Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN NASIONAL

NAMA : RENI NURAENI


KELAS : PGSD.B.18
NIM : 13810003

NARASI
REFORMASI PENDIDIKAN NASIONAL
Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Anwar Makarim

Reformasi pendidikan di Indonesia masa kini dan masa yang akan datang melalui
merdeka belajar. Adanya wabah Covid-19, pembelajaran dilakukan secara unik melalui
teknologi yang menjadikan roda inovasi lebih cepat. Selain itu, menumbuhkan empati antara
guru dengan orang tua. Guru menyadari betapa pentingnya peran orangtua dalam
mengsukseskan pendidikan dan orangtua menyadari betapa sulitnya tugas guru dalam
mengajar anak-anak nya.
Dengan belajar memberikan konsep kemerdekan bagi setiap unit pendidikan untuk
berinovasi. Konsep ini harus menyesuaikan kondisi dimana prose belajar mengajar berjalan,
baik di sisi budaya, kearifan lokal, sosio ekonomi maupun infrastruktur. Kemendikbud
menyiapkan strategi yang tidak akan keluar dari esensi pendidikan yakni kualitas guru.
Merdeka belajar tidak akan berhasil tanpa teknologi. Melalui teknologi sebagai alat bantu
guru meningkatkan potensi di sekolah yang menjadikan pusat pelatihan di daerah itu sendiri.
Kurikulum yang mudah dipahami dan lebih fleksibel menjadi suatu hal yang diperlukan
dalam mendukung implementasi merdeka belajar. Sehingga guru dapat memilih konsep
pembelajaran dengan kualitas tinggi sesuai dengan kompetensi masing-masing siswa. Esensi
merdeka belajar adalah menggali potensi terbesar para guru-guru sekolah dan murid untuk
berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Mandiri bukan hanya
mengikuti proses birokrasi pendidikan, tetapi inovasi.
Konsep merdeka belajar dapat diterapkan di berbagai universitas terutama universitas
yang berada di daerah terpencil. Melalui teknologi dapat mengintegrasikan kearifan lokal.
Terpenting konetivitas internet, kemampuan membayar data, dan infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi harus menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan.
Dengan konsep merdeka belajar, artinya diberikan kebebasan dalam belajar bukan adanya
paksaan. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bukan hanya akademis yang
didapat juga dalam praktik nya.
Dalam quotes Harvard University, keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh
kecerdasan dan keterampilan, potensi hardskill diperoleh 20% dan sisanya softkill 80%
kemampuan mengelola diri.
Mandat presiden dalam penyesuaian kurikulum yang bertujuan mewujudkan profil
para pelajar di Indonesia. Kemendikbud telah menetapkan enam indikator sebagai profil
pelajar pancasila sebagai berikut:
1. Bernalar kritis, seperti problem solving sebagai pemecahan masalah yang kognitif.
2. Mandiri, artinya secara indipenden termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan
mencari kepengetahuan knowledge.
3. Kreatif, menciptakan hal baru yang berinovasi rasa cinta terhadap kesenian dan
budaya.
4. Gotong royong, berkemampuan kolaborasi bekerja secara tim.
5. Kebhinekaan global, agar profil pelajar mencintai keberagaman budaya agama ras di
negera sendiri dan internasional. Bangga menjadi indonesai dan bangga menjadi
manusia penduduk dunia secara global untuk berkompetensi secara global.
6. Berakhlak mulia, memiliki moralitas, spiritualitas, etika yang baik. Pendidikan
karakter harus menjadi pilar inti daripada kurikulum maupun pola pelajaran.
Project Based Learning menjadi salah satu metode melatih jiwa gotong royong dan
kreativitas siswa. Bukan hanya dengan membaca materi lalu diuji, melainkan untuk
menciptakan karya. Untuk melatih softskill harus banyak bertanya, mencoba, lalu berkarya.
Proses pembelajaran adalah wadah untuk berfikir kritis, memecahkan masalah, merubah
paradigma mindset untuk lebih terbuka melalui proses beriskusi.
Kondisi seperti ini karena Covid-19 memaksakan semua elemen harus memahami
keaadan seperti ini, baik itu guru, orang tua, dan siswa keluar dari zona nyaman masing-
masing. Pembelajaran secara jarak jauh dinilai akan semakin melatih karakter adaptif,
inovatif, dan kreatif dari komunitas pendidikan.
Nadiem Makarim, tips untuk pengajar dalam menghadapi Covid-19 sebagai berikut:
1. Jangan stress, masa adaptasi. Yakini bahwa cara terbaik untuk belajar adalah dengan
keluar dari zona nyaman.
2. Mencoba membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. Jangan takut untuk
berekspetasi dengan cara-cara baru sebagai inovasi dalam pembelajaran.
3. Mencoba project based learning. Memberikan group assignment yang menciptakan
tantangan, kolaborasi, mendorong sesama untuk gotong royong.
4. Alokasikan lebih banyak waktu bagi yang tertinggal.
5. Sering nyontek antar guru untuk lebih baik.
6. Have fun, mengajar itu tidak mudah dan siapa bilang harus membosan kan.

Anda mungkin juga menyukai