Anda di halaman 1dari 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN


HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOUNCE PASS BOLA BASKET
PADA SISWA KELAS X TKJ SMK TI BALI GLOBAL SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

OLEH :

KETUT TINA HANDAYANI

0400520

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN


KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN
KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AGAMA HINDU SINGARAJA
2022/2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOUNCE PASS BOLA BASKET
PADA SISWA KELAS X TKJ SMK TI BALI GLOBAL SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

OLEH

KETUT TINA HANDAYANI

0400520

DIAJUKAN KEPADA

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Singraja


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Program Studi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AGAMA HINDU SINGARAJA
2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini:

Nama : Ketut Tina Handayani

Nim : 0400520

Jurusan/program Studi : Program Studi Pendidikan Olahraga Dan

Kesehatan

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered head together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar teknik dasar passing bounce pass bola basket pada siswa kelas X TKJ

SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2022/2023” ini benar benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu informasi yang dikutip dari penullis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka

Apa bila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan sekripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya

Singaraja, 05 Desember
2023
Yang membuat pernyataan

Bermatrei RP 10.000

Ketut Tina Handayani


NIM. 0400520

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Ketut Tina Handayani telah diperiksa dan disetujui untuk ujian

Skripsi

MENYETUJUI:

Singaraja, 05 Desember 2023

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. I Ketut Hendry Wijaya Kusuma,S.Pd.,M.Pd. Dr. Gede Hendri Ari Susila,S.Pd.,M.Or.
NIDN. 0820069301 NIDN.0804068902

iv
DITERIMA OLEH
TIM PENGUJI SARJANA (SI) PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AGAMA HINDU SINGARAJA

Hari :-

Tanggal : -

TIM PENGUJI: TANDA TANGAN JABATAN

XXXXXXXXXXXXX Anggota/ketua

NIDN

Dr. I Ketut Hendry Wijaya Kusuma,S.Pd.,M.Pd. ……………….. Anggota/Pembimbing I

NIDN 0820069301

Dr. Gede Hendri Ari Susila,S.Pd.,M.Or…………………………. Anggota/Pembimbing II

NIDN 0804068902

MENGESAHKAN
KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
AGAMA HINDU SINGARAJA

Dra. Ni Nyoman Suastini, M,Ag.


NIP. 19621231 198803 2 004

v
MOTTO

”Tidak ada kata terlambat untuk belajar,teruslah

berjuang untuk menjadi lebih baik.”

(Ketut Tina Handayani)

vi
KATA PERSEMBAHAN

Puja dan puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, dengan

segala hormat dan rasa syukur skripsi ini peneliti mempersembahkan kepada:

ORANG TUA KU TERHORMAT

Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan kepadaku,yang selalu menjadi

inspirasiku. Terima kasih atas doa,cinta,kasih sayang dan segala pengorbanan

kalian untuku untuk menggapai cita – citaku

TEMAN

Terima kasih ku ucapkan kepada semua teman teman yang telah membantu

selama pembuatan skripsi ini

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-nya skripsi yang berjudul “penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered head together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar teknik dasar passing bounce pass bola basket pada siswa kelas X

TKJ SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2022/2023” ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. maka dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dra. Ni Nyoman Suastini, M,Ag., selaku Ketua STKIP agama Hindu

Singaraja yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti pendidikan pada Prodi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

2. I Ketut Agus Artha, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Kaprodi Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan yang telah banyak memberikan pengetahuan

dalam perkuliahan.

3. Dr. I Ketut Hendry Wijaya Kusuma,S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing I

yang telah banyak memberikan bimbingan saran dan pengetahuan

4. Dr. Gede Hendri Ari Susila,S.Pd.,M.Or. selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan saran dan pengetahuan

5. Ketut Widi Astawan,ST.,S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK TI Bali

Global Singaraja yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan

penelitian sehubungan dengan penyusunan skripsi ini.

6. Staf Pegawai STKIP Agama Hindu Singaraja yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan berbagai administrasi terkait.

viii
7. semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah

banyak memberikan bantuan dalam penelitian ini

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang

perlu disempurnakan. Semoga Skripsi ini memberikan maanfaat dalam

peningkatan mutu pendidikan khususnya Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan.

Singaraja, 26 Mei 2023

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN..............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................

HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................

HALAMAN MOTTO.......................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................

DAFTAR TABEL..............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

HALAMAN ABSTRAK...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................

1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................

1.3 Rumusan Masalah..................................................................................

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................

1.5 Manfaat Penelitan..................................................................................

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.......................................................................................

2.2 Kerangka Berpikir..................................................................................

2.3 Penelitian Relevan..................................................................................

x
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian ...............................................................

3.3 Instrumen Penelitian..............................................................................

3.4 Metode Pengumpulan Data....................................................................

3.5 Teknik Analisis Data..............................................................................

3.6 Teknik Analisis Data..............................................................................

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Pratindakan ........................................................................

4.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus .................................................................

4.3 Hasil Penelitia Tindakan Siklus....................................................................

4.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus ke.............................................................

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1 sampai n siklus.................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan ......................................................................................................

5.2 Implikasi .......................................................................................................

5.3 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR GAMBAR

xi
DAFTAR TABEL

xii
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED


HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOUNCE PASS BOLA BASKET
PADA SISWA KELAS X TKJ SMK TI BALI GLOBAL SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Ketut Tina Handayani


Prodi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar teknik passing


bounce pass bola basket pada peserta didik kelas Kelas X TKJ SMK TI Bali
Global Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini tergolong PTK. Penelitian ini dilaksanakan 1 siklus dengan
dibagi menjadi 2 sesi, masing-masing sesi terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi, data dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ SMK TI
Bali Global Singaraja berjumlah 14 orang (6 putra dan 8 putri).
Hasil siklus I sesi I mengenai teknik dasar passing bounce pass bola
basket adalah aktivitas belajar teknik dasar passing bounce pass bola basket
berada pada kategori aktif 6.4 dan hasil belajar siswa secara klasikal adalah 75.35
(baik), ketuntasan belajar siswa 86% (sangat baik). Siklus I sesi II mengenai
teknik dasar passing bounce pass bola basket, hasil belajar siswa secara klasikal
adalah 80.40 (baik), ketuntasan belajar siswa 100% (sangat baik).
Disimpulkan bahwa hasil belajar teknik dasar passing bounce pass bola
basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) pada peserta didik kelas X TKJ SMK TI Bali
Global Singaraja Tahun Pelajaran 2022/2023. Disarankan kepada guru PJOK agar
dapat mengimplemetasikan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together, (NHT) karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar
passing bounce pass bola basket
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe NHT, hasil belajar, passing
bounce pass bola basket

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pendidikan yang

berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengembangkan setiap potensi yang

dimiliki oleh peserta didik. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 12 Tahun 2012 Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kecerdasan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara. Pentingnya pendidikan ini menjadi dasar agar pendidik dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui pembelajaran

yang lebih bermakna (Hidayat, & Dewi, 2022).

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan(Darani, 2021).Pentingnya suatu

pendidikan menjadikan prioritas suatu negara untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, salah satu komponen yang meningkatkan kualitas pendidikan adalah

guru. Guru pendidikan jasmani dituntut untuk kreatif, disiplin, dan cerdas dalam

mengajar agar mampu membawa siswa kesituasi yang menyenangkan serta tidak

membosankan dalam proses pembelajaran. Adapun komponen yang menentukan

keberhasilan dalam proses belajar. mengajar antara lain: guru, siswa, sarana dan

prasarana, pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan

1
lingkungan pembelajaran. Pendidikan di SMK TI Bali Global Singaraja telah

berlangsung sesuai prosedur dan mekanisme yang ada. Kebijakan ini merupakan

pengaruh yang cukup bagi peningkatan layanan dan mutu pendidikan dalam

berbagai aspeknya. Pendidikan SMK TI Bali Global Singaraja. Dengan demikian

pendidikan yang ada di SMK TI Bali Global Singaraja sudah berjalan baik

sebagaimana mestinya dan pemerintah juga turut berkontribusi atas pendidikan

yang ada.

Beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru yang mengajar justru

bermain dengan temannya, duduk-duduk sambil bercerita dan tidak

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Hal itu disebabkan karena

model pembelajaran inti yang guru berikan kurang dimengerti bagi siswa

terutama saat penjelasan materi passing bounce pass Bola Basket. Banyak dari

mereka yang masih melakukan kesalahan dalam melakukan teknik passing

bounce pass. Baik itu dalam melakukan passing ditempat maupun dengan passing

sambil berlari. Disamping itu pantulan bola yang dioper ke siswa lain tidak sesuai

dengan yang diajarkan, mereka terlihat bingung saat melakukan teknik dasar

passing bounce pass. Banyak siswa yang hanya duduk-duduk saja setelah

diperintahkan untuk mempraktekkan teknik passing bounce pass Bola Basket.

Padahal bola yang tersedia cukup untuk membuat siswa untuk aktif dalam

melakukan praktek passing. Hanya beberapa dari siswa yang melaksanakan

percobaan passing. Terlebih ditengah pelaksanaan percobaan passing ada

beberapa siswa yang meminta kepada guru untuk mengganti pembelajaran basket

dengan olahraga yang lain seperti futsal. Akibatnya hasil dari belajar teknik

passing bounce pass mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.

2
Pencapaian tujuan pelajaran penjas di SMK TI Bali Global Singaraja Tahun

Ajaran 2022/2023, guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat dan

cocok untuk materi pembelajaran yang akan disampaikan, menciptakan kondisi

belajar yang baik agar siswa tidak hanya sekedar mengetahui materi yang

diajarkan, tetapi mereka juga dapat memahami dan mempraktekkannya. Dari

sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan, salah satu model yang

bisa diterapkan adalah Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT). Model

pembelajaran ini adalah sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan

dengan cara berkelompok. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) disini mengacu kepada nmodel pembelajaran yang dapat

membantu siswa dalam suatu proses belajar pendidikan jasmani. Salah satu materi

pelajaran pendidikan jasmani adalah permainan Bola Basket. Olahraga ini

merupakan salah satu olahraga bola besar. Materi bola basket sudah di ajarkan di

Kurikulum Merdeka dimana siswa dituntut untuk mengetahui materi dengan

baik.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan

di Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh

pemerintah menggantikan kurikulum 2013 yang telah berlaku selama kurang lebih

3 tahun. Kurikulum merdeka masuk dalam masa percobaannya pada tahun 2022

dengan menjadikan beberapa sekolah sebagai sekolah penggerak. Pada Tahun

Ajaran 2022/2023, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2022, kurikulum merdeka

diimplementasikan secara terbatas pada sekolah penggerak, yakni pada kelas I dan

IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang

SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2023, Kurikulum merdeka sudah diterapkan di

3
kelas I, II, IV, dan V, sedangkan untuk SMP kelas VII dan VIII dan SMA kelas X

dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah penggerak adalah sebanyak 6.326

sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK TI Bali Global Singaraja

Tahun Ajaran 2022/2023, ditemukan bahwa hasil belajar teknik passing bounce

pass dalam permainan bola basket, siswa masih kurang memahami materi teknik

tersebut. Hal ini yang membuat nilai siswa tidak memenuhi standar KKM. Hasil

pengamatan peneliti proses pembelajaran bola basket di SMK TI Bali Global

Singaraja ternyata masih banyak siswa yang kurang memahami keterampilan

dasar passing bounce pass bola basket. Sebanyak 36 orang siswa, ternyata hanya

6 orang siswa (16,67%) yang memiliki nilai diatas nilai KKM 77. Sedangkan 30

orang siswa (83,33%) memiliki nilai dibawah niai KKM 77. Dari data ini dapat

disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar keterampilan dasar passing bounce

pass bola basket siswa masih rendah.

Disamping tercapainya kemampuan pemahaman siswa terhadap segala hal

yang berkaitan dengan permainan suatu cabang olahraga, siswa juga harus

termotivasi mengikuti pendidikan jasmani. Tujuan itu dicapai melalui proses

pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan dan menggembirakan ketika

mengikuti pendidikan jasmani, terlepas dari cabang olahraga yang diajarkan. Guru

penjas harus memperhatikan suasana pengajaran yang dapat memotivasi siswa

agar mereka senantiasa bergairah dalam mempelajari hal yang baru diajarkan guru

(Rosita, 2019)

Penerapan model pembelajaran yang dimaksud, pada dasarnya bertujuan agar

siswa mampu memadukan penguasaan teknik dasar passing bounce pass yang

4
dipelajari dengan kemampuan passing dan sekaligus menanamkan keyakinan

dalam diri siswa untuk bisa menerapkan didalam proses pembelajaran, sejalan

dengan meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Jadi model pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) yang dimaksud menekankan

pada nilai, dengan menempatkan pembelajaran teknik dasar passing bounce pass

yang terkait dengan bentuk permainannya. Dengan demikian siswa diharapkan

untuk bisa memahami bentuk pembelajaran teknik dasar passing bounce pass

melalui penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT).

Teknik dasar yang dimaksud peneliti adalah passing bounce pass. Jadi

bagaimana penerapan teknik dasar passing bounce pass jika diterapkan pada

permainan yang sebenarnya serta tingkat keberhasilan belajar teknik dasar

passing bounce pass dengan menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT). Oleh karena itu, seorang guru harus perlu

mengajarkan konsep bola basket dalam bentuk yang sederhana dan mudah

dipahami dan menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran Penjas dengan melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe

Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

teknik dasar passing bounce pass bola basket pada siswa kelas X TKJ SMK TI

Bali Global Singaraja Tahun Pelajaran 2022/2023.

5
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas belajar teknik dasar passing bounce pass bola basket

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa

kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimana hasil belajar teknik dasar passing bounce pass bola basket

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa

kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023?

1.3 Tujuan Permasalahan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar passing bounce pass Bola

Basket melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada

siswa kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Tahun pelajaran

2022/2023?

2. Meningkatkan hasil belajar teknik dasar passing bounce pass Bola Basket

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa

kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

6
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam penerapan model

pembelajaran tipe NHT dalam penjasorkes khususnya pada Bola Basket

passing bounce pass

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Dapat menambah pengalaman, wawasan yang dapat menambah

profesionalisme guru PJOK dalam melaksanakan proses pembelajaran

terutama dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

b. Bagi Siswa

Membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar

passing bounce pass bola basket melalui implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga menjadi lebih bermanfaat.

c. Bagi Sekolah

Dapat bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran khususnya

dalam pembelajaran permainan bola basket

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan model

pembelajaran yang lain dalam pembelajaran PJOK

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Hakikat pembelajaran

Belajar adalah perubahan yang menetap dari tingkah laku atau dalam

kapasitas untuk bertingkah laku dengan cara yang diberikan, yang

merupakan hasil dari praktik atau bentuk pengalaman lainnya

(Siregar,dkk. 2015). Belajar adalah proses aktivitas yang dilakukan

dengan sengaja untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku yang

keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar

dan sesudah melakukan tindakan yang serupa dan yang bersifat menetap.

tujuan utama dari belajar adalah untuk memperoleh serta meningkatkan

tingkah laku manusia dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap

positif, serta berbagai kemampuan lainnya. (Maâ, S.2018). dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian belajar adalah suatu upaya

untuk mempelajari memahami mengetahui apa yg di baca atau di dengar.

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-

kejadian intern yang dialami. Ia mendefinisikan pembelajaran sebagai

pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa

sehingga menunjang proses belajar peserta didik dan tidak

menghambatnya. (Siregar,dkk 2015). Pembelajaran merupakan suatu

8
kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan

berbagai sumber untuk belajar.( Rohani, R.2020). dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik.

Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan dapat tercapai

secara berdaya guna dan berhasil guna, maka guru dituntut untuk

memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen

pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara

komponen pembelajaran yang dimaksud. (Asrori, M. (2013).

2.1.2 Sistematika Pembelajaran PJOK

Sistematika pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari

pendekatan yang digunakan, dan dalam pendidikan jasmani Sistematika

pembelajaran yang digunakan (Winarno, 2006). Sistematika

pembelajaran Merupakan urutan proses pembelajaran yang sudah

dikonsep yang bertujuan untuk memudahkan bagi peserta didik dalam

menerima materi yang diberikan. Dimana tujuan dari sistematika

pembelajaran ini adalah agar semua penyampaian materi dapat dikonsep

atau direncanakan mulai dengan cara penampaian materi, proses

pembelajaran sehingga dapat menyesuwaikan dengan peserta didik

sehingga hasil dari pembelajaran peserta didik dapat maksimal dan

mudah dalam memahami materi yang diberikan. Berdasarkan prinsipnya,

9
sistematika pelaksanaan pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan secara umum mengikuti tiga pola pelajaran sebagai berikut

(Azhari, 2020). Dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya

sistematika pembelajaran adalah Suatu keseluruhan yang tersusun dari

sekian banyak suatu metode.

Pada prinsipnya sistematika pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes

mengikuti tiga pola langkah pembelajaran, yaitu :

A. Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan, yang dapat dilakukan oleh guru:

1. Mengumpulkan siswa pada suatu tempat tertentu, kemudian

membariskan dalam syaf, setengah lingkaran atau bentuk variasi

sesuai keadaan

2. Mengucapkan salam kepada siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa terlebih dahulu.

3. Menanyakan kondisi kesehatan siswa secara umun dan memastikan

bahwa semua siswa dalam keadaan sehat.

4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

5. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang ingin

dicapai dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus.

6. Melakukan pemanasan.

B. Kegiatan inti atau pokok

10
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk

berpastisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan

metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

1. Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi, guru melakukan upaya-upaya: (1) Melibatkan

peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik

atau tema materi yang akan dipelajari dan guru belajar dari aneka

sumber. (2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran dan sumber belajar lain, (3) memfasilitasiterjadinya

inteaksi antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar

lainnya, (4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran. (5) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan

dilaboratorium, studio atau lapangan.

2. Elaborasi

Kegiatan elaborasi guru melakukan upaya-upaya: (1) Membiasakan

peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna, (2) Memfasilitasi siswa melalui pemberian

tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik

secara lisan maupun tertulis, (3) Memberi kesempatan untuk berpikir,

11
menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut,

(4) Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif, (5) Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar, (6) Memfasilitasi siswa membuat

laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok, (7) Memfasilitasi siswa untuk kerja

individual maupun kelompok, (8) Memfasilitasi siswa melakukan

pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, (9)

Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang membutuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta.

3. Konfirmasi

Kegiatan konfirmasi guru melakukan upaya-upaya: (1) Memberikan

umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isiarat,

maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa, (2) Memberikan konfirmasi

terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber, (3)

Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan, (4) Memfasilitasi siswa untu memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, (5)

Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan

bahasa yang baku dan dasar membantu menyelesaikan masalah,

memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

A. Kegiatan penutup guru

12
Kegiatan penutup guru melakukan upaya-upaya:

1. Bersama-sama dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman

atau simpulan pembelajaran.

2. Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remidi, program pengayaan, layanan konseling dan atau

memberikan tugas individual maupun kelompok sesua dengan

hasil belajar siswa.

5. Menyampaikan perencanaan.

6. Setelah melakukan aktivitas olahraga sebaiknya seluruh siswa dan

guru berdoa.

Jadi dalam proses pembelajaran penjasorkes dirancang secara

berurutan dari pendahuluan, pembelajaran inti dan penutup. Dengan

pembelajaran penjasorkes siswa tidak hanya memperoleh teori tentang

kesehatan dan berbagai cabang olahraga, lebih dari itu siswa

berkesempatan mempraktikkannya dan melalui praktik dari berbagai

cabang olahraga diharapkan mucul bakat yang dimiliki siswa untuk

selanjutnya dikembangkan sesuai dengan kemampuan siswa.

2.1.3 Konsep Belajar Gerak

Belajar gerak adalah peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan

motorik yang disebabkan oleh kondisi latihan, atau diperoleh dari

pengalaman atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis, dan

13
menuntut keterlibatan fisik secara aktif. Belajar gerak yang dipelajari

adalah pola-pola tertentu, Proses belajar berupa kegiatan mengamati

gerakan dan kemudian mencoba melakukan berulang-ulang, menerapkan

pola-pola gerak tertentu sesuai situasi yang ada. Belajar gerak melibatkan

ranah kognitif, afektif, . Ranah kognitif berkenaan dengan prilaku berfikir,

ranah afektif berkenaan dengan prilaku emosi, dan ranah psikomotor

berkenaan dengan prilaku gerak tubuh (Syahban, 2017).

Menurut Kiram, (2019) belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan

melalui respons-respons muskular dan diekspresikan gerakan tubuh.

Belajar gerak (motor learning) pada dasarnya tidak jauh berbeda dari

konsep belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan perubahan yang

relatif permanen yang bekerja atau yang berhubungan dengan perubahan

perilaku gerak yang dihasilkan berkat latihan atau pengalaman di masa

lalu. dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya belajar gerak adalah

perubahan yang relatif permanen yang bekerja atau yang berhubungan

dengan perubahan perilaku gerak yang dihasilkan berkat latihan atau

pengalaman di masa lalu.

Belajar gerak sebagai suatu aktivitas berlangsung dalam suatu proses

untuk mencapai tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar gerak selalu

melalui tahapan atau fase-fase belajar yang dapat diidentifikasi ada 3 fase

belajarn (Syahban, 2017) yaitu:

1. Fase Kognitif atau fase awal

Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami ide atau konsep gerak

melalui mendengarkan penjelasan atau melihat contoh gerakan.

14
2. Fase Asosiatif atau fase menengah

Pada fase asosiatif ini, dengan cara melakukan rangkaian gerakan

secara berulang-ulang, penguasaan atas gerakan akan semakin

meningkat.

3. Fase Otonom atau fase akhir

Fase otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak

keterampilan. Fase otonom ini pelajar mencapai tingkat penguasaan

gerakan yang tinggi dan pelajar bisa melakukan rangkaian gerakan

keterampilan secara otonom dan secara otomatis. Proses belajar

gerak bisa berlangsung dengan baik dengan adanya kondisi belajar

yang baik. Kondisi balajar meliputi:

4. Kondisi internal

Kondisi Internal adalah kondisi dimana selama proses belajar gerak

siswa perlu berusaha mengingat bentuk bagian-bagian gerakan yang

dipelajari dan berusaha mengingat urutan rangkaian dari bagian-

bagian gerakan dalam gerakan keterampilan secara keseluruhan.

5. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal adalah stimulus di luar diri siswa yang diperlukan

agar terjadinya proses belajar dalam bentuk pemberian penjelasan

mengenai gerakan yang dipelajari, pemberian contoh gerakan,

instruksi untuk mempraktikan gerakan dan penyampaian umpan-

balik yang diberikan oleh guru atau pelatih

15
2.1.4 Model Pembelajaran

1. Pengertian Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi

ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah

pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait

yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses

belajar mengajar dan model mengajar dapat diartikan sebagai suatu

rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,

mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar

di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Di dalam model

pembelajaran ada unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar

untuk mencapaI tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan

guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

(Firdaus, 2020).

Secara etimologis kata model berarti pola dari sesuatu yang akan

dibuat atau dihasilkan. Model pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang sengaja didesain atau dirancang dengan tujuan

agar kegiatan belajar mengajar dapat dilalui dan diterima dengan

mudah oleh peserta didik(Sukmawati, 2021). Dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya Model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas

16
Adapun jenis-jenis model pembelajaran yang sering digunakan

dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu:

1. Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)

adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang

cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta

untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari

materi pelajaran.

2. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara

sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk

menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan.

3. Model pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry) merupakan model

pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan

masalah, mengumpulkan, mengorganisasi dan memanipulasi data

serta memecahkan masalah.

4. Model pembelajaran autentik merupakan pendekatan pengajaran

yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks

bermakna, siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan

pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.

5. Model pembelajaran berbasis proyek/tugas (project-based

learning)

merupakan pendekatan pembelajaran komprehensif di mana

17
lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan

penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk

pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan

melaksanakan tugas bermakna lainya.

6. Model pembelajaran berbasis kerja (work-based learning)

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan

siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari

materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut

dipergunakan kembali di dalam tempat kerja.

7. Model pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar

di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif awalnya dikembangkan dan diteliti

di Johns Hopkins University pada pertengahan tahun 1970.

Pengembangan ini dipimpin oleh Robert Slavin dan telah dilaporkan

pertama kali pada jurnal pendidikan seri penelitian ddan artikel.

Pembelajaran kooperatif adalah seperangkat strategi dalam pengajaran

yang sama-sama memberikan atribut kunci, yang paling penting

adalah untuk mengelompokan siswa ke dalam kelompok belajar dalam

jumlah waktu maupun tugas tertentu, dengan harapan semua siswa

akan berkontribusi terhadap proses maupun hasil. Sugiyanto (2010)

18
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok

heterogen.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama. Adapun lima unsur penting yang menjadi ciri khas

model pembelajaran kooperatif yaitu: 1) saling ketergantungan yang

bersifat positif antara siswa; 2) interaksi siswa yang semakin

meningkat; 3) tanggung jawab individual, 4) keterampilan

interpersonal dan kelompok kecil; dan 5) proses kelompok

(Sukmawati: 2021: 33). dapat diambil kesimpulan bahwa pada

dasarnya Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan

atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi

dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses

pembelajaran.

Menurut Trianto (2007) terdapat lima unsur penting dalam belajar

kooperatif, yaitu:

1. Pertama, Saling ketergantungan yang bersifat positif antara

siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka

sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu

sama lain.

2. Kedua, Interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Hal ini

terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

19
sukses sebagai anggota kelompok.

3. Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual

dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa

dalam hal membantu teman yang membutuhkan.

4. Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

Belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang

diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Kelima, Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan

berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika

anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan

mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang

baik.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif sebagaimana dijelaskan

Trianto (2007: 48) pada tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Sintaks

Model Pembelajaran Kooperatif Sumber: (Trianto., 2007:48 )

No Fase Tingkah Laku Guru

1 Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan


Menyampaikan tujuan pelajaran yang
dan memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut
memotivasi
siswa belajar.
2 Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.

20
3 Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganiasikan bagaimana caranya
siswa ke dalam membentuk kelompok belajar dan
kelompok kooperatif membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4 Fase-4 Guru membimbing kelompok-
Membimbing kelompok belajar
kelompok bekerja dan pada saat mereka mengerjakan tugas
belajar mereka
5 Fase-5 Guru mengevalusi hasil belajar
Evaluasi tentang materi yang
telah dipelajari atau didiskusikan
oleh masing
masing kelompok dalam
mempresentasikan hasil
kerjanya.
6 Fase-6 Guru mencari cara untuk
Memberi penghargaan/ menghargai baik upaya
penguatan maupun hasil belajar individu atau
kelompok.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana

siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 4-5

orang siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda

(heterogen) dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota

saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi

pelajaran,

memeriksa dan memperbaiki jawaban temannya yang salah, serta

aktivitas lainnya dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang

tinggi.

3. Jenis – jenis pembelajaran kooperatif

21
Dalam perkembangannya, model pembelajaran kooperatif

melahirkan varian atau tipe, diantaranya sebagai berikut:

1 Tipe Student Teams Achievemen Division (STAD)

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievemen

Division (STAD) merupakan model pembelajaran dimana siswa

ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang

merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan

suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam

tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut. Selanjutnya seluruh siswa diberikan

tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak

diperkenankan saling membantu (Sukmawati, 2021:36).

2 Tipe Team Games Turnament (TGT)

Tipe ini telah dikembangkan David de Vries dan Keith Edwards,

ini

merupakan tipe pembelajaran pertama dari Johns Hopkins dimana

tipe ini menggunakan pelajaran yang sama disampaikan oleh guru

dan tim kerja yang sama seperti dalam tipe STAD. Tipe TGT

memiliki banyak kesamaan dinamika dalam tipe STAD, tetapi

menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari

penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu

dalam persiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar

kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi

sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh

22
membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual

(Trianto, 2007:78)

3 Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot

Aronson dari Universitas Texas USA. Dalam model ini siswa

dibagi menjadi suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi

nama tim Jigsaw materi dibagi sebanyak kelompok menurut

anggota timnya. Tiap-tiap tim diberikan satu set materi yang

lengkap dan masing-masing individu ditugaskan untuk memilih

topik mereka. Kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok ahli

atau rekan yang terdiri seluruh siswa di kelas yang mempunyai

bagian informasi yang sama. Di grup ahli, siswa saling membantu

mempelajari materi dan mempersiapkan diri untuk tim Jigsaw.

Setelah siswa mempelajari materi di grup ahli, kemudian mereka

kembali ke tim Jigsaw untuk mengajarkan materi tersebut kepada

teman setim dan berusaha untuk mempelajari sisa materi. Sebagai

kesimpulan dari pelajaran tersebut siswa dengan bebas memilih

kuis dan diberikan nilai individual (Isjoni, 2013:31-32)

4 Tipe GI (Group Investigation)

Pembelajaran kelompok model GI didasari atas minat anggotanya.

Pembelajaran model GI menuntut melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajari melalui investigasi

5 Tipe Think Pair Share (TPS)

23
Kelompok peserta didik terdiri dari 2 orang (berpasangan) yang

heterogen, pertama masing-masing peserta didik harus belajar

sendiri (thinking) dalam menemukan jawaban. Kemudian mereka

saling bertukar pikiran atas hasil individu (pairing) yang akhirnya

guru akan memimpin diskusi bersama peserta didik antar kelompok

(sharing) untuk menyimpulkan isi materi

6 Tipe Problem Solving

Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa

dapat

menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik

maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk

terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. Pada

umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-

prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan dan

masalah. Dalam berpikir rasional siswa dituntut menggunakan

logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisa, menarik

kesimpulan, dan bahkan menciptakan hukum-hukum (kaidah

teoritis) dan ramalan-ramalan . Metode problem solving atau sering

juga disebut dengan namametode pemecahan masalah merupakan

suatu cara mengajar yang merangsang seseorang untuk

menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau

situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini

menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-

relasi

24
diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan

kunci pembuka masalahnya (Isjoni, 2013).

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT)

Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran

berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggungjawab atas

tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemiahan antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan

menerima antara satu dengan yang lainnya. (Diana et al, 2023).

Menurut A Octavia, (2020:39) Numered Heads Together (NHT) atau

penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya numbered head together adalah model

pembelajaran berbentuk kelompok dengan masing-masing siswa

memiliki nomor yang berbeda dalam kelompoknya.

Enam langkah dalam pelaksanaan pembelajaran NHT, yaitu: (1)

persiapan, (2) pembentukan kelompok, (3) tiap kelompok harus memiliki

buku paket, (4) diskusi masalah, (5) memanggil nomor anggota, dan (6)

memberi kesimpulan (A Octavia, 2020).

Ciri metode kooperatif tipe numbered head together yaitu: kelompok

heterogen setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang

berbeda-beda dan berpikir bersama (head together).

25
1. Kelebihan-kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

adalah:

a. Memberi Motivasi

Menurut Woodworth dan Marques dalam Huda, 2011 motivasi

adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk

aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan tertentu terhadap

situasi disekitarnya. Segala sesuatu yang baru dan segala

perubahan dapat menumbuhkan motivasi. Begitu juga dengan

teknik NHT, dengan pemberian nomor merupakan hal baru bagi

siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat termotivasi dalam

belajar.

b. Menambah rasa percaya diri

Teknik NHT juga dapat menambah rasa percaya diri siswa,

karena dalam teknik ini ada pemanggilan nomor dalam menjawab

hasil diskusi. Sehingga dalam diri siswa timbul rasa percaya diri

mereka.

c. Siswa aktif

Teknik NHT akan menambah keaktifan siswa dalam belajar,

karena siswa boleh memberikan pendapat dan menukar pendapat,

sehingga siswa aktif dalam belajar.

2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah:

a. Waktu ruang

Belajar dengan menggunakan teknik NHT memerlukan waktu

yang agak panjang, supaya siswa lebih memahami materinya.

26
b. Membuat panik siswa

Di samping membuat percaya diri, teknik NHT juga dapat

membuat grogi atau panik siswa, karena dalam teknik ini bagi

nomor yang dipanggil harus menjawab dan mereka panik pada

pemanggilan nomor

2.1.6 Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan

keterampilan pada siswa sebagai latihan yang di laksanakan secara

sengaja. Sedangkan Defri, mendefinisikan aktivitas belajar sebagai

segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)

dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses

belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau

motivasi siswa untuk belajar(Ahmad, 2020).

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,

mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Aktivitas adalah

keatifan, kegiatan, kesibukan (Depdikbud, 2012). Dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya aktivitas belajar adalah suatu usaha

atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang dapat menyebabkan

perubahan perilaku yang bersifat tetap sebagai hasil dari pengalaman atau

latihan

Pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang

dicanangkan lebih banyak tercapai. Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah suatu keadaan yang

27
menunjukan sejauh mana hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan

proses belajar mengajar.

Jenis-jenis aktivitas belajar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

aktivitas antara lain (Anton. M, 2014).

1. Kegiatan-kegiatan visual : Membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang

lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan : Mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengajukan pendapat, diskusi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : Mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan suatu permainan.

4. Kegiatan-kegiatan menulis : Menulis laporan, membuat rangkuman,

mengerjakan tes dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar : Menggambar, membuat grafik,

chart, pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik :Melakukan percobaan, memilih alat-alat,

menyelenggarakan permainan.

7. Kegiatan-kegiatan mental : Merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional : Minat, membedakan, berani, tenang

dan lain- lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam

semua jenis kegiatan.

2.1.7 Hasil belajar

28
Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap

dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang

tidak tahu menjadi tahu.1 Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil

maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami

proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil

belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan,

penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju

pada perubahan positif (Abdul, 2021).

Dimyati dan Darani, (2021:243) menyatakan hasil belajar merupakan

suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat

evaluasi guru, dan juga merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya

puncak proses belajar mengajar. dapat diambil kesimpulan bahwa pada

dasarnya hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta

didik dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum

lembaga pendidikan sebelumnya.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya

perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh

siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya salah

satu aspek potensi saja. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa

29
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting

dalam proses pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui

sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut,

menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik. Hasil belajar ini

pada akhlirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut ini

(Pristiwanti et al., 2022):

a. Seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk

menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau

jenis pendidikan tertentu.

b. Kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa dapat

dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi

yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.

c. Penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat

kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan

ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

2.1.8 Permainan bola basket

Permainan bolabasket saat ini berkembang pada sekolah-sekolah

maupun Universitas yang ada di Indonesia dan banyak klub di Indonesia

yang didirikan baik tim tersebut didirikan secara profesional maupun

secara pemlua. Sehingga banyak orang yang sangat antusias dalam

bermain permainan bolabasket. Permainan bolabasket adalah suatu

permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu terdiri

atas 5 orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai

atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke ring

30
basket lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai (Abduljabar,

2016).

Permainan bola basket adalah permainan tim, baik laki-laki atau

perempuan yang masing-masing tim terdiri dari 5 anggota yang bermain,

cara bermain dengan menggunakan tangan, diumpan ke arah teman,

dipantulkan kelantai dengan tujuan memasukan bola sebanyak-banyaknya

ke keranjang lawan sehingga mendapatkan angka yang terbanyak serta

melindungi keranjang sendiri dari serangan lawan (Surya, 2018). Dapat

diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya Bola Basket sendiri merupakan

olahraga yang dimainkan secara beregu dan membutuhkan teknik khusus

ketika memainkannya.

Keunggulan dan kelemahan bounce pass, Bounce pass memiliki

keunggulan yaitu bisa digunakan untuk melewati pemain lawan yang

berpostur tinggi. Selain itu, bola yang diumpan dengan teknik bounce pass

juga lebih mudah ditangkap oleh rekan setim (penerima umpan). Namun,

bounce pass juga memiliki kelemahan. Kelemahan bounce pass yaitu bola

mudah di-steal lawan karena arah bola mudah ditebak.

Bounce pass adalah teknik passing yang dilakukan dengan

memantulkan bola ke bawah kemudian diterima oleh teman satu tim,

teknik ini sebenarnya untuk menghindari hadangan lawan. Alasan

menggunakan teknik bola basket ini sebenarnya sama dengan chest pass

namun berbeda cara melakukannya.

Teknik dasar Passing Bounce pass bola basket

1. Sikap awalan

31
a) Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu,lutut agak di

tekuk

b) Pandangan kearah sasaran yang dituju

c) Kedua tangan memegang bola di depan pinggang

d) Kedua siku agak ditekuk

Gambar 2.1 Sikap awalan Passing Bounce pass bola basket

2. Sikap pelaksanaan

a) Pandangan kearah sasaran yang dituju

b) Melemparkan bola dengan kedua tangan di dorong lurus kearah

lantai dengan jarak sekitar 1 meter di depan sasaran

c) Bola memantul tepat pada arah pinggang penerima

d) Melangkah pada arah operan

32
Gambar 2.2 Sikap pelaksanaan Passing Bounce pass bola basket

3. Sikap akhiran

a) Kedua tangan lurus kedepan

b) Kedua telapak tangan menghadap kebawah

c) Salah satu kaki lurus kebelakang

d) Kaki depan agak ditekuk dan badan condong kedepan

e) Pandangan kearah sasaran

Gambar 2.3 Sikap pelaksanaan Passing Bounce pass bola basket

33
2.2 Kerangka berfikir PERMASALAHAN
1 Kesenjangan antara siswa yang pintar
dengan siswa yang kurang mampu
OBSERVASI AWAL 2 Suasana pembelajaran yang tidak
kondusif
3 Sikap individualisme siswa masis sangat
tinggi

PERBAIKAN/ TINGKAT LANJUT


1 Terjadinya interaksi antara siswa melalui
diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi
2 Siswa pandai maupun siswa lemah sama – sama
memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar
kooperatif
TIPE
NHT 3 Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi,
34
AKTIVITAS DAN
BELAJAR SISWA

Sikap Awalan
1 Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, lutut agak di tekuk
2 Pandangan kea rah sasaran yang dituju
3 Kedua tangan memegang bola di depan pinggang
4 Kedua siku agak ditekuk
Sikap pelaksanaan
1 Pandangan kearah sasaran yang dituju
2 Melemparkan bola dengan kedua tangan di dorong lurus kearah lantai dengan
jarak sekitar 1 meter di depan sasaran
3 Bola memantul tepat pada arah pinggang penerima
4 Melangkah pada arah operan
Sikap Akhiran
1 Kedua tangan lurus kedepan
2 Kedua telapak tangan menghadap kebawah
3. Salah satu kaki lurus kebelakang
4 Kaki depan agak ditekuk dan badan condong kedepan
5 Pandangan kearah sasaran

Gambar 2.4 Kerangka berfikir

Proses pembelajaran yaitu kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi,

yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak mengajar, dengan

siswa sebagai subjek pokoknya dengan situasi edukatif untuk mencapai tujuan

yang dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu komponen

yang dapat mendukung proses tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada proses

pembelajaran Penjasorkes khususya pada materi passing bounce pass bola basket

pada siswa kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Tahun pelajaran

35
2022/2023, peneliti menemukan permasalahan pada aktivitas dan hasil belajar

passing bounce pass bola basket pada pembelajaran Penjasorkes. Hal ini terlihat

masih terdapat banyak siswa yang minat belajarnya masih sangat rendah terhadap

mata pelajaran Penjasorkes khususnya pada materi passing bounce pass dalam

bola basket, hal ini ditandai dengan sikap pasif para siswa saat mengikuti

pelajaran, saat guru memberikan materi pelajaran. Selain itu ditemukan juga

beberapa kendala seperti, materi passing bounce pass bola basket dianggap susah

untuk dilakukan, maka sangat jelas bahwa aktivitas tersebut akan menghambat

perolehan hasil belajar siswa secara maksimal.

Di samping itu, permasalahan yang peneliti temukan yakni proses

pembelajaran masih terpusat kepada guru, guru lebih mendominasi kegiatan

pembelajaran dan siswa mengangap guru merupakan satu-satunya sumber belajar

sehingga siswa tidak bisa berkembang dengan baik dari segi afektif, kognitif dan

psikomotor. Melihat kenyataan tersebut, maka peran guru sebagai pendidik perlu

mendapatkan perhatian khusus di dalam memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang tepat. Karena dengan memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang tepat, akan dapat memacu semangat para siswa dalam

mengikuti pelajaran dan mendorong siswa membuat suatu hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang didapatkan dari sekolah,

sehingga para siswa akan bersikap aktif dalam mengikuti pelajaran khususnya

pelajaran Penjasorkes pada materi passing bounce pass bola basket .

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

36
meningkatkan prestasi siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang mempunyai latar

belakang berbeda. Peneliti mencoba memecahkan masalah tersebut dengan

menggunakan model pembelajaran NHT. NHT adalah pembelajaran berkelompok

yang setiap anggota kelompoknya bertanggungjawab atas tugas kelompoknya,

sehingga tidak ada pemiahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam

satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang

lainnya. Kemudian mereka saling bertukar pikiran atas hasil individu (pairing)

yang akhirnya guru akan memimpin diskusi bersama peserta didik antar kelompok

(sharing) untuk menyimpulkan isi materi (Trianto, 2009: 68)

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar passing bounce pass dalam bola basket pada siswa kelas X TKJ SMK TI

Bali Global Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan

masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan

pemberian materi serta observasi aktivitas belajar siswa sedangkan pertemuan

kedua dengan pemberian materi yang bersifat pengulangan atau pemantapan dan

dilakukan observasi aktivitas belajar serta dilakukan evaluasi hasil belajar.

37
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan

tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi/Evaluasi, dan (4) Refleksi,

(Kanca, 2015).

Hasil Obsservasi dan


Refleksi Awal

1. Perencanan Tindakan

4. Refleksi Siklus I 2. Pelaksanaan


Tindakan
3. Observasi/Evaluasi

1. PerencanaanTindakan

4. Refleksi Siklus II 2. Pelaksanaan


Tindakan

3. Observasi/Evaluasi

5. Laporan/
Rekomendasi
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(Kanca, 2015:139)
KETERANGAN :
: Alur Siklus

1 Perencanaan Tindakan

2 Pelaksanaan tindakan

3 Observasi/Evaluasi

4 Refleksi

5 Laporan/rekomendasi

38
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

a Perencanaan Tindakan adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan proses pembelajaran antara lain, (Sudrajat,

2008).

1. Jumlah siklus yang perlu dilaksanakan.

2. Tindakan yang perlu dilakukan beserta langkah-langkahnya.

3. Teknik dan instrumen pengumpulan data.

4. Perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung

keberhasilan tindakan.

5. Teknik analisis data.

b Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh

guru atau peneliti untuk melakukan perbaikan atau peningkatan yang

diinginkan.

c Observasi/Evaluasi digunakan untuk mengumpulkan data mengingat

data yang diperlukan adalah data tentang proses pembelajaran,

disamping data tentang hasil kegiatan pembelajaran.

d Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan

dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi

ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan

kekurangan-kekurangan proses pembelajaran.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti

serta subjek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Batasan subjek

39
penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel

penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian,

subjek memiliki peran yang sangat strategis karna pada subjek penelitian

itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati (Arikunto,

2006:145). Pada penelitian kualitatif, responden atu subjek penelitian

disebut dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data

yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilaksanakannya. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik

kelas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja tajun pelajaran 2022/2023

yang berjumlah 14 siswa putra dan putri.

2. Obyek penelitian

Objek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.

Beberapa persoalan sekiranya perlu dipahami agar bisa menentukan dan

menyusun objek penelitian dalam metode penelitian ini dengan baik, yaitu

berkaitan dengan apa itu objek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa

saja objek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan cerita apa saja yang

layak dijadikan objek penelitian.

Sugiyono (2009:38) mendefinisikan “objek penelitian merupakan suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti

dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik

40
kesimpulan. Objek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Jasmani

SMK TI Bali Global Singaraja dan materi passing bounce pass bola basket.

3.3 Instrumen Penelitian

Melmpelrolelh data yang selsulai delngan tuljulan pelnelliti, instrulmeln yang akan

digulnakan adalah lelmbar obselrvasi aktivitas bellajar pelselrta didik dan Aselsmeln

passing bolavoli, baik passing bawah dan passing atas bolavoli. Lelmbar obselrvasi

aktivitas bellajar digulnakan ulntulk melngulkulr tingkat aktivitas pelselrta didik sellama

prosels pelmbellajaran. Seldangkan data telntang hasil bellajar pelselrta didik dilakulkan

delngan melnggulnakan instrulmeln belrulpa aselsmeln.

Asselsmeln adalah prosels pelngulmpullan informasi ataul prosels pelngulmpullan

data yang biasa melmbelrikan gambaran pelrkelmbangan bellajar pelselrta didik.

Adapuln belntulk aselsmeln yang digulnakan adalah delngan melnggulnakan format

pelngamatan selsulai delngan aspelk yang diamati dalam pelmbellajaran passing

bounce pass bola basket. Adapuln belntulk lelmbar obselrvasi dan aselsmeln yang

digulnakan adalah selbagai belrikult.

Tabel 3.1 Deskripsi Penilaian Afektif (Bersemangat dalam melakukan tugas


gerak) (dimodifikasi dari Haryati, 2007:100)
Sko Deskripsi
r

1 Pelselrta didik belrselmangat ulntulk melngikulti pelmbellajaran telknik


dasar passing bounce pass bola basket.
2 Pelselrta didik belrselmangat pada pelmbellajaran matelri telknik
dasar passing bounce pass bola basket.
3 Pelselrta didik belrselmangat melngikulti pelmbellajaran telknik dasar
passing bounce pass bola basket apabila gulrul tellah sellelsai
melnjellaskan matelri.

41
4 Pelselrta didik belrselmangat bellajar telknik dasar passing bolavoli
pada saat gulrul melmbelrikan tulgas gelrak telknik dasar passing
bounce pass bola basket
5 Pelselrta didik belrselmangat dalam melngikulti pelmbellajaran dari
awal hingga akhir pelmbellajaran dimullai dari melmpelrhatikan
pelnjellasan sampai mellaksanakan tulgas gelrak telknik dasar
passing bounce pass bola basket

Tabel 3.2 Deskripsi Penilaian Afektif (Kerjasama) (dimodifikasi dari Haryati,


2017:100)

Sko Deskripsi
r

1 Pelselrta didik melmanfaatkan relkan selkellas ulntulk bellajar telknik


dasar passing bounce pass bola basket.
2 Pelselrta didik tidak hanya telrpakul delngan satul telman ulntulk
bellajar telknik dasar bola basket.
3 Pelselrta didik mampul belkelrjasama dalam kellompok ulntulk
bellajar telknik dasar bola basket.
4 Pelselrta didik mampul belkelrjasama dalam kellompok maulpuln
melmbelrikan contoh pada selmula relkan ulntulk bellajar telknik
dasar bola basket.
5 Pelselrta didik mampul melmbelri motivasi dalam kellompok ulntulk
bellajar bola basket.

Tabel 3.3 Deskripsi Penilaian Afektif (Menaati Aturan Setiap Tugas Gerak)
(dimodifikasi dari Haryati,2007:100)

Sko Deskripsi
r

1 Pelselrta didik melnaati atulran tulgas gelrak yang dibelrikan olelh


gulrul dalam matelri pelmbellajaran telknik dasar passing bounce
pass bola basket.
2 Pelselrta didik mellakulkan selmula sulrulhan pelmbellajaran telkniik
dasar passing bounce pass bola basket pada relkan selkellas

42
maulpuln pada gulrul pelngajar.
3 Pelselrta didik melnghiraulkan sulrulhan gulrul dalam pelmbellajaran
telknik dasar passing bounce pass bola basket.
4 Pelselrta didik mellakulkan selmula melngelnai sulrulhan yang
dibelrikan olelh gulrul pada pelmbellajaran telknik passing bounce
pass bola basket
5 Pelselrta didik tidak mellakulkan selmula sulrulhan pelmbellajaran
telknik dasar passing bounce pass bola basket pada relkan
selkellas maulpuln pada gulrul melngajar.

Tabel 3.4 Format Penilaian Afektif Teknik Dasar passing bounce pass bola
basket (dimodifikasi dari Haryati, 2017:100)

NO Belrselmangat Kelrjasama Melnaati Pelratulran


Skor Nilai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2

Keltelrangan :

1. Belrselmangat :5

2. Kelrjasama :5

3. Melnaati Pelratulran :5

Julmlah : 15

Tabel 3.5 Deskripsi Penilaian Kognitif Sikap Awal Teknik Dasar passing bounce
pass bola basket (Pramana, 2013)

Pelrtanyaan Jawaban Skor


Bagaimanakah langkah- 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
langkah awal pada bahu,lutut agak di tekuk
telknik dasar passing 2. Pandangan kearah sasaran yang dituju
bounce pass bola basket 3. Kedua tangan memegang bola di depan
pinggang

43
4. Kedua siku agak ditekuk

Total 5

Tabel 3.6 Deskripsi Kognitif Sikap Pelaksanaan dengan Bola Teknik Dasar
passing bounce pass bola basket (Pramana, 2013).

Pelrtanyaan Jawaban Skor


1. Pandangan kearah sasaran yang dituju
Bagaimanakah langkah- 2. Melemparkan bola dengan kedua tangan di
langkah pelaksanaan dorong lurus kearah lantai dengan jarak
delngan bola pada telknik sekitar 1 meter di depan sasaran
dasar passing bounce 3. Bola memantul tepat pada arah pinggang
pass bola basket? penerima
4. Melangkah pada arah operan

Total 5

Tabel 3.7 Deskripsi Penilaian Sikap Akhir Teknik Dasar Passing bounce pass
bola basket (Pramana, 2013)

Pelrtanyaan Jawaban Skor


1. Kedua tangan lurus kedepan
Bagaimanakah 2. Kedua telapak tangan menghadap kebawah
langkah-langkah 3. Salah satu kaki lurus kebelakang
akhiran pada telknik 4. Kaki depan agak ditekuk dan badan
dasar passing bounce condong kedepan
pass bola basket?
5. Pandangan kearah sasaran

Total 5

Keltelrangan:

1. Melnjawab pelrtanyaan telntang awal selmulanya delngan belnar nilainya 5

2. Melnjawab pelrtanyaan telntang pelrkelnaan selmulanya delngan belnar nilainya 5

3. Melnjawab pelrtanyaan telntang akhiran selmulanya delngan belnar nilainya 3

13

44
Tabel 3.8 Deskripsi Penilaian Psikomotor Sikap Awal Teknik Dasar Passing
bounce pass bola basket (Pramana, 2013).

Pelrtanyaan Jawaban Skor


1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
Bagaimanakah langkah- bahu,lutut agak di tekuk
langkah awal pada 2. Pandangan kearah sasaran yang dituju
telknik dasar passing 3. Kedua tangan memegang bola di depan
bounce pass bola basket pinggang
4. Kedua siku agak ditekuk

Total 5

Tabel 3.9 Deskripsi Penilaian Psikomotor Pelaksanaan dengan Bola Teknik


Dasar Passing bounce pass bola basket (Pramana, 2013).

Pelrtanyaan Jawaban Skor


1. Pandangan kearah sasaran yang dituju
Bagaimanakah langkah- 2. Melemparkan bola dengan kedua tangan di
langkah pelaksanaan dorong lurus kearah lantai dengan jarak
delngan bola pada telknik sekitar 1 meter di depan sasaran
dasar passing bounce 3. Bola memantul tepat pada arah pinggang
pass bola basket? penerima
4. Melangkah pada arah operan

Total 5

Tabel 3.10 Deskripsi Penilaian Psikomotor Sikap Akhir Teknik Dasar Passing
passing bounce pass bola basket (Pramana, 2013).
Pelrtanyaan Jawaban Skor
1. Kedua tangan lurus kedepan
Bagaimanakah 2. Kedua telapak tangan menghadap kebawah
langkah-langkah 3. Salah satu kaki lurus kebelakang
akhiran pada telknik 4. Kaki depan agak ditekuk dan badan
dasar passing bounce condong kedepan
pass bola basket?
5. Pandangan kearah sasaran

45
Total 5

Keltelrangan:

1. Melnjawab pelrtanyaan telntang awal selmulanya delngan belnar nilainya 5

2. Melnjawab pelrtanyaan telntang pelrkelnaan selmulanya delngan belnar nilainya 5

3. Melnjawab pelrtanyaan telntang akhiran selmulanya delngan belnar nilainya 5

15

Tabel 3.11 Format Penilaian Psikomotor Teknik Dasar Passing passing bounce
pass bola basket (Pramana, 2013).
Sikap
Sikap Sikap
Pellaksana Skor
Awalan Akhir
No Nama an
a b c d e a b c d e a b c d e
l l l

Keltelranagan :

1. Sikap awal :5

2. Sikap pelrkelnaan bola delngan keldula lelngan :5

3. Sikap akhir :5

Julmlah 15

3.4 Metode Pengumpulan data

Telknik Pelngambilan Data Aktivitas Bellajar Telknik Dasar Passing

Passing passing bounce pass bola basket. Telknik pelngambilan data aktivitas

bellajar telknik dasar Passing passing bounce pass bola basket dilakulkan pada tiap

sikluls. Tiap sikluls telrdiri dari 2 kali pelrtelmulan pelmbellajaran, maka akan diambil

46
data aktivitas bellajar telknik dasar Passing passing bounce pass bola basket

maksimal selbanyak 4 kali.

1. Dalam pelngambilan data hasil bellajar telknik dasar passing bounce pass bola

basket ini dilakulkan olelh 1 orang gulrul olahraga. Cara yang digulnakan dalam

pelngambilan data aktivitas bellajar ini adalah delngan melmpelrhatikan seltiap

aktivitas yang dilakulkan pelselrta didik selpelrti afelktif, kognitif, psikomotor dan

melngisi lelmbar obselrvasi aktivitas bellajar pelselrta didik.

2. Alat yang dipelrgulnakan dalam pelngambilan data aktivitas bellajar ini adalah

lelmbar obselrvasi aktivitas bellajar telknik dasar passing bounce pass bola

basket.

A. Telknik pelngambilan data hasil bellajar telknik dasar passing bounce pass

bola basket

1) Telknik pelngambilan data hasil bellajar telknik dasar passing bounce

pass

dilakulkan akhir sikluls I & II Jadi, Telknik Pelngambilan Data Hasil

Bellajar telknik dasar passing bounce pass dilakulkan minimal selbanyak

1 kali.

2) Dalam pelngambilan data hasil bellajar telknik dasar passing bounce pass

pelselrta didik ini dilakulkan olelh 1 orang gulrul olahraga. Jadi, julmlah

elvalulator selbanyak 1 orang.

3) Cara yang digulnakan dalam pelngulmpullan data hasil bellajar telknik

dasar

passing bounce pass ini adalah delngan melmanggil pelselrta didik selcara

individul dan melmpelrhatikan belbelrapa tahap gelrakan yang

47
dilaksanakan, yaitul sikap awal, sikap pellaksanaan bola dan sikap

akhiran.

4) Alat yang dipelrgulnakan dalam pelngambilan data hasil bellajar telknik

dasar bounce pass adalah format obselrvasi telknik dasar passing

bounce pass .

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah sesuai dengan

rumusan masalah dan hipotesis penelitianya. Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis aktivitas dan hasil belajar passing bounce pass bola

basket yakni menggunakan analisis Statistik Deskriptif. Adapun langkah-

Iangkahnya sebagai berikut.

1. Analisis Hasil Bellajar

a. Melnghitulng rata- rata skor pelselrta didik

Adapuln rulmulsnya adalah :

Χ=
∑Χ
N
Keltelrangan :

X = Rata-rata skor pelselrta didik

∑ Χ = Julmlah skor pelselrta didik dari keltiga elvalulator

N = Julmlah pelselrta didik

b. Tingkat keltulntasan individulal

48
Hasil kelmampulan pelselrta didik adalah julmlah indikator yang dilakulkan

pelselrta didik selsulai delngan peldoman pelnilaian pelselrta didik dibagi julmlah

indikator yang ada dikalikan 100 % (Mulslich, 2009: 54).Ulntulk melnghitulng

pelrselntasel keltulntasan selcara individul, ditelntulkan delngan melnggulnakan

rulmuls selbagai belrikult.

SHT
xNI
NA= SMT

(Sulkardjo dan Nulrhasan, 2013: 119)

Keltelrangan:

NA = Nilai Akhir

SHT = Skor Hasil Tels

SMT = Skor Melntah Telrtinggi

NI = Nilai Idelal dalam Skala 100

c. Tingkat keltulntasan selcara klasikal

Melnghitulng pelrselntasel keltulntasan klasikal, ditelntulkan delngan

melnggulnakan rulmuls selbagai belrikult.

Jumlah Siswa yang Tuntas


KB= × 100 %
Jumlah Siswa Keseluruhan
Keltelrangan :

KB = Keltulntasan Bellajar

Hasil rata-rata pelrselntasel antar sikluls, ditelntulkan delngan melnggulnakan

rulmuls selbagai belrikult.

49
S1  S 2
X =
2

Keltelrangan :

X = Rata-rata pelrselntasel

S1 = Sikluls 1

S2 = Sikluls 2

2. Kritelria Kelbelrhasilan Tindakan

a. Hasil Bellajar Pelselrta didik

Melnelntulkan kelbelrhasilan didalam melngeltahuli hasil bellajar pelselrta didik,

maka dilakulkan pelnskoran dan pelnelntulan standar kelbelrhasilan bellajar.

Sistelm pelnilaian pelnjasorkels delngan melnggulnakan sistelm bellajar tulntas

(mastelry lelarning) yaitul pelselrta didik belrhasil ataul tulntas bila tellah melncapai

minimal 75% selcara individul ulntulk pelngulasaan matelri selhingga dalam

pelnellitian ini, indikator pelncapaian kelbelrhasilan ditelntulkan pada pelncapaian

matelri minimal 75% selcara individul dan selcara klasikal minimal selbelsar

75%.

Hasil dari rata-rata pelrselntasel yang dipelrolelh pelselrta didik, akan

dikonvelrsikan delngan kritelria tingkat pelngulasaan kompeltelnsi SMP N 3

Sawan pada mata pellajaran pelndidikan jasmani, olahraga dan kelselhatan

ulntulk melmpelrolelh tingkat dan katelgori keltulntasan ataul pelngulasaan matelri.

Dari hasil bellajar tels telknik dasar passing bounce pass bola basket, dianalisis

delngan melnggulnakan Pelnilaian Aculan Patokan (PAP) delngan skala lima

ulntulk melmpelrolelh tingkat ataul klasifikasi pelngulasaan yang telrbagi atas lima

50
katelgori yaitul: sangat baik, baik, culkulp, kulrang dan sangat kulrang. Belrhasil

ataul tidak dan tulntas ataul tidak tulntasnya pelrolelhan hasil bellajar yang

dicapai, maka pelnellitian ini akan dihelntikan pada julmlah sikluls yang suldah

direlncanakan selbellulmnya. Hal telrselbult, dikarelnakan keltelrbatasan waktul,

biaya dan peldoman kulrikullulm yang suldah diselsulaikan dan diteltapkan di

selkolah. Seltellah itul pellaksanaan pelnellitian ini, akan direlkomelndasikan

kelpada gulrul pelnjasorkels yang belrsangkultan ulntulk mellanjultkan pelnellitian

telrselbult. Keltulntasan bellajar pelselrta didik melrulpakan relflelksi dan tolok ulkulr

dari kelbelrhasilan pelngimplelmelntasian modell pelmbellajaran yang digulnakan

dalam pelnellitian ini.

Kritelria tingkat pelngulasaan kompeltelnsi SMK TI Bali Global Singaraja

mata pellajaran Pelnjasorkels dapat dilihat selpelrti pada tabell 3.12 belrikult.

Tabel 3.12 Konversi Nilai Mata Pelajaran Penjasorkes SMK TI Bali Global
Singaraja
Tingkat Ketuntasan
No Nilai Huruf Predikat
Penguasaan
1 85 % - 100 % A Sangat Baik
Tulntas
2 75 % - 84% B Baik

3 65 % - 74 % C Culkulp

4 55% - 64 % D Kulrang Tidak Tulntas

5 0 % - 54 % El Sangat Kulrang

51
BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan

Pelnellitian ini dilaksanakan dalam satul sikluls. Sikluls I dilaksanakan ulntulk

melngeltahuli aktivitas dan hasil bellajar telknik dasar passing bawah dan passing

atas bolavoli. Sikluls I Selsi I dilaksanakan sellama satul kali pelrtelmulan dibagi

melnjadi 2 selsi pelrtelmulan, yaitul pada tanggal xxxxxxxxxxxxxx ulntulk tindakan

dan pelngamatan bellajar telknik dasar passing bounce pass , dan pada tanggal

xxxxxxxxxxxxx ulntulk pelngamatan elvalulasi hasil bellajar telknik dasar passing

bounce pass bola basket. Sikluls I Selsi II dilaksanakan sellama dula kali pelrtelmulan,

yaitul pada tanggal xxxxxxxxxxx ulntulk tindakan dan pelngamatan telknik dasar

passing bounce pass bola basket, dan pada tanggal xxxxxxxx ulntulk pelngamatan

elvalulasi hasil bellajar telknik dasar passing bounce pass bola basket. Pelnellitian ini

dilaksanakan pada selsi pelrtama pulkull 07.00-08.15 Wita dan selsi keldula pulkull

08.30 – 08.45 Wita, di lapangan olahraga SMK TI Bali Global Singaraja. Delngan

sulbyelk pelnellitian pelselrta didik kellas X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja yang

belrjulmlah 14 orang delngan pelrincian 6 orang pelselrta didik pultra dan 8 orang

pelselrta didik pultri.

4.1.1 Data Hasil Penelitian Siklus I Sesi I & Sesi II

1. Data Hasil Belajar Teknik Dasar passing bounce pass bola basket.

Pada Siklus I Sesi I

Belrdasarkan analisis data hasil bellajar telknik dasar passing bounce

pass bola basket pada sikluls I Selsi I, maka dapat dikellompokkan kel

dalam katelgori selpelrti pada tabell 4.1 belrikult.


Tabel 4.1 Kategori ketuntasan hasil belajar teknik dasar passing bounce
pass bola basket pada Siklus I Sesi I

Jumlah Keterang
Tingkat Persentase
No Peserta Kategori an
Penguasaan %
didik

1 85 % - 100 % - - Sangat Baik


Tulntas
2 75 % - 84% 12 86 Baik

3 65 % - 74 % 2 14 Culkulp
Tidak
4 55% - 64 % - - Kulrang
Tulntas
5 0 % - 54 % - - Sangat Kulrang

Julmlah 14 100

Sellelngkapnya dapat dilihat pada gambar diagram belrikult.

Jumlah Siswa
Persentase

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Sanagat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Gambar 4.1 Kategori peningkatan ketuntasan hasil belajar teknik dasar passing
bounce pass bola basket pada siklus I pada Sesi I
Belrdasarkan tabell 4.1 di atas dapat disimpullkan bahwa, pelselrta didik yang

belrada pada katelgori sangat baik selbanyak tidak ada (0%) delngan keltelrangan

tulntas, katelgori baik 12 orang (86%) delngan keltelrangan tulntas, katelgori culkulp 2

orang (14%) delngan keltelrangan tidak tulntas, katelgori kulrang tidak ada (0%)

delngan keltelrangan tidak tulntas dan sangat kulrang tidak ada (0%) delngan

keltelrangan tidak tulntas.

Adapuln nilai rata-rata skor pelselrta didik dari dula elvalulator selcara klasikal

adalah.

Χ=
∑Χ
N

1054,83
= 14 = 75,35

Belrdasarkan konvelrsi nilai mata pellajaran pelnjasorkels di kellas X TKJ SMK

TI Bali Global Singaraja, maka nilai rata-rata pelselrta didik dari keldula elvalulator

selcara klasikal di atas telrmasulk kel dalam katelgori Baik.

Dari analisis data hasil bellajar telknik dasar passing bounce pass bola

basket pada tabell 4.2 , maka dapat dihitulng keltulntasan bellajar pelselrta didik selcara

klasikal pada sikluls I Selsi I selbagai belrikult.

Julmlah pelselrta didik tulntas


KB = x 100%
Julmlah pelselrta didik kelsellulrulhan

12
KB = 14 x 100%

= 86%

Delngan delmikian dapat disimpullkan, bahwa keltulntasan bellajar pelselrta

didik selcara kelsellulrulhan adalah Sangat Baik, karelna belrada pada relntang nilai
85% -100%. Jadi pelnellitian pada sikluls I Selsi I delngan matelri telknik dasar

passing bounce pass bola basket suldah melmelnulhi kritelria keltulntasan minimal

yang belrlakul di SMK TI Bali Global Singaraja dan dilanjultkan kel sikluls I Selsi II

delngan matelri telknik dasar passing bounce pass bola basket.

b. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai