Anda di halaman 1dari 26

Kapasitas Komunitas:

Pengorganisasian dan
Pengembangan Jaringan
PL 3106 | Aspek Sosial dan Pengembangan Komunitas
Ryansyah Izhar, S.T., M.P.W.K. (PJ) // Valendya Rilansari, S.P.W.K., M.P.W.K./ Chania Rahmah, S.P.W.K., M.Sc./ Verlina Agustine, S.P.W.K., M.P.W.K.
Outline

● Organisational Development
● Community Organizing
● Organisational Networks
Organisational
Development ● Peran Organisasi dalam Komunitas
● Strategi untuk Mendorong
Pengembangan Organisasi
● Hubungan Antara Pengembangan
Organisasi dan Kapasitas Komunitas
Peran Organisasi dalam Komunitas

Organisasi-organisasi pada komunitas berbeda-beda dalam hal sejauh mana mereka


berbasis kemasyarakatan:

(1) seberapa besar mereka melibatkan warga dan pemangku kepentingan masyarakat
lainnya dalam tata kelola mereka; (2) sarana apa yang mereka gunakan untuk
menggabungkan prioritas dari kebutuhan masyarakat; dan (3) peluang apa yang
mereka tawarkan untuk keterlibatan masyarakat.
Peran Organisasi dalam Komunitas

Sebuah organisasi dapat bermain peran berikut dalam komunitas.


● Menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan: Organisasi memberikan pinjaman, mengelola
taman, menyediakan layanan kesehatan, mendidik anak-anak, dan mengadakan pertunjukan
konser. Contoh: komunitas agama menawarkan forum untuk beribadah, skill academy memberikan
program kepada partisipannya untuk memperoleh keterampilan kerja yang dibutuhkan.
● Menyediakan akses terhadap sumber daya dan peluang: Organisasi menyediakan akses dalam
memberikan informasi dan akses terhadap sumber daya di luar komunitas. Contoh: komunitas
taman baca dapat menyediakan bahan referensi dan akses Internet untuk mengidentifikasi
beragam persoalan.
● Memanfaatkan sumber daya eksternal: Organisasi dapat memanfaatkan dan memperantarai
sumber daya untuk masyarakat ke daerah-daerah yang mengalami krisis. Dapat dilakukan
kerjasama melalui kontrak dengan pemerintah untuk menjalankan berbagai program
pengembangan masyarakat. Baik pemberi dana publik maupun swasta menggunakan organisasi
komunitas sebagai sarana untuk mengoperasionalkan investasi mereka pada masyarakat lokal.
https://www.mercycorps.or.id/
dokumen/zfrp-booklet
Peran Organisasi dalam Komunitas

● Mendorong pengembangan sumber daya manusia: Beberapa organisasi masyarakat, seperti lembaga pelatihan dan
pendidikan, secara eksplisit ditujukan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Organisasi-organisasi lain juga
membekali warga dengan keterampilan dan pengalaman untuk dapat berkontribusi. Contoh: pengusaha lokal yang
bergabung dengan asosiasi pedagang untuk dapat mengembangkan keterampilan, keinginan, dan peluang untuk
mengambil peran dalam komunitas lainnya.
● Menciptakan atau memperkuat identitas dan komitmen komunitas: Sebuah organisasi dapat menawarkan sebuah
ruang untuk dapat saling berhubungan satu sama lain mengenai kebutuhan atau kepentingan bersama dan melaluinya
mereka dapat menghasilkan pengalaman bersama, rasa memiliki, dan rasa kebersamaan. Organisasi dapat menyalurkan
dan memperkuat waktu, tenaga, dan komitmen yang diinvestasikan oleh para pemangku kepentingan dalam mendorong
upaya bersama untuk memajukan kesejahteraan.
● Mendukung advokasi masyarakat dan penggunaan kekuasaan: Organisasi adalah sarana yang melaluinya komitmen
terhadap masyarakat seringkali diterjemahkan ke dalam tindakan dan penyelesaian masalah, secara langsung atau tidak
langsung. Organisasi dapat menciptakan basis kekuatan di masyarakat dan menggalang dukungan politik dari luar
komunitas. Mereka dapat diposisikan untuk memobilisasi warga dan pemangku kepentingan lainnya untuk menuntut
“bagian yang adil” dari sumber daya publik, untuk menghalangi rencana pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan
kepentingan masyarakat, atau untuk menarik inisiatif atau sumber daya khusus ke dalam masyarakat. Orang-orang
mungkin angkat bicara dan melawan secara individu. Namun sering kali ketika mereka bergabung dengan orang lain
dalam konteks organisasi tertentu, suara mereka paling kuat dan paling mungkin didengar.
https://fridaysforfuture.org/
Strategi Pengembangan Organisasi

Ada tiga strategi utama yang digunakan dalam upaya peningkatan kapasitas untuk
mendorong pengembangan organisasi di masyarakat:

● memperkuat organisasi yang sudah ada (memperjelas jobdesk dari tiap-tiap


divisi yang sudah terbentuk);
● membantu organisasi yang sudah ada untuk mengambil fungsi atau peran baru
(mengamati susunan yang sudah ada dan menemukan suatu hal yang kurang
sehingga perlu menambahkan divisi baru); dan
● membangun organisasi baru (merombak susunan divisi yang sudah ada agar).
Hubungan Antara Pengembangan Organisasi dan Kapasitas Komunitas
Hubungan Antara Pengembangan Organisasi dan
Kapasitas Komunitas

● Memberikan alasan bagi sejumlah orang dalam organisasi yang mendapatkan sarana untuk
mengidentifikasi dan mengambil tindakan atas rasa keprihatinan yang dimiliki terhadap hal lain, guna
memperbaiki kondisi lingkungan.
● Asumsi: Masyarakat dapat memperoleh suara yang lebih kuat dan menjalankan kekuasaan yang lebih
besar melalui keterlibatan dalam organisasi berbasis komunitas dibandingkan jika mereka bertindak
secara individu (Charles Stewart Mott Foundation, 1984).
● Oleh karena itu, organisasi ini bekerja (a) secara langsung untuk memperbaiki kondisi masyarakat
(misalnya, memperbaiki sekolah, merangsang pembangunan perumahan, melindungi hak-hak imigran)
dan (b) secara tidak langsung (influence) untuk menghasilkan banyaknya warga yang terlibat, ”yang
bila dimanfaatkan, dapat menciptakan stabilitas dan keamanan di negara-negara yang paling bermasalah”.
● Kretzman dan McKnight (1993) mencatat bahwa setiap organisasi masyarakat berpotensi menjadi
“peti harta karun” bagi masyarakat jika dapat menghubungkan dan memobilisasi kapasitas warga
setempat.
Community
Organizing
● Strategi Pengorganisasian Komunitas
○ Konflik vs Konsensus
○ Isu Tunggal vs Jamak
○ Langsung vs Melalui Organisasi
Strategi Pengorganisasian Komunitas

(1) apakah akan menggunakan strategi berdasarkan konflik atau konsensus;

(2) apakah akan fokus pada isu tunggal atau jamak; dan

(3) apakah akan merekrut individu secara langsung atau melalui organisasi yang ada.
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Konflik vs Konsensus

● Pendekatan pengorganisasian berbasis konflik untuk membangun kapasitas


masyarakat menggunakan taktik oposisi (pertentangan) untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
○ Keputusan untuk menggunakan strategi ini terkadang dimotivasi hanya oleh rasa frustasi
terhadap kondisi yang ada saat ini.
○ Namun alasan penggunaan pendekatan konflik adalah anggapan bahwa individu dan lembaga
yang berkuasa tidak akan mengubah cara mereka kecuali jika dilakukan tekanan langsung.
○ Tujuan awalnya untuk mempublikasikan dan meningkatkan kesadaran akan kesenjangan atau
ketidakadilan yang dirasakan, namun upaya ini akan memiliki tujuan akhir yang lebih konkrit
seperti penghapusan program yang merugikan masyarakat dalam hal kepentingan umum.
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Konflik vs Konsensus
● Pendekatan pengorganisasian berbasis konsensus berupaya mengidentifikasi dan
bekerjasama dengan orang-orang yang mempunyai posisi berpengaruh dan
terbuka terhadap perubahan.
○ Pendekatan ini berupaya menghasilkan perubahan dengan mengedepankan rasa saling
menghormati dan interaksi produktif di antara warga masyarakat, organisasi, dan aktor
eksternal dengan cara yang diharapkan dapat mengubah pengaruh dan kemampuan relatif
mereka dalam menyelesaikan sesuatu.
○ Penekanannya ditempatkan pada identifikasi dan pengembangan peluang yang saling
menguntungkan.
○ Alih-alih mengambil kekuasaan dari mereka yang memilikinya, penyelenggaraan konsensus
dapat membangun hubungan di mana kekuasaan perlu dibagi, demi keuntungan bersama. . . .
Kerja sama yang menjadi kunci, bukan konfrontasi yang dapat menjadi modus operandi (tindakan
kejahatan), untuk memecahkan masalah lingkungan. (Eichler, 1998:26).
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Isu Tunggal vs Jamak


● Pendekatan pengorganisasian berbasis isu tunggal berupaya membangun
kapasitas masyarakat dengan berfokus pada satu isu (misalnya limbah beracun)
atau serangkaian isu yang terkait erat (misalnya kualitas lingkungan), atau bisa
disebut strategi pengorganisasian yang ditargetkan (targeted organizing
strategies).
○ Pengorganisasian yang ditargetkan merupakan strategi yang sangat berguna untuk
menyelesaikan permasalahan di masyarakat berpendapatan rendah karena sumber daya yang
dibutuhkan lebih sedikit.
○ Dengan pendekatan isu tunggal ini memberikan titik fokus dalam penyelesaiannya, dan isu ini
memungkinkan inisiatif untuk memanfaatkan keterlibatan penduduk yang terbatas dalam hal
efisiensi.
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Isu Tunggal vs Jamak

● Pendekatan pengorganisasian berbasis isu jamak berupaya dalam peningkatan


kapasitas menggunakan pendekatan isu jamak untuk merekrut dan
memobilisasi aktor.
○ Menggunakan berbagai metode berdasarkan isu jamak untuk merekrut warga dalam jumlah
besar, biasanya menyatukan mereka dengan mengumpulkan kekhawatiran mereka dan
kemudian memimpin demonstrasi atau protes untuk menindaklanjuti kekhawatiran tersebut.
○ Warga membuat daftar masalah dan kebutuhan mereka, dan staf (misal komunitas yang
menangani) membantu mereka berorganisasi dengan cara yang meningkatkan ikatan sosial,
mengembangkan komitmen mereka terhadap masyarakat, dan mencoba untuk memungkinkan
mereka memecahkan masalah mereka.
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Langsung vs Melalui Organisasi

● Pendekatan pengorganisasian berbasis langsung berupaya mendorong


keterlibatan luas dalam suatu upaya, dilakukan dengan pengiriman surat secara
massal, penelusuran dari pintu ke pintu, dan permintaan melalui telepon.
○ Salah satu bentuk rekrutmen langsung yang bersifat lokal untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat adalah pembentukan dan penggunaan klub-klub blok lokal.
○ Karena mereka sering kali menyertakan individu-individu yang memiliki investasi properti di
lingkungan sekitar, anggota klub blok menunjukkan kepedulian dan komitmen yang besar
terhadap isu-isu lokal.
Strategi Pengorganisasian Komunitas

Langsung vs Melalui Organisasi

● Pendekatan pengorganisasian berbasis organisasi berupaya untuk memobilisasi


individu dengan bekerja melalui organisasi yang ada di masyarakat.
○ Kapasitas masyarakat di sini sebagian terlihat dari kemampuan masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan lokal dengan melibatkan jaringan asosiasi lokal.
○ Kekuatan masyarakat juga didapat dari partisipasi mereka dalam jaringan masyarakat lain yang
diorganisir dengan cara serupa.
Organizational
Networks
● Pentingnya Kolaborasi
● Strategi Membangun Kolaborasi
Organisasi
Pentingnya Networking: Kolaborasi

● Peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi di masyarakat seringkali


tumpang tindih atau saling menguatkan.
● Sekolah dapat memberikan pendidikan kepada anak-anak. Demikian pula,
gereja dapat menyediakan tempat beribadah untuk pendidikan anak-anak.
● Berdasarkan peran tersebut maka organisasi dapat membentuk kemitraan dan
koalisi untuk meningkatkan dampak dari peran yang mereka mainkan.
● Dua organisasi atau lebih, dapat bergabung bersama untuk mengerjakan proyek
tertentu, menciptakan sistem pelayanan terpadu, atau meningkatkan akses
mereka terhadap sumber daya atau pengaruh mereka dalam lingkungan politik
yang lebih luas.
Strategi Membangun Kolaborasi Organisasi

Strategi untuk membangun kolaborasi organisasi dalam suatu komunitas terbagi


dalam tiga kategori besar: (1) membangun atau mendukung organisasi perantara
yang dapat membina dan menggalang kemitraan dan jaringan di antara
organisasi-organisasi yang ada; (2) menciptakan mekanisme koneksi langsung dan
berkelanjutan serta perencanaan dan tindakan kolektif antar organisasi; dan (3)
mendukung atau terlibat dalam kemitraan tertentu yang berfokus pada tujuan dan
kegiatan tertentu.
Strategi Membangun Kolaborasi Organisasi

Organisasi Perantara

Pembentukan organisasi perantara merupakan upaya untuk menyediakan lembaga


mediasi yang tertanam dalam masyarakat yang dapat bertindak sebagai mekanisme
berkelanjutan untuk penyelesaian masalah, pengembangan dan perolehan sumber
daya, dan tingkat tata kelola dalam pengambilan keputusan di dalam masyarakat.
Pada dasarnya, organisasi perantara berfungsi sebagai mekanisme organisasi yang
melaluinya maka hubungan dapat diciptakan, dibina, atau dinegosiasikan.
Strategi Membangun Kolaborasi Organisasi

Mekanisme Koneksi Antar Organisasi yang Berkelanjutan


Mekanisme hubungan antar organisasi yang sedang berjalan menunjukkan variasi
yang besar. Organisasi-organisasi tersebut mungkin bersifat formal atau informal,
terbatas waktunya atau bertahan lama, dan mungkin mencakup banyak atau hanya
sedikit organisasi. Forum-forum tersebut dapat menjadi forum untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, atau dapat didefinisikan secara
lebih sempit, dengan fokus pada bagian tertentu dari lingkungan sekitar atau isu
tertentu, seperti layanan atau pekerjaan. Meskipun mekanisme tersebut juga
berfungsi sebagai perantara, ciri khasnya adalah, alih-alih menjadi perantara antar
kelompok organisasi, mekanisme ini justru menjadi instrumen interaksi relasional.
Strategi Membangun Kolaborasi Organisasi

Kemitraan Khusus
Strategi ketiga untuk membangun kapasitas masyarakat melalui peningkatan ikatan
antar organisasi adalah dengan membina kemitraan khusus untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemitraan tersebut mungkin merupakan hasil hubungan yang difasilitasi
oleh organisasi perantara atau mungkin timbul dari proses yang dikembangkan di
bawah koalisi atau dewan multi organisasi. Hal ini juga dapat dipicu oleh peluang
pendanaan eksternal, atau oleh organisasi yang melihat kemungkinan manfaat dari
suatu kemitraan dan mencari satu atau lebih organisasi yang bersedia bekerja sama
dengan cara tertentu demi keuntungan bersama.
KUIS DISKUSI KELOMPOK
Cari suatu masalah tingkat komunitas di sekitar anda dan jelaskan
permasalahannya, serta dengan gunakan strategi kolaborasi agar masalah
tersebut dapat tertangani!

Anda mungkin juga menyukai