Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM YAMG BERORIENTASI PADA


KEBUTUHAN LINGKUNGAN DAN TENAGA
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah dasar dasar kurikulum)

DISUSUN OLEH

DWI KURNIAWAN (23004066)

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Alwen Bentri, M.Pd
Dr.Rayendra,M.Pd

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI


PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Dasar-dasar Kurikulum ini dengan sebaik-baiknya,
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis
sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Oleh sebab itu, kritik,
saran serta usulan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.
Besar harapan kami makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan menambah ilmu
pengetahuan.Semoga makalah ini bisa dipahami dengan baik oleh pembaca dan berguna untuk
semua.Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan di masa yang akan datang.Demikian
yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
A.Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B.Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 5
A. Tujuan Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal ............................................................................ 5
B.KI dan KD Kurikulum Muatan Lokal Sekolah Barista ...................................................................... 6
C.Tujuan Kurikulum Muatan Lokal Sekolah Barista ............................................................................ 7
D.Materi Kurikulum Muatan Lokal…………………………………………………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 9
A.Kesimpulan ....................................................................................................................................... 9
B.Saran.................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Kerinci, sebuah kabupaten di Provinsi Jambi, membanggakan potensi pariwisata yang luar biasa.
Keindahan wisatanya dan kelezatan kulinernya, terutama kopi, telah menarik perhatian pasar
internasional. Daerah ini juga dikenal memiliki potensi perkebunan kopi yang besar, menjadi
peluang emas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Dalam upaya mencapai hal
ini, pengembangan keterampilan masyarakat melalui pendidikan menjadi langkah kunci.

Dengan meningkatnya minat terhadap teh, permintaan akan kopi pun ikut melonjak. Untuk
memenuhi kebutuhan akan barista yang profesional, pendirian sekolah barista berkualitas menjadi
suatu kebutuhan mendesak. Sekolah barista tersebut harus menyusun kurikulum dengan cermat,
sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan industri kopi. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan kurikulum muatan lokal yang khusus membahas sekolah barista di Kerinci.

Harapannya, kurikulum ini dapat memberikan keterampilan barista yang relevan bagi masyarakat
setempat, membuka peluang baru dalam industri kopi, dan pada gilirannya meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka. Dengan langkah ini, Kerinci tidak hanya akan dikenal sebagai
surga wisata, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing
di dunia kopi.

B.Rumusan Masalah

1.Apa saja faktor yang mempengaruhi peningkatan minat masyarakat terhadap teh dan kopi,
serta bagaimana permintaan yang meningkat tersebut dapat diakomodasi melalui keberadaan
barista yang profesional?
2.Bagaimana sekolah barista berkualitas dapat membantu memenuhi kebutuhan akan barista
yang profesional, dan apa saja yang harus menjadi fokus dalam menyusun kurikulum sekolah
barista tersebut?
3.Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di Kerinci dapat
diarahkan agar memberikan keterampilan yang relevan dan dapat berkontribusi secara signifikan
terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Tujuan Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal


Pengembangan kurikulum sekolah barista di daerah Kerinci memiliki tujuan utama untuk
menghasilkan barista yang profesional, kompeten, dan memiliki keterampilan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan industri kopi. Kurikulum ini dirancang agar peserta didik dapat
memahami secara mendalam seluk-beluk dunia kopi, mulai dari sejarahnya, jenis-jenis kopi,
hingga proses pengolahan kopi. Selain itu, tujuan kurikulum juga mencakup pengembangan
keterampilan praktis, seperti teknik meracik kopi, penyajian minuman kopi, dan kemampuan
berkomunikasi dengan pelanggan.
Kompetensi yang menjadi fokus dalam kurikulum sekolah barista mencakup pengetahuan
dasar tentang kopi, keterampilan meracik kopi, keterampilan berkomunikasi dengan pelanggan,
dan keterampilan bekerja sama dalam tim. Materi kurikulum harus relevan dengan kompetensi
yang ingin dicapai, mencakup baik aspek teori maupun praktik. Metode pembelajaran yang
digunakan harus efektif dan dapat mendorong peserta didik untuk belajar secara aktif, melalui
berbagai metode seperti ceramah, diskusi, praktik, dan simulasi. Evaluasi menjadi komponen
penting dalam menilai pencapaian peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan, melalui tes
tertulis, tes praktik, observasi, dan uji proyek.Kurikulum sekolah barista di daerah kerinci harus
mencakup komponen-komponen berikut:
-Tujuan kurikulum:untuk menghasilkan barista yang profesional,kompeten,dan memiliki
keterampilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan industri kopi.
-Kompetensi:Kurikulum sekolah barista harus mencakup kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan oleh seorang barista, meliputi:

Pengetahuan dasar tentang kopi, seperti sejarah, jenis-jenis kopi, dan proses pengolahan
kopi.
Teknik meracik kopi, seperti teknik menyeduh, meracik minuman kopi, dan menghias
minuman kopi.
Keterampilan berkomunikasi dengan pelanggan.
Keterampilan bekerja sama dalam tim.
-Materi kurikulum :mencakup materi-materi yang relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai
Materi-materi tersebut dapat berupa materi teori dan praktik.
-Metode pembelajaran:dalam kurikulum sekolah barista harus efektif dan dapat mendorong
peserta didik untuk belajar secara aktif. Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain
metode ceramah, diskusi, praktik, dan simulasi.
5
-Evaluasi:komponen penting dalam kurikulum sekolah barista. Evaluasi digunakan untuk
mengukur pencapaian peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Evaluasi dapat
dilakukan secara tertulis, lisan, dan praktik.

Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal adalah untuk memberikan pelatihan keterampilan
barista yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan industri kopi, serta meningkatkan kesempatan
kerja dan kewirausahaan di daerah kerinci.
Kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di Kabupaten kerinci bertujuan untuk:
• Memberikan keterampilan barista bagi masyarakat setempat
• Meningkatkan perekonomian masyarakat setempat
• Meningkatkan kualitas produk kopi di Kabupaten Sijunjung

B.KI dan KD Kurikulum Muatan Lokal Sekolah Barista


Kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di Kabupaten kerinci mengacu pada KI dan KD
mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Berikut adalah KI dan KD yang dipilih:
KI 3:
Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan
spesifik sederhana sesuai dengan bakat dan minatnya dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait dengan muatan lokal.
KI 4:
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, dan
mandiri sesuai dengan bakat dan minatnya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan muatan lokal.
KD 3.1
Memahami konsep dan prosedur pembuatan minuman panas dan dingin
KD 4.1
Membuat minuman panas dan dingin
KI (Kompetensi Inti): Menguasai keterampilan dasar dan khusus dalam seni menyajikan kopi,
memahami jenis-jenis kopi, dan pelayanan pelanggan.
KD (Kompetensi Dasar): Contoh kompetensi dasar meliputi pengenalan peralatan barista, teknik-
teknik pembuatan kopi, manajemen usaha kecil, dan pelayanan prima kepada pelanggan.
Kompetensi Inti (KI): Kompetensi Dasar (KD):

6
KI 1: Menguasai konsep dasar dan teknik
dalam seni menyajikan kopi. KD 1.1: Mampu menyajikan kopi dengan
teknik yang benar.
KI 2: Memahami prinsip manajemen kafe dan
etika bisnis. KD 1.2: Mengenal jenis kopi dan metode
pengolahannya.
KD 2.1: Memahami manajemen inventaris dan
keuangan kafe.
KD 2.2: Menerapkan etika bisnis dalam
operasional kafe.

C.Tujuan Kurikulum Muatan Lokal Sekolah Barista

Tujuan kurikulum kurikulum lokal adalah menciptakan lulusan yang mampu menjadi barista
profesional, memiliki keterampilan dalam meracik kopi, dan memahami aspek bisnis di
industri kopi.
Tujuan kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di Kerinci adalah agar peserta didik dapat:
• Memahami konsep dan prosedur pembuatan minuman panas dan dingin
• Membuat minuman panas dan dingin dengan tepat dan berkualitas
• Memiliki keterampilan barista yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian
diri sendiri dan keluarga

7
D.Materi Kurikulum Muatan Lokal
Materi kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di kerinci meliputi:
1) Jenis-jenis kopi dan ciri khasnya
2) Konsep dasar pembuatan minuman panas dan dingin
3) Teknik memanggang dan menggiling biji kopi
4) Jenis-jenis minuman panas dan dingin
5) Bahan dan alat pembuatan minuman panas dan dingin
6) Teknik pembuatan minuman panas dan dingin
7) Teknik menyajikan kopi (misalnya: espresso, cappuccino, latte)
8) Etika kerja barista
9) Keterampilan pelayanan pelanggan

10) Manajemen usaha kecil


1.5. Evaluasi Kurikulum Muatan Lokal
Evaluasi kurikulum lokal akan dilakukan melalui uji sederhana praktis, studi kasus, dan
pengugasan proyek yang relevan dengan industri kopi lokal.
Evaluasi kurikulum muatan lokal tentang sekolah barista di Kerinci dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain:
a) Tes tertulis
b) Tes praktik
c) Observasi
Juga bisa Evaluasi kurikulum sekolah barista ini dilakukan melalui:
a) Ujian praktik untuk menilai keterampilan barista.
b) Tugas manajemen kafe simulasi.
c) Proyek kolaboratif tentang inovasi dalam industri kopi

8
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
pengembangan kurikulum muatan lokal untuk sekolah barista di daerah Kerinci bertujuan untuk
menciptakan lulusan yang profesional, kompeten, dan memiliki keterampilan yang memadai
sesuai dengan kebutuhan industri kopi. Kurikulum ini menitikberatkan pada pengembangan
pengetahuan dasar tentang kopi, keterampilan praktis dalam meracik dan menyajikan kopi, serta
kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, kurikulum muatan lokal ini mengacu pada Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar yang relevan dengan Prakarya dan Kewirausahaan. Fokus utama
meliputi pemahaman konsep dan teknik dalam seni menyajikan kopi, manajemen kafe, etika
bisnis, serta penguasaan keterampilan dasar dan khusus barista.
Tujuan kurikulum muatan lokal tersebut tidak hanya berorientasi pada pengembangan
keterampilan barista, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal. Peserta didik
diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan kewirausahaan di daerah Kerinci, serta
meningkatkan kualitas produk kopi di Kabupaten Sijunjung.
Materi kurikulum mencakup berbagai aspek mulai dari jenis-jenis kopi hingga manajemen usaha
kecil, sedangkan metode pembelajaran yang digunakan mencakup ceramah, diskusi, praktik, dan
simulasi. Evaluasi dilakukan melalui tes tertulis, tes praktik, observasi, dan proyek kolaboratif
yang relevan dengan industri kopi.
Dengan demikian, kurikulum muatan lokal sekolah barista di daerah Kerinci diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam menciptakan barista yang berkualitas, mendukung industri
kopi lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

B.Saran
Untuk meningkatkan efektivitas kurikulum muatan lokal sekolah barista di daerah Kerinci,
sejumlah saran dapat dipertimbangkan. Pertama, perlu adanya keterlibatan aktif dari industri
kopi lokal dalam pengembangan kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Mengadakan magang atau kunjungan industri juga dapat memberikan siswa pengalaman
langsung di dunia kerja kopi. Kedua, penting untuk mengintegrasikan komponen keusahawanan
dalam kurikulum, seperti manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan, untuk membekali siswa
dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengelola kafe sendiri. Ketiga, pemanfaatan
teknologi, seperti simulasi virtual atau aplikasi khusus, dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran keterampilan praktis. Keempat, menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, seperti
kafe terkemuka, untuk menyediakan platform pelatihan praktis bagi siswa. Kelima, penekanan
yang kuat pada etika berbisnis dan tanggung jawab sosial dapat membentuk barista yang tidak

9
hanya mahir secara teknis tetapi juga memiliki integritas yang tinggi. Keenam, diversifikasi
materi kurikulum dengan menambahkan elemen inovatif, seperti tren terbaru dalam industri kopi
atau metode pengolahan kopi baru. Ketujuh, pengembangan keterampilan lunak, seperti
keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, juga perlu diperkuat untuk mempersiapkan siswa
dalam berinteraksi dengan pelanggan dan rekan kerja. Terakhir, perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi berkelanjutan dengan melibatkan masukan dari berbagai pihak untuk memastikan
kesesuaian dan relevansi kurikulum dengan perkembangan industri kopi. Dengan menerapkan
saran-saran ini, diharapkan kurikulum muatan lokal sekolah barista dapat memberikan kontribusi
positif yang lebih besar dalam membentuk lulusan yang siap bersaing dan berkembang dalam
dunia industri kopi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Paramisiwi, P. P., Sastrawan, I. W. W., & Prabawa, M. S. (2022). Konsep Skematik Desain pada
Perencanaan dan Perancangan Sekolah Barista dan Kedai Kopi di Desa Wanagiri
dengan Tema Arsitektur Organik. Undagi: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas
Warmadewa, 10(2), 385-394.
Anam, Saeful. "Pesantren entrepreneur dan analisis kurikulum pesantren mukmin mandiri Waru
Sidoarjo dalam pengembangan dunia usaha." Marâji: Jurnal Ilmu Keislaman 2.2 (2016):
304-329.

11

Anda mungkin juga menyukai