Setelah mengikuti kuliah dan mengerjakan latihan-latihan mata kuliah Teknik Lalu
Lintas selama 1 (satu) semester secara berurutan, peserta didik akan bisa mengetahui
dan memahami serta mampu menjelaskan tentang rekayasa lalu lintas dan
manajemen lalu lintas.
Setelah mempelajari bab ini dan mengerjakan soal latihannya, diharapkan peserta
didik mampu memahami dan menjelaskan tentang arus lalu lintas, yang meliputi:
Karakteristik arus lalu lintas
Teori arus lalu lintas
1.1.
2
Pendahuluan
Laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang umumnya tidak linier, ditunjukkan pada
Gambar 1.2 dan Gambar 1.3. Pada titik puncak yaitu pada kepemilikan kendaraan
sebesar 50/1000 penduduk, kenaikan dapat mencapai 20% per tahun.
18. Spain
19. Finland
20. Austria
21. UK
22. France
23. Sweden
24. Australia
25. USA
6
(Source: Motor Vehicle Manufacturers’ Association of the United States, Inc., Motor Vehicle
Facts and Figures, 1979: International Road Transport Union, World Transport Data. 1976)
Negara Penduduk/Mobil
USA 1,8
Jerman Barat 2,2
Belanda 3,0
Brunei 3,7
Singapura 10,9
Kondisi di dunia rata-rata 12,0
Malaysia 13,8
Korea Selatan 63,2
Thailand 110,6
Indonesia 185,2
Burma 370,5
RRC 2947,5
7
keinginan
Penambahan kapasitas, yaitu penambahan luas jalan pada awalnya akan menyebabkan
berkurangnya jam-jam sibuk. Jadi, volume pada jam-jam sibuk tetap memadati jalan tetapi
lamanya periode sibuk berkurang. Bagi mereka yang mengamati lalu lintas secara sepintas
ada kesan bahwa penambahan luas jalan di DKI Jakarta, tidak ada manfaatnya karena jalan-
jalan yang baru dibangun dalam waktu yang relatif singkat telah dipadati kendaraan
sebagaimana jalan-jalan lainnya.
1.2.4. Konsep Tingkat Pelayanan
8
Pada umumnya tujuan pembangunan prasarana jalan adalah untuk melayani seluruh
kebutuhan lalu lintas (demand) dengan sebaik mungkin. Kualitas pelayanan dapat dinyatakan
dalam tingkat pelayanan (level of service/LOS).
Dalam perencanaan jalan, tingkat pelayanan (LOS) dari suatu bagian jalan dinyatakan
dengan huruf. Huruf yang digunakan adalah dari A sampai F yang berturut-turut menyatakan
tingkat pelayanan yang terbaik sampai yang terburuk. Sebagai contoh, Tabel 1.2
menjelaskan kriteria tingkat pelayanan (level of service) untuk jalan tol dasar.
50 mil/jam
Kapanpun kondisi yang disebutkan di atas terjadi, terdapat
kemungkinan peningkatan panjang antrian yang cukup besar.
Pelayanan terburuk (LOS F) terjadi pada saat ada kemacetan. Penyediaan prasarana yang
tepat/baik dinyatakan dalam volume/Capacity mendekati 1,0. Pada perioda sibuk, sebenarnya
LOS baru berada pada tingkat E. Untuk lalu lintas di jalan arteri, LOS sebaiknya tidak kurang
dari C. Ini berarti bahwa kapasitas dari jaringan jalan, harus jauh melebihi kebutuhan
diperioda sibuk.
Meskipun kecepatan adalah faktor utama yang diperhitungkan oleh para pengguna
jalan, namun kecepatan ini hampir konstan untuk suatu rentang arus yang luas. Kebebasan
untuk bermanuver di dalam aliran arus lalu lintas dan jarak dengan kendaraan lain sama
pentingnya dengan kecepatan, namun yang lebih sering digunakan dalam menjelaskan
pelayanan adalah kebebasan bermanuver dan jarak kendaraan dibandingkan dengan
kecepatan.
Disamping itu, kepadatan meningkat pada seluruh rentang arus sehingga tercapainya
kapasitas, merupakan ukuran keefektifan yang lebih baik. Sebagai contoh, kepadatan yang
digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan pada ruas-ruas jalan tol dasar, adalah sebagai
berikut:
Hal ini terjadi karena karakteristik lalu lintas di suatu tempat, berbeda dengan pada tempat
yang lain sebab kondisi lalu lintas sangat dipengaruhi oleh karakteristik dasar pengemudi
(perilaku manusia), kendaraan (dinamika kendaraan), dan lingkungan.
Pada bagian ini, topik teori arus lalu lintas hanya mempelajari hal-hal pada tingkat
dasar, dengan harapan bahwa informasi yang diberikan akan membantu pemahaman tentang
masalah-masalah yang muncul dalam bidang ini, dengan tidak menyediakan perangkat dasar
untuk memecahkan masalah-masalah lalu lintas.
Arus lalu lintas adalah suatu fenomena ynag kompleks namun dapat dengan mudah
dipahami melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari. Cukup dengan sekedar pengamatan
sepintas saja ketika berkendara di sebuah jalan (tol/freeway), dapatlah diketahui bahwa pada
saat arus lalu lintas meningkat, umumnya kecepatan akan menurun. Kecepatan juga akan
menurun ketika kendaraan-kendaraan cenderung berkumpul menjadi satu dengan alasan
apapun.
Untuk mempermudah analisa, maka arus lalu lintas digambarkan secara teoritis.
Pendekatan teoritis juga untuk menjelaskan terjadinya kapasitas/volume terbesar yang dapat
ditampung. Untuk itu arus harus dibedakankan dalam 2 (dua) kondisi yakni arus di ruas dan
arus di simpang.
dimana: - besar arus (flow) dengan satuan kendaraan/jam atau smp (satuan mobil
penumpang)/jam.
- kecepatan dengan satuan km/jam
- kepadatan dengan satuan kendaraan/km
Secara grafis, hubungan tersebut di atas digambarkan dalam 3 grafik seperti pada
Gambar 1.6. Ada beberapa kenyataan yang perlu diperhatikan.
12
Gambar 1.6: Grafik Hubungan Antara Besar Arus, Kecepatan dan Kepadatan
Besar arus yang dapat dilayani dari suatu potongan jalan tertentu mempunyai suatu
nilai maksimum yang disebut kapasitas. Nilai kapasitas terjadi pada suatu kecepatan tertentu
(sekitar 50 km/jam), jadi arus maksimum bukan terjadi pada kecepatan tinggi dan juga bukan
pada kondisi macet.
Kondisi arus lalu lintas tidak dapat dinyatakan dengan besar arus (atau volume) saja.
Secara teoritik, besar suatu arus tertentu dapat terjadi pada kecepatan tinggi atau kecepatan
rendah. Jadi perlu keterangan tambahan, yaitu berapa nilai kecepatan pada besar arus
tersebut.
13
Pada kondisi macet, arus lalu lintas adalah kecil dan penggunaan jalan adalah tidak
efisien. Kondisi macet sebaiknya dihindari, meskipun nilai V/C (volume/capacity) adalah
kecil.
Pada dasarnya nilai V/C tidak dapat melampaui nilai 1,0 karena volume maksimum
adalah sama dengan kapasitas. Hanya saja, nilai kapasitas ini tidak konstan. Nilai kapasitas
yang dipakai dalam pedoman (manual atau standar) adalah nilai yang aman, yang relatif
kecil, sehingga dalam praktek ada laporan mengenai V/C yang jauh di atas 1,0.
dimana: - g/C adalah perbandingan lama nyala hijau dengan ”cycle time” lampu lalu
lintas.
- arus jenuh adalah arus maksimum yang dapat lewat pada waktu lampu
hijau
Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM) memberikan rumusan besarnya arus jenuh
dasar, So (dalam smp/jam waktu hijau) yaitu:
So = 600 Wc
dimana: Wc adalah lebar efektif lengan pada simpang (dalam meter). Sedangkan
besarnya arus jenuh (S) adalah hasil perkalian So dengan beberapa faktor
koreksi untuk memperhitungkan kondisi aktual yang berbeda dengan
kondisi ideal.
Nilai arus jenuh sedikit lebih kecil dari nilai kapasitas untuk arus di ruas. Dapat dipahami
bahwa kapasitas kaki simpang jauh lebih kecil dari kapasitas ruas. Hal ini dapat di perbaiki,
diantaranya dengan melebarkan kaki-kaki simpang seperti pada Gambar 1.7 berikut:
14
Rangkuman
Karakteristik arus lalu lintas dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Karakteristik perjalanan yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan perkembangan
ekonomi penduduk
2. Kepemilikan kendaraan yang dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi masyarakat
3. Kondisi jam-jam sibuk
4. Tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan level of service
Sedangkan arus lalu lintas dipengaruhi oleh kecepatan dan kepadatan, yaitu:
1. Pada kondisi macet, kecepatan kecil sedangkan kerapatan besar maka arus menjadi kecil.
Kondisi ini sangat dihindari sebab volume/kapasitas sama dengan 1, dimana volume
maksimum sama dengan kapasitas.
2. Pada kondisi jalan lengang, maka kecepatan besar dan kerapatan kecil sehingga arus lalu
lintas kecil. Pada kondisi ini penggunaan jalan tidak efisien walaupun volume/kapasitas
nilainya kecil.
Latihan Soal
1. Jelaskan hubungan antara besar arus dan kecepatan ?
15
2. Diskusikan mengapa karakteristik pengemudi berpengaruh pada kondisi lalu lintas pada
suatu daerah tertentu, dan list sebanyak mungkin karakter pengemudi yang berpengaruh!
3. Diskusikan mengapa kendaraan dan lingkungan juga berpengaruh pada kondisi lalu lintas
pada suatu daerah tertentu kemudian list sebanyak mungkin faktor-faktor yang
berpengaruh dari kedua aspek dimaksud.