Anda di halaman 1dari 29

Kegagalan

Bangunan
WHYYYY???
Standar Kualitas: Kegagalan konstruksi sering
disebabkan oleh tidak diterapkannya standar kualitas
pelaksanaan konstruksi dan ketidaksesuaian mutu
hasil pekerjaan dengan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.

Highway 19 Overpass ( Laval, The Lotus Riverside (Shanghai,


Quebec) Cina)
Pengertian Kegagalan Bangunan

PP. 29/2000 pasal 31 tentang


Penyelenggaran Jasa
Konstruksi

Keadaan hasil pekerjaan


konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan
sebagaimana disepakati
dalam kontrak kerja
konstruksi baik sebagian
maupun keseluruhan
sebagai akibat kesalahan
pengguna
jasa atau penyedia jasa.
Pentingnya Pemahaman Kegagalan
Bangunan

Keamanan Publik: Keamanan masyarakat adalah prioritas utama dalam teknik sipil sehingga
mengurangi risiko cedera atau bahkan hilangnya nyawa akibat kegagalan bangunan.

Pencegahan Kegagalan: Pemahaman tentang penyebab kegagalan bangunan dapat dilakukan


identifikasi risiko sejak awal dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan selama
perencanaan, desain, dan konstruksi.

Perbaikan Desain dan Material: Pemahaman tentang kegagalan bangunan memotivasi penelitian
dan pengembangan di bidang teknik sipil sehingga dapat dikembangkan desain yang lebih kuat
dan material yang lebih tahan lama untuk meningkatkan keandalan struktur.

Pengembangan Keterampilan Profesional: Mahasiswa dan profesional dalam teknik sipil dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menganalisis,
mengidentifikasi, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegagalan bangunan.

Hukum dan Etika Profesional: Insinyur sipil memiliki tanggung jawab etis untuk melindungi
masyarakat dan lingkungan. Memahami kegagalan bangunan membantu dalam memahami
implikasi hukum dan etika dalam praktik teknik sipil, termasuk melaporkan ketidaksesuaian dan
mengambil tindakan yang sesuai.
Pentingnya Pemahaman Kegagalan
Bangunan

Pembelajaran dari Kegagalan: Kegagalan bangunan dapat menjadi studi kasus yang dapat
digunakan untuk meningkatkan desain, konstruksi, dan pemeliharaan bangunan di masa depan.

Perkembangan Teknologi: Pemahaman tentang kegagalan bangunan mendorong pengembangan


teknologi inspeksi, pemantauan, dan perbaikan yang lebih canggih. Ini memungkinkan insinyur
untuk memperpanjang masa pakai bangunan dan infrastruktur
Jenis Kegagalan Bangunan
1 2 3 4
Kegagalan Kegagalan Kegagalan Kegagalan Akibat
Struktur Geoteknik Konstruksi Gempa Bumi

a. Runtuhnya a. Longsor Tanah a. Kesalahan a. Gempa Bumi


Bangunan b. Penurunan Pelaksanaan
b. Patahnya Material Tanah Konstruksi

5 6 7
Kegagalan Akibat Kegagalan Akibat Kegagalan
Faktor Lingkungan Pemeliharaan yang Desain
Buruk
a. Korosi a. Kesalahan
a. Kerusakan Akibat Usia
b. Erosi Desain
b. Penurunan Kinerja
Struktural
Penyebab Kegagalan Bangunan
1 2 3 4
Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pemakaian Perawatan
Pembangunan
Perencanaan dimulai Kesalahan dalam Perawatan bangunan
dari studi kelayakan Dalam tahap pelaksanaan pemakaian sering merupakan proses
(FS), desain arsitektur, dijumpai, dimana panjang dan
suatu proyek bangunan,
hingga desan umumnya diakibatkan melelahkan.
kegiatannya mencakup
engineering (struktur, oleh penggunaan yang
tender dan pembelian, Perawatan yang tidak
mekanikal, elektrikal, tidak sesuai fungsi
pelaksanaan konstruksi benar dapat
lingkungan).
oleh kontraktor dan gedung tersebut menyebabkan
Penggunaan konsultan
subkontraktor, serta (malfungsi) atau bangunan runtuh
yang tidak atau kurang
pengendalian dan pemakaian melebihi atau rusak.
berpengalaman dapat
menyebabkan konsep pengawasan atas kapasitas beban dan
yang dibuat tidak baik, pelaksanaan fisik oleh struktur bangunan.
sehingga dapat terjadi konsultan pengawas atau
kesalahan yang fatal konsultan manajemen
dalam rancangannya. konstruksi.
Penyebab Kegagalan Bangunan
5 6 7 8
Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam Faktor Force
Pemilihan Lokasi Pemilihan Bahan Penggunaan Majure
dan Material Teknologi
Kesalahan dalam Kondisi dimana ketika
pemilihan lokasi bisa Kesalahan dalam Penggunaan gedung (ruang dan
teknologi yang tepat segala fasilitasnya)
timbul karena dua hal. pemilihan bahan atau
guna dapat rusak total dan
Pertama daerah material yang sering mempercepat proses hancur diserang
tersebut memang terjadi adalag pembangunan angin topan,
rawan bencana. Kedua sebuah bangunan kebakaran, gempa
penggunaan material
secara fisik tanah, sekaligus bumi, perang, huru
murah dan tidak bermutu. mengefisiensikan hara dan kejadian
lokasi tersebut memiliki
dan mengefektifkan lainnya yang tidak
lapisan dalam tanah biaya-biaya dapat diduga,
yang labil (ekspansif), pengeluaran proyek. sehingga tidak dapat
sifat kelistrikan tanah Sebaliknya digunakan lagi.
yang tinggi, dan penggunaan
teknologi yang salah
perbedaan kontur
dan tidak tepat justru
yang ekstrem. bisa membuat
bangunan menjadi
berisiko fatal.
Contoh Kegagalan Bangunan

Robohnya pier head pada


proyek kontruksi
pembangunan tol Bekasi-
Cawang-Kampung Melayu
(Becakayu) di Jalan D I
Panjaitan, Jakarta akibat
kegagalan dalam proses
pelaksanaan, khususnya
terkait dengan pekerjaan
pengangkatan (heavy lifting
works).
Contoh Kegagalan Bangunan

Beton Tol Depok-Antasari


ambruk akibat kesalahan
teknis dan manajerial
Contoh Kegagalan Bangunan

Robohnya Jembatan Penghubung


Gedung Perpustakan Daerah DKI
(November 2014) akibat:
- Kondisi scafolding banyak yang sudah
keropos dan ada beberapa yang
sudah bolong.
- Pemasangan scafolding tidak
dilengkapi dengan bracing, sehingga
scafolding tidak stabil.
- Adanya perlemahan scafolding yang
tidak dihitung seperti adanya jalan
akses untuk kendaraan dibawah
struktur yang sedang dibangun
Metode Analisis Kegagalan
Bangunan

PENGUJIAN MATERIAL
- Pengujian Kekuatan Material meliputi pengujian bahan konstruksi seperti beton, baja, atau
kayu, untuk menentukan kekuatan, elastisitas, dan sifat-sifat mekanik lainnya. Pengujian ini
membantu menilai apakah material tersebut memenuhi spesifikasi desain.
- Uji Non-Destruktif (NDT): Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan material tanpa
merusaknya. Contoh NDT termasuk uji ultrasonik, uji magnetik, dan uji radiografi.

SIMULASI KOMPUTER
- Analisis Struktural Komputer dengan menggunakan perangkat lunak simulasi untuk
memodelkan dan menganalisis perilaku struktur dengan menggambarkan beban, kondisi
batas, dan sifat material.
- Simulasi Aliran Air dan Air Tanah membantu dalam merencanakan pengelolaan sumber
daya air dan memitigasi potensi banjir atau erosi.
Metode Analisis Kegagalan
Bangunan

INSPEKSI LAPANGAN
- Inspeksi Struktural untuk memeriksa struktur secara langsung seperti kerusakan, retak, korosi,
dan tanda-tanda kelelahan material. Inspeksi lapangan sering dilakukan secara berkala
untuk memantau kondisi bangunan.
- Pengambilan Sampel Material dengan mengambil sampel material dari bangunan untuk
menguji kekuatan dan kondisi materialnya melalui bor, pemotongan beton, atau pengujian
lainnya.
Pemeriksaan struktur terdiri dari 2 metode, antara lain:
1)Metode Non-Destructive Test (NDT) 2)Metode Destruktif
Merupakan analisis struktur untuk menguji material Merupakan analisis struktur untuk menguji material

tanpa merusak fungsi dari benda uji tersebut. Beberapa dengan merusak benda uji untuk pengambilan

pengujian yang dapat dilakukan diantaranya: sample uji. Beberapa pengujian yang dapat dilakukan
diantaranya:
a) Uji Pantul Beton (Hammer Test),
b) Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test, a) Uji Kuat Tekan
beton
c) Convermeter Test (Rebar Scanning),
b) Uji Kuat Tarik Baja,
d) Brinell test,
c) Uji Beban.
e) Crack Test,
f) Half Cell Potential Test (Corrosion
Test),
g) Verticality Test,
h) Pile Test,
PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODENONDESTRUCTIVETEST
(NDT)
Uji Pantul Beton (Hammer Test) Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test
Hammer Test bertujuan untuk memperkirakan kuat tekan beton pada Pengujian ini dirancang untuk menguji mutu beton melalui pengukuran

permukaan suatu elemen struktur di lapangan dengan tidak merusak kecepatan pulsa ultrasonic melalui beton yang dipengaruhi oleh

struktur tersebut (SNI 03-4430-1997). kepadatan dan homogenitas beton (SNI 03-4802-1998).

Alat Uji Pantul Beton

Penggunaan Alat UPV

Penggunaan Alat pada Kolom dan Plat Beton


PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODENONDESTRUCTIVETEST
(NDT)
Convermeter Test (Rebar Scanning) Brinell Test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tebal selimut beton serta Brinell Test yang bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu

menemukan lokasi, kedalaman, dan ukuran tulangan baja, kabel, material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja

tegangan pos, tembaga, dan saluran dalam beton, batu bata atau (identor) yang ditekan pada permukaan material uji tersebut

bahan non logam lainnya. (speciment).

Alat Brinell

Penggunaan Alat Convermeter


PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODENONDESTRUCTIVETEST
(NDT)
Crack Test Half Cell Potential Test (Corrosion
Test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur kedalaman dan lebar retakan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat korosi besi tulangan

pada beton. Crack Test dibedakan kembali menjadi dua yaitu pengujian yang berada di dalam beton. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan

kedalaman retak dan pengujian lebar retak. Pengujian kedalaman retak beda potensial tulangan di dalam beton relatif terhadap referensi half-

dapat menggunakan UPV dengan metode tidak langsung, ketika cell pada permukaan beton. Half-Cell yang digunakan biasanya berasal

gelombang melewati retakan akan terjadi loncatan waktu pada dari tembaga atau perak tetapi ada juga yang menggunakan kombinasi

pembacaan. bahan lainnya. Selain itu beton pada benda uji berfungsi sebagai
Pengujian lebar retak pada umumnya menggunakan penggaris, elektrolit (ASTM C876-91 Test Method for Hals-Cell Potentials of Uncoated
jangka sorong,
Reinforcing Steel in Concrete).
microcrack detector, dan portable scanner.

Penggunaan Alat Half Cell Potential


PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODENONDESTRUCTIVETEST
(NDT)
Verticality Test Pile Test
Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kemiringan Pile Test bertujuan untuk untuk mengetahui integritas tiang pondasi,

bangunan berdasarkan pada hasil pengukuran elemen vertikal dari retakan pada tiang pondasi, daya tiang pondasi, dan daya dukung

pondasi secara bertahap pada tiap tiap lantai sampai tingkat paling tanah, menggunakan Crosshole Sonic Logging (CSL) , Pile Integrity Test

atas dari suatu bangunan. Pengukuran ketegakan bangunan (PIT), dan/atau Pile Driving Analyzer (PDA). Pemilihan pengujian

dilaksanakan pada kolom perimeter gedung dengan menggunakan alat disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

ukur digital yang memberikan informasi sudut kemiringan.


Peralatan yang biasa digunakan adalah Laser • CSL merupakan Teknik yang akurat untuk menentukan kualitas suatu
Distance Meter tempat yang dijadikan poros pengeboran (drilled shafts) apakah
Tabel Klasifikasi Tingkat Kemiringan mengalami cacat (penggumpalan tanah, void, dll) atau tidak.

• PIT adalalah tes yang tidak merusak dengan persamaan gelombang


sebagai beban kejut atau tes pantulan gelombang sonic, atau
regangan rendah tes dinamik. Tes ini juga menampilkan kurva yang
mengungkapkan perubahan signifikan dalam penampang yang
mungkin ada sepanjang tiang.

• PDA merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung


pondasi tiang tunggal dan integritas atau keutuhan tiang dan join
(sambungan pada tiang pancanag).
PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODE DESTRUCTIVETEST

Uji Kuat Tekan Beton Uji Kuat Tarik Baja


Pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat maksimal ketahanan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tegangan maksimal benda

beban tekan menggunakan mesin uji yang menekan benda uji sampai uji yang bisa diterima melalui uji tarik sampai putus, sehingga nilai hasil
retak bahkan hancur, sehingga nilai hasil pengukuran ketahanan beban pengukuran tegangan maksimal dapat diketahui.
tekan dapat diketahui. Menggunakan SNI 03-3403-1994 dan SNI 2492-
Ketentuan-ketentuan benda uji serta prosedur pengujian tarik untuk baja
2002.
tulangan beton diatur dalam SNI 07-2529-1991 tentang Metoda Pengujian
Kuat Tarik Baja Beton.

Pengambilan Benda Uji dengan Metode Croll Drill

Pengujian Kuat Tarik Baja di Lab


Pengujian Kuat Tekan Beton di Lab
PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODE DESTRUCTIVETEST

Uji Beban
Tujuan uji pembebanan Loading Test adalah untuk mengetahui apakah
komponen struktur yang telah terpasang masih kuat menahan beban
kerja (working load) yang direncanakan. Pengujian ini dapat
menggunakan air ataupun pasir sebagai material bebannya.

Pengujian ini juga dapat menggunakan software dengan memasukkan


data beban rencana yang akan digunakan, kemudian disimulasikan.

Acuan Peraturan, antara lain:

● SNI 2847 : 2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung


dan Penjelasan
● ACI 318R-19 Building Code Requirements for Structural Concrete, ACI
318R-19 Commentary on Building Code Requirements for Structural
Concrete
● ACI 437R-19 Strength Evaluation of Existing Concrete Buildings
● ACI 562-19, Code Requirements for Assessment, Repair and
Rehabilitation of Existing Concrete Structures Pengujian Struktur dengan Metode Pengujian Beban menggunakan Air
Kriteria Kegagalan Bangunan
Kriteria Kegagalan Disebabkan Perencanaan
a. Data hasil pengukuran (survey) dan penelitian (investigation) tidak akurat.
b. Norma Standar Pedoman dan manual (NSPM, yang diterbitkan oleh instansi
nasional dan lembaga internasional terkait) yang dipergunakan dalam analisis
perencanaan tidak tepat)

Kriteria Kegagalan Disebabkan Pelaksanaan Pembangunan


a. Persiapan pembangunan fondasi (clearing, grubbing, grouting, anchoring) tidak
sempurna.
b. Bahan atau material bangunan tidak memenuhi spesifikasi dan kualitas yang
telah ditetapkan.
c. Pemasangan tulangan dan kuantitas-kualitas cara penyusunan tidak sesuai
dengan gambar perencanaan.
d. Peralatan dan fasilitras yang digunakan dalam pelaksanaan tidak memadai.
e. Urutan kegiatan pelaksanaan (sequence of activities) dari bagian-bagian
bangunan yang tidak tepat.

Kriteria Kegagalan Disebabkan Operasional dan Pemeliharaan


a. Gaya/beban melebihi gaya atau beban yang ditetapkan dalam perencanaan
(design)
b. Pengoperasian bangunan tidak sesuai dengan standard operating procedure
(SOP) yang ditetapkan
c. Pengoperasian bangunan tidak sesuai dengan SOP
Kriteria Kegagalan Bangunan

Kriteria Kegagalan Disebabkan Struktur


a. Kegagalan kuat geser (shear failure), dimana tegangan geser yang timbul
karena beban internal maupun eksternal melebihi kekuatan geser dari konstruksi
atau tubuh fondasi dan bangunan atasnya (upper structure)

Kriteria Kegagalan Disebabkan Hal Lain


a. Kejadian yang tidak dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya akibat ulah
manusia.
b. Terjadi kondisi kahar (force majeure) seperti bencana alam (gempa bumi),
banjir, tsunami, gunung meletus, angin puyuh), kebakaran, peperangan, huru
hara (vandalisme), dan lain sebagainya.
Aspek Terjadinya Kegagalan Bangunan

Aspek Administrasi Manajemen, kegagalan dalam:

a. Menyimpan surat-surat perizinan


b. Menyimpan gambar instalasi terpasang (as built drawing)
c. Menyimpan manual O&P perlengkapan dan peralatan bangunan gedung
d. Mempunyai jaminan asuransi bagi bangunan gedung dan tenaga kerja
e. Mempunyai buku panduan K3 dan lingkungan (health, environment and
safety)
f. Menyusun struktur organisasi pengelolaan pemeliharaan/perawatan
bangunan gedung.
g. Memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang
sesuai dengan keahlian dan/atau keterampilannya
h. Menyiapkan standard operating procedure (SOP) untuk setiap bidang
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/perawatan.
i. Menyiapkan jadwal dan pembagian tugas pelaksanaan pekerjaan.
j. Menyiapkan barang-barang pemeriksaan berkala.
k. Menyiapkan laporan berkala dan buku log
l. Menyiapkan sarana prasarana kemudahan bagi aksesbilitas dan
pemeliharaan/perawatan.
Aspek Terjadinya Kegagalan Bangunan

Aspek Teknis Operasional, kegagalan dalam:


a. Menyediakan SDM dalam jumlah dan mutu sesuai dengan persyaratan.
b. Menyediakan peralatan kerja tetap sesuai kebutuhan.
c. Menyediakan alat bantu pekerjaan sesuai kebutuhan.
d. Menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Menyediakan bahan habis pakai sesuai kebutuhan.
f. Menyediakan suku cadang bagi peralatan/perlengkapan bangunan gedung yang
vital.
g. Menjaga kondisi bangunan gedung beserta komponennya dalam kondisi baik
h. Menjaga seluruh sistem bangunan gedung berfungsi secara baik
i. Melakukan program kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.
j. Melakukan pekerjaan pemeliharaan/perawatan sesuai jadwal program tetap, tata
laksana, metode dan/atau prosedur baku.
k. Melakukan latihan berkala bagi penyelamatan dan kondisi tanggap darurat.
l. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan, baik yang sudah terencana maupun
tidak terencana.
m. Membuat data perbaikan dan penggantian suku cadang.
n. Penggunaan energi secara hemat, termasuk penggunaan air.
o. Penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.
p. Menjaga kerapian, kesuburan, kesegaran, dan keserasian tanaman.
q. Melindungi tanaman dari hama, sampah, kotoran, puing/batuan, dan debu.
r. Menjaga kebersihan air di kolam dan bak penampungan dari kotoran, lumut, dan
bau yang tidak sedap.
s. Menjaga kesuburan tanah.
t. Menjaga kebersihan tanah dari sampah, puing/batuan, dan kotoran lainnya.
Penelitian Terkait Sumber Penyebab
Kegagalan Bangunan

Herry Ludiro
Oyfer (2002) Carper (1989)
Wahyono (2011)

“Construction Defects” a. Site selection and a. Faktor yang


di Amerika disebabkan site mempengaruhi
oleh: kegagalan
b. Developments
a. Faktor manusia errors, programing b. Proyek yaitu konstruksi
(54%), biaya yang
c. Deficiencies,
dialokasikan, kualitas
b. Desain (17%), construction errors,
pelaksanaan pekerjaan,
material
c. Perawatan (15%),
d. Deficiencies and c. Waktu pelaksanaan
d. Material (12%),
operational errors.
e. Hal tak terduga (2%).
CARA MENGATASI DAN MENCEGAH KEGAGALAN BANGUNAN
KONSTRUKSI

Menerapkan Sistem Manajemen Mutu


- Sistem manajemen mutu dapat membantu menghindari terjadinya kegagalan konstruksi
dengan memastikan bahwa setiap tahapan proses konstruksi dilakukan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan

Melakukan Pengecekan Ulang


- Pengecekan ulang harus dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang telah disepakati dalam kontrak kerja konstruksi

Meningkatkan Pengawasan
- Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada setiap tahapan proses konstruksi untuk
memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
disepakati dalam kontrak kerja konstruksi.
- Pengawasan yang ketat juga dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan

Melakukan Perawatan dan Pemeliharaan


- Perawatan dan pemeliharaan bangunan harus dilakukan secara berkala untuk menjaga
keamanan dan kesehatan bangunan
Pentingnya Perawatan Bangunan
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mengamanatkan
bahwa pemilik dan pengguna bangunan mempunyai kewajiban:

Memanfaatkan bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
Memperbaiki bangunan gedung
yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi
Memelihara dan/atau merawat
bangunan gedung secara berkala.

Membongkar bangunan gedung


yang telah ditetapkan tidak laik
Melengkapi pedoman/petunjuk fungsi dan tidak diperbaiki, yang
pelaksanaan pemanfaatan dan dapat menimbulkan bahaya
pemeliharaan bangunan gedung. dalam pemanfaatannya, atau
tidak memiliki izin mendirikan
bangunan, dengan tidak
menganggu keselamatan dan
Melaksanakan pemeriksaan ketertiban umum
secara berkala atas kelaikan
fungsi bangunan gedung
Pentingnya Perawatan Bangunan
➢ Mempertahankan Kondisi Bangunan: Perawatan bangunan dapat membantu mempertahankan kondisi
bangunan agar tetap baik dan terawat. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan dapat memperpanjang umur bangunan dan mencegah kerusakan yang lebih parah
➢ Meningkatkan Keamanan dan Kenyamanan: Perawatan bangunan juga dapat meningkatkan keamanan dan
kenyamanan penghuni bangunan. Dengan melakukan perawatan secara rutin, dapat mencegah terjadinya
kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan bangunan
➢ Menghemat Biaya: Perawatan bangunan yang tepat dapat menghemat biaya pemilik properti dalam jangka
panjang dan berkontribusi pada peningkatan nilai properti. Tindakan pencegahan lebih hemat biaya daripada
pengobatan, sehingga perawatan preventif yang berkelanjutan lebih disarankan
➢ Meningkatkan Nilai Jual Bangunan: Bangunan yang dirawat dengan baik dan terawat dapat meningkatkan
nilai jual bangunan. Hal ini karena bangunan yang terawat dengan baik memiliki umur yang lebih panjang dan
kondisi yang lebih baik
➢ Mencegah Kerugian: Perawatan bangunan juga dapat mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan oleh
kerusakan bangunan. Jika kerusakan bangunan tidak segera ditangani, maka biaya perbaikan yang diperlukan
akan semakin besar
Thanks!

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai