Anda di halaman 1dari 14

Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGIDENTIFIKASIAN FAKTA DAN OPINI HARIAN


SERAMBI INDONESIA DENGAN METODE KOOPERATIF LEARNING MENGGUNAKAN
TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA
KELAS XI IPA 2 SMA INSHAFUDDIN BANDA ACEH

Rika Kustina1 dan Rika Novatma2

Abstrak

Pembelajaran mengenai pengidentifikasian fakta dan opini merupakan materi penting yang harus
diajarkan kepada siswa. Anak harus beroleh pengalaman yang baik terhadap materi ini untuk
memudahkan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Komunikasi yang terbangun
antarsesama tentunya tidak terlepas dari fakta dan opini. Namun, kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi fakta dan opini dalam sebuah teks masih tergolong rendah.Penelitian dengan
judul“Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian Fakta dan Opini Harian Serambi Indonesia dengan
Menggunakan Teknik Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA
Inshafuddin Banda Aceh” bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan
teknik Numbered Heads Together(NHT)pada materi fakta dan opini pada sebuah tajuk rencana.Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh yang
berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian ini dapat diperoleh dari lembar observasi siswa, guru dan hasil tes. Berdasarkan hasil
penelitian, pada siklus Itingkat aktivitas guru meningkatan dari 2,45 dengan kategori cukupmenjadi
3,52 dengan kategori sangat baik pada siklus II, meningkatan sebanyak 1,07. Sementara pada
aktivitas siswa meningkat dari 2,48 dengan kategori cukuppada siklus I menjadi 3,81 dengan kategori
sangat baik pada siklus II, terjadi peningkatan sebanyak 1,33. Nilai rata-rata hasil belajar siswa juga
meningkat dari 71,67 dengan kategori tidak tuntas pada siklus I menjadi 86,97kategori tuntas pada
siklus II, meningkatan sebanyak 15,30.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
teknik Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman siswadalam
pengidentifikasian fakta dan opini pada tajuk rencanaHarian Serambi Indonesia pada siswa kelas XI
IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh.

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, Fakta Dan Opini, Teknik Numbered Heads Together (Nht),
Serambi Indonesia

1
Rika Kustina, dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa Getsempena
2
Rika Novatma, alumni mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa
Getsempena

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |35


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

PENDAHULUAN Berdasarkan observasi awal, dalam


1. Latar Belakang Masalah pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
Dalam pengajaran atau proses belajar aspek membaca, siswa sering mengalami
mengajar guru memegang peran penting kesulitan dalam menemukan sebuah informasi,
sebagai fasilitator. Artinya, guru memegang merumuskan masalah untuk bahan diskusi,
tugas dan tanggung jawab merencanakan dan serta mengidentifikasi fakta dan opini pada
melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebuah teks.
sebagai tenaga profesional harus memiliki Berdasarkan (KBBI, 2008), fakta
kemampuan mengaplikasikan berbagai teori adalah hal (keadaan, peristiwa) yang
belajar dalam berbagai pengajaran untuk merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, tidak benar ada atau terjadi. Sedangkan opini adalah
menjadi alasan bagi guru bahasa Indonesia pendapat; pikiran; atau pendirian. Opini
tidak mempunyai peran penting dalam dunia seseorang berasal dari buah pikiran atau
pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu pendapat terhadap suatu hal, maka sangat
mendapatkan pengetahuan tentang metode dan jarang terlihat persamaan antara pendapat-
media pengajaran yang dapat di gunakan pendapat yang dikeluarkan oleh setiap orang.
dalam proses belajar mengajar. Walaupun tujuannya sama, namun setidaknya
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan redaksi kalimat yang dikeluarkan akan
Pendidikan (Depdiknas, 2006:81), berbeda.
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan Sesuai dengan silabus pada Kurikulum
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, pembelajaran fakta dan opini di kelas XI
baik secara lisan maupun tulis, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat pada
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap aspek keterampilan membaca dengan Standar
hasil karya kesusastraan Indonesia. Kompetensi (SK) 11. Memahami ragam
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah wacana tulis dengan membaca cepat dan
Menengah Atas (SMA) mencakup empat membaca intensif, dan Kompetensi Dasar
aspek yaitu keterampilan mendengar, menulis, (KD) 11.2 Membedakan fakta dan opini pada
berbicara dan membaca. Oleh karena hal editorial atau tajuk rencana dengan membaca
tersebut, siswa diharapkan terampil intensif.
menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana Pembelajaran fakta dan opini dapat
komunikasi baik lisan maupun tulis, dipelajari melalui kegiatan membaca intensif.
sedangkan ke empat aspek tersebut Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca
dilaksanakan secara terpadu (Depdikbud, yang cermat, tepat, dan teliti dalam
1995). menemukan informasi-informasi (Tarigan,
1984:29). Pembelajaran bahasa Indonesia di

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |36


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

sekolah aspek membaca sangatlah penting Berdasarkan hal tersebut di atas,


untuk diperhatikan, sebab kemampuan peneliti tertarik untuk meneliti suatu penelitian
membaca berhubungan erat dengan dengan judul “Peningkatan Pemahaman
kemampuan berkomunikasi dan menemukan Pengidentifikasian Fakta dan Opini Harian
informasi-informasi yang akan berdampak Serambi Indonesia dengan metode kooperatif
pada meningkatkan mutu dan proses learningmenggunakan teknik Numbered
pembelajaran semua mata pelajaran. Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas XI
Berdasarkan pernyataan di atas IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh.
ditegaskan bahwa dalam pengidentifikasian 2. Masalah Penelitian
kalimat fakta dan opini terlebih dahulu harus Berdasarkan latar belakang di atas,
mengetahui ciri-ciri kalimat fakta dan opini, maka yang menjadi permasalahan dalam
untuk mengetahui hal tersebut siswa harus giat pelitian ini adalah apakah metode kooperatif
membaca. Guru harus menyajikan learningteknik Numbered Heads Together
pembelajaran yang menyenangkan dan (NHT) dapat meningkatkan pemahaman siswa
memberi pengalaman yang bermakna bagi kelas XI IPA 2 SMA Inshafuddin Banda
siswa. Acehdalam mengidentifikasi fakta dan opini
Oleh karena itu, upaya yang harus pada tajuk rencana Harian Serambi Indonesia?
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan 3. Tujuan Penelitian
motivasi dan kemampuan hasil belajar siswa Berdasarkan rumusan masalah di atas,
adalah pembenahan metode dan teknik maka yang menjadi tujuan penelitian ini
pembelajaran.Metode kooperatif learning adalah apakah metode kooperatif
teknik Number Heads Together(NHT) learningteknik Numbered Heads Together
dianggap mampu menjawab permasalahan (NHT) dapat meningkatkan pemahaman siswa
siswa terkait hal tersebut di atas, karena kelas XI IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh.
teknik Numbered Heads Together(NHT) 4. Manfaat Penelitian
merupakan salah satu teknik pembelajaran Penelitian ini dapat memberikan
yang melibatkan siswa belajar secara aktif manfaat baik secara teoretis dan praktis.
sehingga hasil yang diharapkan nanti Adapun manfaat secara teoretis, penelitian ini
kemampuan siswa menjadi meningkat dan diharapkan dapat menambah wawasan dan
kesulitan siswa dalam memahami konsep yang informasi terhadap pengembangan
dipelajari dapat teratasi. pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
Metode kooperatif learning teknik khususnya pembelajaran mengidentifikasi
Numbered Heads Together(NHT) ini melatih fakta dan opini. Secara praktis, penelitian ini
siswa untuk mampu mengidentifikasi kalimat bermanfaat sebagai pengayaan pengetahuan
yang berupa fakta dan opini di dalam teks barubaik bagi siswa, guru, maupun peneliti.
tajuk rencana pada Harian Serambi Indonesia.

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |37


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

LANDASAN TEORETIS biasanya disertai bukti-bukti dan alasan


1. Pengertian Fakta dan Opini (argumentasi).”
Pada umumnya fakta merupakan Selanjutnya, Sugeng (2005:4)
istilah yang digunakan untuk menerangkan menjelaskan bahwa fakta merupakan peristiwa
peristiwa yang sebenarnya. Pernyataan atau keadaan atau hal-hal yang benar-benar
tersebut sesuai dengan pendapat Suganda terjadi, sedangkan opini atau pendapat
(2004:37) yang mengatakan bahwa fakta merupakan pemikiran atau pendapat tentang
merupakan kebenaran isi yang sudah terjadi. suatu hal.
Isi kebenaran tersebut dapat kita lihat dari Berdasarkan pernyataan para ahli dia
contoh, bukti atau sesuatu yang telah terjadi. atas, dapat disimpulkan bahwa fakta
Opini dapat berupa pendapat perseorangan merupakan hal-hal atau peristiwa yang
atau kelompok. Pilihan kata dalam opini merupakan kenyataan dan benar-benar sudah
biasanya seperti kata diperkirakan, menurut, terjadi atau ada. Sedangkan opini merupakan
akan terjadi, akan dilaksanakan, atau sesuatu penjelasan seseorang atau kelompok yang
yang berbentuk keinginan, gagasan rencana, merupakan gagasan atau pikiran tentang
atau angan-angan yang belum sesuatu.
dilaksanakan/terwujud. Jadi, fakta dan opini 2. Ciri-Ciri Fakta dan Opini
merupakan istilah yang digunakan pada suatu a. Ciri-Ciri Fakta
hal yang berbeda, fakta menunjukkan sesuatu Adapun ciri-ciri dari fakta adalah
yang realitas sedangkan opini sasuatu hal yang sebagai berikut:
menunjukkan pada pendapat seseorang atau (1) Bersifat objektif (apa adanya dan tidak
kelompok. dibuat-buat) yang dilengkapi dengan
Menurut Suryanto (2004:39), “Fakta data berupa keterangan atau angka
dan opini adalah dua hal yang berbeda. Fakta yang menggambarkan keadan.
adalah sebuah kenyataan yang telah menjadi (2) Biasanya dapat menjawab pertanyaan:
bagian dari sejarah waktu. Kebenarannya tidak apa, siapa, di mana, kapan, berapa
perlu dibuktikan lagi. Kalimat fakta dengan jawaban yang pasti.
menyatakan sesuatu secara objektif (apa (3) Menunjukkan peristiwa atau nformasi
adanya), tidak memberi penilaian, dan tidak yang telah terjadi.
bermaksud mempengaruhi. Adapun opini atau (4) Memiliki data yang akurat misalnya
pendapat merupakan sesuatu gagasan atau tanggal, tempat, dan waktu kejadian.
pemikiran tentang sesuatu hal. Gagasan dapat (5) Memilki narasumber yang dapat
berupa penilaian, anggapan, atau dugaan, yang dipercaya.
bisa saja salah sehingga perlu dibuktikan b. Ciri-Ciri Opini
kebenarannya. Kemudian dalam pendapat ada Adapun ciri-ciri opini adalah sebagai
maksud untuk mempengaruhi, menyakinkan, berikut:
atau membentuk opini publik, sehingga

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |38


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

(1) Bersifat subjektif dan dilengkapi kelompoknya, dapat membangun komunitas


uraian tentang pendapat, saran, atau pembelajaran (learningcommunity)yang saling
ramalan tentang sebab dan akibat membantu satu sama lain (Huda, 2011:33).
terjadinya peristiwa. Tujuandibentuknyakelompokkooperati
(2) Berisi tanggapan terhadap peristiwa fadalahuntukmemberikankesempatankepadasis
yang terjadi, berisi jawaban atas wa agar dapatterlibatsecaraaktifdalam proses
pertanyaan: mengapa, bagaimana. berpikirdandalamkegiatan-kegiatanbelajar.
(3) Menunjukkan peristiwa yang belum Dalamhalinisebagianbesaraktivitaspembelajara
atau akan terjadi pada masa yang akan nberpusatpadasiswayaknimempelajarimateripe
datang (baru berupa rencana). lajaransertaberdiskusiuntukmemecahkanmasal
(4) Berdasarkan pemikiran, kemungkinan, ahyang diberikan oleh pengajar guna
perasaan. meningkatkan kemampuan siswa.
(5) Tidak memiliki data yang akurat. 4. Pembelajaran Teknik Numbered
3. Metode Pembelajaran Kooperatif Heads Together(NHT)
Learning a. Pengertian Numbered Heads
Metode pembelajaran kooperatif Together(NHT)
learningadalah metode pengajaran di mana Teknik belajar mengajar Kepala
siswa bekerjadalam kelompok-kelompok kecil Bernomor Bersama (Numbered Heads
untuk saling membantu satu sama lainnya Together) dikembangkan oleh Kagan (1992).
(kerja sama) dalam mempelajari materi Teknik ini memberikan kesempatan pada
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
(Slavin, 2010:4). mempertimbangkan jawaban yang paling
Menurut Huda (2011:29), pembelajaran tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong
kooperatif learningmerupakan aktivitas siswa untuk meningkatkan semangat kerja
pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh sama mereka. Teknik ini bisa digunakan untuk
satu prinsip yaitu pembelajaran harus semua mata pelajaran dan untuk semua
didasarkan pada perubahan informasi secara tingkatan usia anak didik. Numbered Heads
sosial di antara kelompok-kelompok Together adalah teknik pembelajaran yang
pembelajar yang di dalamnya setiap lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam
pembelajar bertanggung jawab atas mencari, mengolah, dan melaporkan informasi
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk dari berbagai sumber yang akhirnya
meningkatkan pembelajaran anggota lainnya. dipresentasikan di depan kelas.
Konsekuensi positif dari pembelajaran Ibrahim (2000), mengemukakan tiga
ini adalah siswa diberi kebebasan untuk tujuan yang hendak dicapai dalam
terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. pembelajaran kooperatif dengan teknik
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus Numbered Heads Together(NHT),yaitu:
menjadi partisipan aktif dan melalui

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |39


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

1. Hasil belajar akademik stuktural: kesempatan ini tiap-tiap kelompok


bertujuan untuk meningkatkan kinerja menyatukan kepalanya “Heads Together”
siswa dalam tugas-tugas akademik. berdiskusi memikirkan jawaban atas
2. Pengakuan adanya keragaman: pertanyaan dari guru (Suprijono, 2010:92).
bertujuan agar siswa dapat menerima Langkah berikutnya adalah guru memanggil
teman-temannya yang mempunyai peserta didik yang memiliki nomor yang sama
berbagai latar belakang. dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi
3. Pengembangan keterampilan sosial: kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan
bertujuan untuk mengembangkan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu
keterampilan sosial siswa. dilakukan terus hingga semua peserta didik
b. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan nomor yang sama dari masing-masing
Teknik Numbered Heads Together kelompok mendapat giliran memaparkan
(NHT) jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan
Dalam strategi atau model ini, hal jawaban-jawaban itu guru dapat
yang ingin disampaikan adalah bagaimana mengembangkan diskusi lebih mendalam
siswa mampu menerima berbagai pendapat sehingga peserta didik dapat menemukan itu
yang diterima dan disampaikan oleh orang sebagai ilmu pengetahuan.
atau kelompok lain, kemudian Berdasarkan penjelasan tentang
menganalisisnya bersama sehingga metode pembelajaran teknik Numbered
memunculkan pendapat yang paling ideal HeadsTogether(NHT)maka dapat disimpulkan
(Hamid, 2011:218). Pembelajaran dengan bahwa siswa pada awal pembelajaran
menggunakan teknik Numbered Heads dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
Together diawali dengan Numbering. Guru yang setiap kelompoknya terdiri dari 5-8
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok siswa. Kemudian, dari setiap anggota
kecil. Jumlah kelompok sebaiknya kelompoknya diberi nomor antara 1 sampai 8.
mempertimbangkan jumlah konsep yang Nomor inilah yang akan menjadi identitas
dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
kelas terdiri atas 40 orang dan terbagi menjadi siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau
5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang permasalahan yang harus dicarikan
dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. penyelesaiannya melalui kerjasama kelompok
Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok dan meyakinkan tiap anggota dalam
diberi nomor 1-8 (Suprijono, 2010:92). kelompoknya mengetahui jawaban kelompok.
Setelah kelompok terbentuk guru Pada tahap akhir, siswa yang nomornya
mengajukan beberapa pertanyaan yang harus disebutkan oleh guru mencoba menjawab
dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Guru juga pertanyaan seluruh kelas.
memberikan kesempatan kepada tiap-tiap
kelompok menemukan jawaban. Pada

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |40


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

Ibrahim (2000:29) mengatakan bahwa Dalam pembentukan kelompok, tiap


ada enam langkah yang harus ditempuh dalam kelompok harus memiliki buku paket atau
teknik mengajar Numbered Heads buku panduan agar memudahkan siswad alam
Together(NHT) yaitu, sebagaiberikut: menyelesaikan LKS atau masalah yang
Langkah 1.Persiapan diberikan oleh guru.
Dalam tahap ini guru mempersiapkan Langkah 4.Diskusi masalah
rancangan pelajaran dengan membuat Dalam kerja kelompok, guru
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai
Siswa (LKS) yang sesuai dengan metode bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja
pembelajaran kooperatif leraning teknik kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
Numbered Heads Together(NHT). menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
Langkah 2.Pembentukankelompok orang mengetahui jawaban dari pertanyaan
Dalam pembentukan kelompok yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan
disesuaikan dengan model pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan
kooperatif teknik Numbered Heads Together dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
(NHT). Guru membagi para siswa menjadi sampai yang bersifat umum.
beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 Langkah 5.Memanggil nomor anggota atau
orang siswa. Guru member nomor kepada pemberian jawaban
setiap siswa dalam kelompok dan nama Dalam tahap ini, guru menyebut satu
kelompok yang berbeda. Penomoran adalah nomor dan para siswa dari tiap kelompok
hal yang utama di dalam Numbered Heads dengan nomor yang sama mengangkat tangan
Together (NHT), dalam tahap ini guru dan menyiapkan jawaban kepada siswa di
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kelas.
atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima Langkah 6.Memberi kesimpulan
orang dan member siswa nomor sehingga Guru bersama siswa menyimpulkan
setiap siswa dalam tim mempunyai nomor jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di berhubungan dengan materi yang disajikan.
dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk METODE PENELITIAN
merupakan percampuran yang ditinjau dari 1. Jenis dan Pedekatan Penelitian
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin Jenis penelitian yang digunakan dalam
dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan
pembentukan kelompok digunakan nilai tes Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif.
awal (pre-test) sebagai dasar dalam 2. Lokasi Penelitian
menentukan masing-masing kelompok. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Langkah 3.Tiap kelompok harus memiliki Inshafuddin Banda Aceh di Jalan Taman Sri
buku paket atau buku panduan Ratu Safiatuddin No.3 Desa Lambaro Skep
Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |41


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

3. Subjek Penelitian setempat untuk mengamati sikap dan perilaku


Adapun yang menjadi subjek dalam siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI materi mengidentifikasi fakta dan opini dalam
IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh yang teks tajuk rencana pada Harian Serambi
berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 12 siswa Indonesia dengan menggunakan teknik
laki-laki dan 18 siswa perempuan. Numbered Heads Together (NHT). Kepada
4. Prosedur Penelitian pengamat terlebih dahulu diberikan
Menurut Kemmis dan Mc Taggart, instrument.
dalam Arikunto (2010:137) secara garis besar 4. Refleksi (Reflection)
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui Setelah pembelajaran dengan
setiap siklus, yaitu (1) Perencanaan (planning), menggunakan teknik Numbered Heads
(2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan Together (NHT) selesai, peneliti mengadakan
(observing), dan (4) Refleksi (reflection). refleksi, memperhatikan hasil pengamatan
Siklus I observasi, serta menganalisis nilai-nilai yang
1. Perencanaan (Planning) diperoleh siswa dari hasil evaluasi, yang
a) Penyusunan Rencana Pelaksaan kemudian menjadi data awal bagi pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). penelitian ini. Berdasarkan hasil evaluasi
b) Penyusunan instrument observasi. penulis menyusun rancangan untuk siklus
c) Penyiapan LKS. selanjutnya.
d) Membuat evaluasi berupa tes hasil belajar 5. Teknik Pengumpulan Data
siswa yang berbentuk isian. Menurut Arikunto (2010:262),
2. Tindakan (Acting) ”Instrumen penelitian merupakan alat bantu
a) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
bahasa Indonesia pada materi kegiatan mengumpulkan data, agar kegiatan
mengidentifikasi fakta dan opini dalam tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
teks tajuk rencana pada Harian Serambi olehnya”. Untuk mengumpulkan data-data
Indonesia dengan menggunakan teknik yang diperlukan dalam penelitian ini
Numbered Heads Together (NHT), digunakan (1) tes, dan (2) observasi.
pembelajaran diawali dengan pembagian 6. Teknik Analisis Data
kelompok dan penomoran tiap-tiap siswa. Teknik analisis data dalam penelitian
b) Memberikan penjelasan tentang materi ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif
fakta dan opini, kemudian meminta siswa analisisyang digambarkan dengan kata-kata
untuk berdiskusi serta melakukan atau kalimat. Penganalisisan dilakukan dengan
evaluasi. menghitung aktivitas guru dan siswa serta
3. Observasi (Observing) tingkat kemampuan siswa dalam
Kegiatan observasi dilaksanakan pengidentifikasi fakta dan opini.
dengan melibatkan teman sejawat atau guru

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |42


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

Untuk mendapatkan bobot nilai 2,50 – 3,49 = Baik


persoal, peneliti menggunakan rumus sebagai 3,50 – 4,00 = Sangat Baik
berikut: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
ST =
1. Hail Observasi dan Tes Siklus I
(Trianti dalam Gegen Kill, 2007:52) Berdasarkan hasil pengamatan selama
Keterangan: berlangsungnya penggunaan teknik Numbered
ST : Skor Standar Heads Togehter (NHT) dalam pembelajaran
X : Jumlah Skor Maksimal bahasa Indonesia pada materi mengidentifikasi
SMI : Jumlah item soal fakta dan opini pada siklus I di kelas XI IPA 2
7. Data Aktivitas Siswa dan Guru SMA Inshafuddin Banda Aceh mencakup ke
Aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam tiga hal, antara lain yaitu (1) Tingkat
mengelola pembelajaran dianalisis dengan Aktivitas Guru (TAG), (2) Tingkat Aktivitas
menggunakan statistik analisis deskriptif Siswa (TAS), dan (3) Hasil Belajar Siswa.
dengan skor rata-rata sebagaimana a) Tingkat Aktivitas Guru (TAG)
dikemukakan Hasratuddin (dalam Syukur, Secara umum proses pembelajaran
2008:36) sebagai berikut: pada siklus I berlangsung sesuai dengan
rencana pembelajaran yang sudah
P= dipersiapkan. Data Tingkat Aktivitas Guru
(TAG) ini diperoleh dari hasil pengamatan
Keterangan: guru bidang studi yang bertindak sebagai
P : Nilai rata-rata observer dan dibantu oleh seorang teman
X : Jumlah Skor Pengamatan Aktivitas sejawat. Tabel 1 berikut memaparkan hasil
Y : Jumlah Kriteria yang dinilai pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer.
Kategori Penilaian:
1,00 – 1,49 = Kurang
1,50 – 2,49 = Cukup

Tabel 1 Data Tingkat Aktivitas Guru (TAG) pada Siklus I


TAG
No Aspek yang Dinilai Y Kateg
X P
1 2 3 4 ori
1 Kegiatan Awal
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Memotivasi siswa 4 2,0

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |43


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang materi yang
akan diajarkan
b. Membagi siswa dalam kelompok yang
heterogen (sesuai dengan cara kerja teknik
NHT)
c. Guru membagikan sebuah teks tajuk
rencana kepada tiap-tiap kelompok dan
meminta salah seorang siswa dari masing- 2 2,8
masing kelompok untuk membacakan teks 0
tersebut.
d. Guru menyuruh siswa berdiskusi serta
menjawab pertanyaan berkaitan dengan
teks yang telah diberikan
e. Guru memanggil nomor kepala siswa
mempresentasikan jawaban masing-
masing kelompok.
f. Menggunakan media Surat Kabar dengan
baik
g. Membimbing siswa mengalami kesulitan
belajar.

3 Kegiatan Akhir
a. Membimbing siswa merangkum
pembelajaran
b. Alokasi dan penggunaan waktu 4 2,0
4 Suasana Kelas
a. Siswa antusias
b. Guru antusias 6 3,0

Jumlah 9,8

Rata-rata 2,4 Cukup


5

b) Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) mengidentifikas fakta dan opini dalam tajuk
Aktivitas siswa selama mengikuti rencana Harian Serambi Indonesia dapat
pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi digambarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2 Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) Pada Siklus I


TAS
No Kateg
Aspek yang Dinilai Y X P
. ori
1 2 3 4
1. Kegiatan Awal
a. Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi yang hendak
dicapai
b. Menunjukkan antusias (keinginan yang
tinggi, tampak bersemangat, gembira,
atau senang).

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |44


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

c. Menjawab pertanyaan guru yang


berkaitan dngan materi pembelajaran 7 2,5
sebelumnya.

2. Kegiatan Inti
a. Memperhatikan penjelasan guru.
b. Membaca dan memahami soal di LKS.
c. Mengerjakan lembar kagiatan siswa
(LKS).
d. Melakukan kerja sama kelompok.
e. Berdiskusi antara siswa-guru atau siswa-
siswa. 1 2,7
f. Menjawab pertanyaan yang dituju oleh 9
guru.
g. Siswa aktif tanya jawab.
3. Kegiatan Akhir
a. Membuat rangkuman atau kesimpulan.
b. Mengerjakan evaluasi yang diberikan.
c. Berusaha mengerjakan soal secara baik 9 2,2
dan benar. 5
d. Berusaha memperbaiki kelemahan.

Jumlah 7,4
5
Rata-rata 2,4 Cukup
8

c) Tes Hasil Belajar kelas XI IPA 2 SMA Inshafuddin Banda Aceh


Penilaian hasil belajar siswa ini maka dapat diketahui hasil belajar siswa
dilakukan dengan cara tertulis. Berdasarkan tes selama mengikuti pelajaran seperti yang
hasil yang diberikan kepada seluruh siswa dipaparkan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I


No. Nama Siswa Nilai KKM : 75
(1) (2) (3) (4)
1. Al-Fasyimi 77,35 Tuntas
2. Al-Izzatul Awwaliyah 77,35 Tuntas
3. Andre Agusi 54,60 Tidak Tuntas
4. Athaillah 81,90 Tuntas
5. Cut Roza Maizaliani 81,90 Tuntas
6. Dilla Sri Wahyuni 63,70 Tidak Tuntas
7. Dinda Alfad Annisa 77,35 Tuntas
8. Faisol Kuechi 59,15 Tidak Tuntas
9. Haslindawati 86,45 Tuntas
10. Maidi Juanda 81,90 Tuntas
11. Miftahul Fuadi 77,35 Tuntas
12. M. Al-Qindi 81,90 Tuntas
13. M. Nuril Rahmat 63,70 Tidak Tuntas
14. Mutia Zafa Nanda 77,35 Tuntas

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |45


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

15. Nadiatul Munira 77,35 Tuntas


16. Naela Ulfa 63,70 Tidak Tuntas
17. Nurrahmah 77,35 Tuntas
18. Nurul Ayuna 63,70 Tidak Tuntas
19. Qismullah 77,35 Tuntas
20. Rahmi Pratiwi 63,70 Tidak Tuntas
21. Ratna Dewi 86,15 Tuntas
22. Reza Safitri 77,35 Tuntas
23 Ricky Wahyudi 77,35 Tuntas
24. Rifqatunnisak 77,35 Tuntas
25. Ronal Oktavianda 77,35 Tuntas
26. Siti Dwi 63,70 Tidak Tuntas
27. Syifa Nisrina 77,35 Tuntas
28. Warhammna 86,15 Tuntas
29. Widya Oktavia 77,35 Tuntas
30. Zuliya 40,95 Tidak Tuntas
Jumlah 2150/30
Rata-rata 71,67 Tidak Tuntas

Hasil refleksi pembelajaran yang menjadi 3,81 pada siklus II. Selanjutnya, hasil
dilakukan pada siklus I setelah diterapkannya tes siswa juga menunjukkan adanya
teknik Numbered Heads Together (NHT) peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
dalam mengidentifikasi fakta dan opini rata-rata hasil belajar siswa pada masing-
menunjukkan masih banyak terdapat masing siklus, dari nilai rata-rata 71,67
kekurangan. Aktivitas guru dan siswa selama meningkat menjadi 86,97 dengan tingkat
proses pembelajaran belum optimal, serta nilai ketuntasan di atas 85%. Hal ini membuktikan
rata-rata yang diperoleh siswa masih kurang. adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan sikulus I ke siklus II. Jadi dapat disimpulkan
dan memperbaiki kembali pelaksanaan bahwa menggunakan teknik Numbered Heads
pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu Together (NHT) dalam mengidentifikasi fakta
pada siklus II. dan opini selesai sebagaimana yang
2. Hasil Observasi dan Tes Siklus II diharapkan dalam tujuan penelitian ini dengan
a) Pembahasan dua siklus saja.
Pada siklus II tingkat Aktifitas Guru Dengan demikian, penggunaan teknik
dalam proses pembelajaran sudah mengalami Numbered Heads Together (NHT) merupakan
peningkatan dengan katagori sangat baik, dari salah satu teknik pembelajaran yang tepat
jumlah rata-rata sebelumnya 2,45 pada siklus I digunakan untuk meningkatkan pemahaman
menjadi 3,52 pada siklus II. Begitu juga dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
dengan tingkat aktifitas siswa dalam proses fakta dan opini.
pembelajaranpun mengalami peningkatan, dari
katagori cukup menjadi katagori sangat baik,
dari jumlah rata-rata 2,48 pada siklus I

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |46


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

SIMPULAN terjadi peningkatan sebanyak 1,33 dari


Adapun simpulan dari penelitian ini katagori cukup menjadi sangat baik.
adalah, Tingkat Aktivitas Guru (TAG) dalam Berikutnya, pada tes hasil belajar siswa juga
menerapkan teknik Numbered Heads Together terjadi peningkatan yang signifikan yaitu
(NHT) dalam mengidentifikasi fakta dan opini sebesar 15,30 Jumlah persentase rata-rata hasil
mengalami peningkatan sebanyak 1,07 dari skor perolehan siswa meningkat dari siklus I
kategori cukup menjadi sangat baik. sebanyak 70% menjadi 94% pada siklus II dari
selanjutnya, Tingkat Aktivitas Siswa (TAS) kategori tidak tuntas menjadi tuntas.

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |47


Rika Kustina dan Rika Novatma, Peningkatan Pemahaman Pengidentifikasian…

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka
Cipta.

Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Menengah
Atas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________. 2011. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://iniwebhandam.com/2012/10/pengertian-nubered-head-together-nht/, diakses 1 April 2014,


pukul 14 : 24 WIB.

Ibrahim. M. dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Kagan, Spencer. 1992. Coopertive Learning: Resources for Teacher. Laguna Niguel, CA: Resources
for Teacher

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kill, Gegen. 2012. http://www.academia.edu./5090881/meningkatkan_keaktifan_


belajar_siswa_pada_pemebelajaran_pecahan_dengan_menggunakan_model_jigsaw. diakses 7
Mei 2014, pukul 09 : 21 WIB.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik 2008. Bandung: Nusa Media.

Suganda dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugeng, Subagiyo. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Suryanto, Alex. 2004. Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Esis.

Syukur. 2008. Efektifitas Pendekatan Realistic Mathematic, Edukation (RME) pada Materi Kubus
dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 2 Montasik. Banda Aceh: USM.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Keterampilan Membaca. Bandung: Angka.

ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 2 Juli - Desember 2016 |48

Anda mungkin juga menyukai