Disusun Oleh
1. Ardita Putri Aryananda 2288201017
2. Dwi Nopriyanti 2288201055
3. Mila Anggraini 2288201068
4. Mega Fameliasani 2288201026
5. Muhammad Husni Thamrin 2288201056
6. Najib Najami 2288201058
7. Putri Kusuma Dewi 2288201030
8. Rahman Setiadi 2288201021
9. Risma Ari Siska 2288201062
10. Risa Indriani 2288201015
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Fonologi Bahasa Jawa
Morfologi Bahasa Jawa Dan Sintaksis Bahasa Jawa” Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Bahasa banyak masyarakat kurang memahami kajian-kajian Bahasa salah
satunya dalam Bahasa jawa yang umum dipakai,dalam Bahasa jawa terdapat ilmu
linguistik yang mempelajarinya seperti fonologi,morfologi,sintaksis dalam
Bahasa jawa
Fonologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki, mempelajari, membahas,
dan menganalisis bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dapat
meliputi sub-disiplin fonetik atau tidak memperhatikan perbedaan makna dari
bunyi, maupun fonemik yang memperhatikan makna dari satuan terkecil bunyi
ujaran bahasa hingga unsur-unsur suprasegmentalnya seperti tekanan, nada,
hentian, dan durasi.
Morfologi dalam ilmu bahasa Juga diartikan sebagai salah satu cabang linguistik
atau ilmu bahasa yang mengkaji morfem dan kata, yaitu dua satuan kebahasaan
dari sepuluh satuan kebahasaan yang dikenal secara umum.
Sintaksis adalah ilmu tata kalimat yang menguraikan hubungan antar unsur bahasa
untuk membentuk sebuah kalimat. Relevansi sintaksis difokuskan pada unsur-
unsur pembentuk kalimat baik dari segi strukturnya (segmental maupun dari segi
unsur-unsur pelengkapnya, suprasegmental). Sintaksis perlu dipelajari karena
ilmu ini membahas tatabentuk kalimat yang merupakan kesatuan bahasa terkecil
yang lengkap
B. Rumusan Masalah
1. Fonologi Bahasa Jawa
2. Morfologi Bahasa Jawa
3. Sintaksis Bahasa Jawa
C. Tujuan
1. Menjelaskan Fonologi Dalam Bahasa Jawa
2. Menjelaskan Morfologi Dalam Bahasa Jawa
3. Menjelaskan Morfologi Dalam Bahasa Jawa
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa Jawa (BJ) merupakan salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia yang
digunakan oleh sebagian besar masyarakat Jawa yang tinggal di Jawa Tengah, DIY,
dan Jawa Timur. Sebagai anggota rumpun bahasa Austronesia, BJ merupakan bahasa
aglutinatif atau bahasa yang kaya akan morfologi, yang ditandai dengan banyaknya
afiks. Proses pembentukan kata melalui penambahan afiks dapat memicu terjadinya
berbagai macam proses fonologis, baik yang berupa perubahan, pelesapan, peleburan
(koalisi), maupun penyisipan bunyi. Selain karena proses afiksasi, proses fonologis
BJ bisa terjadi karena pengaruh sintaksis.
Sebagai bahasa yang kaya akan morfologi, BJ memiliki cukup banyak proses
fonologis. Penambahan afiks tertentu dapat memicu terjadinya perubahan, pelesapan
atau penambahan bunyi. Selain karena pengaruh bunyi yang berdekatan, proses
fonologis dalam BJ dapat terjadi karena pengaruh sintaksis, khususnya pola urutan
kata pada frasa nomina yang melibatkan numeralia. Berikut ini akan diuraikan
berbagai proses fonologis, yang meliputi pelesapan bunyi obstruen tidak bersuara,
penambahan dan pelesapan vokal lemah [ə], serta penyisipan bunyi nasal. Selain itu
akan dibahas pula beberapa proses fonologis yang terjadi karena pengaruh faktor
sintaksis. sonan belakang. Pada saat /ŋ/ muncul sebelum bunyi obstruen tidak
bersuara seperti /p, t, c, k/ maka bunyi obstruen akan dilesapkan, tetapi pelesapan
tidak terjadi pada bunyi obstruen bersuara /b, d, j, g/, seperti berikut ini.
1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Afiks
adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah
dasar dalam proses pembentukan kata. Dengan kata lain, afiks adalah proses
pembubuhan imbuhan pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal
maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Cahyono, 1995: 145). Adapun
afiks dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
b. Infiks (seselan), adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Contoh:
d. Konfiks, adalah afiks yang diimbuhkan di depan dan di belakang bentuk dasar.
Contoh:
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi (Chaer, 1994:
182). Reduplikasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Reduplikasi parsial, yaitu proses morfemis yang mengulang bentuk dasar secara
sebagian. Dalam bahasa jawa tradisional, reduplikasi ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
b) Reduplikasi penuh, yaitu proses morfemis yang mengulang bentuk dasar secara
penuh. Reduplikasi ini dibagi menjadi 2, yaitu:
3. Komposisi
Komposisi adalah proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar baik
yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang
memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru ( Chaer, 1994: 185).
Komposisi dalam bahasa jawa dibedakan menjadi 2, yaitu:
2. Komposisi tidak sempurna, yaitu komposisi atau persenyawaan yang salah satu
atau semua unsurnya hanya merupakan sebagian dari kata, contoh:
4. Modifikasi
5. Pemendekan
1. Singkatan, yaitu sebuah huruf atau sekumpulan huruf sebagai bentuk pendek dari
sebuah atau beberapa kata. Contoh:
2. Akronim, yaitu kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Contoh:
3. Kontraksi, yaitu pemendekan suatu kata, suku kata, atau gabungan kata dengan
cara menghilangkan huruf yang melambangkan fon di dalam kata tersebut. Contoh:
4. Aferesis, yaitu gejala bahasa yang cenderung menanggalkan huruf awal atau suku
awal kata. Contoh:
Adelaide Wreta.2022. Morfologi: Pengertian, Proses, Jenis, dan Contoh [diakses 2023
Desember 26].Dari https://www.detik.com/jabar/berita/d-6241560/morfologi-adalah-
pengertian-proses-jenis-dan-contoh
Vindi Yuliani.2016 Agustus 30. Interferensi Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Jawa
Dalam Bahasa Indonesia.[diakses 26 desember 2023 dari
https://lib.unnes.ac.id/28723/1/2111412027.pdf