BAB VIII Kegagalan Bangunan
BAB VIII Kegagalan Bangunan
Bangunan
WHYYYY???
Standar Kualitas: Kegagalan konstruksi sering
disebabkan oleh tidak diterapkannya standar kualitas
pelaksanaan konstruksi dan ketidaksesuaian mutu
hasil pekerjaan dengan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.
Keamanan Publik: Keamanan masyarakat adalah prioritas utama dalam teknik sipil sehingga
mengurangi risiko cedera atau bahkan hilangnya nyawa akibat kegagalan bangunan.
Perbaikan Desain dan Material: Pemahaman tentang kegagalan bangunan memotivasi penelitian
dan pengembangan di bidang teknik sipil sehingga dapat dikembangkan desain yang lebih kuat
dan material yang lebih tahan lama untuk meningkatkan keandalan struktur.
Pengembangan Keterampilan Profesional: Mahasiswa dan profesional dalam teknik sipil dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menganalisis,
mengidentifikasi, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegagalan bangunan.
Hukum dan Etika Profesional: Insinyur sipil memiliki tanggung jawab etis untuk melindungi
masyarakat dan lingkungan. Memahami kegagalan bangunan membantu dalam memahami
implikasi hukum dan etika dalam praktik teknik sipil, termasuk melaporkan ketidaksesuaian dan
mengambil tindakan yang sesuai.
Pentingnya Pemahaman Kegagalan
Bangunan
Pembelajaran dari Kegagalan: Kegagalan bangunan dapat menjadi studi kasus yang dapat
digunakan untuk meningkatkan desain, konstruksi, dan pemeliharaan bangunan di masa depan.
5 6 7
Kegagalan Akibat Kegagalan Akibat Kegagalan
Faktor Lingkungan Pemeliharaan yang Desain
Buruk
a. Korosi a. Kesalahan
a. Kerusakan Akibat Usia
b. Erosi Desain
b. Penurunan Kinerja
Struktural
Penyebab Kegagalan Bangunan
1 2 3 4
Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pemakaian Perawatan
Pembangunan
Perencanaan dimulai Kesalahan dalam Perawatan bangunan
dari studi kelayakan Dalam tahap pelaksanaan pemakaian sering merupakan proses
(FS), desain arsitektur, dijumpai, dimana panjang dan
suatu proyek bangunan,
hingga desan umumnya diakibatkan melelahkan.
kegiatannya mencakup
engineering (struktur, oleh penggunaan yang
tender dan pembelian, Perawatan yang tidak
mekanikal, elektrikal, tidak sesuai fungsi
pelaksanaan konstruksi benar dapat
lingkungan).
oleh kontraktor dan gedung tersebut menyebabkan
Penggunaan konsultan
subkontraktor, serta (malfungsi) atau bangunan runtuh
yang tidak atau kurang
pengendalian dan pemakaian melebihi atau rusak.
berpengalaman dapat
menyebabkan konsep pengawasan atas kapasitas beban dan
yang dibuat tidak baik, pelaksanaan fisik oleh struktur bangunan.
sehingga dapat terjadi konsultan pengawas atau
kesalahan yang fatal konsultan manajemen
dalam rancangannya. konstruksi.
Penyebab Kegagalan Bangunan
5 6 7 8
Kesalahan dalam Kesalahan dalam Kesalahan dalam Faktor Force
Pemilihan Lokasi Pemilihan Bahan Penggunaan Majure
dan Material Teknologi
Kesalahan dalam Kondisi dimana ketika
pemilihan lokasi bisa Kesalahan dalam Penggunaan gedung (ruang dan
teknologi yang tepat segala fasilitasnya)
timbul karena dua hal. pemilihan bahan atau
guna dapat rusak total dan
Pertama daerah material yang sering mempercepat proses hancur diserang
tersebut memang terjadi adalag pembangunan angin topan,
rawan bencana. Kedua sebuah bangunan kebakaran, gempa
penggunaan material
secara fisik tanah, sekaligus bumi, perang, huru
murah dan tidak bermutu. mengefisiensikan hara dan kejadian
lokasi tersebut memiliki
dan mengefektifkan lainnya yang tidak
lapisan dalam tanah biaya-biaya dapat diduga,
yang labil (ekspansif), pengeluaran proyek. sehingga tidak dapat
sifat kelistrikan tanah Sebaliknya digunakan lagi.
yang tinggi, dan penggunaan
teknologi yang salah
perbedaan kontur
dan tidak tepat justru
yang ekstrem. bisa membuat
bangunan menjadi
berisiko fatal.
Contoh Kegagalan Bangunan
PENGUJIAN MATERIAL
- Pengujian Kekuatan Material meliputi pengujian bahan konstruksi seperti beton, baja, atau
kayu, untuk menentukan kekuatan, elastisitas, dan sifat-sifat mekanik lainnya. Pengujian ini
membantu menilai apakah material tersebut memenuhi spesifikasi desain.
- Uji Non-Destruktif (NDT): Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan material tanpa
merusaknya. Contoh NDT termasuk uji ultrasonik, uji magnetik, dan uji radiografi.
SIMULASI KOMPUTER
- Analisis Struktural Komputer dengan menggunakan perangkat lunak simulasi untuk
memodelkan dan menganalisis perilaku struktur dengan menggambarkan beban, kondisi
batas, dan sifat material.
- Simulasi Aliran Air dan Air Tanah membantu dalam merencanakan pengelolaan sumber
daya air dan memitigasi potensi banjir atau erosi.
Metode Analisis Kegagalan
Bangunan
INSPEKSI LAPANGAN
- Inspeksi Struktural untuk memeriksa struktur secara langsung seperti kerusakan, retak, korosi,
dan tanda-tanda kelelahan material. Inspeksi lapangan sering dilakukan secara berkala
untuk memantau kondisi bangunan.
- Pengambilan Sampel Material dengan mengambil sampel material dari bangunan untuk
menguji kekuatan dan kondisi materialnya melalui bor, pemotongan beton, atau pengujian
lainnya.
Pemeriksaan struktur terdiri dari 2 metode, antara lain:
1)Metode Non-Destructive Test (NDT) 2)Metode Destruktif
Merupakan analisis struktur untuk menguji material Merupakan analisis struktur untuk menguji material
tanpa merusak fungsi dari benda uji tersebut. Beberapa dengan merusak benda uji untuk pengambilan
pengujian yang dapat dilakukan diantaranya: sample uji. Beberapa pengujian yang dapat dilakukan
diantaranya:
a) Uji Pantul Beton (Hammer Test),
b) Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test, a) Uji Kuat Tekan
beton
c) Convermeter Test (Rebar Scanning),
b) Uji Kuat Tarik Baja,
d) Brinell test,
c) Uji Beban.
e) Crack Test,
f) Half Cell Potential Test (Corrosion
Test),
g) Verticality Test,
h) Pile Test,
PEMERIKSAANSTRUKTUR– METODENONDESTRUCTIVETEST
(NDT)
Uji Pantul Beton (Hammer Test) Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test
Hammer Test bertujuan untuk memperkirakan kuat tekan beton pada Pengujian ini dirancang untuk menguji mutu beton melalui pengukuran
permukaan suatu elemen struktur di lapangan dengan tidak merusak kecepatan pulsa ultrasonic melalui beton yang dipengaruhi oleh
struktur tersebut (SNI 03-4430-1997). kepadatan dan homogenitas beton (SNI 03-4802-1998).
menemukan lokasi, kedalaman, dan ukuran tulangan baja, kabel, material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja
tegangan pos, tembaga, dan saluran dalam beton, batu bata atau (identor) yang ditekan pada permukaan material uji tersebut
Alat Brinell
pada beton. Crack Test dibedakan kembali menjadi dua yaitu pengujian yang berada di dalam beton. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan
kedalaman retak dan pengujian lebar retak. Pengujian kedalaman retak beda potensial tulangan di dalam beton relatif terhadap referensi half-
dapat menggunakan UPV dengan metode tidak langsung, ketika cell pada permukaan beton. Half-Cell yang digunakan biasanya berasal
gelombang melewati retakan akan terjadi loncatan waktu pada dari tembaga atau perak tetapi ada juga yang menggunakan kombinasi
pembacaan. bahan lainnya. Selain itu beton pada benda uji berfungsi sebagai
Pengujian lebar retak pada umumnya menggunakan penggaris, elektrolit (ASTM C876-91 Test Method for Hals-Cell Potentials of Uncoated
jangka sorong,
Reinforcing Steel in Concrete).
microcrack detector, dan portable scanner.
bangunan berdasarkan pada hasil pengukuran elemen vertikal dari retakan pada tiang pondasi, daya tiang pondasi, dan daya dukung
pondasi secara bertahap pada tiap tiap lantai sampai tingkat paling tanah, menggunakan Crosshole Sonic Logging (CSL) , Pile Integrity Test
atas dari suatu bangunan. Pengukuran ketegakan bangunan (PIT), dan/atau Pile Driving Analyzer (PDA). Pemilihan pengujian
dilaksanakan pada kolom perimeter gedung dengan menggunakan alat disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
beban tekan menggunakan mesin uji yang menekan benda uji sampai uji yang bisa diterima melalui uji tarik sampai putus, sehingga nilai hasil
retak bahkan hancur, sehingga nilai hasil pengukuran ketahanan beban pengukuran tegangan maksimal dapat diketahui.
tekan dapat diketahui. Menggunakan SNI 03-3403-1994 dan SNI 2492-
Ketentuan-ketentuan benda uji serta prosedur pengujian tarik untuk baja
2002.
tulangan beton diatur dalam SNI 07-2529-1991 tentang Metoda Pengujian
Kuat Tarik Baja Beton.
Uji Beban
Tujuan uji pembebanan Loading Test adalah untuk mengetahui apakah
komponen struktur yang telah terpasang masih kuat menahan beban
kerja (working load) yang direncanakan. Pengujian ini dapat
menggunakan air ataupun pasir sebagai material bebannya.
Herry Ludiro
Oyfer (2002) Carper (1989)
Wahyono (2011)
Meningkatkan Pengawasan
- Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada setiap tahapan proses konstruksi untuk
memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
disepakati dalam kontrak kerja konstruksi.
- Pengawasan yang ketat juga dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan
Memanfaatkan bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
Memperbaiki bangunan gedung
yang telah ditetapkan tidak laik
fungsi
Memelihara dan/atau merawat
bangunan gedung secara berkala.