Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS PSIKOLOGI
PADANG
2023
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................3
BAB 1....................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH.............................................4
B. PERTANYAAN PENELITIAN.................................................10
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................10
D. MANFAAT PENELITIAN........................................................10
E. TINJAUAN TEORI...................................................................11
a) REMAJA................................................................................11
b) REMAJA PUTUS SEKOLAH...............................................13
c) PENYESUAIAN DIRI...........................................................14
BAB II.................................................................................................22
PEMBAHASAN.................................................................................22
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
“Penyasuaian diri remaja putus sekolah” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak bisa untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Proposal ini tidak hanya diambil dari satu sumber saja, melainkan dari
berbagai sumber. Saya tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata
Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk proposal ini
supaya proposal ini nantinya dapat menjadi proposal yang lebih baik lagi. Apabila
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada
3
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
tentang keberadaan mereka setelah putus dari sekolah, hal utama yang dihadapi
oleh remaja putus sekolah adalah tidak mampunya remaja dalam berinteraksi
dengan lingkungannya yang lain seperti masyarakat dan teman sebaya yang
dengan ketika mereka masih bersekolah. Ketika bersekolah, remaja yang putus
sekolah tidak ada rasa malu dan rendah diri pada lingkungannya, mereka sering
menyandang putus sekolah mereka merasakan hal seperti rasa malu dan rendah
diri pada teman yang lainnya. Dilain itu pihak remaja yang putus sekolah ini tidak
dengan rentang usia berkisar antara 16-20 tahun. Remaja yang putus sekolah
terdiri dari lakilaki dan perempuan, namun laki-laki lebih banyak menghabiskan
4
waktu degan teman dan lingkungnannya. Berbeda dengan remaja perempuan yang
menghabiskan waktu di rumah dan banyak juga yang sudah menikah. Hal ini juga
beberapa tahun yang lalu masih ada remaja yang masih belum dapat melanjutkan
sekolah.
2006 di kabupaten Kampar secara umum dan di Kecamatan XIII Koto Kampar
masih banyak ditemukan remaja yang putus atau tidak sekolah. Banyak penyebab
anak usia sekolah yang putus sekolah, hal yang utama sekali dipaparkan dalam
sekolah, jarak sekolah yang jauh, mengaggap sekolah tidak penting, bekerja,
Hulu yang dahulunya masih bergabung dengan XIII Koto Kampar. Putus sekolah
dipandang sebagai suatu hal yang negatif, karena banyak stereotipe yang muncul
seperti kenakalan remaja, merokok dan minuman keras serta narkoba. Jadi dapat
Karena banyak efek yang ditimbulkan dengan menyandang status sebagai remaja
putus sekolah. Oleh karena itu remaja putus sekolah juga akan merasa tidak bebas
dalam bergaul dengan remaja yang sekolah, karena remaja putus sekolah
menganggap dirinya tidak pantas berteman dengan remaja yang masih sekolah.
Dengan kata lain remaja putus sekolah merasa malu bersosialisasi dengan remaja
5
yang masih sekolah. Begitu juga dengan masyarakat, remaja juga tidak akan
secara bebas dan leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya karena
remaja putus sekolah ini ingin sekali menikmati bangku sekolah, namun dilain
sebagai suatu hal yang negatif, karena banyak stereotipe yang muncul seperti
kenakalan remaja, merokok dan minuman keras serta narkoba. Jadi dapat
Karena banyak efek yang ditimbulkan dengan menyandang status sebagai remaja
putus sekolah. Oleh karena itu remaja putus sekolah juga akan merasa tidak bebas
dalam bergaul dengan remaja yang sekolah, karena remaja putus sekolah
menganggap dirinya tidak pantas berteman dengan remaja yang masih sekolah.
Dengan kata lain remaja putus sekolah merasa malu bersosialisasi dengan remaja
yang masih sekolah. Begitu juga dengan masyarakat, remaja juga tidak akan
secara bebas dan leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya karena
remaja terseut sudah putus sekolah. Sebagaian besar remaja putus sekolah ini
ingin sekali menikmati bangku sekolah, namun dilain pihak orangtuanya tidak
6
mampu membiayai Pendidikan namun putus sekolah juga adakalanya merupakan
diri dengan masyarakat, dan akan menjadi siapa mereka di masa depan. Di
dengan berbagai lapisan masyarakat, teman sebaya, dan juga lingkungan keluarga.
Sekolah menengah hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan anak muda dalam
ke arah dunia yang lebih luas yang akan dimasuki oleh para se usia remaja
(Sulaiman, 1995).
Usia remaja merupakan usia yang memberikan dampak yang begitu besar
bagi kelangsungan kehidupan masa depan, karena pada masa remaja banyak
diajarkan tentang kehidupan dan usia remaja juga harus mampu menjalankan
masa remaja sebagai masa pembentuk kehidupan di masa yang akan datang sesuai
7
dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (2002), maka perlu bimbingan dan
arahan pada masa remaja sebagai suatu pertimbangan dalam menciptakan masa
dengan baik diharapkan manusia dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan fisik dan sosialnya, agar dapat menjadi bagian dari lingkungan
tersebut tanpa masalah apa yang anda timbulkan pada diri anda sendiri. Dengan
menghadapi pola hidup baru dan ekspektasi sosial baru. Masa penyesuaian ini
merupakan masa yang istimewa dan sulit dalam kehidupan manusia. Manusia
sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang
dihadapi (Hurlock,2002).
Disebutkan juga oleh Hurlock bahwa proses penyesuaian diri adalah hal
yang sulit dihadapi manusia secara umum, begitu juga halnya dengan seorang
remaja. Usia remaja juga dituntut mampu menyesuaikan diri, yang mana proses
penyesuaian diri pada remaja ini merupakan suatu peralihan dari satu tahap
akan peran yang akan dilakukan, namun pada periode ini juga memberikan waktu
kepada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola
8
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain hal
ini merupakan proses pencarian identitas diri yang dilakukan oleh para remaja
remaja tidak hanya berinteraksi dengan keluarga, namun ia juga dituntut mampu
dapat membina dan menyesuaikan diri dengan bentukbentuk hubungan yang baru
dalam berbagai situasi, sesuai dengan peran yang dibawakan pada saat itu dengan
lebih matang. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
Teori yang dikemukakan oleh schneiders (dalam Ali & Asrori, 2010)
seseorang individu, antara lain adalah (a) kondisi fisik seperti halnya masalah
kesehatan individu dan sistem syaraf. Selain itu (b) kepribadian yang merupakan
(c) keberadaaan pendidikan atau edukasi yang meliputi di dalamnya adalah proses
belajar, dan latihan, (d) keberadaan lingkungan serta agama dan budaya.
Lingkungan dalam hal ini adalah seperti masyarakat, sekolah dan keluarga.
bagaimana remaja yang putus sekolah dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
9
lingkungannya. Maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul penelitian
“Penyesuianan Diri Remaja Putus Sekolah (Studi pada remaja desa Tanjung,
B. PERTANYAAN PENELITIAN
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
meneliti lebih lanjut mengenai penyesuaian diri pada remaja yang putus sekolah
10
E. TINJAUAN TEORI
a) REMAJA
1. Pengertian Remaja
Remaja yang dalam bahasa latin sering disebut adolesence mempunyai arti
yaitu tumbuh ke arah kematangan baik itu dalam fisik maupun sosial psikologis,
penuh dengan warna tersendiri. Sehingga masa remaja akan menunjukkan dengan
jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan (Colon dalam Monks,dkk, 2001) jadi
remaja adalah suatu masa atau periode yang sangat penting dalam proses
kehidupan ini karena pada masa remaja inilah individu dapat memperoleh banyak
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Tugas ini
meliputi
a) Belajar melihat kenyataan, wanita sebagai wanita dan laki sebagai laki-
laki,
11
2. Mencapai peran sosial sebagai wanita dan pria
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Hal
ini meliputi:
b) Mengembangkan rasa cinta kepada orang tua tanpa merasa terikat kepadanya,
kepadanya.
6. Memilih dan mempersiapkan karier ( pekerjaan). Hakikat dari tugas sini adalah
9. Menciptakan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Hakikat tugas
ini adalah :
12
a) Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai
Masyarakat.
remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya
selama beberapa tahun terakhir ini. Dengan meninggalkan sekolah sebelum lulus,
banyak individu putus sekolah yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup
Individu yang dapat putus sekolah disebabkan oleh alasan yang berkaitan
dengan dunia sekolah, faktor ekonomi, keluarga, teman sebaya dan masalah
pribadi yang lainnya. Salah satu penelitian yang menyebutkan bahwa 50 persen
siswa yang putus sekolah menyebutkan alasan yang berkaitan dengan sekolah
seperti tidak menyukai sekolahnya dan di skors dari sekolah. Namun 40 persen
nya menyebutkan bahwa alsan mereka putus sekolah adalah karena faktor
ekonomi. Banyak siswa berhenti dan kemudian bekerja membantu orang tuanya.
putus sekolah. Kebanyakan remaja yang putus sekolah juga memiliki teman yang
13
juga dari putus sekolah. Alasan yang lainnya adalah karena alasan pribadi seperti
c) PENYESUAIAN DIRI
yang didasarkan pada ilmu biologi yang di utarakan oleh Charles Darwin yang
the ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise offspring, this
tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk
hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan
cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat
Adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu
antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia
14
Penyesuain diri merupakan faktor yang terpenting dalam kehidupan
Hidup dari lahir hingga mati tidak lain adalah penyesuaian diri”. Dan juga istilah
dalam psikologi klinis juga menyatakan bahwa “ kelainan kepribadian tidak lain
adalah kelainan penyesuaian diri”. Oleh karena itu, tidak heran jika seseorang
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi
dan penyesuaian sosial (Fahmi,1982). Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut
a) Penyesuaian Pribadi
adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau
15
tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak
adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas,
rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh
lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian
terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu
b) Penyesuaian Sosial
proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut
timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan,
hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai
psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian
sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan
tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat
16
istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam proses interaksi dengan
cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian
dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur
mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya
seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal
inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha
terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta
17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
1. Kondisi fisik
seseorang. Aspek yang berkaitan dengan kondisi fisik adalah seperti hereditas,
sistem utama tubuh, dan kesehatan fisik. Hereditas itu dipandang lebih dekat dan
tidak terpisahkan dari mekanisme fisik, maka berkembang suatu prinsip yang
terhadap penyesuaian diri. Dan juga seperti sistem utama tubuh yang berpengaruh
dalam penyesuian diri adalah sistem syaraf, kelenjer, dan otot. Serta keberadaan
kesehatan fisik, artinya fisik seseorang harus baik dan sehat dalam penyesuaian
2. Kepribadian
kemauan untuk berubah, pengaturan diri yang baik, serta kemampuan intelegensi
seseorang.
3. Proses belajar
diri seseorang, seperti halnya belajar, pengalaman, latihan, dan determinasi diri.
18
4. Lingkungan
menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a) Lingkungan Keluarga
Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila
toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada dalam masayarakat akan
19
penyesuaian diri yang tidak baik yang berasal dari pengaruh lingkungan
Masyarakat.
manusia tentang nilai intrinsik dan kemuliaan manusia yang diciptakan oleh
Tuhan bukan sekadar nilai instrumental seperti yang diciptakan oleh manusia.
Selain agama budaya juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
penyesuaian diri. Hal ini terlihat jika dilihat dari adanya karaktersitik budaya yang
maupun masyarakat.
a) Bagi individu
memanfaatkan atau melindungi diri terhadap akibat dari perubahan tersebut. Pada
dianut oleh individu tersebut. Selain kebudayaan yang di anut, kadang individu
bingung dengan keberadaan budaya asing. Oleh karena itu setiap orang harus
20
mengenal dirinya; sesungguhnya pengenalan diri merupakan syarat pokok dalam
b) Bagi Remaja
persoalan yang dihadapi remaja merupakan suatu beban, dan harus mampu
yang lain ditemukan juga remaja harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya agar mampu menciptakan suatu kehidupan yang baik. (Fahmi, 1982)
21
BAB II
PEMBAHASAN
kualitatif. Hal ini terlihat dari prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripsi: ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang
kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati
konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan
serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif (dalam Zainal,
2012).
kunci.
22
2) Penelitian kualitatif bersikap deskriptif. Data yang terkumpul
angka.
outcome.
teramati)
yaitu jenis penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat
23
bukan menggunakan model angka atau statistik. Selain itu, dengan
yang nyata atau data yang sebenarnya. Penelitian kualitatif dipilih dengan
akan lebih terbuka dan transparan sehingga data yang dikumpulkan akan
lebih mendalam.
you to present what you have discovered to others” (Sugiono, 2007). Yang
perlu digaris bawahi dari analisis data menurut Bogdan, selain yang
24
Pendekatan metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
suatu data. Oleh karena itu metode ini dapat mengatur dan
C. Sampling/Subjek Penelitian
tahun (2016) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau
peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data
25
Subjek penelitian merupakan tempat variabel melekat. Subjek
(Arikunto, 2010).
dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang
kriteria subjek dalam penelitian ini adalah: suami istri yang belum
memiliki anakk.
26
memperoleh data dan informasi di antaranya meliputi observasi dan
hubungan dengan strategi coping stress pada remaja dengan orangtua yang
bercerai.
a) Observasi
b) Wawancara
27
Wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data dan
Tabel 2
Daftar Pedoman Wawancara Riwayat Hidup Subjek
Aspek Indikator
1. Latar belakang 1. Jumlah anggota keluarga, usia tiap
keluarga anggota keluarga.
2. Pekerjaan anggota subjek.
3. Daerah asal subjek.
2. Pandangan subjek 1. Sikap subjek terhadap kelurga.
terhadap linkungan 2. Sikap subjek dengan masyarakat .
3. Pandangan subjek 1. Sikap subjek terhadap masalah yang
terhadap masalah terjadi.
2. Sikap subjek dalam menanggulangi
masalah.
4. Riwayat pekerjaan 1. Pekerjaan subjek.
2. Sudah berapa lama subjek bekerja.
3. Pekerjaan apa saja yang sudah pernah
dilakukan subjek.
28
Tabel 3
Pedoman Wawancara Penyesuaian Diri Berdasarkan aspek-aspek Penyesuaian
Diri Schneider
No Variabel Aspek-aspek Indikator Pertanyaan
1 Penyesuaian Kemampuan a. Pengendalian diri a. Bagaimana cara saudara
Diri mengontrol emosi terhadap respon negatif merespon ketika seseorang
yang berlebihan lingkungannya mengejek saudara mengenai
b. Perasaan subjek putus sekolah?
terhadap respon negatif b. Bagaimana perasaan saudara
orang lain ketika teman atau keluarga
saudara membahas mengenai
saudara putus sekolah?
Kemampuan a. Keterbukaan subjek a. Jika saudara memiliki suatu
meminimalisir terhadap masalah yang masalah apakah saudara
mekanisme dialami mengatakannya kepada
pertahanan diri b. Kemampuan dalam teman atau keluarga
menghadapi masalah saudara? Atau apakah
saudara memiliki teman atau
keluarga yang saudara
percaya untuk bercerita
mengenai masalah yang
saudara miliki?
b. Jika saudara ada suatu
masalah bagaimana cara
saudara untuk
menghadapinya?
Kemampuan a. Kemampuan dalam a. Bagaimana cara saudara
mengurangi rasa menjalani hubungan berinteraksi dan
frustasi dalam lingkungannya menyesuaikan diri dengan
b. Kemampuan subjek teman saudara yang masih
dalam menjaga bersekolah?
hubungan dari sifat dan b. Jika saudara emosi
emosi yang dimiliki bagaimana cara saudara
keluarga dalam menhadapi emosi itu?
Apakah saudara tahan atau
saudara luapkan emosi
tersebut? Kalua iya
bagaimana cara saudara
untuk meluapkan emosi
tersebut?
Pola pikir rasional a. Bagaimana cara subjek a. Bagaimana cara saudara
dan kemampuan dalam untuk mempertimbangkan
mengarahkan diri mempertimbangkan banyak masalah yang ada di
masalah dalam kehidupan saudara?
b. Bagaimana cara subjek b. Jika saudara di hadapi
29
keluar dari masalah dengan suatu masalah
yang dialami bagimana cara saudara
menyelesaikannya?
E. Desain Penelitian
1) Lokasi
30
2) Jumlah Responden
3) Waktu Penelitian
F. Keterpercayaan Penelitian
dependabilitas (dependability).
1) Uji Kreadibilitas
31
hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan
2) Uji Dependabilitas
penelitian.
32
33