بسم اهلل الرمحن الرحيم dalamnya paman dan bibi dari pihak
ibu.
Hakikat Silaturrahmi
Ada pula yang berpendapat, bahwa
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, kerabat yang dimaksud adalah semua
shalawat dan salam semoga terlimpah kerabat yang senasab dari pihak ayah
kepada Rasulullah, keluarganya, para maupun ibu –bukan sepersusuan-, baik
sahabatnya, dan orang-orang yang mereka mewarisi maupun tidak;
mengikutinya hingga hari kiamat, sehingga termasuk anak-anak paman
amma ba'du: dan bibi baik dari pihak ayah maupun
Berikut pembahasan tentang ibu. Adapun kerabat suami, maka
silaturrahmi, semoga Allah menjadikan bukan menjadi kerabat istri, dan
penyusunan risalah ini ikhlas karena- kerabat istri bukanlah kerabat bagi
Nya dan bermanfaat, Allahumma suami. Ini adalah pendapat Syaikh Ibnu
aamin. Baz (Fatawa Islamiyyah 4/195).
http://wawasankeislaman.blogspot.com
َو اْع ُبُد وا الَّلَه َو ال ُتْش ِر ُك وا ِبِه َش ْيئًا َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ، َو ُتِق يُم الَّصَالَة،َتْع ُبُد الَّلَه َو َال ُتْش ِر ُك ِبِه َش ْيًئا
ِإْح انًا ِبِذ ي اْلُق ىَب اْلَيَتاَم ى اْل اِكِني ِص ِح يِت
َو َمَس ْر َو َس َو َو َت ُل الَّر َم،َو ُتْؤ الَّز َك اَة
اَجْلاِر ِذي اْلُق ىَب اَجْلاِر اُجْلُنِب الَّصا ِب
ِح
َو ْر َو َو “Engkau beribadah kepada Allah dan
1
Dipanjangkan umur di sini bisa ditambahkan usianya atau diberkahi usianya, demikian
pula rezeki (bisa ditambahkan rezeki atau diberikan keberkahan).
Jika seorang berkata, “Bukankah ajal itu sudah ditentukan, demikian pula rezeki sudah
dicatat? Maka bagaimana bisa ditambahkan?”
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa ajal maupun rezeki ada dua macam; ajal
mutlak yang hanya diketahui Allah, dan ajal muqayyad (terbatas). Demikian pula ada rezeki
yang mutlak, ada pula rezeki yang muqayyad. Yang mutlak adalah yang diketahui Allah,
bahwa Dia menangguhkannya sampai waktu tertentu, atau yang diketahui Allah, bahwa Dia
akan memberinya rezeki sekian, maka hal ini tidak berubah. Adapun yang muqayyad adalah
yang Allah tulis dan beritahukan kepada para malaikat, maka hal ini dapat bertambah dan
dapat berkurang sesuai sebab (Majmu Fatawa 8/517, 540)
Menurut Syaikh M. Bin Shalih Al Munajjid, bahwa pencatatan takdir ada dua macam; ada
yang tidak dapat berubah, yaitu yang berada di Lauh Mahfuzh (lihat QS. Ar Ra’d: 39), dan
ada pula yang dapat berubah, yaitu yang dicatat para malaikat (Lihat
https://islamqa.info/ar/43021 ).
http://wawasankeislaman.blogspot.com
disebutkan dalam Syarh Riyadhush “Mereka bertanya tentang apa yang
Shalihin). mereka nafkahkan. Jawablah, "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan
Di antara para kerabat yang kita
hendaklah diberikan kepada ibu-
diperintahkan menyambung tali
bapak, kaum kerabat, anak-anak
silaturrahmi itu, ada yang bisa
yatim, orang-orang miskin dan orang-
dihubungi setiap hari, ada yang
orang yang sedang dalam perjalanan."
sepekan sekali, ada yang sebulan
Dan apa saja kebaikan yang kamu
sekali, atau pada kesempatan tertentu.
lakukan, maka sesungguhnya Allah
Praktek silaturrahmi juga disesuaikan Maha mengetahuinya.” (QS. Al
dengan kondisi, yang lebih dekat Baqarah: 215)
nasabnya seperti ayah-ibu dan saudara
Menyambung tali silaturrahmi juga
tentu lebih didahulukan, dan yang
bisa dengan memberinya harta,
lebih dekat tempat tinggalnya tentu
mengunjungi mereka, memperhatikan
berbeda dengan yang tempat
kondisi duniawi (ekonomi) maupun
tinggalnya jauh.
ukhrawi (agama), menanyakan kabar,
Menyambung tali silaturrahmi juga menjenguknya jika sakit, mengiringi
disesuaikan dengan kebutuhan kerabat jenazah, memenuhi undangan,
kita dan kemampuan kita. Jika kerabat mendoakan, berkomunikasi baik lewat
kita membutuhkan sesuatu dan kita hp atau surat, mengadakan acara
mampu memberinya, maka kumpul keluarga, dan lebih baik lagi
menyambungnya adalah dengan jika diawali dengan taushiyah,
memenuhi kebutuhannya. Rasulullah melakukan amar ma’ruf dan nahi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, munkar dengan lemah lembut,
mendamaikan yang bertengkar, dsb.
َو ِه َي َعَلى ِذي،الَّصَدَقُة َعَلى اِملْس ِكِني َص َد َقٌة
Sikap manusia terhadap silaturrahmi
َص َد َقٌة َو ِص َلٌة: الَّر ِح ِم ِثْنَتاِن Manusia dalam mempraktekkan
“Sedekah kepada orang miskin adalah silaturrahmi ada tiga tingkatan; (1)
satu sedekah, dan kepada kerabat ada washil (yang menyambung), (2)
dua; yaitu sedekah dan silaturrahmi.” mukaafi’ (yang hanya membalas), dan
(HR. Nasa’i dan Tirmidzi, dinyatakan (3) qaathi’ (yang memutuskan). Washil
hasan shahih oleh Al Albani) adalah orang yang melakukan lebih;
dalam arti tetap menyambung
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, silaturrahim, meskipun tidak dibalas
َأُلوَنَك َم اَذا ُيْنِف ُقوَن ُق َم ا َأْنَفْق ُتْم ِم ْن َخ ٍرْي atau bahkan diputuskan. Mukaafi’
ْل َيْس adalah orang yang tidak menambah
َفِلْلَو ا َد ْيِن َو اَأْلْقَر َني َو اْلَيَتاَم ى َو اْلَمَس ا َو اْبِن
ِنيِك ِب ِل pemberiannya dari yang dia terima,
ِبِه ِل ِم dan mau menyambung ketika
ِإ ِب
الَّس يِل َو َم ا َتْف َعُلوا ْن َخ ٍرْي َف َّن الَّلَه َع يٌم disambung. Sedangkan qaathi’ adalah
yang disambung, namun tidak mau
http://wawasankeislaman.blogspot.com
menyambung. Rasulullah shallalahu 1. Tidak mau bersedekah dan
‘alaihi wa sallam bersabda, memberikan bantuan kepada
kerabatnya.
َّذِيْ ِإَذاD اصُل ال
ِ اصُل ِبالْمُكَِافىءِ َوَلكِِن ْالَو
ِ س ْالَو
َ َلْي
2. Tidak menyempatkan berkunjung
صلََها
َ ُقِطَعتْ َرِحمُُه َو kepada kerabat.
http://wawasankeislaman.blogspot.com