Anda di halaman 1dari 11

WAWANCARA

1. Mengapa ingin jadi Dosen?

Setiap pekerjaan memiliki konsekuensi baik dan buruk, lebih dan kurang.
Namun saya memandang bekerja sebagai dosen, saya selalu melihat sisi
baiknya, bahwa mengajar merupakan sebagian dari ibadah, meneliti sebagai
upaya untuk menyebarluaskan hasil temuan, dan mengabdi sebagai cara untuk
menggerakkan masyarakat untuk lebih terampil dan memiliki pengetahuan.
Sehingga itulah yang membuat saya tertarik menjadi dosen.
Berangkat dari latar belakang keluarga yang merupakan Guru sehingga saya di
dorong untuk menjadi seorang pendidik. Awal mulanya saya hanya ingin
menjadi Guru Penjas, namun pada saat saya menempuh program sarjana, saya
terinspirasi dengan kegiatan dosen yang mengajar saya. Selain pakar dalam
keilmuan, mereka juga pakar dibidang pelatih, seperti menjadi pelatih PERSIS
Solo dan Pelatih Timnas untuk cabang olahraga Silat dan Taekwondo. Ada
juga salah satu Profesor (saat itu masih doctor) seringkali menjadi narasumber
pada kegiatan penting seperti Seminar Nasional. Saya menggangap bahwa
dosen itu adalah cendekiawan, orang ahli, pakar dalam bidangnya yang
perannya sangat penting. Berawal dari itulah saya terinpirasi ingin menjadi
dosen dan saya berupaya untuk melanjutkan studi magister.
2. Mengapa ingin jadi PNS padahal sudah kerja di PTS?

Saya berupaya untuk memberi kontribusi/efek domino pada PTN yang saya
tuju, dengan cara bergabung di PTN dan sharing ilmu kepada mahasiswa di
PTN. Sebab mahasiswa di PTN memiliki diversity domisili mahasiswa yang
sangat beragam. Sehingga apabila ilmu yang saya miliki kemudian
diimplementasikan oleh mahasiswa di daerah asalnya, saya berharap akan ada
perubahan yang terjadi di daerahnya. Misalnya saya mengenalkan olahraga
petanque, sementara di kupang olahraga tersebut belum ada.
3. Apa yang bisa anda berikan kepada instansi apabila anda diterima?

Yang pasti saya akan memberikan kontribusi semampu saya sesuai dengan
kemampuan dan pengalaman yang saya miliki. Misalnya, PTN yang saya tuju
perkembangan jurnalnya belum baik, maka saya dedikasikan pengalaman saya
untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal tersebut.

FR SKB

 Bagaimana cara merumuskan Capaian Pembelajaran?


Pertama perlu merumuskan profil lulusan dari prodi (guru, pelatih, instruktur
fitness/senam)
Kedua mendeskripsikan lulusan prodi (guru Penjas adalah…)
Ketiga menurunkan CP merujuk SN Dikti, descriptor KKNI, dan Deskripsi
profil lulusan prodi
 Bagaimana cara merumuskan bahan ajar?
Menganalisis SK-KD, Pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan peta
bahan ajar, Struktur bahan ajar, evaluasi dan revisi.
 Bagaimana cara supaya peserta didik memahami apa yang kita
sampaikan?
Memaksimalkan penggunaan teknologi (gadget, internet, video animasi),
menerapkan metode interaktif, menyiapkan materi semenarik mungkin
untuk menstimulus perhatian peserta didik.
 Model pembelajaran apa yang cocok untuk saat in?
Yang pasti pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dipandang
sebagai salah satu model yang cocok. Project based learning merupakan
salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif.
 Jenis-jenis media pembelajaran dan bahan ajar apa yang sudah
digunakan?
Media pembelajaran yang digunakan pembelajaran daring dengan zoom,
google classroom, aplikasi berbasis android, dan email. Sementara bahan
ajar yang sudah digunakan meliputi e-book, artikel jurnal
nasional/internasional.
 Bagaimana cara menyimpulkan pembelajaran?
Menyampaikan poin-poin penting dalam materi yang sudah disampaikan
Memberi dorongan psikologis kepada peserta didik untuk bersungguh-
sungguh dalam mendalami materi
Memberi evaluasi terhadap materi yang baru selesai disampaikan
 Bagaimana teknik bertanya?
Menanyakan materi dengan cara mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari
(sepengetahuan kalian, macam-macam pijat yang berkembang dilingkungan
kalian apa saja?)
Memberikan 2 ilustrasi untuk memberi persetujuan (Kira-kira menurut
kalian, lebih nyaman dipijat oleh ahli pijat yang memiliki dasar ilmu
anatomi dan fisiologi atau pijat tradisional yang sudah banyak testimoni dari
orang lain?
 Cara menentukan metode, strategi, dan assesmen?

 Apa yang dilakukan pengajar saat mengawali perkuliahan, inti dan


penutup?
Pembukaan: Mengawali perkuliahan dengan apersepsi, yakni dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya materi yang akan
dipelajari.
Inti pembelajaran: memaparkan materi dan memberikan pertanyaan kepada
peserta didik
Penutup: Menyampaikan kembali poin penting materi dan evaluasi
pembelajaran pada saat itu
 Media apa yang digunakan selama pandemic?
Media pembelajaran yang digunakan pembelajaran daring dengan zoom,
google classroom, aplikasi berbasis android, dan email.
 Apa bedanya strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran?
Strategi dan metode dapat diartikan sama sebagai cara dalam mencapai
sebuah tujuan. Namun, strategi pembelajaran sebenarnya bersifat konseptual
tentang perencanaan pembelajaran, sementara metode pembelajaran
merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran. Misalnya,
strategi diibaratkan seperti RPS yang mana dalam RPS tertuang berbagai
rencana pembelajaran, sementara dalam pelaksanaannya, metode yang
digunakan supaya tujuan tercapai dapat ditempuh dengan metode ceramah,
diskusi, demosntrasi, brainstorming atau pengalaman lapangan.
Kontribusi apa yang akan Anda berikan apabila diterima sebagai
Dosen di UM?
Saya akan berupaya membantu prodi PKO sebagai homebase nantinya untuk
mencapai visi program studi melalui kegiatan tri dharma PT. Saya juga akan
berupaya membantu meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal yang ada di
FIK khususnya di PKO.
I will try to help the PKO study program as a homebase in the future to
achieve the vision of the study program through the tri dharma activity of
PT. I will also try to help improve the quality of journal management in
FIK, especially in PKO.

Apa rencana Anda setelah Anda dinyatakan diterima sebagai Dosen


UM?
Saya berupaya untuk memberikan kontribusi pada program studi PKO
melalui supaya lebih maju melalui kemampuan saya. Saya juga berkeinginan
untuk melanjutkan studi doctor di luar negeri.
I try to contribute to the PKO study program through making it more
advanced through my abilities. I also wish to continue my doctoral studies
abroad.
PEMETAAN JURNAL UM

Penerapan
No Nama Jurnal Status Akreditasi Terindeks
Peer Review
Indonesia Journal of Sports Belum
1 Google Scholar Belum
and Physical Education terakreditasi
2 Jurnal Sport Science SINTA 6 Google Scholar Belum
Gelanggang Pendidikan
3 SINTA 4 DOAJ Belum
Jasmani Indonesia
Indonesia Performance
4 SINTA 5 Google Scholar Belum
Journal
Belum
5 Sport Science and Health Google Scholar Belum
terakreditasi
Nilai Integritas Akademik
Nilai Integritas Akademik untuk dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan meliputi:

1. Kejujuran
Kejujuran adalah dasar yang utama di dalam pengajaran, pembelajaran, penelitian,
dan pelayanan. Kejujuran merupakan prasyarat untuk dapat merealisasikan keempat
aspek di dalam integritas akademik yang lain, yaitu kepercayaan, keadilan, hormat,
dan tanggung jawab. Semua kebijakan akademik dan praktik komunitas harus mampu
mengirimkan pesan yang jelas yang menyatakan bahwa tindakan pemalsuan data,
kebohongan, kecurangan, pencurian, atau perilaku tidak jujur lainnya adalah perilaku
yang tidak dapat diterima.
2. Kepercayaan
Nilai kedua adalah kepercayaan. Kepercayaan akan bertumbuh seiring dengan waktu
dan pengalaman. Kepercayaan memungkinkan kita untuk berkolaborasi, berbagi
informasi, dan mengedarkan gagasan baru secara bebas, tanpa takut bahwa hasil karya
kita dicuri, karier kita dihalangi, atau reputasi kita akan menurun.
3. Keadilan
Perlakuan yang adil adalah faktor yang penting dalam pembentukan komunitas etik.
Komponen penting keadilan adalah prediktabilitas, transparansi, kejelasan, dan
harapan-harapan yang masuk akal. Keadilan yang disertai dengan penghargaan pada
penilaian dan pengukuran adalah hal penting bagi terbentuknya kepercayaan antara
dosen dan para mahasiswa.

Para dosen bersikap adil kepada mahasiswa dan institusi ketika mengomunikasikan
harapan mereka secara jelas, merespons ketidakjujuran secara konsisten, menjunjung
tinggi prinsip integritas akademik dengan baik.

4. Kehormatan
Komunitas ilmuwan dinilai berhasil jika dapat memberi rasa hormat dan penghargaan
kepada anggota komunitas, termasuk saat muncul pendapat yang beragam dan
terkadang bertentangan dengan yang mereka ungkapkan. Lingkungan belajar yang
paling dinamis dan produktif adalah lingkungan yang mampu memelihara ikatan yang
aktif, termasuk di dalamnya pengujian yang ketat, perdebatan yang bersemangat, dan
perbedaan pendapat yang hidup tentang beragam gagasan, yang disertai dengan
penghormatan bagi yang menyuarakannya.

Dosen menunjukkan rasa hormat dengan menerima gagasan mahasiswa secara serius,
mengenali setiap mahasiswa secara individu, dan dengan membantu mengembangkan
gagasannya. Selain itu memberi balikan yang utuh dan jujur atas hasil karyanya, serta
dengan menghargai perspektif dan pemikirannya. Anggota komunitas akademik juga
menunjukkan rasa hormat kepada ilmuwan lain dengan memberi kontribusi intelektual
melalui identifikasi dan sitasi sumbernya secara layak.

5. Tanggung jawab

Tanggung jawab untuk menjunjung tinggi nilai-nilai integritas adalah suatu hal yang
diemban individu secara simultan baik sebagai individu maupun bersama. Setiap
anggota komunitas akademik, baik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan
bertanggung jawab menjaga keamanan integritas keilmuan, pengajaran, dan
penelitian.

Tanggung jawab bersama meliputi pendistribusian dan pelipatgandaan kekuatan untuk


menghasilkan perubahan. Komunitas yang bertanggung jawab bisa bekerja untuk
mengatasi sikap apatis dan untuk menginspirasi sesama dalam menjunjung tinggi
standar integritas akademik kelompoknya.

6. Keberanian
Dalam hal ini, keberanian adalah kapasitas untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai
integritas akademik lainnya, meski ada perasaan takut. Keberanian akan memampukan
individu untuk berkomitmen pada standar integritas akademik yang tinggi, meskipun
menghadapi risiko adanya konsekuensi negatif atau tindakan balasan. Anggota
komunitas akademik harus belajar menampilkan keberanian yang diperlukan untuk
menyertai keputusan dengan tindakan nyata. Hal ini perlu dilatih secara
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai