Anda di halaman 1dari 2

Partai politik telah menjadi bagian utama dari kancah perpolitikan hampir di setiap negara karena

organisasi partai modern berkembang dan menyebar ke seluruh dunia selama beberapa abad
terakhir. Sangat jarang suatu negara tidak memiliki partai politik. Beberapa negara hanya memiliki
satu partai politik, sementara negara lain memiliki beberapa partai. Partai penting dalam
perpolitikan autokrasi serta demokrasi, meskipun biasanya lebih banyak partai politik berada dalam
negara penganut demokrasi daripada autokrasi. Autokrasi sering memiliki satu partai yang mengatur
negara dan beberapa ilmuwan politik menganggap persaingan antara dua partai atau lebih sebagai
bagian penting dari demokrasi.

Partai dapat berkembang dari perpecahan yang ada dalam masyarakat seperti perpecahan
antara kelas bawah dan atas serta mereka merampingkan proses pengambilan keputusan politik
dengan mendorong anggotanya untuk bekerja sama. Partai politik biasanya mencakup seorang
pemimpin partai yang memiliki tanggung jawab utama atas kegiatan partai. Eksekutif partai dapat
memilih pemimpin dan yang melakukan tugas administratif dan organisasi. Anggota partai mungkin
secara sukarela membantu partai, menyumbang uang untuk partai, dan memilih calon partai itu. Ada
banyak cara berbeda ketika partai politik dapat terstruktur dan berinteraksi dengan pemilih.
Sumbangsih yang diberikan warga kepada partai politik seringkali diatur oleh undang-undang dan
partai terkadang mengatur dengan cara yang menguntungkan orang-orang yang menyumbangkan
waktu dan uang kepada mereka.

Banyak partai politik dimotivasi oleh tujuan ideologis. Pemilihan demokratis umumnya menampilkan
persaingan antara partai-partai berhaluan liberal, konservatif, dan sosialis; ideologi umum lainnya
dari partai politik yang sangat besar termasuk komunisme, populisme, dan nasionalisme. Partai
politik di berbagai negara akan sering mengadopsi warna dan simbol yang sama untuk
mengidentifikasi diri mereka dengan ideologi tertentu. Namun, banyak partai politik tidak memiliki
afiliasi ideologis dan malah mungkin hanya terlibat dalam patronase, klientelisme, kronisme, atau
kepentingan pengusaha politik tertentu.

Pengertian[sunting | sunting sumber]

Anggota partai politik mengikuti pemilihan dengan label bersama-sama. Dalam pengertian sempit,
partai politik dapat dianggap hanya sebagai sekelompok calon yang mencalonkan diri di bawah label
partai.[1]:3 Dalam pengertian yang lebih luas, partai politik adalah seluruh aparatur yang mendukung
pemilihan suatu kelompok calon, termasuk pemilih dan sukarelawan yang mengidentifikasi diri
dengan partai politik tertentu, organisasi resmi partai yang mendukung pemilihan calon partai
tersebut, dan legislator di pemerintahan yang berafiliasi dengan partai tersebut.[2] Di banyak negara,
pengertian partai politik diartikan dalam undang-undang, dan pemerintah dapat menetapkan
persyaratan bagi organisasi untuk memenuhi syarat secara hukum sebagai partai politik.[3]

Partai politik dibedakan dari kelompok dan klub politik lain seperti faksi politik atau kelompok
kepentingan, ketika partai berfokus pada pemilihan calon, sedangkan kelompok kepentingan
berfokus kepada memajukan agenda kebijakan.[4] Hal ini terkait dengan suatu hal lain yang
terkadang membedakan partai dari organisasi politik lainnya, termasuk keanggotaan yang lebih
besar, kestabilan yang lebih besar dari waktu ke waktu, dan hubungan yang lebih dalam dengan
pemilih.[5]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Gagasan sejumlah orang membentuk kelompok atau faksi besar untuk mengadvokasi kepentingan
bersama mereka telah ada sejak lama. Plato menyebutkan faksi politik Athena klasik di Republik, dan
Aristoteles membahas kecenderungan berbagai jenis pemerintahan untuk menghasilkan faksi
dalam Politik. Perselisihan kuno tertentu juga bersifat faksi seperti kerusuhan Nika antara dua
faksi balap kereta perang di Hipodrom Konstantinopel. Beberapa contoh kelompok atau faksi politik
yang tercatat dalam sejarah termasuk faksi Populares dan Optimates dari Republik
Romawi serta Orangis dan Partai Negara Belanda dari Republik Belanda. Namun, partai politik
modern dianggap baru muncul sekitar akhir abad ke-18; mereka biasanya dianggap pertama kali
muncul di Eropa dan Amerika Serikat, dengan Partai Konservatif Britania Raya dan Partai
Demokrat Amerika Serikat keduanya sering disebut "partai politik berkelanjutan tertua" di
dunia.[1][6][7][8]

Sebelum berkembangnya partai politik massa, pemilu biasanya menampilkan tingkat persaingan yang
jauh lebih rendah, memiliki politik yang cukup kecil sehingga pengambilan keputusan langsung dapat
dilakukan, dan menyelenggarakan pemilihan umum yang didominasi oleh jaringan atau hubungan
individu yang secara independen dapat mendorong seorang kandidat meraih kemenangan dalam
pemilu. pemilihan.[9]:510

Tujuan Partai Politik[sunting | sunting sumber]

Tujuan partai politik secara umum yaitu:

Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagai dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengembangkan dan memprioritaskan kejujuran dalam


berkehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi
kedaulatan masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mewujudkan kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, ketertiban bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Membangun adat dan budaya dan Etika politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
beragama[10].

Kewajiban Partai Politik

Anda mungkin juga menyukai