Anda di halaman 1dari 15

Makalah Bahasa Arab

Adawatul Istifham
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah bahasa arab)

Dosen Pengampu: Burhanuddin, M.A

Kelompok 11:
1. Farros Arkaan Mubarroq 11220510000132
2. Rayhan Erwanto 11220510000137
3. Jamaluddin Syarif Hidayat 11220510000134

KPI 3 D
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga penulisan tesis ini
dapat terselesaikan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad saw., keluarga, para sahabat, dan umat Islam di seluruh
penjuru dunia.
Penulisan Makalah yang berjudul “Adawat al Istifham” dalam Bahasa Arab
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Selesainya seluruh kegiatan penelitian dan penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kepada Bapak
Burhanuddin, M.A selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Arab, Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhirnya, kepada Allah swt. jualah, penulis panjatkan doa, semoga bantuan
dan ketulusan yang telah diberikan senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah swt. dan
mendapat pahala yang berlipat ganda, Amin.
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Adawatul Istifham dan bentuk-bentuknya ............................................ 5
2.1.1 Pengertian Adawatul Istifham ............................................................................... 5
2.1.2 Bentuk-Bentuk Adawatul Istifham ....................................................................... 6
2.2 Posisi Adwatul al-Istifham dalam kalimat .................................................................. 9
2.3 Fungsi Adwatul istifham ............................................................................................. 11
DIALOG ................................................................................................................................. 12
BAB III .................................................................................................................................... 14
3.1 kesimpulan .................................................................................................................... 14
3.2 saran .............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, berbelanja merupakan kegiatan yang tidak dapat
dihindari dan menjadi bagian penting dari rutinitas masyarakat. Aktivitas ini tidak
hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mencerminkan kebiasaan konsumsi dan
gaya hidup individu. Dialog tentang berbelanja seringkali melibatkan interaksi antara
konsumen dan penjual, menciptakan ruang komunikasi yang unik.
Pentingnya memahami adwatul istifham, yang mungkin dapat diartikan sebagai
kata-kata atau ungkapan yang digunakan dalam bertanya atau berbicara, dalam konteks
berbelanja adalah hal yang menarik untuk diteliti. Dalam dialog berbelanja, adwatul
istifham menjadi instrumen penting untuk memahami kebutuhan konsumen,
mendapatkan informasi produk, dan menjalin komunikasi yang efektif antara pembeli
dan penjual.
Melalui makalah ini, kita akan menjelajahi bagaimana adwatul istifham
berperan dalam membentuk dialog berbelanja. Dengan memahami penggunaan
ungkapan ini, kita dapat menggali lebih dalam tentang dinamika interaksi di pasar,
sekaligus memberikan wawasan mengenai strategi komunikasi yang efektif dalam
dunia perdagangan.
Dengan mengambil perspektif linguistik dan budaya, makalah ini bertujuan
untuk menguraikan peran adwatul istifham dalam konteks dialog berbelanja, serta
mengeksplorasi bagaimana penggunaannya dapat menciptakan pengalaman berbelanja
yang lebih positif dan memuaskan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Adawatul Istifham dan Bentuk-bentuknya
2. Posisi Adawatul Istifham dalam kalimat
3. Fungsi Adawatul Istifham dalam kalimat
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Adawatul Istifham dan Bentuk-bentuknya
2. Mengetahui bagaimana Posisi Adawatul Istifham dalam kalimat
3. Mengetahui Fungsi Adawatul Istifham dalam kalimat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Adawatul Istifham dan bentuk-bentuknya


2.1.1 Pengertian Adawatul Istifham
Adawatul Istifham merupakan dua buah rangkaian kata yaitu adawat dan al-istifham.
Kata adawat merupakan bentuk jamak dari kata adat yang berarti alat sebagaimana yang
diungkapkan oleh Azizah Fawwal dalam kitab al-Mu’jam al-Mufassal, yaitu: 1
‫ اآللة‬:‫اآلدة لغة‬
‫ الحرف وما تضمن من معنى من الظروف والسماء والفعال مثل‬:‫واصطالحا‬:
‫ أم‬,‫ رب‬,‫ الالم‬,‫ عن‬,‫ فى‬,‫ من‬,‫ سوى‬,‫ ال یكون‬,‫ لیس‬,‫حاش‬
Artinya:
Adat menurut bahasa berarti alat, sedangkan menurut istilah adalah huruf yang
mengandung arti kata keterangan, benda, dan kata kerja.
Menurut Azizah Fawwal, istifham menurut bahasa merupakan bentuk masdar dari kata
‫ إستفھم‬yang berarti meminta pemahaman. Sama artinya dengan kata ‫ إستوضح‬yang berarti
meminta penjelasan, sedangkan menurut istilah yaitu:2

‫ أو صفة‬,‫ أو عدد‬,‫ ھو طلب الفھم عن حقیقة الشیئ أو إسم‬:‫صطالحا‬


Artinya:
Meminta pemahaman tentang hakikat sesuatu, baik berupa nama, jumlah, maupun sifat.

Jadi, Adawatul Istifham dapat diartikan sebagai alat-alat yang digunakan untuk
menanyakan sesuatu sebagaimana yang diungkapkan oleh Azizah Fawwal berikut ini:
‫ادوات الستفھام ھى السماء التى یستعمل للستفھام‬.
” Adawat al-istifham adalah isim-isim yang digunakan untuk meminta pemahaman.”
Setelah melihat beberapa definisi di atas, maka penulis dapat memberikan pengertian
bahwa Adawatul Istifham adalah kata-kata tanya dalam bahasa Arab yang berupa isim dan
huruf yang digunakan untuk menanyakan sesuatu.

1
Azizah Fawwal, Mu’jam Mufassal fi al-Nahwi a- Arab, jilid 1 (Beriut: Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah, 1992), hal. 67
2
Azizah Fawwal, Mu’jam Mufassal fi al-Nahwi a- Arab, jilid 1 (Beriut: Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah, 1992), hal. 87
2.1.2 Bentuk-Bentuk Adawatul Istifham
Dalam bahasa Arab, adawat al-istifham ini berasal dari huruf dan isim.3 Mengenai huruf
istifham, para pakar ilmu nahwu sepakat bahwa hurufnya ada dua yaitu hamzah ‫ أ‬dan hal ‫ھل‬
Hamzah istifham ini digunakan untuk menanyakan tentang dua hal yaitu tasawwur yaitu
gambaran tentang mufrad dan tasdiq yaitu gambaran tentang nisbah.
a. Tasawwur
Dalam hal ini hamzah ‫ أ‬langsung diiringi dengan hal yang ditanyakan dan mempunyai
bandingan dengan kata yang disebutkan setelah lafaz ‫ أم‬yang berarti “atau”.
Contoh jumlah ismiyah:
‫ أ سمیر یلعب بالكرة أم سعید؟‬:‫س‬
Apakah Samir yang main bola atau Said?

‫ سمیر یلعب بلكرة‬:‫ج‬


Samir yang main bola

b. Tasdiq
Yang dimaksud tasdiq di sini adalah hanya berupa pembenaran terhadap hal yang
ditanyakan dan tidak menyebutkan bandingan perkara yang ditanyakan.
Contoh:
‫ أ سلیم أخوك؟‬:‫س‬
Apakah salim adalah saudara mu?
‫ سلیم أخى‬،‫ نعم‬:‫ج‬
Iya dia saudaraku
Pertanyaan di atas tidak lagi membutuhkan jawaban tentang
penggambaran terhadap sesuatu yang ditanyakan, tetapi hanya membutuhkan
pembenaran.
Adapun mengenai ism istifham, ism istifham itu terdiri atas 9 macam yaitu :.‫ كیف‬،‫ أنّى‬،‫ كم‬،‫ي‬
ّ ‫أ‬،
‫ من‬،‫ ما‬،‫ أین‬،‫ متى‬،‫ أیّان‬.
a. ‫ من‬artinya siapa
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan sesuatu yang berakal.

3
Naif Ma’ruf, Qawaid an-Nahwi al-Wazifi, Cet. Kedua (Beirut: Dar al-Nafais, 1994), hal. 239-240
Contoh :
‫ من ھو؟‬:‫س‬
Siapa dia?
‫ ھو مدرسى‬:‫ج‬
Dia adalah guru saya
b. ‫ ما‬artinya apa
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal, seperti benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, pekerjaan, dan lain-lain.
Contoh:
‫ ما ھذا؟‬:‫س‬
Apa ini?
‫ ھذا كتاب‬:‫ج‬
Ini adalah buku
c. ‫ أین‬artinya di mana
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan tempat.
Contoh :
‫ این اصدقائك؟‬:‫س‬
Dimana teman-teman mu?
‫ اصدقا ئى فى المكتبة‬:‫ج‬
teman-teman saya ada di perpustakaan

d. ‫ متى‬artinya kapan
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan masa/waktu, baik masa lampau maupun
masa yang akan datang.
Contoh :
‫ متى وقت المتحان؟‬:‫س‬
Kapan tiba waktu ujian?
‫ وقت المتحان فى السبوع القادم‬:‫ج‬
Waktu ujian adalah minggu depan
e. ‫ انّأی‬artinya kapan
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan waktu juga seperti kata tanya ‫ متى‬,tetapi
kata tanya ini hanya digunakan untuk menanyakan waktu yang akan datang.
Contoh :
‫ ایان یوم القیامة؟‬:‫س‬
Kapan datangnya hari kiamat?
‫ ال یعلمھا اال للا‬:‫ج‬
Tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Allah

f. ‫ كیف‬artinya bagaimana
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan keadaan seseorang ataupun sesuatu.
Contoh :
‫ كیف حالك؟‬:‫س‬
Bagaimana kabar mu?
‫ انا بخیر‬:‫ج‬
Saya baik-baik saja

g. ‫أنّى‬
Kata tanya ini memiliki tiga arti, yaitu dapat berarti ‫ أین من‬,dapat juga berarti ‫ متى‬dan
juga dapat berarti ‫كیف‬.
Contoh :
‫ انى لك ھذا؟‬:‫س‬
dari mana ini?
‫ ھذا من اخى‬:‫ج‬
Ini dari saudara saya
h. ‫ كم‬artinya berapa
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan jumlah/takaran.44
Contoh :
‫ كم قلما عندك؟‬:‫س‬
Berapa banyak pulpen yang kamu punya?
‫ عندى ثالثة اقالم‬:‫ج‬
Saya punya tiga buah pulpen

i. ّ ‫ أي‬artinya yang mana


Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan sesuatu yang berakal dan tidak berakal,
dan meminta kejelasan terhadap sesuatu. Kata tanya ini juga biasanya digunakan untuk
menanyakan pilihan terhadap sesuatu.
Contoh:
‫ أّي كتاب قرات؟‬:‫س‬
Buku mana yang kamu baca?
‫ قرات كتاب اللغة العربیة‬:‫ج‬
Saya membaca buku bahasa arab

2.2 Posisi Adwatul al-Istifham dalam kalimat


Setiap bahasa di dunia ini memiliki aturan tersendiri, begitu juga halnya dengan
bahasa Arab. Tata aturan kalimat dalam bahasa Arab diistilahkan dengan i’rab. Dengan
adanya pengetahuan tentang i’rab ini, maka seseorang dapat mengetahui posisi sebuah kata
dalam kalimat. Posisi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kedudukan kata dalam sebuah
kalimat. adawat al-istifham masuk dalam golongan ism dan harf. Dalam pembagian ism dan
harf inilah dapat diketahui posisi suatu kata. Adapun posisi adawat al-istifham sebagai
berikut:4
a. ٔ‫ا‬
Kata tanya dengan menggunakan huruf hamzah (ٔ‫ )ا‬ini biasanya terletak di awal
kalimat.
Contoh:
‫اھو ماھر؟‬
Apakah dia pintar?
b. ‫ھل‬
Kata tanya ‫ھل‬ini biasanya terletak di awal kalimat.
Contoh:
‫ھل انت طالب؟‬
Apakah kamu adalah siswa?
c. ‫من‬
Kata tanya tersebut terletak di awal kalimat atau sebelum kata kerja.
Contoh:

4
Saidah,Thesis: studi kontrastif antara Adawat al-istifham dalam Bahasa arb dan question eords dalam Bahasa
inggris,, (Makassar, UIN Alauddin Makassar,2011)
‫من یدرس فى المدرسة؟‬
Siapa yang belajar di sekolah itu?

d. ‫ما‬
Kata tanya ini biasanya terletak di awal kalimat yaitu sebelum fiil.
Contoh:
‫ما انقطع؟‬
Apa yang terpotong ?
e. ‫أین‬
Kata tanya ini terletak sebelum kata benda dan sebelum kata kerja.
Contoh:

‫این ابوك؟‬
Di mana ayahmu?
f. ‫متى‬
Kata tanya ini biasanya terletak sebelum kata benda dan juga kata kerja sebagaimana
kata tanya ‫أین‬di atas dan juga berposisi sebagai keterangan.
Contoh:
‫متى عدت من االسفار؟‬
Kapan kamu kembali dari berpergian
g. ‫أیّان‬
Kata tanya ini biasanya terletak sebelum kata benda dan kata kerja.
Contoh:

‫ایان یوم القیامة؟‬


Kapan terjadinya hari kiamat?
h. ‫كیف‬
Kata tanya ‫كیف‬biasanya terletak sebelum kata benda dan kata kerja.
Contoh:
‫كیف ذھبت الى السوق؟‬
Naik apa kamu ke pasar?
i. ‫أنّى‬
Kata tanya ‫أنّى‬biasanya terletak sebelum huruf jar.
Contoh:
‫انى لك ھذا؟‬
Dari mana (kamu dapatkan) ini
j. ‫كم‬
Kata tanya ‫كم‬biasanya terletak sebelum kata benda.
Contoh:
‫كم سیارة امام الدارة؟‬
Berapa banyak mobil yang ada di depan kantor?

k. ‫أّي‬
Kata tanya ‫أ ّي‬ini terletak sebelum kata benda, dan menempati berbagai macam posisi
yaitu:
• Sebagai mubtada, contoh:

‫أي استاذ فى القاعة؟‬


Guru yang mana yang ada di aula?

• Sebagai khabar, contoh:


‫أ ي طالبة ھي؟‬
Siswa yang bagaimana dia?
• - Sebagai maf’ul bih, contoh:
‫أ ي محاضر تحب؟‬
Dosen yang bagaimana yang kamu suka?
2.3 Fungsi Adwatul istifham
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa adawat al-istifham Memiliki banyak
bentuknya. Dari macam-macam bentuk ini semuanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai
istifham. Kata ‫من‬,‫ما‬, dan ‫أ ّي‬merupakan adawat al-istifham, tetapi kata tersebut tidak hanya
memiliki fungsi sebagai istifham melainkan juga berfungsi sebagai kata penghubung
(mausul).
Kata penghubung ‫ ما‬digunakan untuk sesuatu yang tidak berakal.
‫ّٰللا عند ٗه علم الساع ِۚة وین ّزل الغی ِۚث ویعلم ما فى االرح ِۗام‬
‫ان ه‬
Artinya:
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan
Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim……” (Q.S.
Lukman/31: 34.)
Selanjutnya kata ‫ من‬digunakan sebagai kata penghubung untuk sesuatu
yang berakal, seperti dicontohkan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 8.
ٰ ‫اّلل وبالیوم‬
‫االخر وما ھم بمؤمنین‬ ‫ومن الناس من یقول ٰامنا ب ه‬
Artinya:
“Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,” padahal
sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang mukmin.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 8.)
Kata ‫ أ ّي‬juga dapat berfungsi sebagai kata penghubung dalam sebuah kalimat, dan digunakan
untuk umum yaitu berakal dan tidak berakal.
Contoh dalam Q.S. Al-Mulk/67: 2.
ِۗ ‫الذي خلق الموت والح ٰیوة لیبلوكم ایكم احسن عم‬
‫ال وھو العزیز الغفور‬
Artinya :
“yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al-Mulk/67: 2.)
Selain sebagai kata penghubung, kata ‫من‬,‫ما‬, dan ‫أ ّي‬, bisa berfungsi sebagai syarty. ‫أیّان‬, ‫أین‬,
‫متى‬, ‫ أنّى‬juga bisa berfungsi sebagai syarty.
Contoh:
‫أنّى تبعد عنّى ال تستطیع باعد منّى‬

…. ‫ّٰللا‬
‫…وما تفعلوا من خیر یعلمه ه‬..
“Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya.”(QS. Al-Baqarah/2 :197)

DIALOG

Penjual : ‫تفضل أي خدمة ؟‬


penjual : silahkan, ada yang bisa dibantu

Pembeli : ‫أرید قمیصا لو سمحت‬.


pembeli : saya mau kemeja.

Penjual : ‫ و ھذا أسود‬,‫ و ھذا أحمر‬,‫ و ھذا أزرق‬,‫ و ھذا أصفر‬,‫ ھذا قمیص أبیض‬,‫ ھذا قسم القمصان‬,‫تفضل ھنا‬.
penjual : silahkan disini, ini bagian/tempat kemeja, ini kemeja warna putih, dan yang ini
warna kuning, dan yang ini warna biru, dan yang ini warna merah, dan yang ini warna hitam.

Pembeli : ‫بكم القمیص ؟‬


pembeli : berapa harga kemeja itu ?

Penjual : ‫ أي قمیص ترید ؟‬.‫القمیص بعشرین دینارا‬


penjual : kemeja itu harganya dua puluh dinar, baju yang mana yang anda mau ?

Pembeli : ‫أرید القمیص الزرق‬.


pembeli : saya mau kemeja yang warna biru.

Penjual : ‫ لدینا أثواب جمیلة‬.‫ھذا ھو القمیص الزرق‬.


penjual : ini dia kemeja warna biru. kami memiliki jubah yang bagus.

Pembeli : ‫بكم الثوب ؟‬


pembeli : berapa harga jubah ?

Penjual : ‫الثوب بثالثین دینارا‬.


penjual : ( harga ) jubah tiga puluh dinar.

Pembeli : ‫أرید الثوب البیض‬.


pembeli : saya mau jubah yang warna putih.

Penjual : ‫المطلوب خمسون دینارا‬


penjual : ( barang ) yang diminta harganya lima puluh dinar.

Pembeli : ‫تفضل ھذه خمسون دینارا‬.


pembeli : silahkan ini ( bayarannya ) lima puluh dinar.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Adawat al-istifham merupakan dua buah rangkaian kata yaitu adawat dan al-istifham
Kata adawat merupakan bentuk jamak dari kata adat yang berarti alat. Maksudnya bahwa
adawat al-istifham adalah kata-kata tanya dalam bahasa Arab yang berupa isim dan huruf
yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Dalam bahasa Arab, adawat al-istifham ini
berasal dari huruf dan isim. Mengenai huruf istifham, para pakar ilmu nahu sepakat bahwa
hurufnya ada dua yaitu hamzah (ٔ‫ )ا‬dan hal (‫ )ھل‬dan bentuknya mempunyai 2 hal yang besar
yaitu tasawwur dan Tasdiq.
Adapun mengenai ism istifham, ism istifham itu terdiri atas 9 macam yaitu :.‫ أنّى‬،‫ كم‬،‫ي‬
ّ ‫أ‬،
‫ من‬،‫ ما‬،‫ أین‬،‫ متى‬،‫ أیّان‬،‫ كیف‬. dan Adwatul al-istifham. Posisinya sering di depan, juga sebelum atau
sesudah kata benda dan kata sifat. Dan juga memiliki fungsi sebagai penghubunng dan syarty
atau syarat.
3.2 saran
Keragaman materi Bahasa Arab melengkapi pembelajaran bahasa, sehingga dapat
mudah dipahami penggunaan disetiap fungsi pemakaian kata atau kalimat. Semoga kita bisa
menerapkan penggunaan Adawatul Istifham dalam percakapan ringan bahasa arab sehari-hari.
Penulis harap dengan mencoba belajar dan membaca kalimat atau kosakata Bahasa Arab,
sehingga mempermudah para pembaca dalam memahami materi Adawatul Istifham ini.
DAFTAR PUSTAKA

Fawwal, Azizah. Mu’jam Mufassal fi al-Nahwi a- Arab,. Beriut: Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah,
1992.
Ma’ruf, Naif. Qawaid an-Nahwi al-Wazifi. Beirut: Dar al-Nafais, 1994.
Saidah. studi kontrastif antara Adawat al-istifham dalam Bahasa arab dan question words
dalam Bahasa inggris. Thesis, Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2011.

Anda mungkin juga menyukai