PENYAKIT EKTIMA
DISUSUN OLEH
NIM:2202059
KLS: KEB 3 B
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang dilimpahkan
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik tanpa pertolongannya
Saya tiada dapat sanggup menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat untuk memenuhi
matakuliah Masyarakat pesisir. Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan Oleh karena itu dengan hati terbuka saya menerima segala kritik
dan saran dari dosen pengampuh yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAAN................................................................................................................................5
2.1 Definisi........................................................................................................................................5
2.2 Epidemologi................................................................................................................................5
2.3 Etiologi........................................................................................................................................5
2.4 Patiogenesis................................................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................7
3.2 Saran...........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, treptococcus
atau oleh keduanya. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini
adalah hygiene yang kurang, menurunnya daya tahantubuh, atau jika telah ada penyakit lain
di kulit. Salah satu bentuk pioderma adalah ektima. Ektima adalah pyoderma ulseratif kulit
yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus B-hemolyticus. Penyebab lainnya bisa
Staphylococcus aureus atau kombinasi dari keduanya bakteri biasanya menyerang epidermis
dan dermis sehingga membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis biasanya
terdapat pada tungkai bawah. Streptococcus merupakan organisme yang biasany
menyebabkan infeki pada ektima gambaran ektima mirip dengan impetigo namun kerusakan
dan daya invasifnya pada kulit lebih dalam dari pada impetigo.Infeksi diawali pada lesi yang
disebabkan karena trauma pada kulit misalnya ekskoriasi varicella atau gigitan serangga. Lesi
pada ektima awalnya mirip dengan impetigo berupa vesikel atau pustuls Kemudian langsung
ditutupi dengan krusta yang lebih keras dan tebal dari pada krusta pada impetigo dan ketika
dikerok nampak lesi punched out berupa ulkus yang dalam
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Definisi
Ektima adalah pioderma kulit ulseratif yang umumnya disebabkan oleh streptokokus beta
hemolitikus. Penyebab lainnya bisa Stafilokokus atau kombinasi dari keduanya. Menyerang epidermis
dan dermis membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis biasanya terdapat pada
tungkai bawah Ektima memiliki sinonim antara lain Ulcerativ pyoderma,Cutaneous
pyoderma,Impetigo, Deep impatgo, Skin streptococci, Grup A beta-hemolitik
streptococci,Ecthymatous ulcer, GrouppmA streptococci.
2.2 Epidemologi
Insiden ektima di seluruh dunia tepatnya tidak diketahui. Dibagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin fakultas Kedokteran Universitas Indonesia insidennya menduduki tempat ketiga dan
berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi. Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur
biasanya terdapat pada anak-anak dan orang tua tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin (pria dan
Wanita sama saja) pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai 8 tahun dari hasil
penelitian epidemiologi didapatkan bahwa tingkat kebersihandari pasien dan kondisi kehidupan
sehari-harinya merupakan penyebab yang paling terpenting untuk perbedaan angka serangan beratnya
lesi dan dampak sistemik yang didapatkan pada pasien ektima
Ektima merupakan penyakit kulit berupa ulkus yang paling sering terjadi pada orang-orang yang
sering bepergian ( traveler). Pada suatu studi kasus diPerancis, ditemukan bahwa dari 60 orang
wisatawa, 35 orang(58%) diantaranya mendapatkan bakteri dimana bakteri banyak ditemukan yaitu
taphylococcus aureus dan Streptococcus B-hemolyticus grup A
yang merupakan penyebab dari penyakit kulit impetigo dan ektima dari studi kasus ini pula
ditemukan bahwa kebanyakan wisatawan yang datang dengan ektima memilik riwat gigitan serangga
(73%) dideaera perkotaan lesi-lesi pada ektima disebabkan satafilokokus ureus dan didapatkan pada
pngguna obat-obatan intervensi dan pasein terinfeksi HIV.
2.3 Etiologi
Ektima merupakan pioderma ulseratif pada kulit yang umumnya disebabkan oleh
treptococcus B-hemolyticus grup A. Status bakteriologi dariektima pada dasarnya mirip dengan
Impetigo. Keduanya dianggap sebagai infeksi Streptococcus, karena pada banyak kasus didapatkan
kultur murni Streptococcus pyogenes. Ini didasarkan pada isolasi Streptococcus dan Staphylococcus
dan dari beberapa Staphylococcus saja.
Streptococcus β-hemolyticus grup A dapat menyebabkan lesi atau menginginfeksi secara sekunder
lesi yang sudah ada sebelumnya. Adanya kerusakan jaringan (seperti ekskoriasi, gigitan serangga,
dermatitis) dan keadaan imunokompromis (seperti diabetes dan neutropenia) merupakan predisposisi
pada pasien untuk timbulnya ektima. Faktor-faktor predisposisi terjadinya ektima antara lain gizi
hygiene perorangan atau lingkungan ,klim, underlying disease misalnya diabetes melituss
atopik,trauma dan penyakit kronik.
2.4 Patiogenesis
Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama dari infeksi kulit dan sistemik. Seperti
halnya Staphylococcus aureus Streptococcus Sp juga terkenal sebagai bakteri patogen untuk kuli
Streptococcus Grup A,B,C,D merupakan bakteri patogen yang paling sering ditemukan pada manusia.
Kandungan M-protein pada bakteri ini menyebabkan bakteri ini resisten terhadap fagositosis.
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus pyogenes menghasilkan beberapa toksin yang dapat
menyebabkan kerusakan lokal atau gejala sistemik. Gejala sistemik dan lokal dimediasi oleh #L
superantigens (SA).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ektima adalah pyoderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh
Streptococcus B-hemolyticus. Penyebab lainnya bisa Staphylococcus aureus atau kombinasi
dari keduanya bakteri biasanya menyerang epidermis dan dermis sehingga membentuk ulkus
dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis biasanya terdapat pada tungkai bawah.
3.2 Saran
Hindari mengonsumsi makanan pemicu elergi dan iritasi. Hindari pengguna sabun
dan sampo yang maengandung zat-zat pemicu elergi. Cegah terjadinya perubahnbsyshu dan
kelembapan kulit yang ekstrim.Jangn mandi menggunakan ari yang terlalu panas.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A. pioderma dalam:Djuanda A,eds. Ilmu penyakit kulit dan kelamin Edis 4. Jakarta
FUKI;2008.p. 57-60.