Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
(S1) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Batanghari Jambi
Disusun Oleh :
Telah memenuhi persyaratan dan layak di uji pada sidang skripsi sesuai dengan
prosedur yang berlaku pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Batanghari Jambi.
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Laila Julita
KATA PENGANTAR
skripsi yang berjudul “Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB dan Inflasi Terhadap
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memberikan dukungan dan bantuan selama menyelesaikan studi dan tugas akhir
ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua ayah (Juharto) dan ibu
kepada penulis, dan sudah sepantasnya juga penulis dengan penuh hormat
Jambi.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Arna Suryani, SE, M.Ak, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Hj. Susilawati, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
semangat dan juga terus ada bersama penulis pada hari-hari yang tidak
9. Serta terima kasih untuk diri saya sendiri Laila Julita yang begitu luar
biasa yang sudah bertahan dan berjuang sejauh ini dalam proses
dirimu sendiri sampai di titik akhir ini, walau sering kali merasa putus asa
atas apa yang diusahakan dan belum berhasil, namun terimakasih tetap
menjadi manusia yang selalu mau berusaha dan tidak lelah mencoba.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1.4 Penduduk..................................................................................27
2.1.6 Inflasi........................................................................................35
2.1.6.1 Teori Inflasi......................................................................37
2.4 Hipotesis................................................................................................50
3.2 Demografi..............................................................................................62
3.2.1 Penduduk..................................................................................62
3.4 Inflasi.....................................................................................................68
4.2 Pembahasan...........................................................................................83
5.1 Kesimpulan............................................................................................88
5.2 Saran......................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................90
LAMPIRAN..........................................................................................................94
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2 Perkembangan PDRB Kota Jambi Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2008-2022................................................................................................................4
Tabel 3. 2 PDRB (ADHK) Menurut Lapangan Usaha Kota Jambi (Miliar Rupiah)
2020-2022..............................................................................................................67
secara sadar dan terencana untuk mencapai suatu tujuan guna memperbaiki
2017: 37).
hal ini dikarenakan banyaknya jumlah penduduk akan memacu kegiatan produksi,
konsumsi dari penduduk itu sendiri yang dapat menimbulkan permintaan agregat.
2017: 46). Penduduk merupakan orang pribadi atau sekumpulan anggota keluarga,
masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu
tempat dalam batas wilayah tertentu terlepas dari warga negara atau pun bukan
1
Tetapi ada disamping itu penduduk juga memiliki dampak negatif pada
jumlah penduduk yang sangat sedikit maka penduduk tersebut tidak akan mampu
dihasilkan jika jumlah penduduknya besar. Dalam keadaan seperti ini, usaha
demikian karena penduduk terlalu banyak maka hasil yang diterima oleh setiap
orangpun menjadi semakin kecil. Berikut tabel 1.1 perkembangan penduduk Kota
Keterangan ( ) : Penurunan
2
Berdasarkan tabel 1.1 rata-rata jumlah penduduk produktif berfluktuasi tiap
penduduk produktif yang tertinggi pada tahun 2010 sebesar 0,11%, sedangkan
Bruto (PDRB). PDRB merupakan jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan
jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian diseluruh wilayah dalam
periode tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu tahun (Hardiansyah,
2022: 59).
pertumbuhan ekonomi ialah karena jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
produksi yang digunakan dalam aktivitas produksi tersebut. PDRB atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada
satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya. PDRB atas dasar
harga berlaku dapat digunakan untuk melihat perg eseran struktur ekonomi,
ekonomi dari tahun ke tahun (Liow et al., 2022: 140). Berikut tabel 1.2
3
Tabel 1. 2 Perkembangan PDRB Kota Jambi Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2008-2022
Tahun PDRB (Milyar Rp) Perkembangan (%)
2008 15.297,77 -
2009 16.429,74 0,30
2010 29.160.16 0,77
2011 30.856.66 0,05
2012 32.417.72 0,05
2013 34.012.10 0.04
2014 35.878.09 0,05
2015 36.753.52 0,02
2016 37.728.80 0,03
2017 38.833.87 0,03
2018 40.025.52 0,04
2019 41.812.35 0,04
2020 41.926.04 0,02
2021 42.906.66 0,02
2022 44.536.39 0,04
Rata-rata : 34.571,69
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022
negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara
inflasi mulai sangat popular di Indonesia ketika laju inflasi demikian tingginya
yang tentu berdampak kepada minat beli dan pendapatan barang dan jasa
4
masyarakat yang berpengaruh kepada kemiskinan masyarakat di suatu daerah,
khususnya yang terjadi di setiap provinsi yang ada di Indonesia. Tingginya inflasi
Tahun Inflasi %
2008 11,57
2009 2,49
2010 10,52
2011 2,76
2012 4,22
2013 8,74
2014 8,72
2015 1,37
2016 4,54
2017 2,68
2018 3,02
2019 1,27
2020 3,09
2021 1,67
2022 6,39
Rata-rata 4,87
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022
4,87%. Inflasi terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar 1,27% dan inflasi
tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 11,57%. Penerimaan pendapatan asli
daerah merupakan salah satu sumber keuangan yang dimiliki oleh daerah.
Pendapatan asli daerah berasal dari berbagai komponen seperti pajak daerah,
retribusi daerah, laba BUMD dan pendapatan lain-lain yang sah. PAD di harapkan
dapat menjadi salah satu sumber keuangan yang dapat dihandalkan dalam
5
pemerintah daerah harus benar-benar menggali semaksimal mungkin potensi-
retribusi daerah, pajak dan retribusi daerah merupakan dua sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD), disamping penerimaan dari kekayaan daerah yang dipisahkan
serta PAD lain-lain yang sah. Peranan PAD semakin tinggi dalam pendapatan
daerah itu sendiri merupakan pemasukan dana yang sangat potensial karena
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
daerah. Apalagi pemerintah daerah Kota Jambi sedang gencar dalam melakukan
6
pembangunan infrastruktur yang dimana penerimaan pajak daerah menjadi suatu
Keterangan ( ) : Penurunan
2.15%. Perkembangan pajak daerah tertinggi ada di tahun 2019 yaitu sebesar
10.57%. Yang terendah dan mengalami penurunan ada pada tahun 2021 sebesar
7
Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan PDRB Perkapita di Kota
Jambi setiap tahunnya maka akan berdampak pula wajib pajak dan penerimaan
pajak daerah seiring laju pertumbuhan perekonomian dan stabilitas politik dalam
pembangunan daerah. Maka dari itu pajak daerah mempunyai kontribusi besar
inflasi yang meningkat justru berdampak buruk kepada minat beli dan pendapatan
8
4) Rata-rata perkembangan pajak daerah Kota Jambi tahun 2008-2022
1. Akademis
9
Secara teoritis bermanfaat bagi para pembaca dalam memperdalam
Kota Jambi.
2. Praktis
Secara praktis bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dan pihak yang
Jambi.
3. Bagi penulis
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN
Ekonomi merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani “oikos” atau
“oiku” yang memiliki arti “keluarga rumah tangga” serta “nomos” yang berarti
segala hal yang berkaitan tentang kehidupan dalam berumah tangga. Dalam
Ekonomi itu sendiri tidak jauh dari kata “Pembangunan” yang sudah kita
sering dengar dan secara umum diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan
11
Pembangunan ekonomi bisa juga diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang
memberikan solusi dan kebijakan yang dirasa tepat umtuk mengatasi permasalahn
yaitu:
pembangunan ekonomi
12
berkembang. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai kebijakan-kebijakan
pembangunan baik secara teoritis maupun fakta aktual yang terjadi di negara-
negara berkembang dan transisi diseluruh dunia, khususnya negara Asia, Afrika,
Pemberian otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar dari pemerintah
saling terkait yang membantu dalam menentukan bagaimana sumber daya yang
langka dialokasikan. Produksi dan konsumsi barang dan jasa digunakan untuk
yang juga disebut sebagai sistem ekonomi. Semakin tinggi aktifitas ekonomi yang
dilakukan maka meningkat pula pendapatan yang akan mereka terima dan seiring
dengan hal itu usaha daerah untuk meningkatkan PAD melalui pajak daerah dan
2009 terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu Pendapatan Asli
yang berlaku. Sedangkan menurut (Gheta, 2020: 105) Pendapatan Asli Daerah
13
(PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari dalam wilayahnya itu
sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah. PAD memiliki peran yang cukup
pada Pasal 5 ayat (1) UU No. 33 Tahun 2004 menyebutkan cakupan dari
penerimaan PAD cukup luas, yaitu PAD sendiri terdiri atas hasil pajak, retribusi
daerah, hingga pendapatan yang berasal dari dinas-dinas, BUMN dan PAD lain-
lain yang sah, yang mana pendapatan-pendapatan asli daerah ini nantunya akan
dalam konteks sebagai penerimaan daerah, hal ini menjadi indikasi atas
14
Pajak secara umum adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada negara
memberikan balas jasa yang langsung dapat ditunjuk. Dalam konteks daerah
Pajak daerah adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah daerah (misal
daerahnya (Takahindangen et al., 2019: 327). Pajak daerah terbagi dua, yaitu:
a. Pajak provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
tingkat provinsi. Pajak provinsi saat ini menurut Undang- Undang Nomor 28
5. Pajak rokok
b. Pajak kabupaten dan kota adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah
daerah tingkat kabupaten atau kota. Pajak kabupaten dan kota saat ini
1. Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
2. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
15
5. Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
8. Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan atau pemanfaatan air dan
tanah.
9. Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan atau
10. Pajak bumi, bangunan perdesaan dan perkotaan adalah pajakatas bumi
Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum,
pusat) yang memungut adalah pemerintah pusat, sedangkan pajak daerah yang
16
memungutnya adalah pemerintah daerah (Hasibuan et al., 2021: 3). Kriteria
daerah sendiri
d. Pajak yang dipungut dan di administrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil
Dari kriteria pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak daerah
tersebut terdiri dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah
dan bagi hasil pajak dengan pemerintah pusat. Pajak yang dipungut di wilayah
daerah ini dikenal sebagai pajak daerah terdiri dari : Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
dan Air Permukaan , Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Golongan C. Sedangkan bagi hasil pajak terdiri dari PPH ( Pajak Penghasilan),
PPN (Pajak Pertambahan Nilai), dan PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan). Pajak
daerah yang dibahas disini hanya pajak yang dipungut di wilayah daerah saja.
3. Pungutan Pajak
17
Disadari atau tidak pada hakekatnya pajak daerah merupakan pungutan yang
dikenakan terhadap seluruh rakyat disuatu daerah. Segala bentuk pungutan yang
merupakan pengurangan hak rakyat oleh pemerintah. Oleh karena itu, dalam
Dalam perpajakan keadilan haruslah obyektif dan dapat dirasakan merata oleh
rakyat. Atas dasar pemikiran tersebut maka diperlukan landasan berpikir dalam
pajak ini dikenal dengan azas pemungutan pajak. Azas saja tidaklah cukup, perlu
pemungutan pajak tersebut, konsep inilah yang dikenal dengan teori pemungutan
Dalam abad ke- 18, Adam Smith (1723-1790) dalam bukunya An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (terkenal dengan nama The
18
wajib pajak, dalam keadaan yang sama, para wajib pajak harus dikenakan
b. Pajak yang harus dibayar oleh seseorang harus terang (certain) dan tidak
most likely to be convenient for the contributor for the contributor to pay
it”. Teknik pemungutan pajak yang dianjurkan ini (yang juga disebut
pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak, yaitu saat sedekatdekatnya
d. “every tax ought to be so contrived as both to take out and to keep out of
the pockets of the people as little as possible over and above what it brings
into to public treasury of the State”. Asas efisiensi ini menetapkan bahwa
33).
pemungutan pajak bagi negara, sehingga secara teoritis pemungutan pajak yang
dilakukan negara itu dapat dibenarkan baik dipandang dari sisi yuridis maupun
19
sisi ilmiah. Dengan kata lain bahwa, teori pemungutan pajak ada guna member
memungut pajak dari rakyatnya (Febrian et al., 2022: 19). Berikut ini beberapa
teori pemungutan pajak yang pernah ada atau yang masih digunakan sebagai
a. Teori asuransi
Selain itu, besarnya pajak yang dibayar dan jasa yang diberikan tidak ada
hubungan langsung.
b. Teori kepentingan
Kesamaan beban pajak untuk setiap orang sesuai daya pikul masing-masing.
Ukuran daya pikul ini dapat berupa penghasilan dan kekayaan atau
Theory.
d. Teori bakti
negaranya.
20
e. Teori asas daya beli
pemungutan pajak.
6. Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan bergantung pada dua hal yaitu keadaan
objek pajak dan kewenangan pungut. Keadaan objek pajak merupakan dasar
pengenaan pajak yang dibatasi oleh waktu atau periode. Keadaan objek pajak di
masa lalu dengan masa sekarang bisa sama, bisa juga berbeda. Karena sifat ini
lah perlu cara penafsiran keadaan objek pajak yang sesuai dengan kondisi yang
inilah yang dikenal pengakuan dan pengukuran objek pajak atau stelsel.
dan pengukuran keadaan objek pajak atau stelsel. Berikut ini dasar pemungutan
atau nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pad akhir tahun
21
setelah keadaan sesungguhnya objek pajak diketahui. Keunggulan stelsel ini
sebagai dasar pemungutan pajak lebih realistis. Kelemahan dari stelsel ini,
pajak baru dapat dibayar atau dikenakan setelah akhir periode, yaitu ketika
merupakan suatu asumsi atau anggapan yang ditetapkan oleh ketentuan atau
keadaan objek tahun lalu, sehingga pajak tahun sekarang dapat dikenakan
pada awal tahun keunggulan stelsel ini, pajak dapat dibayar selama tahun
sebenarnya.
3. Stelsel Campuran
Campuran. Jika pajak yang dibayar di awal tahun, maka terjadi kelebihan
22
pajak. Kelebihan pajak bayar ini dapat direstitusi (kelebihannya dapat
diminta kembali). Sebaliknya, jika akhir tahun yang lebih besar, maka wajib
lemah dan pasif, utang pajak timbuls etelah terbitnya surat ketetapan
23
atau harus dibayar kepada diri pribadi wajib pajak sendiri. Sistem ini
hanya cocok diterapkan bagi masyarakat yang sudah maju dan iklim
masyarakatnya tinggi.
3. Withholding System
7. Tarif Pajak
pajak dilakukan secara adil, artinya umum dan merata. Salah satu bentuk
operasional penciptaan keadaan pemungutan pajak yang adil yaitu melalui tarif
tujuan yang ingin dicapai oleh fiskus. Misalnya, untuk masyarakat yang
tarif pajak lainnya. Tarif pajak merupakan alat ukur untuk menilai tingkatan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak (Wau et al., 2023: 20).
a. Tarif Proporsional
24
Tarif pajak yang presentasenya tetap dan tidak bergantung pada besarnya
b. Tarif Progresif
c. Tarif Degresif
pengenaan pajaknya.
d. Tarif Tetap
pajak.
e. Utang Pajak
Secara umum, utang timbul karena adanya perikatan antara debitur dan
kreditur. Namun, tidak demikian untuk utang pajak. Utang pajak timbul
karena undang – undang atau peraturan yang ditetapkan oleh Negara. Ada
dua konsep teori yang menjelaskan timbulnya uang pajak yaitu konsep
yaitu yang pertama dengan langkah penagihan secara pasif, pada umumnya
dilakukan dengan tambahan (SKPT) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dan
25
terakhir menggunakan surat tegoran. Yang kedua penagihan secara aktif
tindakan sita.
Setiap perikatan, termasuk pula utang pajak pada waktunya akan berakhir,
a. Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada diri wajib pajak akan hapus dengan
Pembayaran dapat dilakukan ke kas negara atau lembaga lain yang ditunjuk,
b. Kompensasi
Jika jumlah pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak melebihi
jumlah pajak yang terutang, maka timbul selisih lebih. Selisih lebih inilah
suatu jenis pajak pada tahun tertentu dengan utang pajak jenis yang
c. Daluwarsa
26
Terjadi jika waktu penagihan utang pajak telah lewat waktu yang sudah
ditentukan, akibatnya utang pajak tersebut tidak dapat ditagih oleh fiskus
dan dianggap lunas. Penentuan batas waktu penagihan utang pajak ini
perpajakan.
d. Pembebasan
ditiadakan oleh fiskus, maka utang pajak ini disebut dibebaskan. Pada
e. Penghapusan
2.1.4 Penduduk
terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain
secara terus menerus atau kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sumber daya
27
efisiensi dan peningkatan produktivitas di kalangan buruh. Pembentukan model
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dalam suatu negara dari tahun ke
kelahiran dan tingkat kematian bisa diukur dalam jumlah kelahiran atau kematian
per seribu jiwa. Tingkat kematian diukur dengan konsep harapan hidup (panjang
pendapatan yang rendah proses kenaikan dalam harapan hidup jauh lebih cepat,
tingkat kematian yang relative tidak turunnya tingkat kelahiran penduduk yang
28
2) Dampak negative, suatu negara dikatakan menghadapi masalah kelebihan
negara ketiga telah menyusutkan persediaan tanah, air, dan bahan bakar kayu
lingkungan atau pengikisan sumber daya alam yang jumlahnya sangat terbatas.
ditentukan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu daerah
29
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi disuatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang
tingkat tabungan domestic rendah. Investasi asing dapat berperan sebagai medium
Oleh karena itu investasi akan meningkatkan produktivitas dan terkait pula
kepada simulasi modal yang bisa meningkatkan output potensial negara dan
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga instan. PDRB
pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
30
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas
dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara
itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara ril
dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor
harga. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan
rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.
pendapatan.
1) Pendekatan produksi
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang
dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam
c) industry pengolahan
31
e) konstruksi
2) Pendekatan pengeluaran
b) konsumsi pemerintah
3) Pendekatan pendapatan
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu
daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang
dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan;
Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung
32
dengan international standard industrial classification of All Economic Activities
c. Subsektor peternakan
d. Subsektor kehutanan
e. Subsektor perikanan
c. Sektor penggalian
a. Subsektor listrik
b. Subsektor gas
5. Sektor konstruksi
33
6. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
b. Subsektor hotel
c. Subsektor restoran
a. Subsektor pengangkutan
- Angkutan rel
- Angkutan laut
- Angkutan udara
b. Subsektor komunikasi
a. Subsektor bank
9. Jasa-jasa
b. Subsektor swasta
34
- Jasa hiburan dan rekreasi
daerah tersebut dan bias membayar pajak dengan tertib dan memungkinan
daerah untuk mewajibkan pajak yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut
Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam
2.1.6 Inflasi
berbeda dari satu periode ke periode yang lain. dan tingkat inflasi berbeda antara
negara yang satu ke negara yang lain. dimana tingkatan inflasi itu dibagi menjadi
tiga, pertama tingkat inflasi rendah yaitu dibawah 2 atau 3 persen, kedua tingkat
inflasi moderat jika kenaikan harga dapat mencapai 4 sampai 10 persen, dan
ketiga adalah tingkat inflasi yang serius, tingkat inflasi yang serius terjadi
Menurut (Rapi, 2022: 39) inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus, ada tiga komponen yang harus di penuhi agar
35
dapat dikatakan inflasi adalah kenaikan harga, bersifat umum, berlangsung dan
terus menerus.
Angka inflasi sebagai salah satu indikator stabilitas ekonomi selalu menjadi
pusat perhatian orang. Paling tidak turunnya angka inflasi mencerminkan gejolak
ekonomi di suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi jelas merupakan hal yang
(buruk) telah memacu tingkat inflasi yang tinggi dan pada gilirannya akan
rendah.
dan saling mempengaruhi. Inflasi juga dikatakan sebagai ukuran terbaik bagi
perekonomian dalam suatu negara tetapi bukan berarti jika suatu negara berada
dalam kondisi inflasi yang tinggi maka negara tersebut sangat baik
awal tentang inflasi lebih menekankan pada nilai uang. Keseluruhan tingkat harga
dalam perekonomian dapat dipandang dari dua sisi, yaitu tingkat harga sebagai
harga sejumlah barang dan jasa. Ketika tingkat harga naik maka orang harus
membayar lebih untuk membeli barang dan jasa. Sebagai alternatif, kita
memandang tingkat harga sebagai ukuran nilai uang, kenaikan tingkat harga
tingkat harga yang diukur, misal oleh indeks harga konsumen atau deflator PDB.
36
Maka, mengukur jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli sejumlah barang
dan jasa. Jika dibalik, maka jumlah barang dan jasa dapat diperoleh dengan $ 1
adalah 1/P. Dengan kata lain, bila P merupakan harga barang dan jasa yang diukur
dalam nilai uang, maka 1/P merupakan nilai uang yang diukur dalam barang dan
jasa. Ini berarti ketika tingkat harga keseluruhan naik, maka nilai uang jatuh.
Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat
dikatakan telah terjadi inflasi (Rahardja & Manurung, 2008: 7), yaitu sebagai
berikut:
a. Kenaikan harga.
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada
b. Bersifat umum
belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu
Secara garis besar teori yang membahas tentang inflasi dapat dibagi
dari proses terjadinya inflasi. Ketiga teori tersebut adalah Teori Kuantitas, Teori
37
1. Teori kuantitas
Teori tertua yaang membahas inflasi ini pada prinsipnya mengatakan bahwa
timbulnya inflasi itu hanya disebabkan oleh bertambahnya jumlah uang yang
beredar dan bukan disebabkan oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan teori ini ada
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar,
baik uang kartal maupun giral. Semakin besar jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat maka inflasi juga akan meningkat. Oleh karena itu
pencetakan uang baru, karena pencetakan uang baru yang terlalu besar
2. Teori Keynes
38
antargolongan masyarakat masih menimbulkan permintaan agregat
mengakibatkan harga secara umum naik. Jika proses tersebut terus terjadi maka
3.Teori Strukturalis
jangka panjang. Hal ini didasarkan pada penjelasannya menyoroti sebab inflasi
yang berasal dari struktur ekonomi, khususnya supply bahan makanan dan
barang ekspor terutama yang terjadi di negara berkembang. Ada dua penyebab
barang lain, sehingga terjadi inflasi. Inflasi seperti ini tidak bisa diatasi hanya
dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus diatasi dengan
332).
39
a) Indeks harga konsumen (consumer price index)
tingkat harga barang dan jasa yang harus di beli konsumen daalam satu periode
tertentu, angka IHK di peroleh dengan menghitung harga-hharga barang dan jasa
harga barang dan jasa tersebut di beri bobot (weigthed). Berdasarkan tingkat
keutamaannya barang dan jasa di anggap saling penting di beri bobot yang paling
berat. Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencakup sekitar 284-441 komoditas
dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survei biaya hidup di kota tahun 2008.
a. Mengetahui perubahan harga dari sekelompok tetap barang dan jasa yang
deflasi.
g. Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living) indikator dini
tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham. Cakupan IHK yakni:
1) Barang dan jasa yang dibeli konsumen dalam hal ini rumah tangga, dimana
40
barang dan jasa tersebut digunakan untuk konsumsi akhir.
Menurut (Darsono & Sinta, n.d.: 80) Indeks harga perdagangan besar
tingkat harga perdagangan besar/ harga grosir dari komoditas- komoditas yang
dalam negeri yang dipasarkan di dalam negeri ataupun diekspor dan komoditas
yang diimpor. Jumlah komoditas yang dicakup sebanyak 314 jenis dan
dikelompokkan dalam tiga sektor, dan dua kelompok barang, yaitu: Sektor
Barang Impor, dan Kelompok Barang Ekspor. IHPB disajikan dalam tiga macam
pengelompokan, yaitu:
sektor.
Manfaat:
pemerintah untuk pembangunan jangka waktu lebih dari satu tahun dapat
41
harga
a. Barang dan jasa yang dibeli pemerintah atau perusahaan, dimana barang
Menurut (Yuniarti & Satya, 2008: 48) Ada beberapa tingkat keparahan
1. Moderate inflation
secara lambat. Inflasi ini dapat juga disebut dengan inflasi satu digit per tahun.
Masyarakat bersedia memegang uang karena nilai mata uang hampir sama dengan
nilai mata uang pada bulan atau tahun yang akan datang. Mereka meyakini tidak
akan bergerak terlalu jauh. Mereka lebih memilih menyimpan kekayaan dalam
bentuk aktiva riil ketimbang aktiva uang, karena mereka mempercayai aktiva uang
2. Galloping inflation
Inflasi yang disebut juga dengan “inflasi dua digit‟. Inflasi yang ditandai
42
dengan naiknya harga-harga barang secara cepat dan relatif besar. Persentase
inflasi ini 33 berada di kisaran 20% sampai dengan 200% per tahun. Dalam situasi
seperti ini uang akan kehilangan nilainya dengan sangat cepat. Sebagai
dalam bentuk aset riil dan hanya mau memegang sejumlah uang yang diperlukan
saja. Pasar uang menjadi tidak bergairah dan dana-dana umum dialokasikan
3. Hyper inflation
Suatu keadaan inflasi yang ditandai dengan naiknya harga secara drastis
hingga mencapai empat digit. Tingkat inflasi ini berada di kisaran jutaan hingga
trilyunan persen per tahun masyarakat enggan menyimpang uang karena nilai
kenaikan harga-harga, maka inflasi ini akan menurunkan upah riil setiap
43
Justru bagi pemilik kekayaan tetap seperti tanah atau bangunan mereka
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik
yang produktif atau tidak produktif. Adanya aktifitas penduduk dalam suatu
meningkat maka pendapatan yang diterima juga akan meningkat karena penduduk
meningkat maka aktifitas perekonomian suatu daerah juga akan meningkat dan
hal tersebut tentunya akan berdampak positif pada penerimaan pajak daerah. Hal
tersebut sama halnya dengan penelitian (Kamila, 2016: 140) yang menyimpulkan
bahwa jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap PAD dimana
44
pajak daeram merupakan sub – sektor PAD.
seluruh unit usaha dalam satu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi disuatu daerah. Apabila
aktifitas perekonomian meningkat maka hal ini juga akan berdampak pada
seseorang maka semakin tinggi tingkat kemampuan orang ( wajib pajak ) dalam
membayar pajak. Seperti hal nya pada penelitian (Susila & Pradhani, 2022: 84)
permintaan melebihi persediaan dan semakin besar perbedaan itu semakin besar
bahaya yang ditimbulkan oleh inflasi bagi kesehatan ekonomi Hal ini
45
pajak (Sembiring et al., 2021: 5). Seperti halnya penelitian Seperti hal nya
penelitian (Raysharie & Takari, 2023: 62) menjelaskan bahwa setiap adanya
Penulis
No & Judul Kesimpulan
Tahun
1. (Adriani & Pengaruh pdrb dan 1.4 Produk Domestik Regional
Handayani, jumlah penduduk Bruto (PDRB) mempunyai
2008)Vol.8 terhadap pendapatan pengaruh positif dan siginifikan
No.2 asli daerah terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Merangin. sedangkan jumlah penduduk
mempunyai hubungan negatif dan
pengaruhnya tidak signifikan secara
parsial terhadap PAD Kabupaten
Merangin selama periode
1991/2006. Tetapi secara bersama-
sama kedua variabel tersebut
pengaruhnya adalah signifikan.
2.4 PDRB dan jumlah penduduk
mempunyai hubungan yang sangat
kuat dengan PAD dan model yang
diestimasi adalah tepat.
2. (Digdaya Pengaruh jumlah Metode pengambilan sampel yang
& Darso, penduduk,pendapatan digunakan adalah metode cluster
2015), perkapita, inflasi, dan sampling. Teknik ini digunakan
Vol.4 No.1 produk domestik untuk menentukan sampel yang
regional bruto akan diteliti objek atau sumber data
terhadap penerimaan yang sangat luas. 105 sampel
pajak daerah (Studi diperoleh dari Badan Pusat Statistik
kasus (BPS) Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten/Kota Metode yang digunakan dalam
Propinsi Jawa penelitian ini adalah analisis regresi
46
Tengah Tahun 2011- berganda untuk mengetahui
2013). pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Teknik
analisis data dan pengujian hipotesis
dengan menggunakan softwere
SPSS versi 19. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang negatif dan
signifikan terhadap penerimaan
pajak daerah, pendapatan per kapita
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penerimaan pajak daerah,
inflasi adalah positif dan
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak daerah, dan
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan
pajak daerah.
3. (Zahari, Pengaruh Pajak 1.4 Pajak daerah berpengaruh
2018), Daerah dan Retribusi signifikan terhadap belanja modal,
Vol.18 Daerah terhadap artinya penerimaan pajak daerah
No.3 Belanja Modal di meningkat akan dapat meningkatkan
Kota Jambi alokasi belanja modal.
2.4 Retribusi daerah tidak
pengaruh signifikan terhadap
belanja modal, artinya peningkatan
penerimaan retribusi daerah tidak
dapat meningkatkan alokasi belanja
modal.
4. (Nadhiroh, Pengaruh pendapatan Pengaruh pendapatan perkapita,
2018) perkapita, Produk produk domestik regional bruto,
domestik regional inflasi, dan belanja modal terhadap
bruto, inflasi,dan penerimaan pajak daerah. Penelitian
belanja modal ini dilakukan dengan menggunakan
terhadap penerimaan analisis regresi linier berganda
pajak daerah (Studi dengan jumlah sampel sebanyak 35,
kasus kabupaten dan dimana jumlah sampel tersebut
kota di provinsi Jawa berasal dari seluruh kabupaten dan
Tengah, 2016 kota di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2016. Berdasarkan analisis
data yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa nilai koefisien
determinasi sebesar 0,663 yang
artinya terdapat pengaruh
pendapatan perkapita, produk
47
domestik regional bruto, inflasi,dan
belanja modal terhadap penerimaan
pajak daerah sebesar 66,3% dan
sisanya 33,7% dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar model.
48
positif kesemua variabel
independent tersebut maka maka
akan mempengaruhi penerimaan
pajak daerah Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat.
sebagai berikut:
berikut:
Tahun.
dengan metode analisis regresi linear berganda, periode tahun 2008 – 2022 di
yaitu jumlah penduduk dan inflasi, dengan periode tahun 2008 – 2018 di
Kabupaten Merangin.
49
Perbedaan terletak pada variabel yang hanya menggunakan 4 variabel X
yaitu pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal di Kota
Jambi.
Perbedaan terletak pada penelitian ini menggunakan data panel dan terletak
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (Jumlah penduduk, PDRB
pengaruh secara parsial ataupun simultan pada variabel Jumlah penduduk, PDRB
Perkapita dan Inflasi untuk mengetahui berapa besar pengaruh terhadap variabel
Pajak Daerah, Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta
untuk memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini (Saputro: 2018: 2).
50
Jumlah Penduduk
(X1)
Inflasi
(X3)
Simultan =
Parsial =
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan awal yang masih bersifat sementara yang akan
yang diajukan untuk menjawab tujuan penelitian yang dinyatakan bahwa semua
51
a. Jumlah penduduk, PDRB dan Inflasi secara simultan berpengaruh
penelitian ini adalah jumlah penduduk, PDRB perkapita dan inflasi sebagai
variable bebas atau independent variable (X). Kemudian variable terkait atau
a) Jenis Data
52
Data merupakan ukuran suatu nilai. Data yang telah diproses disebut
sebagai informasi. Beberapa syarat data yang baik antara lain: data harus akurat,
data harus relevan, dan data harus up to date (Sudirman et al., 2020). Pembagian
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara
b. Data sekunder adalah data dokumentasi, data yang diterbitkan atau data
data yang di kumpulkan oleh orang lain atau lembaga tertentu. Yang penelitian di
peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (di peroleh atau
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip atau data documenter (Rohman et al.,
2021: 38) .
b) Sumber data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini di peroleh dari website
dengan cara mengumpulkan data seperti literatur, jurnal, artikel, internet atau
53
buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan jumlah penduduk, PDRB dan
inflasi.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
a. Uji Normalitas
uji t dan uji F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
54
yaitu dengan analisis grafik dan statistik. Dalam hal ini peneliti menggunakan
b. Uji Multikolinearitas
hubungan (korelasi) yang signifikan antar variable bebas. Jika terdapat hubungan
yang cukup tinggi (signifikan), berarti ada aspek yang sama diukur pada variable
bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara
dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor atau VIF lebih besar dari 10,
maka terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi
c. Uji Autokorelasi
sebelumnya pada model regresi yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak
Uji Durbin Watson (Uji DW) dengan ketentuan yang dapat dilihat di tabel 2.2 :
55
4 – dL ≤ d ≤4 – dU Daerah keraguan
d. Uji Heterokedasitas
varian antara residual satu pengamatan dalam model regresi. Dasar untuk
menganalisis varian tidak seragam adalah bahwa jika ada pola tertentu, seperti
Dengan tidak adanya pola yang jelas atau menyebar titik-titik terdistribusi di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak ada varian yang seragam.
menggunakan rumus seperti yang dikutip dari (Kolompoy et al., 2022: 35) sebagai
berikut :
Keterangan:
Y = Penerimaan Pajak
X1 = Jumlah Penduduk
X2 = PDRB Perkapita
X3 = Inflasi
β0 = Konstanta
56
β3 = Koefisien Regresi Inflasi
e = Error
dengan baik. Pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan suatu
nol dan satu, untuk mengetahui nilai dari koefesien determinasi tersebut
menggunakan rumus :
2
KD
KD ==RR
2 x 100%
x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
4) Pengujian Hipotesis
menuju kepada suatu keputusan apakah akan menerima atau menolak hipotesis
57
dilambangkan dengan HA. Penolakan hipotesis nol mengakibatkan penerimaan
variabel bebas (Jumlah penduduk, PDRB perkapita dan Inflasi) terhadap variabel
a. Uji F
– 1).
a. Apabila F hitung < F tabel, maka dapat diartikan variabel independen secara
b. Apabila F hitung > F tabel, maka dapat diartikan variabel independen secara
58
b. Uji t
(sendiri) yang diberikan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
a) Hipotesis 1
b) Hipotesis 2
c) Hipotesis 3
a. Apabila t hitung < t tabel maka dapat diartikan variabel independen tidak
59
(Sugeng, 2022: 194). Definisi operasional masing-masing variabel dapat dilihat
60
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Kota Jambi merupakan ibu kota dari Provinsi Jambi yang masuk dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota Jambi di belah oleh Sungai
menjadi salah satu ikon dari Kota Jambi. Letak Kota Jambi berada di antara
Timur.
Hal ini membuat letak Kota Jambi berada di bawah atau Selatan dari garis
dari Kabupaten Muaro Jambi. Kota Jambi memiliki luas sekitar 205,38kilometer
persegi. Jika ditinjau dari sisi topografi Kota Jambi, wilayah ini cenderung datar
Sebagian besar wilayah kecamatan pasar Jambi, Pelayangan, dan Danau teluk
kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi Timur, dan Kota Baru Sebagian
61
besar berada pada ketinggian 10-40meter dari permukaan laut. Wilayah Kota
Jambi dikelilingi oleh Kabupaten Muaro Jambi dengan rincian sebagai berikut:
lainnya, khususnya Sumatra. Suhu atau iklim di Kota Jambi bertipe tropis.
celcius. Musim panas di kota jambi biasanya berlangsung dari bulan April sampai
bulan September, sedangkan musim penghujan biasa jatuh pada bulan Oktober
62
Kota Jambi memiliki luas sekitar lebih kurang 205,38 km persegi, Kota Jambi
menampung sekitar 611,353 jiwa pada sensus 2020 silam. Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar adalah Kecamatan Alam Barajo dengan luas wilayah (41,56 km
Pasar Jambi yang hanya memiliki luas sekitar (4,02 km persegi) dengan
Posisi kota Jambi yang strategis ini sudah barang tentu akan menjadikan kota
Jambi berada dijalur lintas perdagangan dan industri, baik pada skala maupun
lintas. Topografi wilayah kota Jambi terdiri dari bagian besar datar (0-2%),
3.2 Demografi
c.2.1 Penduduk
wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih, atau mereka
yang berdomisili kurang dari 6 bulan akan tetapi bertujuan untuk menetap disuatu
Penghulu, Pindah, Kerinci dan Suku Anak Dalam. Suku Batin dan Penghulu
63
dan Sarolangun. Sedangkan Suku Pindah, kebudayaannya perpaduan Melayu dan
Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Adat istiadat dan budaya Suku Kerinci masih
matrilineal.
mengalami peningkatan dari 591,134 jiwa pada tahun 2017 meningkat menjadi
619,553 jiwa pada tahun 2022. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
yang ada dijambi, kepadatan per KM2 menurut kecamatan pada tahun 2021,
sebagai berikut:
64
1. Kecematan Kota Baru = 81.525 jiwa/km2
penduduk ko Kota Jambi dimana berdasarkan hasil proyeksi dari tahun 2017-2022
pada tahun 2017 sebanyak 591.134 jiwa, pada tahun 2018 sebanyak 598.103 jiwa,
kemudian meningkat pada tahun 2019 menjadi 604.736 jiwa, tahun 2020
sebanyak 611.353 jiwa, dan tahun 2021 sebanyak 612.162 jiwa, kemudian pada
Jambi, sebab semakin besar jumlah penduduk maka semakin banyak kebutuhan-
65
yang cukup besar bahkan jumlah penduduk yang semakin meningkat akan
menjanjikan dan hal ini akan selaras dengan semakin meningkatnya tingkat
kesejahteraan masyarakat.
menghasilkan produksi. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang
memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah.
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil (31,85 persen), Industri Pengolahan (10,72
Jaminan Sosial Wajib (9,04 persen), Transportasi dan Pergudangan (8,68 persen)
66
Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap
Kota Jambi pada tahun 2020 dihasilkan oleh lapangan usaha Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi Mobil, yaitu mencapai 31,85 persen (mengalami kenaikan
dibandingan tahun 2019 yaitu sebesar 31,17 persen). Selanjutnya lapangan usaha
tahun 2019 yaitu sebesar 9,97 persen), disusul oleh lapangan usaha Konstruksi
sebesar 9,38 persen (meningkat dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 9,15
persen).
Jaminan Sosial Wajib sebesar 9,04 persen (mengalami kenaikan sebesar 8,59
persen di tahun 2019) dan lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar
8,68 persen (mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu
sebesar 12,03 persen). Kelima lapangan usaha tersebut mengalami peranan yang
berfluktuasi. Berbeda dengan tahun sebelumnya (2019), pada tahun 2020 untuk
sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Industri
PDRB merupakan jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang
tahun-tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu tahun. Penyusunan
67
PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
PDRB merupakan ekspansi dari kapasitas untuk memproduksi barang dan jasa
68
Informasi dan 1.130,82 1.175,88 1.282,19
komunikasi
Jasa keuangan dan 1.213,55 1.270,63 1.260,13
asuransi
Real estate activities 508,42 524,67 547,62
Jasa perusahaan 512,41 519,99 619,41
Administrasi 1.306,86 1.322,91 1.315,30
pemerintahan,
pertahanan, dan
jaminan sosial wajib
Jasa pendidikan 955,42 956,96 984,99
Jasa Kesehatan dan 571,30 675,03 659,87
kegiatan sosial
Jasa lainnya 149,94 151,21 166,12
Produk domestic 18.721,13 19.484,47 20.529,73
regional bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik
3.4 Inflasi
Indeks harga konsumen (IHK) merupakan salah satu hal yang paling banyak
digunakan secara luas di dunia untuk mengukur inflasi. Indeks ini akan mengukur
dibeli untuk konsumsi akhir. Biasanya suatu negara menggunakan IHK untuk
mengukur tingkat inflasi yang terjadi, selain itu dapat menjadi pertimbangan
dalam menyesuaikan gaji, upah, dana pensiun, dan kontrak lainnya. Ekonomi
akan menggunakan indeks harga konsumen untuk dapat memprediksi nilai IHK di
masa depan. Indeks harga konsumen adalah harga rata-rata bahan mentah yang
konsumen terbanyak di tahun 2022 sebanyak 14.305,62 dan terkecil di tahun 2021
yaitu 194,25.
69
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus dalam jangka waktu tertentu. Ada banyak faktor penyebab inflasi salah
ekonomi ini tentunya sangat ditakuti oleh semua negara. Pembicaraan mengenai
inflasi mulai sangat popular di Indonesia ketika laju inflasi demikian tingginya
yang tentu berdampak kepada minat beli dan pendapatan barang dan jasa
khususnya yang terjadi di setiap provinsi yang ada di Indonesia. Berikut tabel 3.4
indeks harga konsumen 3 tahun terakhir di Kota Jambi tahun 2020 -2022
70
Sumber: Badan pusat statistik, 2022
c. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
yang berlaku dan dipergunakan untuk keperluan daerah. Pendapatan asli daerah
adalah pendapatan daerah yang diperoleh dari pembayaran pajak dan retribusi
masyarakat daerah itu sendiri. Oleh karena itu, PAD harus dimanfaatkan untuk
dengan jenis pendapatan daerah lainnya seperti, hibah, dana perimbangan dan
Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh penduduk suatu daerah
71
dan kepentingan umum suatu daerah. Contohnya seperti pembangunan jalan,
pemerintahan lainnya.
dari tahun ke tahun. Kebutuhan Masyarakat akan pelayanan publik yang semakin
pendapatan asli daerah (PAD). Berikut ini realisasi penerimaan PAD pemerintah
72
Jambi
6 Kab. Tanjung 16.648 1.586 6.644 29.041 53.919
Jabung Timur
7 Kab.Tanjung 35.428 2.407 10.948 71.437 120.220
Jabung Barat
8 Kab. Tebo 26.218 3.266 6.681 47.071 83.230
9 Kab. Bungo 38.887 4.396 6.031 91.014 140.327
10 Kota Jambi 255.91 38.541 9.783 89.191 393.430
5
11 Kota Sungai 7.653 38.541 11.199 13.221 34.901
Penuh
Jumlah 508.37 85.514 90.429 613.764 1.298.082
5
Sumber : Badan Pemgelola Pajak dan Retribusi Daerah, 2022
Jambi yaitu sebesar Rp.393.430 juta, dan daerah yang menerima PAD terendah
pendapatan tertinggi pada tahun 2019 yaitu terletak pada kota Jambi sebesar
Rp.255.915 juta, dan kabupaten yang menerima pendapatan terendah pada tahun
2019 yaitu terletak pada kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar RP.1.586 juta.
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui jumlah penduduk, PDRB dan inflasi secara parsial dan
simultan terhadap pajak daerah Kota Jambi, data harus memenuhi standar asumsi
74
data yang ada dipenelitian ini diharuskan lolos uji asumsi klasik yang
menandakan data tersebut sudah layak untuk di uji. Berikut hasil hasil uji asumsi
75
Sumber: Data diolah peneliti (SPSS)
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, hasil yang di peroleh nilai
asymptotic significant residual sebesar 0.130 > 0,05 dan menyimpulkan data
sampel yang telah dipakai ini terdistribusi normal. Selain dari itu, hasil uji
76
Gambar 4. 1 Grafik Probability
Untuk mendapatkan regresi yang baik maka data harus bebas dari
Dalam hal ini, cara yang paling cermat untuk menentukan terdapat atau tidak
77
terdapatnya hubungan multikolinearitas yakni bisa dilihat dari nilai tolerance dan
nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dari Variabel Independen Jumlah
sebesar 6,385 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, dan Inflasi sebesar
1,405 menunjukan nilai VIF dibawah 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada
multikolinearitas.
78
melihat besaran D-W (Durbin Watson) dengan ketentuan kriteria penarikan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .955 .912 .888 .12087 1.131
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y
dU = 1,5432
4 – dU = 4 – 1,5432
= 2,4568
dw = 1,131
dL = 0,8140
Berdasarkan tabel, diketahui dL= 0,8140 dan dU = 1,5432
Nilai dw (dari hasil spss) = 1,131
Jadi berdasarkan tabel pemanding nilai dL =0,8140 dan 4-dU = 2,4568
maka 0,8140 < 1,131 < 2,4568 dapat disimpulkan dalam model regresi tidak
terjadi autokorelasi.
Untuk mendapatkan regresi yang baik maka data harus bebas dari
79
heteroskedastisitas (uji scatter plot) dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
terjadi atau tidaknya gejala ketidak akuratan pada suatu hasil anasisi tersebut.
Pada dasarnya, uji heteroskedastisitas memenuhi syarat jika titik-titik pada grafik
membentuk pola tertentu. Dari gambar di atas terlihat bahwa titik sumbu Y tidak
membentuk pola tertentu dan titik-titik data menyebar. Maka dapat disimpulkan
penelitian.
Berdasarkan hasil pada pengolahan data, berikut tabel 4.4 hasil uji regresi
80
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Const -8.272 1.831 -4.518 .001
ant)
x1 3.883 1.585 .594 2.449 .032 .136 7.344
x2 .903 .580 .352 1.557 .148 .157 6.385
x3 -.070 .121 -.062 -.580 .573 .712 1.405
a. Dependent Variable: y
Sumber : Data Diolah Peneliti (SPSS)
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji regresi linear berganda yang diperoleh
menjelaskan jumlah penduduk produktif, pdrb dan inflasi terhadap pajak daerah
independent yaitu X1, X2, dan X3 bernilai (0) maka Pajak daerah kota Jambi
81
variabel lainnya dianggap konstan, maka variabel Y yaitu pajak daerah
lainnya dianggap konstan, maka variabel Y yaitu pajak daerah akan mengalami
KD = R2 X 100%
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .955a .912 .888 .12087 1.131
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y
Sumber : Data Diolah Peneliti ( SPSS)
82
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel diatas
menunjukan bahwa nilai R Square sebesar 0,912 yang artinya bahwa besarnya
penelitian ini.
caranya dengan menghitung rumus n-k-1 (n adalah jumlah tahun dan k adalah
jumlah variabel X) setelah itu hasil yang di dapat bisa dibandingkan pada
distribusi tabel F dan nilai F tabel pada penelitian ini adalah 3,59. Berdasarkan
tabel data diatas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 , nilai F hitung
37,953 > 3,59 maka ditarik kesimpulan variabel Jumlah Penduduk Produktif (X1),
83
PDRB (X2), dan Inflasi (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Setelah dilakukan pengolahan data uji t berjenis parsial dapat dilihat hasil
adalah jumlah tahun dan k adalah jumlah variabel X) setelah dihitung hasilnya
bisa dibandingkan dengan distribusi tabel t dan nilai t tabel pada penelitian ini
program SPSS diperoleh t hitung untuk variabel Jumlah Penduduk Produktif (X1)
yaitu 2,953 > ttabel 1,753 dengan nilai signifikan sebesar 0, 032 > 0,05. Dengan
hasil itu maka H0 ditolak dan Ha diterima. Secara parsial bahwa Jumlah Penduduk
84
Selanjutnya diperoleh nilai t hitung untuk variabel PDRB (X2) yaitu sebesar
1,557 < t tabel 1,753 dengan tingkat signifikan 0,148 > 0,05. Dengan itu maka H 0
diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa PDRB tidak berpengaruh signifikan
Kemudian pada variabel Inflasi (X3) diketahui nilai t hitung -0,580 < t tabel
1,753 dengan nilai signifikan sebesar 0,573 > 0,05. Dengan itu H 0 diterima dan Ha
ditolak yang berarti bahwa Inflasi tidak berpangaruh signifikan terhadap Pajak
Daerah.
4.2 Pembahasan
data-data yang dijadikan sampel penelitian ini telah lolos semua uji asumsi klasik
yang menandakan bahwa 15 sampel ini layak digunakan sebagai tolak ukur hasil
Penduduk Produktif (X1), PDRB (X2), dan Inflasi (X3) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Pajak Daerah (Y) di Kota Jambi tahun 2008-
2022 yang berarti bahwa hipotesis yang diajukan diterima dengan diperolehnya F
hitung 37,997 > F tabel 3,59 dengan signifikan (sig.) 0,000 < 0,05.
tahun 2008-2022
85
Dari hasil pengujian SPSS diperoleh hasil bahwa Jumlah Penduduk Usia
produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap pajak daerah dengan nilai
Produktif terhadap pajak daerah mengarah ke arah positif artinya jika Jumlah
Penduduk Usia Produktif naik sebesar 1% maka pajak daerah juga akan
meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Hidayati Sania (2018) yang berjudul
Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB dan Inflasi Terhadap Pajak Daerah Pada
Kabupaten Dan Kota di Provinsi Jawa Tengah yang menunjukan bahwa jumlah
penduduk berpengaruh terhadap pajak daerah. Hal ini dikarenakan syarat dalam
jumlah penduduk maka akan semakin bertambah jumlah yang menikmati jasa
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah yang bersumber dari pajak.
Dilihat dari data penelitian jumlah penduduk sudah baik yang artinya penduduk
banyak juga pajak daerah yang diterima oleh pemerintah. Jumlah penduduk usia
juga jumlah penduduk produktif yang di imbangi dengan SDM yang telah terdidik
daerah atau pemerintah pusat. Jadi penduduk produktif yang diharapkan, tetapi di
imbangi dengan kesempatan kerja serta perekonomian baru yang kemudian pada
86
Dengan demikian, semakin banyaknya jumlah penduduk usia produktif
maka Pendapatan Asli Daerah akan semakin meningkat dari banyaknya iuran dari
penduduk seperti pajak daerah atau retribusi daerah. Sehingga APDB disisi
daerah yang diperoleh dari iuran (pajak daerah atau retribusi daerah) yang dibayar
diketahui nilai t hitung untuk variabel PDRB (X2) yaitu sebesar 1,557 < t tabel
1,753 dengan tingkat signifikan 0,148 > 0,05 yang berarti bahwa PDRB tidak
berpengaruh terhadap Pajak Daerah, dengan kata lain hipotesis kedua dalam
penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Cerly M.Mongdong (2018)
Terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kota Tomohon, dan hal ini berarti
disebabkan karena adanya distribusi pendapatan yang tidak merata yang berakibat
berupa pajak yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan hasil korelasi tidak
87
signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi kontribusi pajak daerah
maka semakin tinggi pula pendapatan produk domestik regional bruto (PDRB),
rendah pula pendapatan produk domestik regional bruto (PDRB) sesuai dengan
kemakmuran masyarakat Kota Jambi. Nilai PDRB dari Kota Jambi cukup tinggi,
cukup tinggi pula. Akan tetapi apabila kemampuan masyarakat yang tinggi, tetapi
dikenai pajak daerah, maka PDRB tidak akan berpengaruh pada pajak daerah.
dan menyeluruh. pada variabel Inflasi (X3) diketahui nilai t hitung -0,580 < t
tabel 1,753 dengan nilai signifikan sebesar 0,573 > 0,05 yang berarti bahwa
Inflasi tidak berpangaruh signifikan terhadap Pajak Daerah. Hal ini sejalan dengan
inflasi itu naik atau turun secara terus menerus masyarakat akan tetap membayar
pajak daerah dikarenakan pajak dapat bersifat memaksa. Meskipun harga barang
dan jasa naik karena inflasi yang membuat pendapatan mereka berkurang namun
ini tidak berakibatkan pada pajak daerah. Dilihat dari data penelitian angka inflasi
juga didominasi dengan angka inflasi yang tidak maksimal, hal ini yang membuat
inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pajak daerah. Variabel tingkat inflasi
88
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Jambi
periode 2008-2022, ini berarti bahwa setiap kenaikan inflasi tidak akan
berdampak positif terhadap kenaikan pendapatan pajak daerah di Kota Jambi, jadi
inflasi yang terjadi di kota Jambi ini masih dalam kategori inflasi ringan yang
tidak menyebabkan perubahan pada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam
proses pembangunan ekonomi. penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anatoly Aditiya Saputra (2018) yang berjudul Analisis Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Paerah Kota Cilegon bahwa Inflasi
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
penduduk produktif, pdrb dan inflasi terhadap pajak daerah di kota jambi tahun
2008 -2022, hasil yang telah didapat dan disimpulkan sebagai berikut :
sama berpengaruh signifikan terhadap pajak daerah kota Jambi tahun 2008-
2022.
90
pemerintah daerah.
dengan kata lain hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hal ini karena
merata.
5.2 Saran
dipengaruhi oleh model lain di luar penelitian ini. Diharapkan bagi peneliti
91
yang akan datang untuk memperluas lagi variabel-variabel lain yang
membayar pajak, hal ini akan memberikan manfaat bagi orang banyak karena
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, E., & Handayani, S. I. (2008). Pengaruh PDRB Dan Jumlah Penduduk
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Merangin.
Anwar, S. A. (2022). Pengantar Ekonomi Pembangunan. CV. Green Publisher
Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (n.d.-a). Diakses Juli 12, 2023, dari
https://jambi.bps.go.id/indicator/12/544/2/penduduk-provinsi-jambi-
menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin.html
Badan Pusat Statistik. (n.d.-b). Diakses Juli 12, 2023, dari
https://www.bps.go.id/indicator/52/288/1/-seri-2010-produk-domestik-
regional-bruto-per-kapita.html
Badan Pusat Statistik. (n.d.-c). Diakses Juli 12, 2023, dari
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1948/1/series-data-inflasi-kota-jambi-
tahun-2001-2021.html
Balaka, M. Y. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Bastari, R. G., Siahaan, A. L. S., Dewi, R. S., Amin, F., Susilowardani, Sukma, D.
P., Dewi, P. M., Paramitha, A. A., Rahman, A., Kumala, R., Yudanto, D.,
Puspandari, R. r Y., Solapari, N., Faried, F. S., Syamsiah, D., Tektona, R.
I., Sipayung, B., Hadi, A. M., Suwandoko, … Kasiani. (2023). Hukum
Pajak di Indonesia. Sada Kurnia Pustaka.
Boediono, P. D. (2017). Ekonomi Indonesia. Mizan.
Chabibah. (2020). Ensiklopedia Seri Pendapatan Nasional. Alprin.
92
Darsono, B., & Sinta, P. P. R. (n.d.). Buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Penerbit Pustaka
Rumah C1nta. https://books.google.co.id/books?id
Digdaya, A. P., & Darso, M. (2015). Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendapatan
Perkapita, Inflasi, Dan Produk Domestik Regional Bruto Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus Kabupaten/Kota Propinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2013). Students Journal of Accounting and Banking,
4(1).
Eka Arianto, C., Sumarsono, S., & Adenan, M. (2022). Pengaruh Jumlah
Penduduk dan Angka Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Jember.
Febrian, W. D., Lestari, B. A. H., Alamanda, A. R., Wicaksono, G., Sudirjo, F., &
Amalia, M. (2022). Pajak Penghasilan Pemotongan Pemungutan—Google
Books.
https://www.google.co.id/books/edition/Pajak_Penghasilan_Pemotongan_
Pemungutan/oGSKEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Teori+pemungutan+pajak+berguna+untuk&pg=PA19
&printsec=frontcover
Ghazali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gheta, A. P. K. (2020). Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2013-2017. Relasi : Jurnal Ekonomi,
16(1), 104–135. https://doi.org/10.31967/relasi.v16i1.344
Hardiansyah, I. B. T. R. (2022). Ekonomi Makro. Cv. Azka Pustaka.
Hariyuda, R. (2009). Analisis pengaruh pertumbuhan penduduk, Pertumbuhan
usaha, Pertumbuhan PDRB dan Tingkat inflasi terhadap penerimaan pajak
Daerah (studi kasus di kota kediri). Skripsi. Universitas Brawijaya.
Hasanur, D., & Putra, Z. (2017). Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Pendapatan Asli Daerah. III.
Hasibuan, H. A., Indrawan, M. I., Aspan, H., & Nasution, A. R. (n.d.).
Peningkatan Keamanan Peneriman Pajak Daerah Sumut dalam
Peningkatan Mutu Ekonomi Sumut.
Hilmi, H., Nasir, M., Ramlawati, R., & Peuru, C. D. (2022). Pengaruh Jumlah
Penduduk dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten
Tolitoli. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(1), 20–27.
Jeriko, F. (2022). Sistem Informasi Pengelolaan Data Penduduk Berbasis Web. 1.
Kamila, A. (2016). Pengaruh Sektor Pariwisata, Produk Domestik Regional Bruto
(Pdrb), Tingkat Investasi Dan Jumlah Penduduk Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (Pad) Tahun 2010-2014 (Studi Kasus
Kabupaten/Kota Eks Karesidenan Surakarta).
Kolompoy, J. J., Masinambow, V. A. J., & Niode, A. O. (2022). Pengaruh Produk
Domestik Regional Bruto Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi,
22(4),Article4.https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jbie/article/view/
40831
93
Liow, M., Naukoko, A., & Rompas, W. (2022). Pengaruh Jumlah Penduduk dan
Investasi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi
Sulawesi Utara. 22, 138–149.
Majid, R. (2021). Dasar Kependudukan. Penerbit NEM.
Nadhiroh, N. (2018). Pengaruh Pendapatan Perkapita, Produk Domestik Regional
Bruto, Inflasi, Dan Belanja Modal Terhadap Penerimaan Pajak Daerah
(Studi Kasus Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016)
[Undergraduate,UniversitasMuhammadiyahSemarang].http://repository.un
imus.ac.id/3019/
Nuastiko, R. I., Udjianto, D. W., & Sodik, J. (2022). Pengaruh Indikator
Perekonomian di Sektor Ketenagakerjaan Terhadap Inflasi di Indonesia
Tahun 1999 – 2021.
Priadana, M. S., & Sunarsi, D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal
Books.
Putra, T. P., & Anis, A. (2021). Pengaruh Penduduk, PDRB Perkapita dan Hotel
Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera barat.
Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 3(1), Article 1.
https://doi.org/10.24036/jkep.v3i1.13522
Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Teori ekonomi makro. Jakarta: Lpfeui.
Rapi, M. (2022). Perekonomian Indonesia. CV Jejak (Jejak Publisher).
https://books.google.co.id/books?id=yJ2mEAAAQBAJ
Raysharie, P. I., & Takari, D. (2023). Analisis Dampak Inflasi, PAD Dan Tingkat
Pengangguran Terbuka Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka
Raya Tahun 2014-2020.
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen.
Deepublish.
Rohman, F., Anggraeni, R., & Rosita, N. H. (2021). Metodologi Penelitian
Pemasaran. Universitas Brawijaya Press.
Sariwati, R. (2021). Kajian yuridis pemberian insentif pajak penghasilan pada
masa pandemi Covid-19. Jurnal Cakrawala Hukum, 12(1), 90–98.
Sembiring, I. P. S., Simanjuntak, S., & Sitepu, V. A. (2021). Pengaruh Inflasi dan
Pengangguran terhadap Penduduk Miskin di Sumatera Utara Tahun 2006–
2020. Jurnal Ilmu Sosial, Manajemen, Akuntansi Dan Bisnis, 2(2), Article
2. https://doi.org/10.47747/jismab.v2i2.247
Simanjuntak, A., & Ginting, M. C. (2019). Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja
Daerah. Jurnal Manajemen, 5(2), 183–194.
Simanungkalit, E. F. B. (2020). Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Journal of Management: Small and Medium Enterprises
(SMEs), 13(3), 327–340.
Sudirman, Osrita, H., & Zahari, M. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
https://sg.docs.wps.com/l/sIL2p6s7TAdXOgqYG?v=v2
Sugeng, B. S. (2022). Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Eksplanatif). Deepublish.
94
Suhendra, A., Sulistyono, D., Sukarsiyah, D., Simorangkir, G. M., Bimasakti, R.
K. Y., Basyar, M. K., Tervia, S., & Pamungkas, A. (2022). Ekstensifikasi
dan Intensifikasi Peningkatan PAD. Bina Praja Press.
Susanto, R., & Pangesti, I. (2021). Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. JABE (Journal of Applied
Businessand Economic), 7(2), 271.
https://doi.org/10.30998/jabe.v7i2.7653
Susiatik, T. S. (2020). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Cerdas Ulet Kreatif
Publisher.
Susila, M. R., & Pradhani, F. A. (2022). Analisis Pengaruh PDRB Perkapita Dan
Julah Tenaga Kerja Terhadap Jumlah Pendapatan Pajak Daerah Provinsi
Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan (JIAKu), 1(1), 72–
87. https://doi.org/10.24034/jiaku.v1i1.4996
Takahindangen, E. A., Morasa, J., & Runtu, T. (2019). Evaluasi Target Dan
Realisasi Pencapaian Pajak Daerah Pada Badan Penadapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 14(4).
https://doi.org/10.32400/gc.14.4.26156.2019
Ulya, H. N. (2021). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teori Makro Ekonomi
KonvensionaldanIslam.PenerbitNEM.https://books.google.co.id/books?
id=PCtTEAAAQBAJ
Wangtafendirra, M. F. (2023). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah
Penduduk, Upah Minimum, Dan Tingkat Pengangguran Terhadap
Kemiskinan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015-2020.
Wau, M., Manao, A., & Fau, J. F. (2023). Buku Ajar Pengantar Perpajakan.
Feniks Muda Sejahtera.
Widyaningsih, B. W. A. (2022). Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan
Ekonomi.PT.GrafindoMediaPratama.https://books.google.co.id/books?
id=m84iC9KybScC
Yam, J. H., & Taufik, R. (2021). Hipotesis Penelitian Kuantitatif. Jurnal Ilmu
Administrasi, 3(2), 96–102.
Yuliani, I. (2019). Pengaruh Belanja Dan Investasi Terhadap Kemandirian Dan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Uwais Inspirasi Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=_HipDwAAQBAJ
Yuniarti, E., & Satya, F. M. (2008). Pengaruh komitmen organisasi dan gaya
kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial (studi empiris pada kantor cabang perbankan di propinsi
lampung). Jurnal Ilmiah ESAI, 2(1), 40–56.
Zahari, M. (2018). Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja
Modal di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 18(3),
635. https://doi.org/10.33087/jiubj.v18i3.531
Zuraida, I. (2012). Teknik penyusunan peraturan daerah tentang pajak daerah dan
retribusi daerah (Cet. 1). Sinar Grafika.
95
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Variabel
https://jambi.bps.go.id/indicator/6/844/6/ketenaga-kerjaan-kab-kota.html
https://jambi.bps.go.id/indicator/11/2095/1/-seri-2010-produk-domestik-regional-
bruto-pdrb-adhk-menurut-pengeluaran-kota-jambi.html
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1948/1/series-data-inflasi-kota-jambi-tahun-
2001-2021.html
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1892/1/inflasi-kota-jambi-tahun-dasar-
2018-.html
Lampiran 2. Jumlah Penduduk Perkecamatan
https://jambi.bps.go.id/indicator/12/544/1/penduduk-provinsi-jambi-menurut-
kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin.html
https://jambikota.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3
https://jambikota.bps.go.id/
97
Lampiran 3. Data PDRB ADHK
98
https://jambikota.bps.go.id/indicator/52/48/1/pdrb-seri-2010-atas-dasar-harga-
konstan-menurut-lapangan-usaha-juta-rupiah-.html
99
Lampiran 4. Indeks Harga Konsumen
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1906/1/indeks-harga-konsumen-kota-jambi-
tahun-dasar-2007-.html
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1907/1/indeks-harga-konsumen-kota-jambi-
tahun-dasar-2012-.html
https://jambi.bps.go.id/indicator/3/1908/1/indeks-harga-konsumen-kota-jambi-
tahun-dasar-2018-.html
100
Lampiran 5. Hasil SPSS
Your temporary usage period for IBM SPSS Statistics will expire in
4437 days.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) CIN(95)
/NOORIGIN
/DEPENDENT pajak
/METHOD=ENTER jpp pdrb inflasi
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3)
/SAVE PRED MCIN RESID.
Regression
Variables Entered/Removeda
Variables EnteredVariables Removed Method
x3, x2, x1b .
a. Dependent Variable: y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.955a .912 .888 .12087 1.131
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y
ANOVAa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1.664 3 .555 37.953 .000b
101
Residual .161 11 .015
1.824 14
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -8.272 1.831 -4.518 .001
3.883 1.585 .594 2.449 .032 .136 7.344
.903 .580 .352 1.557 .148 .157 6.385
-.070 .121 -.062 -.580 .573 .712 1.405
a. Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) x1 x2 x3
3.827 1.000 .00 .00 .00 .01
.173 4.707 .00 .00 .00 .68
.000 97.941 .43 .00 .14 .13
4.397E-5 294.997 .57 1.00 .86 .18
a. Dependent Variable: y
102
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 4.2941 5.4166 5.0468 .34471 15
Std. Predicted Value -2.184 1.073 .000 1.000 15
Standard Error of Predicted Value .038 .093 .060 .016 15
Adjusted Predicted Value 4.1607 5.4197 5.0389 .37436 15
Residual -.21951 .12405 .00000 .10714 15
Std. Residual -1.816 1.026 .000 .886 15
Stud. Residual -2.104 1.209 .025 1.043 15
Deleted Residual -.29453 .22734 .00795 .15218 15
Stud. Deleted Residual -2.594 1.237 -.028 1.154 15
Mahal. Distance .478 7.286 2.800 2.049 15
Cook's Distance .000 .519 .117 .164 15
Centered Leverage Value .034 .520 .200 .146 15
a. Dependent Variable: y
103
104
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea .03297
Cases < Test Value 7
Cases >= Test Value 8
Total Cases 15
Number of Runs 7
-.521
Asymp. Sig. (2-tailed) .603
a. Median
105