Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM EKSTRAKURIKULER BTQ

(BACA TULIS QURAN)


SDN 209 ANTAPANI
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan
bimbingan kepada penyusun sehingga draft awal ini selesai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-
sahabatnya, tabi’in, tabi’it tabi’in, dan sampai kepada kita selaku umat yang berjuang menegakkan
risalahnya.
Panduan Program Penyelenggaraan Kegiatan Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar ini
merupakan program awal pada tataran akhirnya menjadi sebuah buku panduan yang digunakan oleh
seluruh siswa Sekolah Dasar 209 Antapani yang mengikuti ekstrakurikuler ini.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan program ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang
berlipat ganda. Amin.
Hanya kepada Allah SWT penyusun memohon petunjuk, bimbingan, dan perlindungan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2023


Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Landasan Hukum .....................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................
D. Sasaran ....................................................................................................
BAB II KOMPETENSI DAN TARGET
A. Pengertian ................................................................................................
B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...........................................
BAB III METODE .................................................................................
BAB IV POLA PENYELENGGARAAN BIMBINGAN BACA TULIS AL-QUR’AN
A. Seleksi Peserta .........................................................................................
B. Pola Pelaksanaan .....................................................................................
C. Waktu Pelaksanaan..................................................................................
D. Tempat Pelaksanaan.................................................................................
E. Tenaga Pengajar/Pembimbing..................................................................
F. Sarana dan Prasarana................................................................................
G. Pembiayaan..............................................................................................
BAB V PENILAIAN
A. Penilaian ..................................................................................................
BAB VI PENUTUP...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pasal 3 Undang-Undang N0. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam upaya mencapai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yang salah satunya agar peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka diselenggarakanlah
Pendidikan Agama Islam. Sayangnya menurut hasil penelitian beberapa pakar menyebutkan bahwa
kurangnya perhatian orang tua terhadap kemampuan membaca al-Quran terhadap putra-putrinya,
lingkungan keluarga yang kurang mendukung, dampak negatif perkembangan Iptek, juga terbatasnya jam
tatap muka Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Kondisi tersebut membutuhkan solusi yang tepat dengan tidak mengganggu kurikulum yang telah
ditetapkan sekolah. Sebab selama ini pembelajaran Al-Quran sangat dibatasi oleh keterbatasan jam tatap
muka yang hanya 2 (dua) jam perminggu. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah Pembelajaran baca
tulis al-Quran di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler baca tulis
al-Quran secara mandiri bagi peserta didik di semua jenjang SD, SMP, SMA/SMK dan dilakukan secara
sistematis.
Hal tersebut sesuai dengan PP 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan Pasal 24
dan 25 yang menjelaskan Pendidikan Al-Quran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al Qur’an (ayat 1 pasal 24 PP 55). Selain
itu , pendidikan Al-Qur’an dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang (ayat 3 pasal 24 PP
55).Penyelenggaraan Pendidikan Al-Qur’an dipusatkan di masjid, mushalla, atau ditempat lain yang
memenuhi syarat (ayat 4 pasal 24 PP 55).
Terbitnya SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 44 A dan 128 tanggal 13 Mei
1982 tentang gerakan pengajaran Baca Tulis al-Qur’an perlu didukung oleh terbitnya perangkat teknis
dalam bentuk Panduan Baca Tulis al-Quran, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi Guru
Pendidikan Agama Islam (GPAI) atau pembimbing ekstrakurikuler Baca Tulis al-Quran di semua jenjang
SD, SMP, dan SMA/SMK.

B. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan buku pedoman ini antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil
Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Mennengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan pasal 24 dan 25.
11. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor:
Dj.I/12A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada Sekolah.
12. Instruksi Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur’an.

13. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44
A dan 124, tanggal 13 Mei Tahun 1982 tentang Usaha Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-
Qur’an bagi Umat Islam dalam Rangka Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur’an
dalam Kehidupan Sehari-hari.

14. Instruksi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Tingkat Nasional Nomor 02 Tahun 1989 tentang
Peningkatan Pengajian Al-Qur’an.
15. Instruksi Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur’an.

16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor:
Dj.I/12A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada Sekolah.

C. Tujuan dan Fungsi


1. Tujuan disusun Panduan Baca Tulis al-Quran SD adalah;
a. Memberikan pedoman bagi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan satuan pendidikan
tentang penyelenggaraan Baca Tulis al-Qur’an bagi peserta didik SDN 209 Antapani
b. Memberikan panduan bagi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan Baca Tulis al-Quran bagi peserta didik SDN 209 Antapani

2. Fungsi penyusunan Panduan Baca Tulis al-Quran SDN 209 Antapani;


a. Sebagai pegangan bagi menambah pengetahuan, penghayatan, dan pengamalan bagi Guru
Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan satuan pendidikan dalam melakukan bimbingan membaca
dan menulis al-Qur’an bagi peserta didik SDN 209 Antapani
b. Untuk mempermudah dan memperlancar bagi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan satuan
pendidikan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler BTQ bagi peserta didik SDN 209
Antapani
c. Untuk membantu Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan satuan pendidikan dalam
mempercepat pencapaian tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler BTQ bagi peserta didik SDN 209
Antapani

D. Sasaran

Sasaran dari buku panduan ini adalah

1. Guru Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan sebagai pelaksana program Bimbingan
Baca Tulis Al-Quran di satuan pendidikan.

2. Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab program Bimbingan Baca Tulis Al-Quran di satuan
pendidikan
3. Komite sekolah sebagai pendukung utama pelaksanaan program Bimbingan Baca Tulis Al-
Quran di satuan pendidikan

4. Kantor Kementerian Agama di masing-masng tingkat bersama-sama dengan Dinas Pendidikan


sebagai institusi yang menetapkan kebijakan program Bimbingan Baca Tulis Al-Quran di
satuan pendidikan. Sekaligus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program
Bimbingan Baca Tulis Al-Quran di satuan pendidikan. Kantor Kementerian Agama di masing-
masng tingkat bersama-sama dengan Dinas Pendidikan juga memberikan dukungan kebijakan
anggaran untuk program Bimbingan Baca Tulis Al-Quran di satuan pendidikan.
BAB II
KOMPETENSI DAN TARGET

A. Pengertian
Secara bahasa, kompetensi (competency) berarti kemampuan atau kecakapan. Adapun secara
istilah, kompetensi artinya seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati dan dikuasai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan demikian kompetensi baca tulis Al-Qur’an yang dimaksud dalam buku panduan ini adalah
seperangkat kemampuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
peserta didik di Sekolah Dasar dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.

B. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi baca tulis Al-Qur’an terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar
kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada
suatu mata pelajaran. Sedangkan kompetensi dasar ialah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) aspek Al-Qur’an di Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut:
Kelas I, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menghafal Al Qur’an 1.1 Melafalkan QS Al-Fatihah dengan lancar


surat pendek pilihan 1.2 Menghafal QS Al-Fatihah dengan lancar

Kelas I, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Menghafal Al Qur’an 6.1 Menghafal QS Al-Kautsar dengan lancar


surat-surat pendek 6.2 Menghafal QS An-Nashr dengan lancar
pilihan
6.3 Menghafal QS Al-‘Ashr dengan lancar
Kelas II, Semester 1

Standar Kompetensi Dasar


Kompetensi

1. Menghafal Al Qur’an 1.1 Mengenal huruf Hijaiyah


1.2 Mengenal tanda baca (harakat)

Kelas II, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Membaca Al Qur’an 6.1 Membaca huruf hijaiyah bersambung


surat pendek pilihan 6.2 Menulis huruf hijaiyah bersambung

Kelas III, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengenal kalimat dalam 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur’an


Al Qur’an 1.2 Menulis kalimat dalam Al Qur’an

Kelas III, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Mengenal ayat-ayat Al 5.1 Membaca huruf Al Qur’an


Qur’an 5.2 Menulis huruf Al Qur’an

Kelas IV, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Membaca surat-surat Al 1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar


Qur’an 1.2 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar
Kelas IV, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Membaca surat-surat Al 6.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar


Qur’an 6.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar
6.3 Membaca QS Al-‘Ashr dengan lancar

Kelas V, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengartikan Al Qur’an 1.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun


surat pendek pilihan 1.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun

Kelas V, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Mengartikan Al Quran 6.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil


Surat pendek pilihan 6.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil

Kelas VI, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengartikan Al Qur’an 1.1 Membaca QS Al-Qadr dan QS Al-‘Alaq ayat


Surat pendek pilihan 1-5
1.2 Mengartikan QS Al-Qadr dan QS Al-‘Alaq
ayat 1-5

Kelas VI, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Mengartikan Al Quran 6.1 Membaca QS Al-Maidah ayat 3 dan Al-


Ayat-ayat pilihan Hujurat ayat 13
6.2 Mengartikan QS Al-Maidah ayat 3 dan Al-
Hujurat ayat 13

Berdasarkan SK dan KD di atas, besarnya porsi membaca dalam SK hanya 25%. Sedangkan dalam
KD, porsi membaca sebesar 46% dan menulis sebesar 12%. Fakta ini menunjukkan bahwa aspek
membaca dan menulis Al-Qur’an dalam Standar Isi sangatlah minim. Oleh karena itu perlu
pengembangan SK dan KD agar jumlah porsi membaca dan menulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar
proporsional dan dianggap efektif dalam mencapai target yang ditentukan.
Hasil dari pengembangan SK dan KD tersebut adalah sebagai berikut:

STANDAR
KLS SMT KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. Mengenal huruf- 1.1. Membaca huruf-huruf tunggal
1 huruf dalam Al- berharokat fatah, kasrah, dummah
Qur’an 1.2. Menebalkan huruf hijaiyah
I 1.3.Membaca dua huruf tunggal
1. Mengenal huruf-
berharokat fatah, kasrah, dan
2 huruf dalam Al-
dommah
Qur’an
1.4.Mencontoh tulisan huruf hijaiyah
2.1. Membaca kata-kata dalam Al
2.Mengenal kata
Qur'an
1 dalam
2.2. Menulis kata-kata dalam Al
Al-Qur’an
Qur'an
II 3.1.Membaca kata-kata pilihan dalam
3. Mengenal kata- Al-Qur’an yang mengandung
2 kata pilihan dalam harakat tanwin, sukun, dan
Al-Qur’an 3.2.Menulis kata-kata pilihan dalam
Al-Qur’an
4.1. Membaca ayat-ayat Al Qur'an
yang mengandung bacaan mad
4. Mengenal ayat-
1 asli
ayat Al-Qur’an
4.2. Menulis 1 ayat sederhana dalam
III Al-Qur’an
4.3. Membaca ayat-ayat Al Qur'an
4. Mengenal ayat-ayat
yang mengandung alif lam ta'rif
2 Al-Qur’an
4.4. Menulis ayat-ayat Al Qur'an yang
mengandung alif lam ta'rif
IV 5.1. Membaca ayat-ayat yang
mengandung bacaan gunnah dan
5. Mengenal surat qalqalah
1
dalam Al-Qur’an 5.2. Membaca QS. Al-Fatihah, Al-
Ikhlas, dan An-Nas dengan tartil
5.3. Menulis satu surat pendek
2 5. Mengenal surat 5.4. Membaca surat dalam Al Qur'an
yang mengandung hukum bacaan
nun sukun/tanwin (idzhar, idgam)
dalam Al-Qur’an 5.5. Membaca QS. Al-Kautsar, An-
Nashr, Al-‘Ashr, Al-Humazah
5.6. Menulis surat pilihan
5.7. Membaca surat dalam Al-Qur’an
yang mengandung hukum bacaan
5. Mengenal surat nun suku /tanwin (iqlab, ikhfa'
1
dalam Al-Qur’an 5.8. Membaca QS. Al-Lahab dan Al-
Kafirun
5.9. Menulis surat pilihan
5.10.Membaca Al-Qur’an yang
terdapat lafadz jalalah dan tanda
V waqaf
5.11.Membaca QS. Al-Ma’un dan Al-
Fiil
5. Mengenal surat
2 5.12.Menulis surat pilihan
dalam Al-Qur’an

5.13.Membaca Al-Qur’an yang


mengandung hukum mim
5. Mengenal surat
1 5.14.Membaca QS. Al-Qadr dan
dalam Al-Qur’an
Al-‘Alaq ayat 1-5
5.15.Menulis surat pilihan
VI
5.16.Membaca huruf-huruf dalam
fawatihussuwar
5. Mengenal surat
2 5.17. Membaca QS. Al-Maidah ayat 3
dalam Al-Qur’an
dan Al-Hujurat ayat 13
5.18.Menulis surat pilihan

Sebagai upaya kelengkapan dan kesempurnaan kemampuan membaca dan menulis peserta didik
yang sudah menuntaskan seluruh standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka kemampuan menghapal
pun perlu diperhatikan, sehingga ketika peserta didik tamat SD, mereka mampu membaca, menulis, dan
menghapal Al-Qur’an, terutama19 dari 37 surat yang ada dalam juz 30 (juz amma).
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
No. Nama Surat Artinya Jumlah ayat
1. An-Naas Manusia 6
2. Al-Falaq Waktu Shubuh 5
3. Al-Ikhlas Memurnikan Ke-Esaan Allah 4
4. Al-Lahab Gejolak api 5
5. An-Nasr Pertolongan 3
6. Al-Kafirun Orang-orang kafir 6
7. Al-Kautsar Nikmat yang banyak 3
8. Al-Maun Barang-barang yang berguna 7
9. Al-Quraisy Suku Quraisy 4
10. Al-Fil Gajah 5
11. Al-Humazah Pengumpat 9
12. Al-Asr Masa 3
13. At-Takasur Bermegah-megahan 8
14. Al-Qaari’ah Hari kiamat 11
15. Al-Adiyat Berlari kencang 11
16. Al-Zalzalah Kegoncangan 8
17. Al-Bayyinah Bukti 8
18. Al-Qadr Kemuliaan 5
19. Al-Alaq Segumpal darah 19

BAB III
METODE TUNTAS BACA TULIS AL-QUR’AN
Metode secara harfiah berasal dari bahasa Yunani (Greek) “methodos”, yang artinya jalan/cara.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai: 1) cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; dan 2) cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam dunia psikologi,
metode berarti prosedur sistematis (tata cara berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki
fenomena (gejala-gejala) kejiwaan.
Dengan demikian metode tuntas baca tulis Al-Qur’an artinya cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan metode baca tulis Al-Qur’an antara lain:
1. Mudah dan murahnya mendapatkan pelatihan-pelatihan bagi para pengajar/pembimbing.
2. Mudah dikuasai oleh mayoritas pengajar/pembimbing.
3. Mudah dan murah mendapatkan buku panduan.
4. Mudah dan sederhana pengelolaan pengajarannya.
Jika beberapa metode lolos pertimbangan di atas, maka ditentukan pemilihan berdasarkan skala
prioritas.
Berikut ini disajikan beberapa metode membaca dan menulis Al-Qur’an yang berkembang dari
jaman dahulu sampai sekarang, antara lain:
1 Metode Iqro
Metode Iqra merupakan salah satu metode cepat belajar membaca Al-Qur’an. Metode ini disusun
oleh Bapak As'ad Humam dari Kotagede Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda
Masjid dan Musholla) Yogyakarta dengan membuka TK Al-Qur'an dan TP Al-Qur'an. Metode Iqro’
semakin berkembang dengan pesat dan menyebar merata di Indonesia sejak tahun 1989 sampai sekarang.
Pada tahun 1991, dalam Munas Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Pusat yang ke-6 di
Yogyakarta, telah menatapkan TKA-TPA AMM Kotagede sebagai Balai Penelitian dan Pengembangan
Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Nasional di
Yogyakarta.
Metode Iqro disusun dalam buku-buku kecil ukuran ¼ (seperempat folio) dan terbagi dalam enam
jilid. Tiap jilid rata-rata memiliki 43 halaman, dengan warna sampul masing-masing jilid yang berbeda-
beda. Jilid 1 berwarna merah, jilid 2 berwarna hijau, jilid 3 berwarna biru muda, jilid 4 berwarna kuning
kunyit, jilid 5 berwarna ungu dan jilid 6 berwarna coklat. Jilid-jilid tersebut disusun berdasarkan urutan
dan tertib materi yang harus dilalui secara bertahap oleh masing-masing anak, sehingga jilid 2 adalah
kelanjutan jilid 1, jilid 3 adalah kelanjutan jilid 2, demikian seterusnya sampai selesai jilid 6. Bagi anak
yang telah menyelesaikan jilid 6, bila mengajarkannya sesuai dengan petunjuk, dapat dipastikan bahwa ia
telah mampu membaca Al-Qur’an dengan benar.
Metode Iqro mempunyai 10 sifat, antara lain:
a. Bacaan langsung.
b. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).
c. Privat/Klasikal.
d. Modul.
e. Asistensi.
f. Praktis.
g. Sistematis.
h. Variatif.
i. Komunikatif.
j. Fleksibel.
Keunggulan metode Iqro antara lain:
1. Waktu yang digunakan untuk pembelajaran cukup pendek.
2. Logikanya sangat sistematik dari model yang berulang-ulang dan berkelanjutan.
3. Bagi anak yang pandai lebih cepat menyelesaikan jilid-jilid tertentu (sesuai kemampuan anak).
4. Terdapat alat kontrol prestasi yang baku sehingga dapat menilai perkembangan/kemajuan anak.
Dalam menunjang kemampuan membaca Al-Qur’an, pada tahun 1994 As’ad Humam menulis tiga
jilid bimbingan menulis Al-Qur’an, dengan judul Khot Praktis ‘Allama Bil Qolam’. Jilid 1 berwarna
merah, jilid 2 berwarna hijau, dan jilid 3 berwarna biru.
2. Metode LIBAT (Lihat, Baca, Tulis)
Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Juhaya S. Praja, dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Ide metode ini diilhami oleh buku Tuntunan yang ditulis oleh gurunya di Pesantren Gontor Ponorogo Jawa
Timur, yaitu K.H. Imam Zarkasyi. Perumusan metode ini dimulai sejak uji coba kepada sejumlah
mahasiswa yang buta huruf Al-Qur’an sekitar tahun 1976. Dalam waktu 10 jam, para mahasiswa tersebut
mampu membaca dan menulis Al-Qur’an.
Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, disertai
dukungan CBSA. Pendekatan anatomi huruf artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-
bentuk huruf yang saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan
mengakibatkan kemampuan dan ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf lainnya. Pendekatan budaya
ialah mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan latar belakang budaya peserta.

BAB IV
POLA PENYELENGARAAN
BIMBINGAN BACA TULIS AL-QUR’AN

A. Seleksi Peserta
Seleksi peserta ini merupakan placement test (tes penempatan), artinya seleksi yang dilakukan
pada intinya bertujuan untuk menempatkan peserta didik pada kelompok yang sesuai dengan
kemampuannya. Seleksi ini berupaya untuk menetapkan seorang peserta didik berada dalam kategori
kelompok pemula, menengah, atau mahir.
Seleksi peserta baca tulis Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara:
1. Bagi peserta didik kelas I yang baru memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD), seleksi dilakukan
dengan cara mengetes secara langsung satu persatu kemampuan mereka dalam membaca dan menulis
Al-Qur’an, dilaksanakan pada awal semester ganjil, di luar waktu jam pelajaran agama (bisa sebelum
atau setelah proses pembelajaran di kelas selesai). Hasil dari pengetesan itu peserta didik
dikelompokkan menjadi kelompok pemula, menengah, dan mahir. Sedangkan bagi peserta didik kelas I
yang sedang berada pada semester sekarang, maka seleksi dapat dilakukan pada saat semester sekarang
yang sedang berjalan.
2. Bagi peserta didik kelas II sampai kelas VI yang sedang berada pada semester sekarang, seleksi
dilakukan dengan cara mengetes secara langsung satu persatu kemampuan mereka dalam membaca dan
menulis Al-Qur’an. Pelaksanaan tesnya dilakukan pada saat semester sekarang yang sedang berjalan
dan mengambil waktu di luar jam pelajaran agama (bisa sebelum atau setelah proses pembelajaran di
kelas selesai). Berdasarkan hasil tes, peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok pemula,
menengah, dan mahir.
Penempatan peserta didik ke dalam kelompok, diupayakan tidak dicampur satu kelas dengan kelas
lain, karena guna memudahkan bagi pembimbing dalam melayani dan membimbing peserta didik. Selain
itu juga dalam upaya menghindari rasa malu dan ketidakpercayaan diri, serta memudahkan dalam
kenaikan ke tingkat/kelas selanjutnya. Misalnya: jika di kelas I ada siswa yang sudah mahir, maka
satukanlah ia dengan siswa mahir kelas I lagi, tidak dicampur dengan siswa mahir kelas II atau III.
B. Pola Pelaksanaan
Ada tiga alternatif pola pelaksanaan dalam kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an. Ketiga alternatif
itu adalah sebagai berikut:
1. Pola Intensif (Diniyah Sekolah)
Pelaksanaan pola intensif dilakukan dengan:
a. Tempat pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an diselenggarakan secara mandiri di
lingkungan sekolah. Pihak sekolah dapat memanfaatkan ruangan kelas dan mushola sekolah untuk
dijadikan tempat kegiatan.
b. Pelaksanaan baca tulis Al-Qur’an melibatkan semua unsur sekolah yang dianggap mampu.
c. Rencana program pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dirumuskan oleh pihak sekolah
dengan melibatkan komite sekolah.
d. Dalam penyusunan rencana program tersebut, kepala sekolah sebagai penanggung jawab, guru agama
sebagai koordinator, dan dibantu oleh guru-guru yang lain yang ada di sekolah.

2. Pola Mandiri
Pola ini dilaksanakan dengan:
a. Tempat utama kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dan
lingkungan sekolah.
b. Pembimbing kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dapat dilakukan oleh orang tua yang bersangkutan
dan dari lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti pesantren, madrasah diniyah, majelis ta’lim, Taman
Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA)/Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)/Ta’limul Qur’an Lil Aulad
(TQA).
c. Program pengawasan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dilakukan oleh pihak sekolah.
3. Pola Kerjasama
Pola ini dilaksanakan dengan:
a. Tempat pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an bukan hanya di sekolah, akan tetapi
dilaksanakan juga di luar sekolah, seperti di madrasah diniyah/pesantren/Taman Kanak-Kanak Al-
Qur’an (TKA)/Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)/Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA) yang sudah
menjalin kerjasama dengan pihak sekolah.
b. Pembimbing melibatkan guru-guru di sekolah dan ustadz-ustadzah yang yang berasal dari lembaga
pendidikan di luar sekolah, seperti dari pesantren, madrasah diniyah, majelis ta’lim, Taman Kanak-
Kanak Al-Qur’an (TKA)/Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)/Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA).
c. Penyusunan rencana program pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dirumuskan secara
bersama-sama antara pihak sekolah dan pihak luar sekolah (pengelola/pembina dari dari pesantren,
madrasah diniyah, majelis ta’lim, TKA/TPA/TQA). Pihak luar sekolah terlibat secara aktif dalam
penyusunannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan ketiga pola pelaksanaan di atas,
antara lain:
1. Sekolah yang menetapkan waktu utama kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an setelah selesai proses
pembelajaran, siswa yang sudah dikelompokkan, dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing.
2. Teknis pelaksanaan bimbingan dapat dilakukan dengan cara klasikal dan privat.
3. Pembimbing menyiapkan buku pedoman dan alat peraga.
4. Sekolah yang menetapkan waktu utama kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an pada hari khusus kegiatan
ekstrakurikuler, berkoordinasi dengan Pembina ekstrakurikuler lain untuk menghindari jadwal waktu
yang bersamaan.
5. Khusus bagi kelompok peserta didik yang sudah mencapai tahap mahir, diupayakan untuk menjadi
tutor sebaya bagi peserta didik yang masih tahap pemula dan atau menengah. Hal ini dilakukan untuk
membantu pembimbing dalam mempercepat penguasaan Al-Qur’an, terutama dalam penguasaan aspek
membaca. Peserta didik yang menjadi tutor sebaya tetap berada dalam pengawasan dan kontrol dari
pembimbing.
6. Sekolah yang menetapkan ada tambahan waktu utama, yakni tambahan waktu pendukung pelaksanaan
kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dengan 15 menit jam pelajaran pertama di setiap hari, lebih baik
dikhususkan untuk kegiatan membaca dan menulis secara klasikal saja, sebab ketersediaan waktu
sangat singkat. Dalam hal ini tentu guru agama harus berkoordinasi dengan seluruh guru kelas agar
kegiatan mengisi 15 menit pertama ini digunakan dengan sebaik mungkin, dan para guru kelas terlebih
dahulu diberikan pemahaman tentang baca tulis Al-Qur’an, sesuai dengan kelasnya masing-masing.
7. Bagi sekolah yang menetapkan ada tambahan waktu utama, yakni tambahan waktu pendukung
pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dengan 15 menit jam pelajaran pertama pelajaran
PAI, juga lebih baik dikhususkan untuk kegiatan membaca dan menulis secara klasikal saja, sebab
ketersediaan waktu sangat terbatas. Pelaksanaannya tentu tidak tiap hari setiap kelas, tergantung pada
jadwal guru agama mengajar di kelas yang bersangkutan. Dalam waktu satu minggu seluruh kelas
mendapat giliran satu kali pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dengan waktu 15 menit
pertama sebelum pelajaran PAI.
C. Waktu Pelaksanaan
Ada beberapa alternatif waktu pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar,
antara lain:
1. Waktu pendukung: 15 menit pertama sebelum pelajaran pertama dimulai setiap hari (secara
klasikal).
2. Waktu Pendukung: 15 menit pertama sebelum pelajaran agama Islam dimulai (secara klasikal).
3. Waktu utama: Setiap hari setelah proses pembelajaran di kelas selesai. Waktunya bisa 30 menit
atau selama satu jam (secara kelompok).
4. Waktu utama: Pada hari khusus kegiatan ekstrakurikuler agama, misalnya pada hari Senin untuk
kelas 1, 2, dan 6 pukul 11.00-12.00, kelas 3 dan 5 pukul 09.00-10.00 dan hari jumat kelas 4 pukul
13.00-14.00 Adapun rentang waktunya disesuaikan dengan kebijakan sekolah.
D. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an dapat diselenggarakan di:
1. Sekolah (kelas dan atau mushola).
2. Madrasah yang ada di sekitar sekolah.
3. Masjid yang ada di sekitar sekolah.
4. Pesantren yang ada di sekitar sekolah.
5. Penggabungan antara sekolah dan madrasah/masjid/pesantren yang ada di sekitar sekolah.
E. Tenaga Pengajar/Pembimbing
Beberapa alternatif untuk tenaga pengajar/pembimbing kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an antara
lain:
1. Guru agama dan guru-guru bidang/kelas yang lain di sekolah yang bersangkutan yang dianggap
mampu menguasai baca tulis Al-Qur’an.
2. Bagi sekolah dasar yang satu komplek dengan sekolah dasar yang lain, bisa bekerjasama antar
guru agamanya serta antar guru bidang/kelas yang dianggap mampu menguasai baca tulis Al-
Qur’an.
3. Kerjasama dengan guru PAI SDN 209 Antapani.
F. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an
adalah:
1. Tempat belajar.
2. Buku pegangan guru.
3. Buku pegangan siswa.
4. Media audio visual.
5. Papan tulis dan alat-alat tulisnya.
6. Alat peraga.
7. Administrasi pembelajaran.
G. Pembiayaan
Pembiayaan dalam kegiatan tuntas baca tulis Al-Qur’an ini bersumber dari:
1. Sumbangan/infak lain yang halal dan tak mengikat.
BAB VI
PENILAIAN

A. Penilaian
1. Pengertian
Penilaian baca tulis Al-Qur’an adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses belajar (kegiatan dan kemajuan belajar baca tulis Al-
Qur’an) dan hasil belajar peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan perlakuan bimbingan
baca tulis Al-Qur’an selanjutnya.
2. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian dalam bimbingan baca tulis Al-Qur’an adalah:
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan membaca dan menulis Al-Qur’an yang telah dicapai oleh
peserta didik dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan penilaian,
pembimbing dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah peserta didik sebagai hasil proses belajar
dan mengajar baca tulis Al-Qur’an yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan
belajar peserta didiknya itu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang peserta didik dalam kelompok bimbingan baca
tulis Al-Qur’an. Dengan demikian, hasil penilaian itu dapat dijadikan pembimbing sebagai alat penetap
apakah pseerta didik tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu
kemampuan belajar baca tulis Al-Qur’annya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan peserta didik dalam belajar membaca dan menulis
Al-Qur’an. Hal ini berarti dengan penilaian, pembimbing akan dapat mengetahui gambaran tingkat
usaha peserta didik. Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien,
sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.
d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana peserta didik telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya
(kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar baca tulis Al-Qur’an. Jadi, hasil
penilaian itu dapat dijadikan pembimbing sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan peserta
didik.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar membaca dan menulis Al-
Qur’an yang telah digunakan pembimbing dalam proses pembelajaran. Dengan demikian apabila
sebuah metode yang digunakan pembimbing tidak mendorong munculnya prestasi belajar peserta didik
yang memuaskan, pembimbing seyogyanya mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya
dengan metode lain yang serasi.
3. Ruang Lingkup
Penilaian mencakup penilaian proses dan hasil. Dalam penilaian proses dilakukan pengamatan
(observasi) terhadap aktivitas belajar peserta didik dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Sedangkan
penilaian hasil dilakukan dengan uji kompetensi dasar, ujian/ulangan tengah semester, dan ujian/ulangan
akhir semester. Dari penilaian hasil inilah, maka peserta didik dapat diputuskan naik tidaknya ke
kelompok, kelas, atau tingkat berikutnya.Teknik penilaian hasil pembelajarannya mencakup: tes lisan
(praktek membaca Al-Qur’an), tes tulisan (menulis Al-Qur`an), penugasan, dan fortofolio.
4. Fungsi Penilaian
Penilaian dalam bimbingan baca tulis Al-Qur’an mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Fungsi administratif: untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport baca tulis Al-
Qur’an.
b. Fungsi promosi: untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan ke tingkat/kelompok berikutnya.
c. Fungsi diagnostik: untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dan merencanakan
program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d. Fungsi Pertimbangan: bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang
meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat pembelajaran.
e. Fungsi Efektivitas: untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran yang telah dilakukan
pembimbing, dengan ini pembimbing dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar baca tulis Al-
Qur’an.
f. Fungsi Umpan Balik (Feed Back): memberikan umpan balik kepada pembimbing sebagai dasar
untuk memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan bagi peserta didik serta
menempatkan peserta didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh mereka.
g. Fungsi Penyempurnaan: menyusun laporan dalam rangka penyempurnaan program belajar
mengajar baca tulis Al-Quir’an yang sedang berlaku.
5. Instrumen Penilaian
Yang dimaksud instrumen dalam penilaian bimbingan baca tulis Al-Qur’an ini adalah perangkat
administrasi berupa format-format yang digunakan guru dalam melakukan penilaian. Instrumen tersebut
terdiri dari :
a. Daftar hadir peserta.
b. Daftar nilai.
c. Skala rentang nilai.
d. Alat pendukung praktik yang berupa: mushaf Al-Qur’an dan buku pegangan yang sesuai dengan jenis
metode bimbingan yang digunakan.
BAB V
PENUTUP

Kegiatan Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) ini merupakan kegiatan pembelajaran tambahan
yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam bidang membaca dan menulis al-Qur’an.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan Baca Tulis al-Qur’an di sekolah tidaklah harus mengikuti semua
strategi yang dipaparkan dalam buku panduan ini, akan tetapi sekolah atau guru Pendidikan Agama Islam
dapat memilih strategi mana yang paling tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-
masing.

Dengan memahami buku panduan ini diharapkan seluruh unsur terkait dapat melaksanakan kegiatan
tuntas baca tulis Al-Qur’an secara baik dan benar. Buku panduan ini tentunya masih berlaku secara umum,
sehingga dalam implementasinya di lapangan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan potensi sekolah,
serta tetap memperhatikan kemampuan peserta didik dan tradisi yang ada di daerah masing-masing.
Pelaksanaan kegiatan BTQ harus dibarengi dengan penilaian agar dapat diketahui hasil dan
manfaatnya. Setiap satuan pendidikan harus menyusun program terencana, sistematis dan berkelanjutan
sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi baca tulis al-Qur’an
sebagaimana yang diharapkan.

Tim penyusun menyadari bahwa buku panduan ini masih banyak kekurangan yang perlu, dievaluasi,
dan direvisi. Kritik dan saran yang membangun guna perbaikan kedepan menjadi hal yang sangat berharga
bagi tim penyusun untuk memperbaiki buku panduan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar. (1994). Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Dasuki, H., dkk. (1993). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Depag RI. (2000). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Karya Toha Putra.
Depdiknas RI. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dibyo, S, dkk. (2009). Panduan Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas I sampai
Kelas VI. Solo: Tri Manunggal Kurniajaya.
Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Eggen, P.D, dkk. (1979). Strategies for Teachers, Information Processing Model in The Classroom.
New Jersey: Prentoice-Hall, Inc. Engewood Cliffs.
Ghafur, WA. (2004). Strategi Qur’ani. Yogyakarta: Belukar
Gordon, Thomas. (1997). Teacher Effectiveness Training (Menjadi Guru Efektif). Alih Bahasa: Aditya
Kumara Dewi. Jakarta: Gramedia Pustakla Utama.
Ilyas, Asnelly. (1995). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Bandung: Al-Bayan.
Kartawidjaya, Eddy Sopewardi. (1987). Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Makmur, Dadang, dkk. (2009). Evaluasi Rangkuman Materi dan Uji Kompetensi PAI SD Kelas I
sampai Kelas VI. Kuningan: Media Transformasi.
Maolani, Ilam. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Tasikmalaya: STAI Press.
Masrun S, dkk. (2007). Senang Belajar Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas 3 dan Kelas 4.
Jakarta: Erlangga.
Maulana, Rizal, dkk. (2009). Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas I sampai Kelas VI.
Bandung: Pustaka Rajawali.
Nasution, S. (2004). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Puskur Balitbang Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Quthb, M. (1993). Sistem Pendidikan Islam. Alih Bahasa. Salman Harun. Bandung: Al-Ma’arif.

Shihab, Quraish. (1997). Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Wagiman, dkk. (2007). Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas 1, 2, 5, dan 6. Depok:
Arya Duta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAPORAN PRESTASI
BIMBINGAN BACA TULIS AL-QUR'AN
TINGKAT SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN ……………

Nama :…………………….. Kelas :…………………


No. Induk :……………………… Semester :…………………

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
Angka Huruf
Membaca Al-Qur'an:
a. Kelancaran membaca
1 b. Makhorijul huruf
c. Tajwid
Jumlah:
Menulis ayat Al-Qur'an:
a. Huruf tunggal
2 b. Merangkai huruf
c. Kerapihan
Jumlah
Hafalan:
a. Surat-surat pilihan
3
b. Do'a harian
Jumlah:
Absensi: Kepribadian:
a. Alpa …….hari a. Kerajinan
4
b. Sakit …….hari b. Kerapihan
c. Izin …….hari c. Kebersihan
Catatan : Tingkatkan belajar menulis dan menghapalnya!

Mengetahui: ……………………
Wali Peserta Didik Pembimbing

(…………………) (…………………)
NIP.
(Contoh Format Instrumen Penilaian)
Daftar Hadir Ujian Praktik BTQ
Nama Sekolah : …………………………........
Kelas : ……………………………….
Waktu Ujian : ……………………………….

Tanda Tangan
No Nama Kelompok
Peserta

Daftar Nilai Ujian Praktik BTQ


Nama Sekolah : ……………………………….
Kelas : ……………………………….
Waktu Ujian : ……………………………….
Guru Penguji : ……………………………….

Keterangan
No Nama Kelompok Nilai Tidak
Lulus
Lulus

dst.
Tabel Skala Penilaian Praktik BTQ

No Kelompok Skala Nilai Indikator Kemampuan

Mampu membaca dengan benar tanpa ada


1 A 81-100
kesalahan sesuai dengan ilmu tajwid

Mampu membaca dengan benar, dan terdapat


2 B 61-80
kesalahan dalam tajwid

Masih banyak ditemukan kesalahan dalam


3 C 41-60
membaca Al-Qur’an

4 D 21-40 Belum dapat membaca Al-Qur’an

Tidak bisa membaca Al-Qur’an / baru mengenal


5 E 0 - 20
huruf hijaiyyah

Peserta didik yang telah memperoleh nilai A dan B dinyatakan lulus/berhasil. Sementara
yang belum berhasil terus mengikuti bimbingan BTQ. Format penilaian dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan penilaian .

Anda mungkin juga menyukai