Ukm f6 TB HT
Ukm f6 TB HT
Permasalahan
Pasien Tn. S usia 70 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kanan sejak 20 hari yang
lalu, dan batuk darah berwarna merah segar dan berbuih sebanyak 2 sendok makan 4 hari
yang lalu. Sebelum memulai pengobatan TB, pasien mengeluhkan sumer-sumer dan berat
badan sempat turun.
Riwayat Pengobatan: pengobatan TB kategori 1 FDC 1x3 tablet (diminum pagi, siang,
malam masing-masing 1 tablet) selama 20 hari
OBJECTIVE
Kesadaran:
Compos Mentis / GCS 4-5-6
TTV:
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 74 x/menit, reguler
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,3 ºC
SpO2: 99 %
Status Generalis:
Thorax:
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: gerak dada simetris, ves/ves, rhonki -/-, wheezing -/-
Effloresensi region thorax dekstra: tampak krusta kecoklatan dengan dasar eritema,
multiple, berkelompok, unilateral sesuai dermatome.
Abdomen:
BU (+) normal
Timpani, soepel, Nyeri tekan(-)
Ekstremitas:
Akral kering, hangat, merah pada keempat ekstremitas (+)
Edema pada keempat ekstremitas (-)
CRT < 2 detik
ASSESSMENT
TB Paru + Herpes zoster thorax dekstra
Terapi medikamentosa:
1. Untuk TB
OAT kategori 1 terbagi menjadi fase intensif dan lanjutan dengan rincian:
2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR).
Fase intensif: KDT (kombinasi dosis tunggal) RHZE (150/75/400/275) mg selama 56
hari
Fase lanjutan: KDT RH (150/75) selama 16 minggu
2. Untuk Herpes zoster: antivirus Acyclovir 5x800 mg selama 7 hari dan anti-nyeri
Paracetamol 3x500 mg
Pelaksanaan
Setelah terdiagosa dengan TB, Tn. S memerlukan tatalaksana untuk penyakitnya.
Tatalaksana medikamentosa:
Tablet FDC fase intensif 1x3 tablet No. LX
Acyclovir tab. 400 mg 5x2 tablet No. LXX
Salep Bacitracin 3x sehari
Tatalaksana non-medikamentosa:
Konsumsi obat anti-tuberkulosa teratur dan tepat (1 kali minum 3 tablet sekaligus)
Menggunakan masker saat di dalam rumah, membuang dahak ke toilet dan
langsung disiram
Makan dan minum cukup
Menjelaskan efek samping obat anti-tuberkulosa
Tidak menggaruk lesi
Mencuci tangan sebelum mengaplikasikan salep
UKM
Tanggal kegiatan 2020
Topik Kegiatan Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Judul Laporan Pengobatan Pasien Hipertensi
Peserta Hadir Pasien poli non-infeksius
Latar Belakang
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia,
sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan
diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau
TDD ≥90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan.
Dalam era pandemi COVID-19, hipertensi menjadi salah satu komorditas sehingga
pengobatan TB tetap harus dilanjutkan.
Permasalahan
Pasien Ny. K; 59 th; 157 cm; 50 kg, datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan sebah 10 hari,
pasien juga mengeluhkan nyeri pada kedua lutut yang memberat setelah beraktivitas.
OBJECTIVE
Kesadaran:
Compos Mentis / GCS 4-5-6
TTV:
TD: 160/100 mmHg
Nadi: 78 x/menit, reguler
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,5 ºC
SpO2: 99 %
Status Generalis:
Thorax:
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: gerak dada simetris, ves/ves, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen: flat, BU (+) normal, timpani, soepel, Nyeri tekan(-)
Ekstremitas:
Akral kering, hangat, merah pada keempat ekstremitas (+)
Edema pada keempat ekstremitas (-)
CRT < 2 detik
ASSESSMENT
Hipertensi + Gastritis + OA
Terapi medikamentosa:
Obat antihipertensi oral lini pertama terdiri dari 5 golongan:
Thiazide: Hidroklorothiazide
ACE Inhibitor: Captopril, Enalapril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril
ARB: Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Valsartan
CCB-dihidropiridin: Amlodipine, Nifedipine
CCB-nondihidropiridin: Verapamil, Diltiazem
Tatalaksana non-medikamentosa:
Memperbanyak asupan sayur dan buah
Membatasi asupan garam, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari
Olahraga 30-60 menit per hari, minimal 3 hari per minggu
Mengonsumi obat tiap hari meskipun tidak ada keluhan dan rajin kontrol tiap obat
habis.