TESIS
Pembimbing :
i
PERSETUJUAN
Pembimbing I Tanggal
7 Desember 2021
Pembimbing II Tanggal
7 Desember 2021
Mengetahui,
Ketua Prodi S2 Teknologi Pendidikan
ii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
This study aims to determine problem based learning on the activeness and
critical thinking of students on the subject of national character at SPN Polda
Jatim.
This research uses quantitative research with True Experimental Design
research method in the form of pretest-posttest group design. This study involved
two groups, each consisting of an experimental group and a control group.
Analysis of the validity and reliability of the instrument was carried out to
determine the reliability of the instrument. After the instrument is declared
reliable, then the observation instrument is used to determine the effect of the
problem based learning model on student activity and the test that will be used to
determine the effect of the problem based learning model on students' critical
thinking skills through a test and posttest, with using the independent sample t-test
formula.
The results of the study based on the calculation of student activity, it is
known that the average (mean) for the control class posttest is 55 and the
experimental class is 88. Then, the results of the calculation with the independent
sample t-test test obtained a significance value based on the asymp column. Sig
(2-tailed) of 0.00 or significance <0.05 (0.00 <0.05). Thus, it can be concluded
that there is a difference in the average posttest value of the control class and the
average posttest value of the experimental class, which means that the problem
based learning model has an effect on student activity. Furthermore, based on the
calculation of students' critical thinking skills, it is known that the average (mean)
for the control class posttest is 55.6 and the experimental class 88.3. Then, the
results of the calculation using the independent sample t-test obtained a
significance value based on the asymp column. Sig (2-tailed) of 0.00 or
significance <0.05 (0.00 <0.05). Thus, it can be concluded that there is a
difference in the average posttest value of the control class and the average
posttest value of the experimental class, which means that the problem based
learning model has an effect on students' critical thinking skills.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memudahkan dalam penyelesaian Tesis yang berjudul “Pengaruh Model
Problem Based Learning terhadap Keaktifan dan Berpikir Kritis Peserta didik
pada Mata Pelajaran Karakter Kebangsaan di SPN Polda Jatim”.
vi
10. Serta semua pihak yang membantu hingga selesainya tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari pihak demi
kesempurnaan Tesis ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 14
E. Definisi Istilah ............................................................................... 15
viii
G. Pembelajaran Karakter Kebangsaan dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning ........................................ 44
H. Kerangka Berpikir ......................................................................... 47
I. Hipotesis ........................................................................................ 50
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Keaktifan .... 85
B. Penaruh Model Problem Based Learning terhadap Berpikir
Kritis. ............................................................................................. 90
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 96
B. Saran. ............................................................................................. 97
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
yang lebih mengutamakan praktek agar peserta pelatihan mahir dan terampil
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
1
2
mulia, mahir, dan terampil untuk melakukan suatu pekerjaan dalam tugas,
yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan
menuntut hak antara satu dengan yang lain, dan kejadian atau fenomena
didik masih rendah, hal itu terbukti saat proses pembelajaran peserta didik
masih sebatas ingatan dan pemahaman saja, belum terdapat sikap peserta
dalam pembuatan soal-soal. Sehingga hal itu juga merupakan sebuah indikasi
didik SPN Polda Jatim terkait kesulitan peserta didik dalam memahami materi
adalah sebagai berikut:1) 11% peserta didik mengalami kesulitan pada ranah
4
26% peserta didik mengalami kesulitan pada ranah sintesis, dan 6) 19%
kemampuan berpikir kritis siswa juga dibuktikan dengan hasil pra penelitian
pertanyaan sebesar 31%, %, hal ini dikategorikan keaktifan siswa juga masih
rendah.
pendidik bukan pada peserta didik. Sedangkan pembelajaran saat ini, peserta
didik dituntut harus lebih aktif dan mandiri dalam proses belajar, tidak pasif
pembelajaran, namun salah satu kendala yang masih dialami pendidik sampai
tetap tertuju pada proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dapat dilihat
masalah tersebut, dan dapat menerapkan apa yang telah diperoleh untuk
berpikir kritis.
didik.
6
representations people use to solve problems, make decisions and learn new
yang dilengkapi dengan suatu alasan, tentang apa yang dipercaya dan apa
yang dilakukan (Ennis, 1996). Berpikir kritis mengacu pada proses dan
untuk berpikir dengan kritis karena otak manusia secara konstan berusaha
konsep dan teori yang berkaitan dengan proses belajar mengajar yang
(Ihsan 2005,20).
peserta didik dalam belajar. Pemilihan strategi pada model pembelajaran yang
motivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar demi tercapainya
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
penting.
mewujudkan kondisi keaktifan dan berpikir kritis peserta didik yang sesuai
bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan
esensi dari materi pelajaran (Hudha, 2017; Mahmud dan Samad, 2015).
situasi masalah yang ada dalam dunia nyata (Fauziah, 2018; Wisudawati dan
(Rupika dan Darmawan, 2018; Sulaiman, dkk., 2018). PBL adalah suatu model
pembelajaran.
2014:4). Model problem based learning adalah alah satu model yang dapat
peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar.
peserta didik untuk dapat berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan suatu
dan dialog. Selanjutnya Arends (2007) mengatakan bahwa hal yang terpenting
pendidikan yang berpusat di sekitar diskusi dan belajar yang berasal dari klinik
bermasalahan yang autentik dan bermakna kepada peserta didik dan yang dapat
nantinya peserta didik akan mampu berpikir kritis, belajar mandiri dan
peserta didik untuk belajar dari kesalahan dan membangun tanggung jawab.
Sehingga peserta didik belajar untuk berpikir bebas. Hal ini sangat penting
dimiliki oleh peserta didik karena peserta didik saat menghadapi permasalahan
didik dengan pembelajaran problem based learning. Penelitian oleh Eka Septia
analisis dan problem solving peserta didik. Hal tersebut karena tujuan dari PBL
berperan penting untuk melatih peserta didik dalam memahami dan menguasai
et al. 2015)
yang menyajikan kasus kepada Peserta didik untuk dianalisis. Cevin & Celik
terhadap Keaktifan dan Berpikir Kritis Peserta didik pada Mata Pelajaran
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan berpikir kritis peserta didik yaitu dengan problem based learning.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Pendidik
kualitas pembelajaran.
kebangsaan.
E. Definisi Istilah
2. Keaktifan
3. Berpikir Kritis
argumentasi.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
Teknologi Pendidikan
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi tersebut
17
18
Creating Managing
Processes
+
Resources
Study Practice
Using
Facilitating Learning
+
Improving Performance
Gambar 2.1
Kawasan Teknologi Pendidikan
praktis sesuai yangtelah didefinisikan AECT tentang apa yang dilakukan oleh
jawab lebih besar kepada peserta didik sehingga peran teknologi pendidikan
teori dan praktek yang terkait dengan membawa peserta didik berhubungan
Janueszewski dan Molenda (2008) maka PBL masuk dalam kawasan using
oleh peserta didik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keaktifan dan
berpikir kritis.
20
Sahyar dan Fitri (2017) model Problem Based Learning (PBL) tidak
ilmiah.
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
masalah yang ada dalam dunia nyata (Fauziah, 2018; Wisudawati dan
tetapi PBL adalah bagian dari belajar mengelola diri sebagai sebuah
kecakapan hidup (life skills). Problem Based Learning sebagai salah satu
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
materi kuliah atau materi pelajaran (Terry, Barret : 2005). Model PBL
debat, laporan, video. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan
yang mereka pelajari dan penyediaan suatu laporan. Karya nyata dan
tujuan PBL menurut Rusman (2010: 238) yaitu penguasaan isi belajar
evaluatif.
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning
C. Keaktifan
1. Pengertian Keaktifan
sebagai giat. Keaktifan peserta didik dapat dilihat ketika peserta didik
sehingga peserta didik mengetahui apa tujuan yang akan dicapai saat
keaktifan adalah suatu usaha belajar yang dilakukan oleh peserta didik
dengan giat baik secara fisik, psikis, intelektual maupun emosional yang
2. Macam-macam Keaktifan
yaitu keaktifan yang dapat diamati atau konkret dan keaktifan yang sulit
didik mencakup faktor dalam yaitu motivasi peserta didik dan faktor luar
D. Berpikir Kritis
kritis adalah terampil dan aktif interpretasi dan evaluasi pengamatan dan
keputusan secara rasional terhadap apa yang harus dipercayai tidak boleh
kritis sebagai pertimbangan yang aktif terus menerus dan teliti mengenai
kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus
tentang proses berpikir orang lain. John Dewey dalam Hendra Surya
menyimpulkannya
argumentasi.
berpikir kritis adalah aktivitas yang produktif dan positif, berpikir kritis
34
positif maupun negatif, dan berpikir kritis dapat bersifat emosional dan
alternatif,dan
skeptisisme reflektif.
Beyer dalam Surya (2011) secara lengkap dalam buku Critical Thinking,
yaitu:
35
a. Watak (Dispositions)
dianggapnya baik.
b. Kriteria (Criteria)
yang matang.
c. Argumen (Argument)
perkiraan-perkiraan.
berpikir kritis yang baik, sehingga kerangka berpikir dan cara berpikir
tersusun dengan pola yang baik. Walau memang belum ada rumusan
parameter yang baku. Sebab, berpikir kritis bias sangat sulit untuk diukur
karena berpikir kritis bias sangat sulit untuk diukur karena berpikir kritis
adalah proses yang sedang berlangsung bukan hasil yang mudah dikenali.
4) Merumuskan/memformulasi masalah.
2) Mengecek konsistensi.
3) Mengidentifikasi asumsi.
yata dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keaktifan dan berpikir
situasi bermasalahan yang autentik dan bermakna kepada peserta didik dan
belajar, sehingga nantinya peserta didik akan mampu berpikir kritis, belajar
kepada peserta didik untuk belajar dari kesalahan dan membangun tanggung
jawab. Sehingga peserta didik belajar untuk berpikir bebas. Hal ini sangat
penting dimiliki oleh peserta didik karena peserta didik saat menghadapi
didik dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus
41
yang tinggi dalam proses belajar. Keaktifan peserta didik adalah peserta didik
masalah. Peserta didik akan semakin aktif karena memiliki dorongan untuk
konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang tata cara berfikir kritis dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pemberian permasalahan yang rill
proses berpikir ilmiah peserta didik menjadi lebih logis, teratur, dan teliti
yang dihadapi.
Berpikir berpikir kritis yang berarti berpikir menuju satu arah yang
benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu
masalah. Dengan berpikir kritis dapat membantu peserta didik lebih aktif
uraian tersebut maka berpikir kritis merupakan proses berpikir ke arah yang
serta memberikan ide-ide baru yang bisa memberikan gambaran baru atas
yang menuntut peserta didik untuk dapat kritis dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Tabel 2.2
Tahap Perkembangan Kognitif (Santrock, 2010:48)
A.
45
Santrock di atas, maka peserta didik masuk pada tahap operasional formal.
Peserta didik pada usia tersebut memasuki tahap dewasa yang sudah mulai
berfikir secara abstrak, idealis dan logis. Selain itu, pada tahap ini peserta
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti atau
isi. Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat
yaitu berupa inti isi, cirri-ciri pokok, contoh; 3) berikan soal-soal latihan
3. Rancangan Pembelajaran
4. Evaluasi Pembelajaran
berpikir kritis peserta didik. Observasi dan tes adalah bukti otentik yang
bisa dilihat oleh mata kita, tentang sejauh mana peserta didik dapat
untuk mengetahui keaktifan peserta didik. Untuk jenis tes yang digunakan
kritis. Soal pretes sama dengan soal postes. Pretes akan diberikan pada
awal pertemuan, jadi peserta didik akan diberikan soal untuk mengukur
H. Kerangka Berpikir
sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori
bahwa tingkat keaktifan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik masih
rendah, hal itu terbukti saat proses pembelajaran peserta didik pasif yaitu
masih sebatas ingatan dan pemahaman saja, belum terdapat sikap peserta
dalam pembuatan soal-soal. Sehingga hal itu juga merupakan sebuah indikasi
untuk mengkritik dan mengevaluasi suatu obyek (Mainali, 2011). Tujuan dari
2011:185). Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan kritis karena otak
bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan
esensi dari materi pelajaran (Hudha, 2017; Mahmud dan Samad, 2015). PBL
masalah yang ada dalam dunia nyata (Fauziah, 2018; Wisudawati dan
dan menerapkan teori dan praktik, melibatkan lever belajar yang lebih tinggi,
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari kesalahan dan
bebas. Hal ini sangat penting dimiliki oleh peserta didik karena peserta didik
Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat mencapai apa yang menjadi
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
I. Hipotesis
Berdasarkan hasil kajian teoritik dan kajian empris yang relevan maka
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai,
membuat laporan.
yang betul-betul). Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik
(Sugiyono, 2010:112).
51
52
R O1 X O2
R O3 O4
Keterangan :
O1 dan O2 : Pretest
O3 dan O4 : Posttest
B. Subjek Penelitian
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
subjek penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek
dan kondisi tempat penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 100
1. Tempаt Penelіtіаn
Bangsal Mojokerto.
53
2. Wаktu Penelіtіаn
2021/2022.
1. Variabel Penelitian
konsep. Fungsi variabel terbagi atas tiga fungsi yaitu variabel penyebab,
2. Definisi Operasional
b. Keaktifan
pembelajaran.
c. Berpikir Kritis
a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010), observasi
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya.
2) Observasi Nonpartisipan
umum.
3) Observasi Terstruktur
dilakukan oleh dua pengamat yaitu peneliti sendiri dan salah satu
b. Tes
tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essay atau uraian
2. Instrumen Penelitian
Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Pendidik dan Peserta didik
dalam Proses Penerapan PBL
Indikator Aktivitas
Pendidik Peserta didik
Mengarahkan • Pendidik • Peserta didik
peserta didik pada menyampaikan menjawab
masalah tujuan pembelajaran pertanyaan
dari materi Revolusi pendidik tentang
Industri 4.0. menuju hal yang
Masyarakat 5.0 menyangkut materi
• Memotivasi peserta pembelajaran yang
didik terlibat pada akan dilakukan
aktivitas pemecahan dengan pengalaman
masalah yang dipilih
• Pendidik
menanyakan kepada
peserta didik tentang
beberapa hal yang
menyangkut tentang
materi pembelajaran
yang akan dilakukan
dengan pengalaman
58
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Keaktifan Oral Aktivities
Indikator Aspek Penilaian Skor
Keaktifan Sering mengungkapkan ide atau 4
mengungkapkan gagasan (> 2 kali)
ide atau gagasan Mengungkapkan ide atau gagasan 3
(2 kali)
Pernah mengungkapkan ide atau 2
gagasan (1 kali)
Tidak pernah mengungkapkan ide 1
atau gagasan
Keaktifan dalam Sering mengajukan pertanyaan > 2 4
mengajukan kali
pertanyaan Mengajukan pertanyaan 2 kali 3
Pernah mengajukan pertanyaan (1 2
kali)
Tidak pernah bertanya saat 1
mengikuti pelajaran
Keaktifan dalam Sering menjawab pertanyaan > 2 4
menjawab kali
pertanyaan Menjawab pertanyaan 2 kali 3
Pernah menjawab pertanyaan (1 2
kali)
Tidak pernah menjawab saat 1
mengikuti pelajaran
60
Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes Berpikir Kritis
Indikator Aspek Penilian Skor
Memberikan Tidak menjawab atau memberi 0
penjelasan sederhana jawaban yang salah
tidak memfokuskan pertanyaan, 1
memberi jawaban dengan caranya
sendiri tetapi tidak dapat dipahami
Memfokuskan pertanyaan, namun 2
tidak menganalisis pertanyaan dan
tidak bertanya, sehingga jawaban
yang diberikan hasilnya salah
61
Memfokuskan pertanyaan, 3
menganalisis pertanyaan dan
bertanya, namun jawaban yang
diberikan hasilnya salah
Memfokuskan pertanyaan, 4
menganalisis pertanyaan dan
bertanya, serta menjawab
pertanyaan dengan benar
Membangun Tidak menjawab atau memberi 0
keterampilan dasar hasil observasi yang salah
Mempertimbangkan sumber yang 1
tidak relevan dengan pemecahan
masalah
Mempertimbangkan apakah 2
sumber dapat dipercaya atau tidak
dan mengamati namun tidak
mempertimbangkan suatu laporan
hasil observasi sehingga
jawabannya masih salah
Mempertimbangkan apakah 3
sumber dapat dipercaya atau tidak
dan mengamati namun tidak
mempertimbangkan suatu laporan
hasil observasi tetapi jawabannya
benar
Mempertimbangkan apakah 4
sumber dapat dipercaya atau tidak
dan mengamati serta
mempertimbangkan suatu laporan
hasil observasi dan memberikan
penyelesaiannya benar dan jelas
Menyimpulkan Tidak menjawab atau memberikan 0
jawaban salah
Memberikan kesimpulan hanya 1
satu tetapi memberikan jawaban
salah
Memberikan kesimpulan proses 2
penyelesaian masalah dan hasilnya
benar
Memberikan kesimpulan lebih dari 3
satu, tetapi hasilnya ada yang salah
karena terdapat kekeliruan dalam
proses penyelesaian
Memberikan kesimpulan lebih dari 4
satu, proses penyelesaian dan
hasilnya benar.
62
1. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
b. Uji homoginitas
kelompok atau lebih berasal dari populasi yang memiliki varian yang
nilai sig>0,05 maka varian setiap sampel homogin, tetapi jika nilai
2. Uji Hipotesis
berіkut:
t=
64
Keterаngаn:
D = Dіfferent/selіsіh kelompok pretest-posttes
N = Jumlаh Subjek
1) Jіkа t hіtung > t tаbel аtаu probаbіlіtаs t kurаng dаrі α = 0.05, mаkа
2) Jіkа t hіtung < t tаbel аtаu probаbіlіtаs t lebіh dаrі α = 0.05, mаkа
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian pengaruh model problem based
learning terhadap keaktifan dan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran
karakter kebangsaan di SPN Polda Jatim. Secara runtut akan dipaparkan hasil
hasil tes berpikir kritis dan penilaian observasi terhadap keaktifan peserta
didik. Data berpikir kritis diperoleh dari hasil pengerjaan soal berdasarkan
terlebih dahulu dilakukan uji instrumen tes dan angket untuk mengetahui
data mentah yang kemudian ditabulasikan dan dilakukan uji validitas dan
65
66
1. Uji Validitas
ukurannya.
instrumen tes berpikir kritis. Validitas dilakukan dengan dua cara, yaitu
aspek yang dinilai oleh ahli desain pembelajaran terdiri dari; (1)
Tabel 4.1
Hasil Validasi RPP
No Aspek penilaian Penilaian Ahli
1 Format Penyajian 95%
2 Isi 100%
3 Bahasa 100%
4 Alokasi Waktu 92,5%
Total Keseluruhan Aspek 96,87%
Jatim.
b. Keaktifan
dari; (1) aspek isi, (2) kebahasaan, (3) sajian. Ahli desain
Tabel 4.2
Hasil Validasi Instrumen Keaktifan
c. Berpikir Kritis
Tabel. 4.3
Hasil Validitas Instrumen Tes
= 0,278, dengan kaidah jika nilai r (hitung) > r (tabel) maka butir
maka butir soal tidak valid. Berdasarkan data pada tabel 4.3 di
atas tidak keseluruhan butir soal lebih besar dari r tabel (> r tabel),
maka dari jumlah 10 butir soal yang telah di lakukan uji validitas
program SPSS.
71
2. Uji Reliabilitas
Tabel. 4.4
Hasil Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,644 5
kritis memiliki nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,644 berada di atas 0,6.
B. Uji Prasyarat
meliputi uji normalitas dan uji homoginitas terhadap nilai baik pada kelas
1. Uji Normalitas
tailed) yang diperoleh > 0,05, maka sampel berasal dari populasi yang
diperoleh < 0,05, maka sampel bukan berasal dari populasi yang
Tabel. 4.5
Hasil Uji Normalitas
untuk kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,182 atau 0,182
> 0,05 dan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200
atau 0,200 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
data baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang diuji pada tabel
2. Uji Homoginitas
besar dari 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok
populasi data adalah sama atau homogin. Namun jika nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok
populasi data adalah tidak sama atau tidak homogin. Uji homoginitas
berikut:
Tabel. 4.6
Hasil Uji Homoginitas
kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen memperoleh nilai
signifikansi 0,203 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
dari kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki varian
didik
keaktifan peserta didik maka akan digunakan uji independent sampel t-test.
Uji independent sampel t-test atau uji-t dilakukan untuk mengetahui ada atau
SPSS, dengan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis jika nilai sig.
jika nilai sig. hitung (probabilitas) >0,05 maka model problem based learning
75
pembelajaran.
Kelas Eksperimen.
Pada uji coba ini pretest diberikan kepada 50 peserta didik sebagai
kesamaan dua rata-rata pretest pada kelas kontrol dan eksperimen ini
sampel t-test. Dari hasil pretest yang diberikan untuk kelas kontrol dan
Tabel. 4.7
Mean Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Keaktifan Peserta didik
Group Statistics
Std. Error
Kelas N Mean Std. Deviation Mean
Keaktifan Kontrol 50 55.1000 5.84581 .82672
Eksperimen 50 54.6000 5.23333 .74010
76
Tabel. 4.8
Uji t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Keaktifan Peserta didik
untuk pretest kelas kontrol 55,1 dan kelas eksperimen 54,6. Kemudian,
signifikansi > 0,05 (0,653 > 0,05), dari perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa nilai pretest yang dalam hal ini diwakili oleh nilai mata
eksperimen maupun kelas kontrol adalah sama. Dengan kata lain dapat
adalah sama.
learning.
Kelas Eksperimen.
kelas.
dua rata-rata posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
learning yang telah digunakan. Uji kesamaan dua rata-rata posttest ini
sebagai berikut:
78
Tabel. 4.9
Mean Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Keaktifan Peserta didik
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Keaktifan Eksperimen 50 88.0000 5.53283 .78246
Kontrol 50 55.7000 5.89102 .83312
Tabel. 4.10
Uji t Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Keaktifan Peserta didik
rata (mean) untuk posttest kelas kontrol adalah 55,7 dan kelas
tailed) sebesar 0,00 atau signifikansi < 0,05 (0,00 < 0,05). Karena satu
independent sampel t-test. Uji independent sampel t-test atau uji-t dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial
analisis jika nilai sig. hitung (probabilitas) <0,05 maka model problem based
Pada uji coba ini pretest diberikan kepada 50 peserta didik sebagai
kesamaan dua rata-rata pretest pada kelas kontrol dan eksperimen ini
sebagai berikut:
Tabel. 4.11
Mean Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Berpikir Kritis
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Berpikir_Kritis Kontrol 50 56.9600 3.20051 .45262
Eksperimen 50 56.9400 3.81410 .53939
81
Tabel. 4.12
Uji t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Berpikir Kritis
untuk pretest kelas kontrol 56,9 dan kelas eksperimen 56,9. Kemudian,
signifikansi > 0,05 (0,977 > 0,05), dari perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa nilai pretest yang dalam hal ini diwakili oleh nilai mata
eksperimen maupun kelas kontrol adalah sama. Dengan kata lain dapat
learning.
kelas.
dilakukan uji kesamaan dua rata-rata posttest pada kelas kontrol dan
sampel t-test. Dari hasil posttest yang diberikan untuk kelas eksperimen
Tabel. 4.13
Mean Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Berpikir Kritis
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Berpikir_ Eksperimen 50 88.3600 3.44496 .48719
Kritis Kontrol 50 56.6600 2.66963 .37754
Tabel. 4.14
Uji t Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Berpikir Kritis
rata-rata (mean) untuk posttest kelas kontrol adalah 56,6 dan kelas
tailed) sebesar 0,00 atau signifikansi < 0,05 (0,00 < 0,05). Karena satu
Jatim
85
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil yang disajikan dalam pembahasan ini adalah hasil penelitian yang
diperoleh berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan. Dalam bab
ini dibahas hasil pengaruh penerapan model problem based learning dalam
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan terhadap peserta didik polri SPN Polda Jatim
dengan jumlah keseluruhan subjek penelitian sebanyak 100 responden. Dalam bab
ini juga akan dibahas mengenai kajian-kajian atau temuan-temuan empirik terkait
dengan teori dan penelitian sebelumnya yang relevan tentang pengaruh model
problem based learning terhadap keaktifan dan berpikir kritis peserta didik pada
didik
dan posttest kelas eksperimen adalah 88. Kemudian, hasil dari penghitungan
asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau signifikansi < 0,05 (0,000< 0,05).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian oleh
didik naik dari 30% menjadi 80,56% atau kenaikannya sebesar 50,56%.
yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang aktif
ditandai dengan adanya komunikasi dua arah antara peserta didik dengan
pendidik atau peserta didik dengan peserta didik. Belajar yang berhasil mesti
Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat
87
melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis
mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang lebih kritis dan
mental, dan visual. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mulai
adalah 65,26% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 69,91%. Pada
keaktifan belajar peserta didik per siklus meningkat dari 67,59% pada siklus
I menjadi 78,30% pada siklus II. Peningkatan keaktifan peserta didik pada
variasi model pembelajaran yang bisa digunakan, dengan tujuan agar bisa
karena peserta didik lebih mengerti tentang hal-hal yang sering dialaminya
psikomotoriknya.
bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan
Selain itu pendidik juga menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat
dapat mengubah peserta didik dari menerima informasi pasif menjadi aktif
(Akinoglu, 2007).
itu, penelitian lain menyebutkan bahwa Problem Based Active Learning lebih
Problem Based Learning tampak bahwa banyak peserta didik yang menyukai
model ini. Hal ini disebabkan model Problem Based Learning dapat
Peserta didik
asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau signifikansi < 0,05 (0,000< 0,05).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2011),
didik untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik
pembelajaran. Maka peserta didik dalam belajar hanya bersifat ingatan saja
peserta didik itu sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, tetapi dalam
pada hal ini yang menyebabkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
92
eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarman (2007) bahwa suatu
konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Hal senada dikemukakan oleh
didik untuk mencari solusi suatu masalah dari dunia nyata yang dapat
keterampilan berpikir kritis dan dapat menganalisis masalah yang ada didunia
nyata (Yuan 2008). Selain itu berdasarkan pendapat Curry (dalam Sungur,
kritis. Berbeda halnya pada model DI peserta didik tidak diberikan masalah,
tetapi peserta didik hanya diberi penjelasan saja sedangkan peserta didik
hanya menulis saja apa yang dikatakan oleh pendidik maka peserta didik
berpikir kritis peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Senocak
berikut: (1) berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis dan memecahkan
menggunakan sumber daya yang tepat belajar, (3) bekerja secara kooperatif
keterampilan komunikasi serbaguna dan efektif, baik lisan dan tertulis, (5)
berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam situasi yang berorientasi pada
tujuan penting dari Problem Based Learning. Hal ini membutuhkan pendidik
masalah, ringkasan masalah dan sintesis. Duch et. al. (2001) menegaskan
yang kompleks ataupun masalah nyata dalam keseharian, bekerja sama dalam
maupun tulisan. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian Yuan, et.al.
apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu diketahui untuk
95
kelompok dengan sangat baik. Peserta didik lebih leluasa dalam penyampaian
ide dan pendapat serta kerja sama peserta didik terlihat sangat baik didalam
dimiliki peserta didik akan diingat dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Temuan ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujana, dkk.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama proses penelitian dan uji coba
keaktifan dan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran karakter
berikut:
peserta didik. Hal ini diketahui dari hasil uji t antara X1 dan Y
peserta didik. Hal ini diketahui dari hasil uji t antara X2 dan Y
96
97
B. Saran
keaktifan dan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran karakter
kebangsaan di SPN Polda Jatim, dipaparkan dalam tiga hal yaitu: saran
1. Saran Pemanfaatan
kritis peserta didik. Untuk itu para pendidik atau pendidik dapat
bermanfaat.
pemerintah.
dunia pendidikan.
sama dengan populasi yang lebih luas dari penelitian ini, selain
99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arends, R.I. (2008). Belajar Untuk Mengajar. Edisi Ketujuh/Buku Dua. Terj.
Helly Prajitno Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Carlson, J., and D. Schodt. (1995). Beyond the Lecture: Case Teaching and the
Learning of Economic Theory,” Journal of Economic Education, 55, 17–
28.
101
Duch, B,.J et al. (2001). The power of problem-based learning. Sterling: Stylus
Publishing
Eka Septia, dkk. (2019). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika
Unila. 7 (2) 146-157
Ennis, R.H. (1996). Critical Thinking, New Jersey. Prentice. Hall. Inc
Sahyar & Fitri, R.Y. (2017). “The Effect of Problem-Based Learning Model (PBL)
and Adversity Quotient (AQ) on Problem-Solving Ability”. American
Journal of Educational Research, 5(2):179-183.
Suastra. I.W. (2010). Model Pembelajaran Sains berbasis Budaya Lokal untuk
Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan lokal di SMP.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43 (2), 8-16.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sulaiman, Haji, A. G., & Syukri, M. Pengaruh Model Problem Based Learning
Berbantuan Information Technology terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
104
pada Materi Fluida Statis. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, 9(2): 49-
64.
Tarhan, L., Ayar-Kayali, H., Urek, R. O. dan Acar, B. (2008). Problem Based
Learning in 9th Grade Chemistry Class : Intermolecular Forces.Reasearc
in Science Education. 38(3):285-300.
Utomo, T., Wahyuni, D., & Hariyadi, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Siswa Kelas VIII Semester
Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun Ajaran
2012/2013). Jurnal Edukasi, 1(1), 5-9
A. Standar Kompetensi
Memahami era revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami
konsep revolusi industri era 4.0 menuju masyarakat 5.0
D. Tujuan Perkuliahan
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian revolusi industri 4.0
menuju masyarakat 5.0
2. Peserta didik mampu menjelaskan sejarah revolusi Industri 4.0 menuju
masyarakat 5.0
3. Peserta didik mampu menjelaskan karakteristik revolusi industri 4.0
menuju masyarakat 5.0
107
E. Materi Perkuliahan
Materi permasalahan revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0 (Terlampir)
F. Model/Strategi
Problem based learning
G. Langkah-langkah Perkuliahan
Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
H. Sumber Belajar
Alat/Media: Laptop, LCD
Referensi :
1. Farid Ahmadi, S.Kom, M.Kom., Ph.D dan Hamidullah Ibda, M.Pd. 2020.
Konsep dan aplikasi literasi baru diera revolusi 4.0 dan society 5.0.
Semarang: CV. Pilar Nusantara
2. Al Muchtar, Suwarma. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Dalam Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan). Bandung: PT Imperial Bhakti
3. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Dan Etika
Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
4. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
109
I. Penilaian
Model penilaian yang digunakan adalah desain pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest berupaya untuk mengecek pemahaman awal dan akhir
peserta didik berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
110
A. Standar Kompetensi
Memahami era revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami
dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kehidupan masyarakat.
D. Tujuan Perkuliahan
1. Peserta didik mampu menjelaskan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap
penggunaan teknologi;
2. Peserta didik mampu menjelaskan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap
pengembangan sains.
111
E. Materi Perkuliahan
Materi permasalahan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kehidupan
masyarakat (Terlampir)
F. Model/Strategi
Problem based learning
G. Langkah-langkah Perkuliahan
Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan
Inti Fase 2 mengorganisasikan
- Pendidik membagi kelas dalam 4 kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 5 peserta didik.
- Peserta didik menyelidiki dan menguji semua hal
yang memungkinkan dari pengetahuan barunya
melalui bahan ajar cetak.
- Pendidik memonitor aktivitas peserta didik dalam
diskusi kelompok.
- Pendidik memberikan lembar kerja mengenai
permasalahan kepada peserta didik
- Peserta didik mengkonstruk sendiri
112
H. Sumber Belajar
Alat/Media: Laptop, LCD
Referensi :
1. Farid Ahmadi, S.Kom, M.Kom., Ph.D dan Hamidullah Ibda, M.Pd. 2020.
Konsep dan aplikasi literasi baru diera revolusi 4.0 dan society 5.0.
Semarang: CV. Pilar Nusantara
2. Al Muchtar, Suwarma. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Dalam Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan). Bandung: PT Imperial Bhakti
3. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Dan Etika
Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
4. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
113
I. Penilaian
Model penilaian yang digunakan adalah desain pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest berupaya untuk mengecek pemahaman awal dan akhir
peserta didik berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
114
A. Standar Kompetensi
Memahami era revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami
dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kehidupan masyarakat.
D. Tujuan Perkuliahan
1. Peserta didik mampu menjelaskan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap
tatanan kehidupan masyarakat;
2. Peserta didik mampu menjelaskan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap
bentuk kejahatan dalam masyarakat.
115
E. Materi Perkuliahan
Materi permasalahan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kehidupan
masyarakat (Terlampir)
F. Model/Strategi
Problem based learning
G. Langkah-langkah Perkuliahan
Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
H. Sumber Belajar
Alat/Media: Laptop, LCD
Referensi :
1. Farid Ahmadi, S.Kom, M.Kom., Ph.D dan Hamidullah Ibda, M.Pd. 2020.
Konsep dan aplikasi literasi baru diera revolusi 4.0 dan society 5.0.
Semarang: CV. Pilar Nusantara
2. Al Muchtar, Suwarma. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Dalam Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan). Bandung: PT Imperial Bhakti
117
3. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Dan Etika
Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
4. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
I. Penilaian
Model penilaian yang digunakan adalah desain pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest berupaya untuk mengecek pemahaman awal dan akhir
peserta didik berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
118
A. Standar Kompetensi
Memahami era revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami
dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap tugas kepolisian.
D. Tujuan Perkuliahan
1. Peserta didik mampu menjelaskan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap
pola pikir Polri dalam pelaksanaan tugas
2. Peserta didik mampu menjelaskan pemanfaatan teknologi dalam
pelaksanaan tugas kepolisian.
E. Materi Perkuliahan
Materi permasalahan dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap tugas kepolisian.
(Terlampir)
119
F. Model/Strategi
Problem based learning
G. Langkah-langkah Perkuliahan
Alokasi
Tahap Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
H. Sumber Belajar
Alat/Media: Laptop, LCD
Referensi :
1. Farid Ahmadi, S.Kom, M.Kom., Ph.D dan Hamidullah Ibda, M.Pd. 2020.
Konsep dan aplikasi literasi baru diera revolusi 4.0 dan society 5.0.
Semarang: CV. Pilar Nusantara
2. Al Muchtar, Suwarma. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Dalam Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan). Bandung: PT Imperial Bhakti
3. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Dan Etika
Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
4. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
121
I. Penilaian
Model penilaian yang digunakan adalah desain pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest berupaya untuk mengecek pemahaman awal dan akhir
peserta didik berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
122
INSTRUMEN WAWANCARA
STUDI PENDAHULUAN BAGI PENDIDIK
A. Petunjuk :
3. Strategi, metode atau model apa yang sudah bapak/ibu gunakan dalam
proses pembelajaran?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
123
6. Referensi / bahan ajar apa yang sudah bapak/ibu gunakan dalam Mata
Pelajaran Karakter Kebangsaan?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
INSTRUMEN WAWANCARA
STUDI PENDAHULUAN BAGI PESERTA DIDIK
4. Materi apa yang Anda rasa sangat sulit dipahami pada Mata Pelajaran Karakter
Kebangsaan?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
6. Apakah model pembelajaran yang digunakan pendidik selama ini sudah tepat?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Nama
Jabatan
Lembaga
A. Petunjuk Pengisian
B. Pertanyaan
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kejelasan Standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar.
Kesesuaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar (KD) dengan tujuan
Format pembelajaran.
Penyusunan
Ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke
RPP
dalam indicator
Kesesuaian indikator dengan tujuan
pembelajaran
Kesesuaian indikator dengan tingkat
128
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Saran :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
129
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Surabaya,..............................2021
Validator
130
Nama
Jabatan
Lembaga
A. Petunjuk Pengisian
B. Pertanyaan
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
dengan indikator keaktifan belajar
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
Isi
dengan perkembangan peserta didik
Uraian yang disajikan tidak menimbulkan
banyak tafsir
Keterbacaan butir soal
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Saran :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
132
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Surabaya,..............................2021
Validator
133
Nama
Jabatan
Lembaga
A. Petunjuk Pengisian
B. Pertanyaan
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
dengan perkembangan peserta didik
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
Isi
dengan kebutuhan bahan ajar
Uraian yang disajikan tidak menimbulkan
banyak tafsir
Keterbacaan butir soal
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Saran :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
135
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Surabaya,..............................2021
Validator
136
HASIL WAWANCARA
STUDI PENDAHULUAN BAGI PENDIDIK
A. Petunjuk :
“11 Tahun”
2. Kesulitan apa yang dihadapi peserta didik selama ini untuk mencapai
tujuan pembelajaran?
3. Strategi, metode atau model apa yang sudah bapak/ibu gunakan dalam
proses pembelajaran?
“Tidak Pernah”
137
6. Referensi / bahan ajar apa yang sudah bapak/ibu gunakan dalam Mata
Pelajaran Karakter Kebangsaan?
“Buku ajar yang diterbitkan oleh instansi dan sumber belajar lain dari
internet yang relevan”
“Tidak, hal itu terlihat keadaan serta kondisi yang ada menunjukkan
bahwa proses pembelajaran di kelas terkadang dirasakan masih kurang
untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.”
“Keadaan ruangan juga sering ramai jadi peserta didik susah fokus
ketika didalam kelas. Saat diberi tugas peserta didik tidak
mengerjakan sendiri jadi mengerjakan bersama dengan temannya
bahkan ada yang keluar masuk kelas walaupun didalam kelas ada
pendidik.”
“Kurang memahami, hal itu terlihat dari kesulitan peserta didik dalam
menentukan kesimpulan dan memberikan pendapat.”
Peserta didik
8% Selalu
32%
Sering
29%
Jarang
Tidak Pernah
31%
Peserta didik
22%
Model Pembelajaran
Media Pembelajaran
78%
Peserta didik
Sangat Memahami
12%
Memahami
33%
16%
Tidak Memahami
39%
Sangat Tidak
Memahami
Peserta didik
Pengetahuan
Peserta didik
Peserta didik
Peserta didik
24%
Sudah
Belum
76%
Peserta didik
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kejelasan Standar kompetensi (SK) dan
√
kompetensi dasar.
Kesesuaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar (KD) dengan tujuan √
Format pembelajaran.
Penyusunan Ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke
√
RPP dalam indicator
Kesesuaian indikator dengan tujuan
√
pembelajaran
Kesesuaian indikator dengan tingkat
√
perkembangan peserta didik
Sistematikan penyusunan RPP √
Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran
√
dengan menggunakan model pembelajaran
Isi yang Kesesuaian uraian kegiatan peserta didik dan
disajiakan pendidik untuk setiap tahap pembelajaran
√
dengan aktivitas pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
Kejelasan skenario pembelajaran (sintak/
√
tahapan)
Penggunaan Bahasa sesuai dengan EYD √
Bahasa
yang Bahasa yang digunakan komunikatif √
digunakan
Kesederhanaan struktur kalimat √
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
147
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
√
dengan indikator keaktifan belajar
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
Isi √
dengan perkembangan peserta didik
Uraian yang disajikan tidak menimbulkan
√
banyak tafsir
Keterbacaan butir soal √
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
148
Penilaian
Aspek Indikator
1 2 3 4
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
√
dengan perkembangan peserta didik
Kesesuaian butir soal yang disajikan sesuai
Isi √
dengan kebutuhan bahan ajar
Uraian yang disajikan tidak menimbulkan
√
banyak tafsir
Keterbacaan butir soal √
Kesimpulan:
Layak Digunakan
Tidak Layak Digunakan
Kategori:
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
149
Nama Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal
No Jumlah
Peserta didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ARH 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6
2 AZF 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
3 DC 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7
4 FM 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
5 YAA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8
6 MUK 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 4
7 YFA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7
8 ADP 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
9 IBPA 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5
10 MW 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4
11 MA 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5
12 MAB 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5
13 NNAY 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7
14 MZ 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
15 RYI 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7
16 AKBP 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6
17 ARH 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
18 AE 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
19 MFYT 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7
20 ARH 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
21 DAA 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6
22 ATS 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
23 DPPL 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
24 DWS 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 6
25 JP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
26 TDS 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6
150
Nama Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal
No Jumlah
Peserta didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
27 MPAF 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
28 RRP 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5
29 SPC 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5
30 ARBS 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
31 FVR 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6
32 FN 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
33 MAR 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6
34 MFA 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
35 AIM 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4
36 APP 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
37 FAR 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5
38 MFAN 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7
39 MFNT 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8
40 MRPP 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
41 NAP 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4
42 AFS 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
43 MRN 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
44 RT 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
45 AAK 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4
46 AB 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8
47 CRS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
48 FRY 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
49 DBP 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7
50 MDP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8
151
Nama
No Soal 4 Soal 5 Soal 7 Soal 8 Soal 9
Peserta didik
1 ARH 0 1 1 1 0
2 AZF 0 0 1 0 0
3 DC 1 1 0 1 1
4 FM 1 1 1 0 1
5 YAA 1 1 0 1 1
6 MUK 0 0 1 1 0
7 YFA 0 1 0 1 1
8 ADP 1 1 1 0 1
9 IBPA 0 0 0 1 0
10 MW 1 1 1 0 0
11 MA 0 0 0 1 0
12 MAB 1 1 1 0 1
13 NNAY 0 0 1 1 0
14 MZ 1 1 1 0 1
15 RYI 0 0 1 1 0
16 AKBP 1 1 0 0 1
17 ARH 1 1 1 1 1
18 AE 1 1 0 1 1
19 MFYT 0 1 1 1 1
20 ARH 1 1 0 1 1
21 DAA 0 0 1 1 0
22 ATS 1 1 1 1 1
23 DPPL 1 1 1 1 1
24 DWS 1 1 0 1 1
25 JP 1 1 1 1 1
26 TDS 1 1 0 0 1
152
Nama
No Soal 4 Soal 5 Soal 7 Soal 8 Soal 9
Peserta didik
27 MPAF 1 1 1 1 1
28 RRP 1 1 0 0 1
29 SPC 0 0 1 1 0
30 ARBS 1 1 1 0 1
31 FVR 0 0 1 1 0
32 FN 1 1 1 0 1
33 MAR 0 0 1 1 0
34 MFA 1 1 1 0 1
35 AIM 0 0 0 1 0
36 APP 1 1 1 1 1
37 FAR 0 0 0 1 0
38 MFAN 1 1 1 1 1
39 MFNT 1 1 0 1 1
40 MRPP 1 1 1 1 1
41 NAP 0 0 0 0 0
42 AFS 1 1 1 1 1
43 MRN 0 0 0 0 0
44 RT 1 1 1 1 1
45 AAK 0 0 1 0 0
46 AB 1 1 1 1 1
47 CRS 1 1 1 1 1
48 FRY 1 1 1 1 1
49 DBP 1 1 1 0 1
50 MDP 1 1 1 1 1
153
Correlations
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 50
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of
variables are based on all the
cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=Soal_1 Soal_2
Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6
Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10
Jumlah
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,01
154
Correlations
Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Jumlah
Soal Pearson Correlation 1 .109 .356* -.400** -.333* -.075 -.168 .112 -.286* -.243 .015
_1 Sig. (2-tailed) .449 .011 .004 .018 .605 .242 .438 .044 .089 .918
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation .109 1 .019 -.160 -.189 .278 -.407** -.113 -.137 -.464** -.047
_2 Sig. (2-tailed) .449 .898 .268 .189 .051 .003 .433 .344 .001 .747
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation .356* .019 1 -.238 -.178 -.053 -.228 .210 -.103 -.118 .224
_3 Sig. (2-tailed) .011 .898 .096 .216 .717 .112 .143 .475 .415 .118
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.400** -.160 -.238 1 .873** -.157 .111 -.157 .869** .100 .600**
_4 Sig. (2-tailed) .004 .268 .096 .000 .276 .444 .276 .000 .491 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.333* -.189 -.178 .873** 1 -.168 .112 -.075 .912** .027 .643**
_5 Sig. (2-tailed) .018 .189 .216 .000 .242 .438 .605 .000 .852 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.075 .278 -.053 -.157 -.168 1 -.379** .265 -.130 -.449** .029
_6 Sig. (2-tailed) .605 .051 .717 .276 .242 .007 .063 .367 .001 .840
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.168 -.407** -.228 .111 .112 -.379** 1 -.011 .051 .876** .323*
_7 Sig. (2-tailed) .242 .003 .112 .444 .438 .007 .939 .727 .000 .022
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation .112 -.113 .210 -.157 -.075 .265 -.011 1 -.040 -.095 .353*
_8 Sig. (2-tailed) .438 .433 .143 .276 .605 .063 .939 .784 .510 .012
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.286* -.137 -.103 .869** .912** -.130 .051 -.040 1 .047 .709**
_9 Sig. (2-tailed) .044 .344 .475 .000 .000 .367 .727 .784 .746 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Soal Pearson Correlation -.243 -.464** -.118 .100 .027 -.449** .876** -.095 .047 1 .240
_10 Sig. (2-tailed) .089 .001 .415 .491 .852 .001 .000 .510 .746 .093
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Juml Pearson Correlation .015 -.047 .224 .600** .643** .029 .323* .353* .709** .240 1
ah Sig. (2-tailed) .918 .747 .118 .000 .000 .840 .022 .012 .000 .093
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
155
Reliability
Notes
Output Created
Comments
Input Data
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 50
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data for all variables in
the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=Soal_4 Soal_5
Soal_7 Soal_8 Soal_9
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00
156
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.644 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Soal_4 2.7200 1.308 .698 .429
Soal_5 2.6600 1.290 .772 .395
Soal_7 2.6800 1.977 .089 .726
Soal_8 2.6800 2.222 -.091 .793
Soal_9 2.7000 1.276 .751 .399
157
NPar Tests
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 50
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based
on all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=Eksperimen
Kontrol
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00
Number of Cases Alloweda 314572
a. Based on availability of workspace memory.
158
Oneway
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet5
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on cases with no missing
data for any variable in the
analysis.
Syntax ONEWAY Nilai BY Kelas
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01
1. NILAI PRETEST
2. NILAI POSTTEST
1. NILAI PRETEST
2. NILAI POSTTEST
1. NILAI PRETEST
2. NILAI POSTTEST
1. NILAI PRETEST
2. NILAI POSTTEST
T-Test
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet4
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on the cases with no
missing or out-of-range data for
any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Keaktifan
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00
177
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Keaktifan Kontrol 50 55.1000 5.84581 .82672
Eksperimen 50 54.6000 5.23333 .74010
T-Test
Notes
Output Created
Comments
Input Data D:\TUGAS TESIS DAN
DISERTASI\TESIS PAK ZAINUL
(POLRI)\HASIL SPSS\05_DATA
UJI T POSTTEST
KEAKTIFAN.sav
Active Dataset DataSet4
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on the cases with no
missing or out-of-range data for
any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Keaktifan
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00
179
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Keaktifan Eksperimen 50 88.0000 5.53283 .78246
Kontrol 50 55.7000 5.89102 .83312
T-Test
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on the cases with no
missing or out-of-range data for
any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Nilai
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00
181
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Berpikir_Kritis Kontrol 50 56.9600 3.20051 .45262
Eksperimen 50 56.9400 3.81410 .53939
T-Test
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset DataSet3
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on the cases with no
missing or out-of-range data for
any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Nilai
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01
183
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Berpikir_ Eksperimen 50 88.3600 3.44496 .48719
Kritis Kontrol 50 56.6600 2.66963 .37754