Anda di halaman 1dari 12

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

“ Prinsip humaniter dalam konflik internasional modern serta relevani


antara HAM dan HHI dalam konflik palestina dan Israel “

Dosen Pengampu :
ibu Dr. Popi Tuhulele, SH, LLM dan Ibu A. Waas, SH,MH,

Di Susun Oleh :
Nama : Anisa Ode
Kelas : R5D
Nim : 2021-21-152

Fakultas Hukum Universitas Pattimura


2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas karunia dan rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul” penerapan Prinsip humaniter dalam konflik
internasional modern serta relevani antara HAM dan HHI dalam konflik palestina dan Israel
“dengan tepat waktu. Saya berterimakasih kepada ibu Dr. Popi Tuhulele, SH, LLM dan Ibu A.
Waas, SH,MH, yang telah memeberikan tugas makalah untuk memenuhi salah satu nilai UAS
dari Mata kuliah Hukum Humaniter Internasional

Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan juga saya untuk menambah
pengetahuan serta wawasan mengenaiHukum Humaniter . Saya juga menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna untuk itu saya memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam
penulisan nama dan gelar serta materi-materi yang terdapat didalamnya.

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6
2.1 Penerapan prinsip HHI dalam Konflik Modern...............................................6
2.2 Relevansi Hukum Humaniter dengan HAM dalam konflik Palestina dan
Israel.......................................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi pada abad ke 21 ini yang menekankan pada semangat deinokrasi dan persamaan di
depan hukum (equality before the law), maka pelanggaran hukum humaniter internasional oleh
negara moderen dicela dan para pelakunya dapat diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional atau
International Criminal Court (ICC) yang dibentuk berdasarkan Statuta Roma tahun 1998 sebagai
penjahat perang.1

Perang modern adalah suatu bentuk perang yang dilakukan secara non militer dari
negara maju/asing untuk menghancurkan suatu negara tertentu melalui bidang
(Ideologi Politik Sosial Budaya dan Pertahanan keamanan). Perang modern dapat pula
dikatakan sebagai bentuk kontrol dari negara-negara koalisi global yang dimotori oleh
negara besar terhadap negara lain yang tidak mengakomodasi kepentingan negara
koalisi tersebut atau membahayakan negaranya. Perang yang terjadi antara Rusia
dengan Ukraina merupakan perang modern yang diterapkan oleh Rusia dalam
menganeksasi wilayah Krimea. Perang modern meliputi perang hibrida, perang asymetri,
perang proxy dan Perang dunia.

Dalam suatu peperangan tidak jauh dari yang Namanya perlindungan hak asasi manusia,
hak asasi manusia sangat diperlukan dalam kondisi apapun, Ada beberapa persamaan antara
Hukum Humaniter dan HAM dalam hal yang sama mereka menangani atau melindungi dan
memeberi perlindungan kepada setiap individu, namun ada pengecualian HHI dirancang
secara khusu untuk situasi peperangan. Meskipun pemberlakuan personal, material dan
teritorial dari HHI pada dasarnya tergantung pada eksistensi hubungan (nexus) dengan suatu
konflik bersenjata, pemberlakuan pelindungan hak asasi manusia tergantung pada apakah
individu yang bersangkutan berada di bawah "yurisdiksi" Negara yang terlibat atau tidak.2

Dalam konflik bersenjata terdapat hukum yang harus dipatuhi dalam setiap
peperangannya. Hukum Humaniter Internasional berfungsi untuk Memberikan perlindungan
1
Geoffrey Robertson, 2000, Crimes Against Humanity: The Struggle For Global Justice, First Edition, Penguin
Book, London, h. 400.
2
Nils Melzer, Hukum Humaniter Internasional ( sebuah pengantar komprehensif ), Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, 121601

4
terhadap kombatan maupun penduduk sipil, Mencegah dilakukannya perang secara kejam
tanpa mengenal batas dari penderitaan yang tidak perlu dan menjamin hak asasi manusia
yang sangat fundamental bagi mereka yang jatuh ke tangan musuh. Kombatan yang jatuh ke
tangan musuh berhak diperlakukan sebagai tawanan perang dan harus dilakukan secara
manusiawi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penerapan Prinsip Hukum Humaniter dalam konflik Internasional Modern ?
2. Relevansi antara HAM dan HHI dalam Konflik antara Palestina dan Israel

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi nilai UAS dari mata kuliah Hukum
Humaniter Internasional

1.4 Manfaat
- Manfaat penulisan ini agar kita semua dapat memahami bagaimana prinsip humaniter
diterapkan dalam perang modern yang akibatnya bisa dibilang lebih berbahaya daripada
perang biasanya
- Mengetahui bagaiaman hubungan anatara HAM dan HHI dalam konflik Internaional di
Palestina apakah dua hal tersebut telah terpenuhi dan seimbang ataukah tidak.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penerapan prinsip HHI dalam Konflik Modern


Perang modern dalam perspektif hukum humaniter Internasional mencakup konflik
bersenjta yang melibatkan penggunaan teknologi canggih dan strategi militer yang
kompleks.3

Menurut mantan menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu bahwa perang


modern dapat dilihat dari tujuannya yaitu melemahkan kemampuan suatu negara,
mengancam potensi yang dimiliki sehingga menjadikan negara tersebut ketergantungan
dalam berbagai bidang pada negara lain, bahkan lebih parahnya akan mudah ditekan.
Setidaknya ada lima tahapan dalam perang modern, yaitu:

Pertama, tahap infiltrasi atau penyusupan, campur tangan di berbagai bidang seperti
ekonomi, ideologi, politik, pendidikan, sosial budaya, militerdan intelijen dan media
informasi; Kedua, Eksploitasi atau penguasaan, mendayagunakan, memanfaatkan
bahkan memeras bidang-bidang ekonomi, politik, militer, budaya yang bermuara pada
ideologi sebagai kekuatan dari suatu negara.; Ketiga, Menjalankan politik adu domba
untuk menimbulkan kekacauan bahkan kekerasan. Biasanya isu yang digunakan adalah
isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA), kemudian terbentuknya
pemberontak (Belligerent)agar antar bangsa saling bertikai yang tujuannya memisahkan
diri dari suatu negara; Keempat, Brain Wash atau cuci otak dengan mempengaruhi
pemahaman, cara pandang dan cara berpikir masyarakat mengenai nasionalisme. Tahap
ini biasanya dilakukan dengan menyusupkan agen-agen ke tengah masyarakat, akan tetapi
pada saat ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi; , Melakukan Invasi
3
https://opac.fhukum.unpatti.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=14876&bid=9625

6
sebagai pencapaian sasaran ketika negara dalam ambang batas kehilangan jati diri,
wawasan dan nasionalisme. Maka penguasaan terhadap negara bisa langsung terjadi,
dan pemimpin negaranya hanya menjadi boneka saja

Hukum humaniter mempunyai beberapa prinsip yakni prinsip kemanusiaan, kepentingan,


proporsional, prinsip pembedaan dan beberapa prinsip lainnya, dalam hal ini setiap konflik
harus mematuhi prinsip-prinsipn tersebut, salah satunya konflik modern, konflik modern
sedikit berbeda dengan konflik lainnya, konflik modern atau Perang modern adalah suatu
bentuk perang yang dilakukan secara non militer dari negara maju/asing untuk
menghancurkan suatu negara tertentu melalui bidang (Ideologi Politik Sosial
Budaya dan Pertahanan keamanan).

Dalam prinsip kemanusiaan perang modern serungkali melibatkan dampak yang


signifikan terhadap masyarakay sipil dan infrastruktur. Dalam konteks perang modern
prinsip proposionalitas penting dalam mengevaluasi Tindakan militer yang melibatkan
penggunaan teknologi tinggi. Tindakan militer harus seimbang dan prporsionalitas dengan
tujuan yang dikejar, dengan meminimalkan kerugian yang tidak perlu terhadap penduduk
sipil.

Secara signifikan perang modern lebih berdampak pada warga sipil, karena hal ini
terfokus pada manipulasi, mencuci otak, mengubah pemahaman, memanfaatkan data
penduduk sipil, melumpuhkan infrastruktur negara, mengganggu layanan telekomunikasi
dan lain sebagainya. Oleh karena itu fenomena ini semakin menegaskan bahwa perlindungan
korban utamanya adalah penduduk sipil harus lebih diutamakan.

Tahapan perang ini dilakukan dengan mencuci otak masyarakat secara perlahan-lahan,
atau melalui politik adu domba untuk menimbulkan perselisihan internal sehingga timbul
pemberontakan atau perang saudara. “Tujuan dari perang modern ialah untuk menguasai
sumber-sumber perekonomian, sistem tata kelola pemerintahan dan aturan hukum dari
sebuah negara. Namun tiap peperangan pasti ada yang namnaya pemberontakan, dan
pemberontakan yangterjadi dapat menimbulkan akibat yang fatal dan merugikan orang lain,
untuk itu prinsip-prinsip dalam hukum hukamiter harus tetap diterapkan, salah satunya
menerapkan prinsip pembedan yaitu membagi penduduk menjadi 2 golongan yaitu

7
combatan dan non-combatan , jika prinsip ini diterapkan maka akan meminimalisirkan
warga-wrga sipil yang menjadi korban peperangan.

Dalam setiap peperangan jika menerapkan sebuah prinsip yang baik perang itu akan
berjalan sesuai dengan sebagaimana perang harus dilakukan, namun jika tidak menerapkan
salah satu prinsip saja contohnya prinsip pembedaan ia akan menjadi salah satu pemicu tdak
terimplementasikan konvensi yang di peruntukan untuk melindungi warga sipil tersebut
akibat perang yang diatur dalampasal 14 Konvensi Jenewa IV.4

Oleh Karena itu, melindungi penduduk sipil dan obyek sipil serta kombatan yang tidak
terlibat lagi dalam peperangan merupakan wujud prinsip pembedaan hukum humaniter
internasional. Jadi, pembaharuan dalam tataran konsep dan implementasi terhadap prinsip
pembedaan mampu di lakukan jika prinsip kemanusian, prinsip proporsionalitas dan prinsip
pembedaan diterapkan bersamaan dan konsisten dalam konflik bersenjata.

Perang modern atau kontemporer dewasa ini tidak lagi pure pertarungan antara actor-
aktor Negara dengan unit – unit kekuasaan dan politiknya. Perang modern ini saat ini
merupakan gabungan tau kombinasi dari beberapa jenis perangg modern dengan daya
jangkau untuk menghancurkan lebih hebat dari perang konvensional. Hal ini dapat dilihat
dalam beberapa peristiwa perang modern yang terjadi di Suria, Libia dan dampaknya juga
terasa lebih mengenaskan bagi penduduk sipil.

2.2 Relevansi Hukum Humaniter dengan HAM dalam konflik Palestina dan Israel
Relevansi antara HAM dengan HHI sendiri cukup erat umumnya karena mereka sama –
sama memberikan perlindungan, melindungi setiap individu namun berbeda dalam konteks
penerapannya HHI lebih menjurus kepada perlindungan dalam lingkup peperangan atau
konflik yang sedang berlangsung. Dalam konflik palestina dan Israel semua orang pasti
menyadari bahwa dalam konflik ini penerapan HHI dan HAM sama sekali tidak berlaku,
proses konflik yang berlangsung sangat tidak menerapkan nilai nilai dari hukum humaniter
bahkan melenceng jauh dari HAM yang ada, tidak ada perlindungan terhadap tawanan

4
Danial, Danial. "Revitalisasi Prinsip Pembedaan (Distinction Principle) sebagai Upaya Perlindungan
Korban Konflik dalam Konflik Bersenjata Modern." Jurnal Media Hukum 23.2 (2016): 200-208.

8
perang oleh israil hingga pemboman yang terjadi banyak memakan koban sipil dan juga
petugas-petugas medis yang bertugas serta wartawan dan lain sebagainya.

Dalam konflik ini dapat dilihat bahwa tidak ada HAM yang diberlakukan oleh Israel
kepada penduduk palestina, pengeboman yang dilakukan secara brutal saja sudah melanggar
aturan perang dari hukum humaniter. Apalagi hak-hak stiap individu dalam wilayah konflik
tersebut. Salah satunya Israel memberhentikan kapal bantuan kemanusiaan Mavi Mermara
bagi pendduk palestina yang membawa relawan kemanusiaan beserta bantuan pangan.
Kemudian pengahncuran sarana Pendidikan sejak dari tahun 2000 perguruan tinggi maupun
sekolah dan Lembaga Pendidikan lainnya dibekukan aktivitasnya , dengan adanya
penghancuran sarana Pendidikan ini itu sama saja Israel menghentikan warga palestina
untuk mendapatkan hak asasi atas Pendidikan, dan melanggar Konvensi Hak-Hak Anak
Perserikatan Bangsa – Bangsa, karena konvensi ini secra tegas telah menyatakan bahwa
setiap anak-anak didunia memiliki hak atas Pendidikan, sehingga apa yang dilakukan Israel
dengan nyata telah membuuat anak – anak palestina kehilangan akses untuk mendapatkan
Pendidikan.

Selain itu juga perang yang dilakukan Israel di palestina tidak menggunakan sama sekli
prinsip dalam hukum humaniter internasional, orang.Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
Israel adalah dengan tidak terlaksananya prinsip kemanusiaan. Serangan yang terjadi
tersebut menimbulkan banyak korban sipil dari pihak Palestina, meskipun tidak sepenuhnya
jumlah korban yang besar tersebut murni kesalahan dari militer Israel. Pelanggaran prinsip
kemanusiaan ini artinya ditafsirkan sebagai pelarangan atas sarana dan metoda berperang
yang tidak penting bagi tercapainya suatu keuntungan militer yang nyata

Mahkamah Internasional PBB menafsirkan prinsip kemanusian sebagai ketentuan untuk


memberikan bantuan tanpa diskriminasi kepada orang yang terluka di medan perang,
berupaya dengan kapasitas internasional dan nasional untuk mengurangi penderitaan
manusia dimanapun ditemukan. Prinsip ini bertujuan untuk melindungi dan menjamin
penghormatan terhadap manusia. Prinsip ini bermanfaat untuk meningkatkan saling
pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian yang berkelanjutan diantara semua
rakyat sehingga tidak menciptakan diskriminasi karena kebangsaan, ras, kepercayaan agama,

9
pendapat kelas atau politik. Prinsip ini dimaksudkan untuk melepaskan penderitaan,
memberikan prioritas kepada kasus-kasus-kasus keadaan susah yang paling mendesak.

Jadi dapat dilihat bahwa, Hak asasi manusia merupakan hubungan antara warga negara
dan negaranya menyangkut kewajiban negara untuk mempromosikan dan mengamankan
hak-hak dasar khusus dari warga negara sebagaimana ditentukan dalam instrumen hukum,
namun pada konflik perseteruan antara Palestina dengan Israel terdapat contoh kasus
pelanggaran HAM3. Dimana terjadi peristiwa serangan 22 hari Israel di Palestina
mengakibatkan kematian sekitar 1.434 warga sipil dan luka-luka sekitar 5.000. Hal ini
bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan baik pada hukum humaniter maupun pada
hak asasi manusia itu sendiri. Tidak sedikit terjadi pelanggaran prinsip kemanusian yang
dilakukan oleh tantara Israel. Salah satunya adalah pemblokiran bantuan kemanusiaan yang
dikirim oleh berbagai organisasi internasional yang ingin menunjukkan simpati kepada
warga Palestina yang menderita konflik. Pemblokiran bantuan kemanusiaan telah membuat
warga Palestina tidak dapat mengakses makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya baik
pengungsi maupun warga sipil yang tinggal di daerah yang terkena konflik perseteruan.

Aksi militer Israel ini telah melanggar hak paling dasar yang merupakan bagian dari
kedua sistem hukum: hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional, terutama hak
untuk hidup, larangan penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, larangan perbudakan dan
keadilan. Israel layak diadili karena "kejahatan terhadap kemanusiaan", dan pengadilan
Kriminal Internasional seharusnya tidak menunda apakah para pimpinan Israel yang akan
mempertanggungjawabkan blockade layak mendapatkan tuntutan pelanggaran. Masalah
penentuan siapa yang terlibat dalam kejahatan perang dalam konflik Palestina-Israel
merupakan hambatan serius bagi hukum humaniter internasional dan penegakan hak asasi
manusia di dunia internasional.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A. Dalam prinsip kemanusiaan perang modern serungkali melibatkan dampak yang
signifikan terhadap masyarakay sipil dan infrastruktur. Dalam konteks perang modern
prinsip proposionalitas penting dalam mengevaluasi Tindakan militer yang melibatkan
penggunaan teknologi tinggi. Tindakan militer harus seimbang dan prporsionalitas
dengan tujuan yang dikejar, dengan meminimalkan kerugian yang tidak perlu terhadap
penduduk sipil. Secara signifikan perang modern lebih berdampak pada warga sipil,
karena hal ini terfokus pada manipulasi, mencuci otak, melindungi penduduk sipil dan
obyek sipil serta kombatan yang tidak terlibat lagi dalam peperangan merupakan wujud
prinsip pembedaan hukum humaniter internasional
Oleh karena itu Dalam setiap peperangan jika menerapkan sebuah prinsip yang baik
perang itu akan berjalan sesuai dengan sebagaimana perang harus dilakukan,

B. Jadi dalam konflimk tersebut hubungan antaraa HAM dengan HHI tidak begitu seimbang
dilihat dari HAM yang tidak di berlakukan dengan baik oleh Israel dalam konflik tersebut
dari lingkup makanan hingga Pendidikan, dan tidak adanya prinsip-prinsip hukum
humaniter yang di tanamkan dalam perang tersebut.

11
3.2 Saran
Mengingat banyaknya pelanggaran HHI dalam konflik perseteruan di palestina
maka perlu dibentuk pengadilan internasional yang dapat menegakkan hukum humaniter
serta HAM secara adil dan tegas guna menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan
dalam konflik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nils Melzer, Hukum Humaniter Internasional ( sebuah pengantar komprehensif ), Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, 121601

Danial, Danial. "Revitalisasi Prinsip Pembedaan (Distinction Principle) sebagai Upaya Perlindungan
Korban Konflik dalam Konflik Bersenjata Modern." Jurnal Media Hukum 23.2 (2016): 200-208.

Guevarrato, Gulfino, Ida Bagus Oka Ana, and Budi Gautama Arundhati. "Analisis Hukum Konflik
Bersenjata Antara Palestina dan Israel dari Sudut Pandang Hukum Humaniter Internasional." (2014).

Ardiata, Zelda Farah, et al. "PANDANGAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL TERHADAP KONFLIK
PERSETERUAN BERSENJATA ISRAEL-PALESTINA." Ganesha Law Review 4.2 (2022): 24-32.

https://opac.fhukum.unpatti.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=14876&bid=9625

12

Anda mungkin juga menyukai