muhammadhfzk00@gmail.com
Abstrak
Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat muslim yang memiliki nilai
instrumental. . Infaq sendiri merupakan suatu kegitan mengeluarkan harta yang
digunakan untuk kepentingan yang ditetapkan oleh Allah . sedekah diartikan
sebagai pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif merupakan
upaya memahami berbagai konsep yang ditemukan dalam proses penelitian,
dengan menggunakan teknik content analysis (analisis isi) dan riset kepustakaan
(library research). Dilakukannya penyuluhan di bidang perpajakan guna
menambah wawasan mengenai wajib pajak harus dilakukan oleh pemerintah.
Dilakukannya penyuluhan di bidang perpajakan guna menambah wawasan
mengenai wajib pajak harus dilakukan oleh pemerintah.
Abstrak
Islam yang selama ini dipercaya sebagai agama rahmatan lil `ālamịn
ternyata telah menjadikan banyak orang terkesima untuk mendalaminya, bahkan
orang non muslim sekalipun. Namun untuk mendalami Islam, tentunya kita tidak
dapat melepaskan diri dari sumber Islam itu sendiri, yakni al-Qur’an dan al-
Hadits. Dalam memahami ilmu apapun tidak terkecuali al-Qur`an dan al-Hadits
selalu kita akan dihadapkan dengan aturan main (rule of the game) yang harus
dipenuhi dan ditaati. Ini tidak lain adalah demi mendapatkan pemahaman yang
utuh dan agar tidak terjadi salah paham (miss understanding). Itu sebabnya,
mengapa ulama` terdahulu telah mewanti-wanti dan mensyaratkan begitu ketat
bagi orang yang ingin menjadi penafsir dan pengkaji al-Qur’an dan al-Hadits,
apalagi hasil penafsiran dan pengkajiannya hendak dipublikasikan dan menjadi
konsumsi publik (al-Imrịtiy 1968).
KAJIAN LITERATUR
Literatur pertama, berjudul Pribumisasi Islam dalam Tafsir al-Azhar Pada QS.
At-Taubah ayat 60 tentang Mustahiq Zakat karya Rafika Ariandini (Ariandini
2019), hasil penelitiannya ialah terdapat pribumisasi Islam dalam penafsiran
Hamka dalam menafsirkan ayat tersebut, yaitu; (1) Fakir dan Miskin, menurut
Hamka fakir adalah orang yang susah atau tidak mampu mencukupi kebutuhannya
dari kaum muslim. Miskin adalah orang yang tidak mampu dari kalangan Yahudi
dan Nasrani. MenurutHamka, yang berhak menerima zakat dari golongan fakir
dan miskin adalah kaum muslim. Kaum Yahudi dan Nasrani berhak menerima
apabila kaum muslim sudah mendapatkan haknya (2) Amil Zakat, menurut
penafsiran Hamka adalah semua pengelola zakat, baik yang diangkat atau diakui
oleh negara, maupun yang berdiri sendiri menurut kesepakatan suatu kelompok
masyarakat. (3) alMu`allafah, menurut Hamka, al-Mu`allafah yang berlaku pada
masa sekarang adalah dari kalangan muslim, karena agama Islam sudah kuat
sehingga tidak perlu menarik orang non muslim dengan zakat.
METODE PENELITIAN
1. Menguraikan Zakat
Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat muslim yang memiliki nilai
instrumental secara strategis dan sangat berpengaruh terhadap perilaku yang
melaksanakan zakat, yang mengimplementasikan rasa syukur kepada Allah serta
menumbuhkan rasa kepedulian sosial bersama. Zakat juga sangat sangat
berpengaruh terhadap sosial ekonomi manusia. Tujuan zakat sendiri adalah bukan
hanya semata-mata untuk menyantuni orang miskin dalam segi konsumtif, namun
juga memiliki tujuan yang lebih mulia yaitu mengentaskan kemiskinan.
Sebagai upaya rasa tolong menolong, maka perlu adanya sebuah wadah
penyaluran yang menghubungkan antara muzakki dan mustahik. Di Indonesia
sendiri zakat diatur oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang dikelola
pihak pemerintah dan Lembaga Amil Zakat Nasiona (LAZ) yang dikelola
masyarakat. Yang kedunanya sudah diatur pada UU No. 23 Tahun 2011 mengenai
Pengelolaan Zakat. Lembaga ini telah dibentuk untuk memudahkan bagi
masyarakat yang hendak berzakat, berinfaq dan bersedekah, yang setelah
dilakukannya pengumpulan kemudian didistribusikan kepada masyarakat yang
berhak menerima.
Zakat yang terkumpul dalam jangka waktu yang lama seharusnya dapat
membawa mustahik ke tingkat perkembangan usaha. Tetapi program konsumtif
ini hanya bersifat stimulan dan bersifat jangka pendek, sedangkan program
pemberdayaan lebih di prioritaskan.
Makna pemberdayaan dalam arti yang luas ialah memandirikan mitra,
sehingga mitra dalam hal ini mustahik tidak selamanya tergantung kepada amil.
Oleh karena itu, dalam hal ini mustahik tidak selalu bergantung pada amil.
Pemberian zakat konsumtif dan produktif kepada mustahik harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan syariat islam dan kondisi mustahik. Untuk mengetahui kondisi
mustahik, amil perlu melihat apakah mustahik dapat digolongkan sebagai
mustahik produktif atau konsumtif.1
2. Menguraikan infaq
Infaq berasal dari kata nafaga yang memiliki arti sudah berlalu. Infaq
sendiri merupakan suatu kegitan mengeluarkan harta yang digunakan untuk
kepentingan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Menurut UU No. 23 Tahun 2011
menyebutkan bahwasanya infaq adalah harta yag digunakan secara pribadi atau
suatu badan usaha diluar zakat yang diberikan untuk kepentingan umum. Infaq
berarti menyumbangkan atau memberikan rezeki kepada orang lain dengan itikad
baik yang bertujuan membantu karena Allah SWT. Infaq berbeda dengan zakat,
infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum.
Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada
siapapun misalnya orang tua, kerabat,anak yatim, orang miskin, atau orang-
1
Amin, S. 2019. Optimalisasi Dana ZIS pada LAZISNU Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
Az-Zarqa’: Jurnal Hukum Bisnis Islam. 11(2). 423-435.
“Ya Allah SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang
lain : “Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infaq, kehancuran”. (Al
Zuhaili, Wahbah, al Fiqh
al Islam wa Adillatuhu, Juz II, Damaskus, 1996 : 916).
3. Menguraikan Sedekah
Sebagaimana yang terdapat dalam kitab al- Mu’jam al-Mufahras Lil al-
Fasi alqur’an al-Karim disebutkan, kata shada-qah dalam bentuk tunggal
terulang se-banyak lima kali dalam Al-quran. Yaitu dalam surah al-Baqarah ayat
196 dan 263 Surah an-nisa ayat 114, Surah at-Taubah ayat 103, al- Mujadalah
ayat 12.
Sementara itu ada tigabentuk plural (jamak yang digunakan oleh Al-quran yaitu:
1. (al-sadaqatu) yaitu terulang sebanyak tujuh kali, yakni pada surah al-Baqarah:
271 dan 276, at-taubah: 58, 60, 79dan 104, al-Mujadalah:13.
2. (sadaqatikum) terulang sebanyak satu-kali hanya pada surah al-baqarah; 264.
3. (saduqatihinna) terulang sebanyak satu kali hanya pada surah an-Nisaa; 4. 2
4. Menguraikan Waqaf
2
Lihat Muhammad Fuad ‘Abdu al-baqiy, al- Mu’jam al-Mufahras Lil al-Fadzi al-Quran al-karim
(Indonesia: Maktabah dahlan,t.th), h. 515
3
Lihat dewan redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Cet.IX; Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 2001, h. 259.
4
Lihat Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang zakat, Infak dan sedekah, cet.IV; Jakarta;
Gema Insani press, 2004, h. 15
Dengan definisi ini, maka barang wakaf tidak harus lepas dari kepemilikan
pewakaf, dan barang wakaf tidak harus lepasdari kepemilikan pewakaf, dan
barang wakaf bisa diambil kembali serta boleh dijual. Sebab yang paling sahih
menurut Abu Hanifah, bahwa wakaf adalah boleh dan tidak mengikat seperti
transaksi pinjam meminjam (Wahbah Zuhaili, 2000: 7599).
b) Wakaf menurut pengikut madzhab Maliki :
“Menjadikan manfaat benda yang dimiliki, baik berupa sewa atau hasilnya untuk
diserahkan kepada orang yang berhak, dengan penyerahan berjangka waktu sesuai
dengan kehendak waqif. (Ali Fikri,1938:304)
5. Menguraikan Pajak
Pengertian Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Undang-
Undang Perpajakan, dapat dijelaskan bahwa pajak merupakan iuran yang terutang
oleh orang perseorangan atau badan hukum yang wajib dibayarkan kepada negara
sesuai dengan undang-undang dan bersifat memaksa. Peran serta dalam
membayar pajak ini tidak membawa imbalan secara langsung, namun akan
dialokasikan untuk kepentingan nasional sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Fungsi Pajak
Secara umum, ada empat fungsi pajak yang dibebankan kepada rakyat.
Yaitu:
a) Fungsi keuangan (anggaran), pajak sebagai sumber pemasukan bagi
pemerintah untuk meutupi pengeluaran pemerintah.
b) Fungsi pengaturan pajak (biasa) sebagai perangkat untuk merancang atau
menjalankan kebijakan pemerintah di bagaian sosoal dan ekonomi.
c) Fungsi stabilitas, dengan adanya fungsi stabilitas pemerintah memiliki
fasilitas untuk melaksanakan langkah-langkah yang berkaitan tentang
stabilisasu harga untuk mengntrol inflasi.
d) Fungsi redistribusi, pajak yang telah dikumpulkan negara, akan dipakai untuk
membiayai kepentingan umum, termasuk pembiyayaan untuk pembangunan.
Sistem Pemungutan Pajak
Dasar aturan pengumpulan pajak merupakan perubahan ketiga undang-
undang dasar 1945 pasal 23 A.
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton dalam bukunya Hukum Pajak 14
Mardiasmo, Perpajakan menyatakan bahwa pada dasarnya ada 4 (empat) macam
sistem pemungutan pajak yaitu :
Sedekah
istilah sedekah diartikan sebagai pemberian sesuatu kepada fakir
miskin atau yang berhak menerimanya
Waqaf
Para imam mazhab memiliki pendapat yang berbeda. Pendapat ini
merupakan pendapat dari imam Maliki: menjadikan manfaat benda
yang dimiliki, baik berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan
kepada orang yang berhak, dengan penyerahan berjangka waktu
sesuai dengan kehendak waqif
Pajak
Pajak adalah “kontribusi yang sah (wajib) warga negara untuk
membiayai dengan tidak membayarnya sebagai imbalan karena
langsung dipertanggungjawabkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
SIMPULAN
Menguraikan Zakat Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat muslim
yang memiliki nilai instrumental secara strategis dan sangat
berpengaruh terhadap perilaku yang melaksanakan zakat, yang
mengimplementasikan rasa syukur kepada Allah serta menumbuhkan
rasa kepedulian sosial bersama. Di Indonesia sendiri zakat diatur oleh
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang dikelola pihak
pemerintah dan Lembaga Amil Zakat Nasiona (LAZ) yang dikelola
masyarakat. Lembaga ini telah dibentuk untuk memudahkan bagi
masyarakat yang hendak berzakat, berinfaq dan bersedekah, yang
setelah dilakukannya pengumpulan kemudian didistribusikan kepada
masyarakat yang berhak menerima.
Selain itu sedekah dapat dimaknai pula sebagai suatu pemberian yang
diberikan oleh seseorang Muslim kepada orang lain secara spontan dan
sukarela tanpa batasi oleh waktu dan jumlah tertentu; suatu pahala
semata. Jadi secara umum sedekah dapat didefinisikan sebagai suatu
pemberian yang diberikan oleh seseorang muslim kepada orang lain
secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu dan itu dilakukan sebagai bentuk implementasi pengakuan dan
bukti kebe-naran iman seseorang dengan mengharap rida dan pahala
semata dari Allah swt.