metacarpal dextra. alergi yang akan muncul. • Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya
Data Pengkajian: untuk bertanya dan mengetahui informasi terkait obat dan
DS: pasien mengeluh nyeri 2/10 pada gigi dan tindakan yang diberikan pada pasien
Diagnosa Keperawatan: Edukasi:
mengatakan siap operasi gigi pada pukul 10.00,
D.0134 Risiko Alergi d.d pemberian agen farmakologis • Jelaskan tanda dan gejala alergi
keluarga pasien mengatakan tidak ada tanda kemerahan
(antibiotik) Kolaborasi
dan gatal pada pasien setelah skintest, tidak ada riwayat
Definisi: Berisiko mengalami stimulasi respon imunitas yang • Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
alergi.
berlebihan akibat terpapar allergen. pencegahan alergi, jika terdapat alergi
DO : CM, GCS 15, pre-op diberikan cefazolin 1 mg via
• DS : pasien mengeluh nyeri 2/10 pada gigi dan mengatakan
intradermal pada pukul 09.00 WIB, TD 123/84 (99)
siap operasi gigi pada pukul 10.00, keluarga pasien
mmHg, HR 74x/m, RR 18x/m, S 35,8 C, dan SpO2 97%.
mengatakan tidak ada tanda kemerahan dan gatal pada Komplikasi:
pasien setelah skintest, tidak ada riwayat alergi Kondisi alergi terhadap obat disebut dengan Adverse Drug
Data Lab dan Hasil Prosedur Diagnostik Relevan:
• DO : CM, GCS 15, pre-op diberikan cefazolin 1 mg via Reactions (ADRs). Hal ini terjadi sebagai respon imunitas yang
Panoramic Dental (10/02)
intradermal pada pukul 09.00 WIB merugikan dan tidak dikehendaki akibat pemakaian obat sesuai
➔ Gigi 18, 28 ekstrusi
➔ Gigi 38, 48 impaksi klasifikasi kelas 2A posisi dosis untuk kebutuhan terapi, diagnosis, atau profilaksis (Wijanarko
L.1431 – 1432 Respons Alergi Lokal/Sistemik: TIDAK ADA & Satuti, 2016). Adapun komplikasi yang dapat muncul, antara lain
horizontal, ujung apical tampak overlap
dengan kriteria hasil tidak ada nyeri, gatal, eritema, edema, eritroderma, erupsion Steven-Johsons syndrome, dermatitis
dengan canalis mandibula
dispneu, takikardia, mual, dan muntah. exfoliative, toxic epidermal necrolytics, nyeri sendi, bengkak sendi,
Tindakan: Skintest antibiotik via intradermal dan monitor hepato/splenomegali hingga meninggal dunia (Pandapotan &
tanda – tanda alergi Rengganis, 2017).
Referensi:
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Pandapotan, R, A., & Rengganis, I. (2017). Approach to Diagnosis and Treatment of Drug Allergy. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 4(1). 45 – 52.
Wijanarko, S, I., & Saturti, T, I, A. (2016). Reaksi Hipersensitivitas terhadap Obat. RSUP Sanglah.