Hadis-Hadis Tentang Keutaman Dakwah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN DAKWAH

ENENG SRI WULAN

Fakultas Ushuluddin dan Adab

Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Abstrak

Apabila kita katakana “dakwah islamiah”, maka yang kita maksudkan adalah “Risalah terakhir
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab
yang tidak ada kebathilan di dalamnya, baik di depan atau di belakangnya, dengan kalam-Nya
yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi saw.
Dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah. Allah berfirman dalam QS.
An-Nahl ayat 125, yang artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125). Kata dakwah semakin populer dan telah
menunjukan banyak sekali organisasi/ lembaga dakwah termasuk institusi pendidikan tentang
dakwah, jauh melampaui aktifitas syiar islam sebelumnya yang dikenal dengan tabligh. Para
aktivis tabligh disebut mubaligh, tabligh lebih menekankan kepada syiar islam seperti ceramah.
Penceramah (khatib) menyampaikan ceramahnya kepada pendengar (mustami’). Kegiatan
tabligh mengarah membuka pendengara ummat, sedangkan dakwah lebih mengarah membuka
hati, mata dan telinga ummat untuk menerima jalan Allah SWT 1. Allah berfirman yang artinya:
”dengan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk mmahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) dipergunakannya untk melihat (tanda-tanda
kekuasaan allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (Ayat-ayat Allah)”.(QS.Al- A’raf : 179). Bicara tentang keutamaan berdakwah,
banyak keutamaan-keutamaan didalamnya yang memberikan keuntungan bukan hanya untuk
da’i/da’iyahnya saja tetapi memberikan keuntungan dan manfaat bagi penyampai dan
pendengarnya. Salah satunya saling memberikan nasihat kebaikan.

Kata kunci: hadis dakwah, keutamaan

1
M. Natsir, Fiqhud Da’wah, (Bekasi: Percetakan Sinar Media Abadi, 2017) hal.v

1
A. Pendahuluan

Tidak dapat dipungkiri bahwa hadis adalah sumber islam setelah Al-Qur’an. Al-
Qur’an tidak dapat dipisahkan dari hadis karena keterangan ayat-ayatnya bersifat mujmal
(global) dan ‘amm (umum) hadis berfungsi memberi penjelasan kepada Al-Qur’an oleh
karena itu hadis tidak bisa dipisahkan dari Al-Qur’an hal ini berlaku sejak masa Nabi SAW. 2
Dalam setiap kajian dakwah yang diadakan oleh Nabi Muhammad sampai saat ini yang ikut
dikaji oleh para tokoh agama yang terjun dalam kegiatan dakwah dari setiap nasihat yang
disampiakannya tidak keluar dari Al-Qur’an dan hadis. Ketentuan berdakwah sebenarnya
bukan hanya tugas para ustadz dan ustadzah, tapi tugas kita selaku umat Nabi Muhammad
saw. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah dariku
meskipun hanya satu ayat ....” (HR Tirmidzi). Hadis ini melandaskan kewajiban untuk
berdakwah. Kewajiban tersebut berlaku bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan. Tidak
ada alasan untuk tidak menunaikan kewajiban dakwah. Hal ini tampak dari perintah untuk
menyampaikan (dakwah) meskipun satu ayat. Dan, rasanya, tidak ada seorang Muslim pun
yang tidak menerima atau memahami satu ayat. Berdakwah bukan kewajiban yang
diperintahkan oleh para ulama, kiai, atau oleh siapa pun. Akan tetapi merupakan perintah dari
Allah SWT secara langsung kepada setiap individu Muslim.

Hadis dan Keutamaan-keutamaan dakwah

Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk memperjuangkan agama
ini, maka dengan izin Allah, umat akan berhasil menggapai kejayaan, keagungan, dan
kepemimpinan. Hal itu hanya bisa dicapai dengan keikhlasan, teguhan, kekuatan, keteladanan
dan kecerdasan mereka. Allah SWT berfirman: “Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada allah mengerjkan amal shaleh dan berkata sesungguhnya
aku termasuk orangorang yang berserah diri” (QS. Fussilat : 33). Ayat tersebut merupakan
peringatan bagi para dai, dan sekaligus sanjungan, bahwa tidak ada seorangpun yang lebih baik
perkatannya daripada mereka, terutama para Rasul, kemudian para pengikutnya, sesuia tingkatan
mereka dalam dakwah, ilmu dan keutamaan, tidakkah cukup kabar gembira dari Rasulullah saw
untukmu yang disebutkan didalam hadis shaih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai
berikut: “Barang siapa menunjukan kepada kebaikan ia berhak memperoleh pahala

2
MIQOT Vol. XLII No. 2 Juli-Desember 2018, hal. 264

2
sebagaimana orang yang melakukannya”. ”Barang siapa mengajak petunjuk, ia berhak
mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tiak megurangi pahala mereka
sedikitpun. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, ia berhak memikul dosa seperti dosa-
dosa orang yang mengikutinya tidak megurangi dosa-dosa mereka sedikitpun (HR. Muslim). Ini
semua merupakan nikmat yang besar, kedudukan yang mulia, dan kebaikan yang merata karena
engkau telah diciptakan untuk kebaikan dan kebaikan itu diciptakan untuk mu dan Allah telah
menakdirkan kebikan itu ada ditanganmu.3 Berikut ini kami uraikan keutamaan dakwah dan
hadis yang berkaitan dengannya:

1. Dakwah adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam). Para Rasul
alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama
mereka, yakni berdakwah kepada Allah. Keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya
kerja dakwah ini kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni Rasulullah saw dan
saudara-saudara beliau para Nabi & Rasul alaihimussalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫إن العلماء هم ورثة األنبياء إن األنبياء لم يورثوا دينارا وال درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر‬

“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidaklah mewariskan
dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, sungguh dia
telah mengambil bagian yang sangat mencukupi.” (HR. Sunan Ibnu Majah).

2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang Terbaik). Dakwah adalah amal yang terbaik,
karena da’wah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun
potensi dan memelihara amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga da’wah merupakan
aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa
da’wah ini maka amal sholeh tidak akan berlangsung. Keagungan balasan bagi orang yang
berdakwah terus menerusnya ganjaran itu mengalir kepadanya meskipun ia telah wafat.
Rasulullah saw bersabda:

“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya
dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang
mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan
3
Jummuah amin abdulaziz, addakwah Qowaid wa Usul,terj.abdus salam maskyur solo: ( PT era adi citra intermadia
2015) hal 27

3
barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain,
maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi
mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).”

3. Pendakwah memperoleh pahala yang besar

‫ حدثنا سعيد بن منصور حدثنا عبد العزيز بن أبي حازم عن أبيه عن سهل يعني ابن سعد‬:٣١٧٦ ‫سنن أبي داوود‬
‫ رجال واحدا خير لك من حمر النعم‬o‫عن النبي صلى اهلل عليه وسلم قال واهلل ألن يهدي اهلل بهداك‬
Sunan Abu Daud 3176: Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
Manshur telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dari
Ayahnya dari Sahl bin Sa'dan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda:"Demi Allah, sekiranya Allah memberi petunjuk kepada
seorang laki-laki melalui perantaramu, maka itu lebih baik bagimu dari
unta merah."
Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan: “Wahai Ali, sesungguhnya Allah swt memberikan
hidayah seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat
manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak).

4. Da’wah dapat menjadi penyelamat dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab). Da’wah
yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu
dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain
adalah terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab
Allah. Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah kontrol sosial yang harus dilakukan
oleh kaum muslimin agar kehidupan ini selalu didominasi oleh kebaikan. Kebatilan yang
mendominasi kehidupan akan menyebabkan turunnya teguran atau adzab dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang yang tegak di atas hukum-hukum Allah
dengan orang yang melanggarnya seperti kaum yang menempati posisinya di atas bahtera,
ada sebagian yang mendapatkan tempat di atas, dan ada sebagian yang mendapat tempat di
bawah. Mereka yang berada di bawah jika akan mengambil air harus melewati orang yang
berada di atas, lalu mereka berkata: “Jika kita membolongi bagian bawah milik kita dan
tidak mengganggu mereka.” Kalau mereka membiarkan keinginan orang yang akan

4
membolongi, mereka semua celaka, dan jika mereka menahan tangan mereka maka
selamatlah semuanya. (HR. Bukhari).
“Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar,
atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan
Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
5. Da’wah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah
Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang
zaman dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan pembinaan Da’i sebagai asset
SDM dalam dakwah secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu
ummah yang kita idam-idamkan. Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader
dakwah di kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga
mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal
masyarakat terbaik di Madinah (Anshar). Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini
adalah juga jalan yang sepatutnya ditempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan umat
Islam. Imam Malik bin Anas ra berkata: “Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali
menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya.” (Nashiruddin
Al-AlBani, Fiqhul Waqi’ hlm 22).
Maka, orang yang istiqamah menunaikan kewajiban dakwah disebut sebagai khairu umah
(umat terbaik). “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS
Ali Imran [3]: 110).
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas dalam penelitian ini, dengan demikian
dakwah merupakan tugas mulia bagi umat islam, terutama dalam pengembangan dan
penyebaran ajaran Rasulullah SAW kepada seluruh umat manusia. Bagi pendakwah akan
mendapatkan banyak keutamaan. Pertama, diberi pahala yang berlipat ganda. “Demi Allah,
sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah kepada seseorang dengan (dakwah)-mu,
maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Dakwah adalah kegiatan mengajak manusia untuk beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. Dakwah merupakan bukti ketaatan seorang Muslim dalam menyebarkan ajaran Islam.
Berdakwah tidak hanya sekedar menyampaikan ceramah di depan khalayak ramai, walau

5
hanya sepatah kata kebaikan yang disampaikan, itu termasuk dalam berdakwah. Dengan
berbagai kemudahan dan teknologi saat ini, berdakwah menjadi jauh lebih fleksibel dan
efisien. Sebagai seorang Muslim, hendaklah kita selalu berdakwah menyebarkan firman
Allah. Sudah seharusnya dakwah menjadi tujuan hidup manusia di dunia. Sebagaimana
firman Allah SWT:

َ ‫ِن ٱلْ ُم ْسلِم‬


‫ِين‬ َ ‫ِحا َو َق‬
َ ‫ال إِنَّنِى م‬ ً ‫صل‬
َٰ ‫ِل‬ َ ‫َو َم ْن أَ ْح َس ُن َق ْواًل ِّم َّمن د‬
َ ‫َعٓا إِلَى ٱهَّللِ َو َعم‬

Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru
kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, sesungguhnya aku termasuk orang-
orang muslim yang berserah diri”

Ketika sekolah, kita sering diperintahkan untuk menghapal nama-nama nabi dan
rasul dan membaca kisah teladan Nabi Muhammad. Masih ingatkah Anda dengan tugas para
rasul? Para rasul adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan dakwah kepada
Allah. Sebagai umat Rasulullah SAW, kita mendapatkan keutamaan dalam berdakwah,
meneladani para rasul dalam menjalankan tugas mulianya juga sebagai bukti keutamaan
cinta kepada Rasulullah. Dakwah merupakan amal yang terbaik karena meneruskan tugas
mulia para nabi dan rasul dalam menyebarkan agama Allah. Sayyid Quthb rahimahullah
berkata dalam Fi Zhilal Al-Quran: “Sesungguhnya kalimat dakwah adalah kalimat terbaik
yang diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Akan
tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan disertai penyerahan
diri kepada Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di dalamnya. Dengan demikian jadilah
dakwah ini murni untuk Allah, tidak ada kepentingan bagi seorang da’i kecuali
menyampaikan. Setelah itu tidak pantas kalimat seorang da’i disikapi dengan berpaling,
adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang da’i datang dan maju membawa
kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang amat tinggi…” (Fi Zhilal Al-Quran
6/295).

Dari anas Ibnu Malik berkata : Rasulullah bersabda : sesungguhnya orang yang menunjukan
kepada kebaikan, maka baginya (pahala) seperti orang yang melakukan (kebaikan itu). “
( HR. At-Tirmizi, hadist Hasan Shahih )

Mendapat pahala yang besar, meneruskan tugas mulia para nabi tentunya
mendapatkan pahala yang besar. Pahala yang didapatkan si pendakwah bukan hanya sampai

6
di dakwah saja, bahkan ketika orang yang mendengar dakwah menyampaikan isi dakwah
kepada orang lain, maka pahalanya pun akan mengalir juga untuk si pendakwah, begitulah
seterusnya berulang-ulang hingga akhir dunia dan menjadi amal jariyah. Sebagaimana sabda
Rasul: “Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya
dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang
mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan
barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain,
maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi
mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).

6. Penyelamat dari azab Allah SWT

Dikisahkan dalam Al-Quran, sebuah kisah tentang mereka yang berdakwah agar
selamat dari azab Allah.

‫ون ۙ اَل‬
َ ُ‫ْت إِ ْذ َت ْأتِي ِه ْم ِحي َتانُ ُه ْم َي ْو َم َس ْب ِت ِه ْم ُش َّر ًعا َو َي ْو َم اَل َي ْس ِبت‬
ِ ‫ٱلسب‬ َ ‫اض َر َة ٱلْ َب ْح ِر إِ ْذ َي ْعد‬
َّ ‫ُون فِى‬ ِ ‫َت َح‬ ْ ‫َو ْسـَْٔل ُه ْم َع ِن ٱلْ َق ْر َي ِة ٱلَّتِى َكان‬
َ ‫َت ْأتِي ِه ْم ۚ َك ٰ َذل‬
َ ‫ِك َنبْلُو ُهم ِب َما َكانُوا۟ َي ْف ُس ُق‬
‫ون‬

“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang
berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan
Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka
disebabkan mereka berlaku fasik.” (Q.S. Al-A’raf:163)

َ ‫اى َربِّ ُك ْم َولَ َعلَّ ُه ْم َيتَّ ُق‬


‫ون‬ َ ‫ون َق ْو ًما ۙ ٱهَّللُ ُم ْهلِ ُك ُه ْم أَ ْو ُم َع ِّذبُ ُه ْم َع َذابًا َشدِيدًا ۖ َقالُوا۟ َم ْعذ‬
ٰ َ‫ِر ًة إِل‬
ُ ‫َوإِ ْذ َقالَ ْت أُ َّم ٌة ِّم ْن ُه ْم لِ َم َتع‬
َ ‫ِظ‬

“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang
amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab)
kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.” (Q.S. Al-A’raf:164)

َ ‫سَما َكانُوا۟ َي ْف ُس ُق‬


‫ون‬ ٍ ۭ ‫ِين َظلَ ُموا۟ ِب َع َذا‬
‫بَبـِٔي ٍۭ ِب‬ ‫ِين َي ْن َه ْو َن َع ِن ُّٓو‬
َ ‫ٱلسِء َوأَ َخ ْذنَا ٱلَّذ‬ َ َ‫َسوا۟ َما ُذ ِّك ُروا۟ ِب ۦِٓه أ‬
َ ‫نج ْينَا ٱلَّذ‬ ُ ‫َفلَ َّما ن‬

7
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami
selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan
kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik.” (Q.S. Al-A’raf:165)

Dari penggalan surah di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan berdakwah, akan
terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab
Allah. Sebagaimana sabda Rasul:

7. Jalan menuju khairu ummah


Khairu ummah adalah umat terbaik yang pernah ada, seperti yang telah disebutkan dalam
Al-Quran:

َ ‫ون ِبٱهَّللِ ۗ َولَ ْو َءا َم َن أَ ْه ُل ٱلْ ِكت َٰ ِب لَ َك‬


‫ان‬ َ ُ‫وف َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ٱلْ ُمن َك ِر َوتُ ْؤ ِمن‬ َ ‫اس َت ْأ ُم ُر‬
ِ ‫ون ِبٱلْ َم ْع ُر‬ ُ ُ َ ‫ُكنتُ ْم َخي‬
ِ َّ‫ْر أ َّم ٍة أ ْخ ِر َج ْت لِلن‬
‫ون‬ َ ُ‫ْرا لَّ ُهم ۚ ِّم ْن ُه ُم ٱلْ ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫ون َوأَ ْك َث ُر ُه ُم ٱلْ ِفَٰس ُق‬ ً ‫َخي‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran:110)

Rasulullah SAW telah berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik
sepanjang zaman dengan dakwahnya. Beliau juga terus mencetak para penerus
dakwahnya untuk membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah
(Anshar). Dan dengan dakwahlah kita bisa kembali bangkit menuju kejayaan sebagai
khairu ummah.

Berdakwah termasuk ibadah yang utama dan besar pahalanya. Allah Subhaanahu wa
Ta'ala berfirman:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang menyerah diri?" (Terj. QS. Fushshilat: 33)

Syaikh As Sa'diy berkata tentang ayat ini, "Ini merupakan pertanyaan yang mengandung
penafian yang tetap, yaitu tidak ada seorang pun yang lebih baik perkataannya;
maksudnya ucapan, jalan dan keadaannya, dibanding orang yang mengajak manusia
kepada Allah, dengan mengajarkan orang yang tidak tahu, menasehati orang yang lalai
dan berpaling, mendebat orang yang batil dengan menyuruh beribadah kepada Allah

8
dengan berbagai macamnya, mendorong untuk itu serta memperbaiki ibadah tersebut
sesuai kemampuan, dan melarang orang lain dari mengerjakan larangan Allah,
memunjukkan keburukan perbuatan tersebut dengan berbagai cara agar dapat
ditinggalkan. Yang lebih khusus lagi adalah mengajak manusia ke dalam agama Islam,
memperbaiki citranya dan membantah musuh-musuh Islam dengan cara yang baik,
melarang kebalikannya berupa perbuatan kufur dan syirk, beramr ma'ruf dan bernahi
munkar. Termasuk berdakwah kepada Allah adalah membuat manusia mencintai Allah
dengan menyebutkan secara rinci nikmat-nikmat-Nya, kepemurahan-Nya yang luas dan
rahmat-Nya yang lengkap serta menyebutkan sifat-sifat sempurna-Nya dan sifat-sifat
agung-Nya. Termasuk berdakwah kepada Allah adalah mendorong manusia mengambil
ilmu dan petunjuk dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, mendorong kepadanya dengan
berbagai cara yang bisa mengantarkan kepadanya. Termasuk pula mendorong berakhlak
mulia, berbuat baik kepada manusia secara umum, membalas keburukan dengan
kebaikan, memerintahkan bersilaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua.
Termasuk pula memberi nasihat kepada manusia secara umum pada waktu-waktu
tertentu, pada momen-momen tertentu dan saat datang musibah sambil menyesuaikan
dengan keadaan, dan lain sebagainya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, di
mana hal tersebut termasuk ke dalam mengajak kepada kebaikan di samping
memperingatkan terhadap semua keburukan." (Lihat Taisirul Karimir Rahman pada tafsir
surat Fushsilat ayat 33).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda menerangkan keutamaan orang


yang berdakwah:

ُ ْ ‫ِك م‬ ُ َ ‫ِن‬
‫ ِه‬ooْ‫ان َعلَي‬
َ ‫اللَ ٍة َك‬
َ‫ض‬ َ ‫َعا إِلَى‬
َ ‫ور ِه ْم َش ْي ًئا َو َم ْن د‬
ِ ‫ِن أ ُج‬ ُ ‫ال َي ْن ُق‬
َ ‫ص َذل‬ َ ‫ور َم ْن َت ِب َع ُه‬ ِ ‫األ ْج ِر م ِْث ُل أ ُج‬ َ ‫ان لَ ُه م‬ َ ‫َعا إِلَى ُهدًى َك‬ َ ‫َم ْن د‬
‫ِن آ َثا ِم ِه ْم َش ْي ًئا‬ َ ‫ص َذل‬ ُ ‫ال َي ْن ُق‬ ُ ْ ْ ِ ‫ِن‬
ْ ‫ِك م‬ ِ ‫اإلث ِم مِثل آ َث‬
َ ‫ام َم ْن َت ِب َع ُه‬ َ‫م‬

“Barang siapa yang menunjukkan kepada petunjuk, maka ia akan memperoleh pahala
seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka,
dan barang siapa yang menunjukkan kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa

9
seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.
“ (HR. Muslim)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu:

ْ ‫ْر لَ َك م‬
‫ِن ُح ْم ِر النَّ َع ِم‬ ٌ ‫اح ٌد َخي‬ ْ ‫َف َواهَّللِ أَلَ ْن ي‬
ِ ‫ُهدَى ِب َك َر ُج ٌل َو‬

"Demi Allah, jika seseorang mendapatkan hidayah melalui kamu itu lebih baik daripada
kamu mendapatkan unta merah." (HR. Bukhari dan Muslim). Unta merah adalah harta
paling berharga orang Arab pada waktu itu. Di samping itu, dengan dakwah seseorang
akan memperoleh martabat yang tinggi, Syaikh As Sa’diy rahimahullah berkata, “Dan
tingkatan ini –yakni tingkatan dakwah- sempurnanya adalah untuk para shiddiqin (orang-
orang yang benar imannya), di mana mereka beramal untuk menyempurnakan diri
mereka dan menyempurnakan orang lain, dan mereka mendapatkan warisan yang
sempurna dari para rasul.” Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Oleh karena itu, dakwah
ilallah adalah kedudukan yang paling mulia bagi seorang hamba, paling besar dan paling
utama.”. Dakwah merupakan kerja besar dalam sekala yang besar, target besar, tanggung
jawab besar, harapan besar, dan balasannyapun sangat besar. Proyek ini hanya Allah
percayakan kepada hambanya sebagai kholifah di atas muka bumi ini. Di dalamnya ada
rahasia keutamaan dakwah yang harus kita ketahui, berikut beberapa rahasia keutamaan
dakwah.

Dakwah merupakan nikmat terbesar. Yang mana sudah di jelaskan diatas hanya Allah
berikan kepada hamba-hambanya, mereka masuk dalam barisan para nabi dan rosul, baik
secara pelaku maupun penerima. Dakwahlah yang akan membwa kegelapan menuju
terang benderang cahaya Islam. Ketika Allah mengamanahkan kepada kita karunia
dakwah maka itulah yang akan tak ternilai pahalanya. Dakwah adalah sebaik-baik amal.
Dakwah identik dengan kebaikan, karna dalam dakwah kebaikan akan melekat kepada
kita dengan sendirinya. Apapun yang dilakukan dalam dakwah adalah kebaikan dan
selalu merupakan kebaikan, karna dakwah akan memberikan yang terbaik. Amal
kebaikan yang selalu diawali dengan niat yang baik, disampaikan dengan perkataan yang
baik, dan diamalkan dengan pekerjaan yang baik pula

10
Dakwah adalah tugas para rasul. Allah yang mahapengasih dan mahapenyayang
memerintah utusannya yang terdiri para nabi dan rosul yang di bimbing membawa pelita
menuju jalan yang lurus. Maka setelah kenabian itu berakhir dilanjutkan kepada
pengikutnya. Mereka yang bertanggung jawab atas keberlangsungan peroses dakwah

Dakwah merupakan kehidupan yang robbani. Kehidupan robbani adalah kehidupan yang
berorentasi kepada Allah SWT, dari Allah, besama Allah, dan kepada Allah. Dari Allah
karna proyek besar menebarkan rahmat dan kesejahteraan bagi sekuruh alam ini dari
Allah sebagai wujud dan kasihsayangnya.. Kehidupan penuh berkah :Dakwah akan
menghasilkan kehidupan yang diberkahi. Keberkahan itu dirasakan dalam kehidupan
karna oran-orang terlibat didalamnya mendapat ridho Allah, Allah ridho kepada mereka
dan mereka ridho kepada Allah, cinta Allah, Allah mencintai mentai mereka dan
merekapun mencintai Allah, rahmat Allah, Allah merahmati kepada mereka lebih dari
kepada manusia umumnya, baik didunia maupun diakhirat, pelakunya diberikan pahala
yang tiada putus-putusnya, pelakunya akan diberikan pahala yang berlipat ganda.

Kesimpulan

Tidak akan rugi orang yang berdakah di jalan Allah, karena sudah banyak bukti dan
keutamaan yang telah Allah siapkan bagi siapa saja yang ingin mengambil jalan dakwah
di dalamnya. Tidak hanya dijamin keselamatan akhirat saja, namun Allah berikan
keberkahan rizki dalam kehidupan di duninya. Dan pastinya jika dia melakukan dengan
ikhlas maka pahala yang didapatkan berlipat ganda.

DAFTAR PUSTAKA

11
12

Anda mungkin juga menyukai