diekspresikan sesuai dengan tingkat intelektualitas dan kelas

sosialnya masing-masing. Remaja misalnya, yang merupakan bagian dari masyarakat

adalah komunitas yang paling rentan dalam menerima perubahan-perubahan tersebut.

Karena pada masa itu adalah masa memasuki fase pencarian jati diri. Pencarian jati dirinya

1
mereka mengekspresikan dengan berbagai cara dan gaya, ingin selalu tampil beda dan

menarik perhatian orang lain. Fase ini jika tidak diimbangi dengan kokohnya benteng

moral dan agama, maka sudah pasti bisa diduga arah jalan kehidupannya. Demikian

halnya, bahwa peran dan tanggung jawab semua komponen bangsa dibutuhkan sebagai

perwujudan kepedulian dan tindakan pencegahan terhadap semua itu. Pendidikan agama

terhadap anak dalam menghadapi masa perkembangan dan pertumbuhan remaja dan

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Di setiap sekolah yang ada di Indonesia, pasti di setiap kelas terjadi keributan,

darimulai TK, SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa pasti terjadi keributan apalagi jika guru

yang mengajar tidak masuk (pelajarankosong). Begitupula sekolah yang ada di daerah

kami, SMAN 1 Bojongsoang.Terutama kelas kami X1 IPS 2, kelas IPS memang terkenal

kenakalannya, apalagi kelas kami hamper setiap hari terjadi keributan, entah itu ada guru

ataupun tidak.

Setiap guru sudah angkat tangan menagani, tapi itu pun tidak semua, Karena ada

provokator yang membuat kelas kami rebut seperti di pasar. Sehingga siswa-siswi yang

lain pun mengikutinya. Jadi dia pun merasa ada yang mengikuti kenakalannya, sebenarnya

kata-kata ini berat kami ungkapkan memdeskrifsikan keaadan kelas di SMAN 3 Pontianak,

terutama di X - 5. Akan tetapi itulah kenyataan yang kami dapatkan sejak masukkelas X -

5.

Beberapa bentuk keributan yang dapat kita temukan di X - 5 :

1. Ngobrol saat belajar

2. Saat guru menerangkan siswa ikut berbicara

3. Bernyanyi – nyanyi sambil memukul bangku saat jam pelajaran kosong

4. Ketika suasana sedang nyaman, tiba-tiba muncul provokator asal bunyi sehingga

terjadilah keributan, karena semua siswa terpengaruh oleh ocehannya.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang membuat kelas menjadi ribut ?

2. Bagaimana Mengatasi Keributan Yang Terjadi di dalam kelas ?

C. Tujuan

1. Agar kegiatan belajar mengajar terasa nyaman dikelas

2. Agar mudah menyerap pembelajaran saat guru menerangkan karena keadaan kelas

yang nyaman.

3. Menjadikan atau membuktikan bahwa anak siswa bisa membedakan dimana saatnya

belajar dan bermain.

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Siswa

Siswa akan mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan guru, jadi di kelas juga

tidak akan terlalu rebut jika semua siswa focus pada guru yang sedang mengajar.

2. Manfaat Bagi Guru

Guru tidak akan mudah marah/emosi saat berada di kelas jika siswanya tidak ribut,

dan gurupun merasan yaman pada saat jam pelajaran berlangsung.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Nama baik sekolah tidak akan ,dan terkenal kedisiplinannya, siswa SMAN 3

Pontianak juga bisa membuktikan bahwa SMAN 3 Pontianak juga bias berprestasi dan

tidak senakal orang pikirkan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Keributan

Saya mengerti bahwa keributan di kelas bisa menjadi gangguan, terutama jika

kamu sedang mencoba untuk fokus. Suara-suara keras, orang berbicara, dan suara latar

lainnya bisa membuat sulit untuk berkonsentrasi. Ini bisa menjadi tantangan, terutama

jika kamu adalah tipe orang yang membutuhkan ketenangan untuk belajar atau bekerja.

Namun, di sisi lain, keributan di kelas juga bisa dianggap sebagai bagian dari

pengalaman belajar. Itu bisa mencerminkan energi dan antusiasme siswa, dan kadang-

kadang bisa memicu diskusi atau ide-ide yang menarik. Keributan juga bisa menjadi

tanda bahwa kelas itu hidup dan dinamis, bukan hanya tempat yang kaku dan formal.

Tentu saja, keseimbangan adalah kunci. Terlalu banyak keributan bisa

mengganggu, tetapi kelas yang terlalu hening juga bisa membuat suasana menjadi

tegang atau membosankan. Idealnya, ada keseimbangan antara keributan yang sehat dan

ketenangan yang memungkinkan semua orang untuk belajar dengan efektif.

Siswa ribut di kelas adalah hal yang lumrah terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar. Jika mereka ribut mendiskusikan materi yang sedang diajarkan adalah wajar,

namun sering kali mereka ribut karena melakukan kegiatan atau membicarakan hal

yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.

Kelas juga bisa menjadi ribut karena ulah satu atau dua orang peserta didik yang

sengaja cari perhatian dengan mengganggu temannya, misalnya dengan mencolek

temannya lalu saling balas yang berakibat kelas menjadi gaduh dan pembelajaran

terganggu. Bahkan sering kali siswa lebih tertarik dengan aksi atau guyonan temannya

yang membuat mereka tertawa dibandingkan dengan mendengar penjelasan guru di

depan kelas tentang pelajaran.

4
Guru biasanya juga menegur peserta didiknya yang ribut, apeserta didik yang

menurut tapi juga ada yang tidak menurut, atau hanya hening sebentar kemudian mulai

lagi dengan segala ocehan dan aksinya hingga tiba pergantian pelajaran. Sesama

gurupun sering curhat dan mengeluh dengan teman sejawat atas kebisingan kelas dan

sikap peserta didik yang diajarkannya.

Penyebab terjadinya keributan di dalam kelas dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang dapat menyebabkan

keributan di dalam kelas:

1. Kurangnya disiplin siswa

Ketika siswa tidak mengikuti aturan dan tata tertib yang ditetapkan di kelas, hal ini

dapat menyebabkan terjadinya keributan. Misalnya, siswa yang berbicara keras atau

bergerak secara tidak terkendali.

2. Ketidakpuasan siswa terhadap pembelajaran

Jika siswa merasa tidak tertarik atau tidak terlibat dalam pembelajaran, mereka

mungkin cenderung menciptakan keributan sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan

mereka.

3. Gangguan dari lingkungan luar

Suara bising atau gangguan dari luar kelas seperti suara kendaraan, konstruksi, atau

kegiatan lainnya dapat mengganggu konsentrasi siswa dan memicu terjadinya

keributan.

4. Ketidakcocokan antara siswa

Perbedaan kepribadian, minat, atau konflik antar siswa dapat menyebabkan

ketegangan di kelas dan berpotensi memicu terjadinya keributan.

5. Kurangnya pengelolaan kelas yang efektif

5
Jika guru tidak menerapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif, seperti aturan

yang jelas dan konsisten, siswa mungkin merasa bebas untuk berbuat keributan.

Penting untuk dicatat bahwa setiap situasi kelas dapat memiliki penyebab keributan

yang unik. Oleh karena itu, penting bagi guru dan siswa untuk bekerja sama dalam

mengidentifikasi penyebab dan mencari solusi yang sesuai untuk mengatasi keributan di

dalam kelas.

Seringkali para rekan guru dibuat pusing ketika mengajar dalam kelas tapi siswa malah

ramai tidak karuan, semakin kita teriak, maka mereka semakin ramai pula. Akhirnya

jadi lucu juga, murid dan guru saling teriak seperti di pasar.

Masalah yang mungkin terjadi ketika anak-anak ramai adalah:

 guru tidak memiliki wibawa tinggi, sehingga anak anak menganggap guru hanya

teman permainan saja. Kadang postur tubuh juga sangat berpengaruh terhadap

wibawa seorang guru, tapi tidak selalu.

 materi yang diajarkan membosankan, contoh nyata pelajaran yang membosankan

adalah PKN, Agama, IPS, sedangkan pelajaran paling dibenci adalah matematika,

bahasa inggris, IPA.

 cara penyampaian materi yang kurang menarik. mengatasinya dengan menerapkan

beberapa metode pengajaran yang sesuai dengan situasi (belajarlah lagi beberapa

metode pembelajaran) dan perlu juga menekankan beberapa intonasi yang

meyakinkan ketika merujuk pada bahasan tertentu !!!

 siswa tidak memiliki kegiatan, kadang kita hanya fokus pada satu jenis kegiatan.

Untuk siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata mereka dapat

menyelesaikan kegiatan tersebut dalam waktu singkat, sedangkan siswa yang agak

terbelakang mungkin butuh waktu yang jauh lebih panjang. Nah siswa yang sudah

mengerjakan tugas sebaiknya diberikan beberapa kegiatan untuk drilling materi

6
yang sudah diajarkan, atau memberikan mereka beberapa tantangan sesuai dengan

levelnya.

Sebenarnya, kelas bisa kita kondisikan tenang sejak pertama kali tatap muka. Jika

dari pertama seorang guru cengengesan ketika mengajar maka lama kelamaan

murid tidak akan memberikan respek sama sekali dan makin nglunjak . Kadang

memang perlu diberikan efek jera satu atau dua kali ketika mereka sudah melewati

batas dengan cara kita diam atau tidak mengajar (untuk yang terakhir tidak akan

efektif, karena jam kosong merupakan jam paling favorit dibawah level pelajaran

olahraga).

7
Berdasarkan dari data tersebut, 50% dari siswa yang berada didalam kelas

menunjukkan kalau mereka sedikit terganggu, 41.7% menunjukkan kalau mereka

terganggu dengan adanya keributan, dan 8,3% lainnya menunjukkan kalau mereka tidak

terganggu dengan keributan yang terjadi di dalam kelas tersebut.

Menurut data, sekitar 50% dari populasi siswa yang ada di kelas menunjukkan

kalau mereka terkadang menimbulkan keributan didalam kelas, 33,3% lainnya

menunjukkan kalau mereka pernah menimbulkan keributan di dalam kelas dan 16,7%

lainnya tidak pernah menimbulkan keributan di dalam kelas.

8
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sebesar 83,3% siswa merasa kalau

kelas terasa ribut atau tidak kondusif saat tidak adanya guru yang masuk ke dalam

kelas, sedangkan 16,7% lainnya merasa kelas menjadi terasa ribut atau tidak kondusif

saat adanya guru di dalam kelas.

B. Bagaimana Mengatasi Keributan Yang Terjadi

Apakah solusi yang sekiranya mampu menjadi jalan keluar atas permasalah guru

mengajar siswa yang ribut itu? Diantara solusi yang bisa diterapkan guru dengan

menggunakan pembelajaran yang inovatif. “Pembelajaran inovatif mengandung arti

pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud

gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk

memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.

“Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif”

(Happyanto,Rixky. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Duplish,2013)). Pembelajaran

dengan model teacher center, guru hanya menjelasakan, memang sering kali membuat

siswa jenuh dan tidak tertarik, maka ada baiknya guru berkreasi dengan melakukan

pembelajaran inovatif misalnya dengan menampilkan video-video pembelajaran yang

baru, yang menyenangkan siswa ditambah dengan audio yang cukup nyaring sehingga

siswa lebih focus untuk menyimak video dibandingkan dengan guyonan temannya.

Kemudian guru juga bisa melibatkan siswa dengan diskusi kelompok untuk membuat

sebuah produk atau memecahkan sebuah problem. Cara seperti itu menjadikan siswa

sebagai pusat pembelajaran atau student center. Diharapkan dengan pembelajaran

inovatif siswa lebih semangat belajar dan tidak ribut lagi di kelas kecuali ribut untuk

pembelajaran.

9
Untuk mengatasi keributan yang terjadi di dalam kelas, ada beberapa strategi yang

dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba:

1. Tetapkan aturan dan harapkan ketaatan

Buat aturan yang jelas dan tegas mengenai perilaku yang diperbolehkan dan tidak

diperbolehkan di dalam kelas. Pastikan siswa memahami aturan tersebut dan

harapkan mereka untuk mengikutinya. Konsistensi dalam penegakan aturan juga

penting.

2. Gunakan strategi pengelolaan kelas yang efektif

Terapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif, seperti memberikan perhatian

individual pada siswa, memberikan penguatan positif, dan memberikan tugas yang

menarik agar siswa terlibat dalam pembelajaran.

3. Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif

Pastikan kelas memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar, seperti suasana

yang tenang, tempat duduk yang teratur, dan pengaturan ruangan yang

meminimalkan gangguan dari luar.

4. Komunikasi yang efektif

Jalin komunikasi yang baik dengan siswa. Dengarkan keluhan atau masalah yang

mereka hadapi dan cari solusi bersama. Berikan kesempatan bagi siswa untuk

berbicara dan berbagi pendapat mereka.

5. Kolaborasi dengan siswa

Libatkan siswa dalam proses pembuatan aturan dan keputusan kelas. Dengan

melibatkan mereka, mereka akan merasa memiliki tanggung jawab dan akan lebih

cenderung menghormati aturan yang telah ditetapkan.

6. Identifikasi penyebab keributan

10
Coba identifikasi penyebab keributan dan cari solusi yang sesuai. Apakah ada

masalah interpersonal antara siswa? Apakah ada masalah dengan materi

pembelajaran? Dengan mengidentifikasi penyebabnya, kamu dapat mencari solusi

yang lebih spesifik dan efektif.

7. Dukungan dari pihak sekolahJika keributan terjadi secara terus-menerus dan sulit

untuk diatasi sendiri, mintalah dukungan dari pihak sekolah, seperti koordinator

kelas atau kepala sekolah. Mereka dapat memberikan saran atau bantuan yang lebih

lanjut.

Ingatlah bahwa setiap situasi kelas dapat berbeda, jadi penting untuk menyesuaikan

strategi yang kamu gunakan dengan kebutuhan dan dinamika kelas. Selalu

berkomunikasi dengan siswa dan tetap fleksibel dalam mencari solusi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. keseimbangan adalah kunci. Terlalu banyak keributan bisa mengganggu, tetapi

kelas yang terlalu hening juga bisa membuat suasana menjadi tegang atau

membosankan. Idealnya, ada keseimbangan antara keributan yang sehat dan

ketenangan yang memungkinkan semua orang untuk belajar dengan efektif.

2. Pembelajaran dengan model teacher center, guru hanya menjelasakan, memang

sering kali membuat siswa jenuh dan tidak tertarik, maka ada baiknya guru

berkreasi dengan melakukan pembelajaran inovatif misalnya dengan

menampilkan video-video pembelajaran yang baru, yang menyenangkan siswa

ditambah dengan audio yang cukup nyaring sehingga siswa lebih focus untuk

menyimak video dibandingkan dengan guyonan temannya.

B. Saran
Diharapkan dengan pembelajaran inovatif siswa lebih semangat belajar dan tidak

ribut lagi di kelas kecuali ribut untuk pembelajaran.

12

Anda mungkin juga menyukai