Nazila Basuin
Nazila Basuin
21105241030
Review Akhir Kuliah
Pedagogi yang berpandangan bahwa siswa dan guru merupakan peserta aktif dalam
pembelajaran disebut juga sebagai pedagogi partisipatoris, yang merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa dan guru terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Pendekatan ini menekankan pada kolaborasi, interaksi, serta interaksi aktif
siswa dalam merencanakan, melaksanakan, sampai pada mengevaluasi pembelajaran.
dalam konteks ini, pedagogi partisipatoris menempatkan guru dan murid sebagai sebuah
kolaborasi dalam proses pembelajaran.
Adapun contoh rancangan pembelajran yang menggunakan jenis pendekatan yang dibuat
adalah sebagai berikut :
Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP
Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Materi Media Penilaian
Pertemuan 1 : Pengantar Materi
1. Siswa memahami 1. Pembukaan (15 1. Konsep dasar 1. Buku paket Penilaian
konsep dasar menit) menulis cerpen kelas VIII formatif berupa
menulis cerpen a) Guru membuka (genre, SMP observasi
2. Siswa dengan referensi, 2. Teks cerpen
mengidentifikasi pertanyaan PUEBI) kontenporer
minat genre terbuka mengenai 2. Contoh teks sederhana
cerpen dan pengalaman cerpen singkat
pertanyaan pribadi menulis cerpen
tentang materi pada siswa
menulis cerpen b) Siswa berbagi
pengalaman
mereka dalam
bentuk bercerita
dan umpan balik
dari guru
2. Pengenalan materi
(20 menit)
a. Guru memberikan
pengantar singkat
mengenai
pengertian cerpen
seperti genre
cerpen serta
karakteristik
cerpen
b. Siswa bertanya
tentang bagian
yang masih belum
dipahami
3. Penugasan
persiapan untuk
pertemuan
berikutnya
a. Setiap siswa
memilih satu
genre yang disukai
untuk dijadikan
fokus proyek
cerpen
bersambung
b. Guru memberikan
penjelasan untuk
perisapan dalam
pertemuan
berikutnya
c. Siswa membentuk
kelompok 4-5
anak di setiap
kelompok
Pertemuan 2 : Perencanaan dan Pelaksanaan Proyek
1. Siswa mendalami 1. Diskusi 1. Informasi 1. Contoh teks Penilaian
pengetahuan pembelajaran lanjutan cerpen formatif berupa
mereka tentang lanjutan (50 menit) mengenai bersambung observasi
konsep dasar a. Guru memberikan karakteristik sederhana
menulis cerpen panduan tentang cerpen, tata 2. Diskusi
berdasarkan genre perencanaan dan cara penulisan kesepakatan
yang disukai pelaksanaan cerpen, dan tentang
2. Siswa proyek kelompok penulis cerpen aturan
merencanakan yang mencakup 2. Ide kreatif atau proyek
proyek metode, tujuan, metode kreatif
berkelompok sumber informasi, dalam menulis
cerpen
serta teknis
pelaksanaan
b. Siswa mulai
perencanaan
proyek mereka
secara
berkelompok
dengan berdiskusi
2. Presentasi dan
umpan balik (20
menit)
a. Siswa
mempreentasikan
konsep rencana
mereka dalam
proyek secara
berkelompok di
depan kelas
b. Kelas
memberikan
umpan balik
konstruktif
3. Perisapan untuk
pertemuan
berikutnya
a. Siswa
melanjutkan
diskusi dari setiap
proyek mereka
b. Guru memberikan
sumber daya
tambahan
Pertemuan 3 : Refleksi
1. Siswa 1. Implementasi Presentasi hasil Teks sederhana 1. Penilaian
menyelesaikan proyek (40 menit) diskusi proyek siswa formatif
berupa pdf atau file
proyek penugasan a. Siswa dari guru
kelompok berusan mengerjakan yg lain berupa
cerpen proyek penugasan observasi
bersambung kelompok dengan 2. Penilaian
2. Siswa didampingi dan proyek
merenungkan dukungan guru dari guru
pengalaman b. Guru memberikan dimana
mereka dalam bimbingan teknis guru
melakukan dan merangsang menilai
kolaborasi dengan kolaborasi antar hasil
teman siswa proyek
sekelompoknya 2. Presentasi dan siswa dan
diskusi kelompok (30 presentasi
kelompok) siswa
a. Siswa 3. Penilaian
mempresentasikan antar
hasil proyek siswa
diskusi mereka di
depan kelas
b. Diskusi kelompok
untuk berbagi
pengalaman dan
diskusi bertukar
pikiran dengan
kelompok lain
3. Refleksi dan evaluasi
(20 menit)
a. Siswa
merenungkan
proses
pembelajaran dan
pencapaian
mereka dalam
proyek
berkelompok
b. Pemberian umpan
balik oleh guru
4. Penutup dan tindak
lanjut
a. Guru memberikan
apresiasi atas kerja
keras siswa
b. Diskusi tentang
bagaimana
keterampilan ini
diaplikasikan
dalam kehidupan
sehari-hari
2. Twenty-first-century skills
Keterampilan abad 21 merupakan serangkaian kemampuan yang perlu dimiliki oleh
generasi masa kini agar dapat menghadapi setiap perubahan dan tantangan yang terjadi di
era sekarang. Dinamakan keterampilan abat 21 sebab keterampilan-keterampilan tersebut
dirancang untuk mempersiapkan generasi masa kini agar dapat beradaptasi dengan situasi
abad ke 21. Skill ini penting dalam peningkatan karir sebab skill ini sebagai bekal untuk
beradaptasi dengan segala perubahan di abad 21 yang terus berkembang.
Kemampuan abad 21 dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu learning skill yang
mana mengacu pada proses mental seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dalam kemampuan ini meliputi critical thinking, creativity, collaboration, dan
communication. Kemudian ada literacy skills yang merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk memahami suatu data, angka, statistik dan terakhir adalah life skills yang
memuat lima kemampuan penting yaitu flexibility, leadership, initiative, productivity,
social skills.
Computational thinking
Computational thinking sebuah cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Caranya
adalah dengan menguraikan setiap masalah menjadi beberapa bagian atau tahapan yang
efektif dan efisien yang juga diartikan menjadi sebuah metode menyelesaikan suatu
masalah yang dirancang untuk bisa diselesaikan manusia atau sistem atau keduanya.
Berdasarkan konsepnya, pemikiran komputasional memiliki 4 tahap utama, yaitu :
dekomposisi (memecah masalah kompleks menjadi beberapa bagian kecil dan sederhana),
pengenalan pola (mencari pola atau persamaan tertentu dalam sebuah masalah), abstraksi
(melihat permasalahan, melakukan generalisasi), dan algoritma (mengembangkan sistem,
membuat daftar petunjuk dan langkah pemecahan masalah).
Computational making
Computational making adalah istilah yang mengacu pada penggunaan pemrograman
komputer, teknologi digital, dan proses pemodelan komputasi untuk membuat atau
memproduksi objek fisik yang menggabungkan elemen-elemen kreatif, seperti desain dan
pembuatan, dengan komputasi untuk menciptakan produk fisik. Proses ini melibatkan
penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras komputer untuk merancang,
memodelkan, dan seringkali membuat prototipe atau objek fisik dengan bantuan teknologi
yang mencakup pemrograman, desain 3D, pemrosesan digital, dan penggunaan algoritma
untuk membuat produk atau artefak nyata.
3. Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Teknologi saat ini telah berkembang pesat dan
menawarkan berbagai potensi untuk integrasi teknologi, media, dan materi dalam
pembelajaran. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas akses terhadap
pembelajaran, baik dari segi ruang, waktu, maupun materi. Pembelajaran formal yang
selama ini berlangsung di sekolah-sekolah seringkali terbatas oleh ruang dan waktu. Siswa
hanya dapat belajar di sekolah pada waktu-waktu tertentu dan di ruang-ruang tertentu. Hal
ini dapat menjadi tantangan bagi siswa yang memiliki keterbatasan akses, misalnya siswa
yang tinggal di daerah terpencil atau siswa yang memiliki kesibukan lain di luar sekolah.
Teknologi dapat membantu mengatasi tantangan tersebut. Dengan teknologi,
pembelajaran dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja. Siswa dapat mengakses
materi pembelajaran dan berkolaborasi dengan teman-temannya dari berbagai tempat.
Selain itu, teknologi juga dapat membantu memperkaya materi pembelajaran. Dengan
teknologi, siswa dapat mengakses berbagai sumber belajar yang tidak terbatas pada buku
teks atau materi yang diberikan oleh guru di sekolah. Siswa dapat belajar tentang berbagai
hal yang menarik minat mereka dan yang relevan dengan kehidupan mereka.
Pembelajaran informal juga dapat menjadi bagian penting dalam proses belajar siswa.
Aktivitas, alat, dan identitas siswa berada dalam lingkungan formal dan informal. Oleh
karena itu, penting untuk mengintegrasikan pembelajaran formal dan informal.
Kemudian, beberapa contoh pengelolaan pembelajaran yang menawarkan strategi,
media, dan alat dalam lingkup formal-informal misalnya seperti pembelajaran berbasis
proyek yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan
berkolaborasi dengan yang lain, kemudian pembelajaran berbasis masalah, dan
pembelajaran berbasis teknologi. Untuk mewujudkan pengelolaan pembelajaran yang
menawarkan integrasi strategi, media, dan alat dalam lingkup formal-informal, diperlukan
perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada pembelajaran
formal di sekolah, tetapi juga pembelajaran informal yang berlangsung di luar sekolah.
Selain itu, diperlukan juga dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan
infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis
teknologi.