Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH EKONOMI

“PERDAGANGAN INTERNASIONAL”

KELOMPOK : INDIVIDU
KELAS : XI IPS 4

NAMA : INTAN CHAYANING PUTRI


SMAN 1 SIMPANG EMPAT
TANAH BUMBU

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


TAHUN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “PERDAGANGAN INTERNASIONAL"
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah pengetahuan kita juga
serta manfaat bagi kedepannya.

Simpang Empat, Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................5
1. Latar Belakang.....................................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................................6
A. Pengertian Perdagangan Internasional...............................................................................................6
B. Manfaat Perdagangan Internasional ……………………………………………………………………………………………….7
1. Sektor Riil .......................................................................................................................................7
2. Sektor Moneter ..............................................................................................................................7
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perdagangan Internasional........................................................8
1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional.................................................................................8
2. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional …………………………………………………………………………9
D. Teori Perdagangan Internasional......................................................................................................11
1. Teori Kaum Merkantilisme.............................................................................................................11
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut)………………………………………………………………………………….…………11

3. Teori Keunggulan Komporatif….……………………………………………………………………………………….…………12

E. Kebijakan Perdagangan Internasional dan Tujuannya ………………………………………………………………. 13

1. Kebijakan Ekspor…………………………………… ……………………………………………………………………………….… 13

2. Kebijakan Impor.............................................................................................................................14
F. Alat dan Cara Pembayaran Internasional ………………………………………………………………………………………15

1. Pembayaran Secara Tunai (Cash Payment)


………………………………………………………………………………….15

2. Kompensasi Pribadi (Private Compensation) ………………………………………………………………………………15

3. Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial Draft) ……………………………….16

4. Letter of Credits ( L/C)…………………………………………………………………………………………………………………16

G. Neraca Pembayaran Internasional ……………………………………………………………………………………………….16

1. Neraca Perdagangan …………………………………………………………………………………………………………………16

iii
2. Neraca Pembayaran ………………………………………………………………………………………………………………….17

3. Komponen Neraca Pembayaran ………………………………………………………………………………………………..18

H. Devisa ………………………………………………………………………………………………………………………………………….20

1. Sistem Devisa Kontrol ……………………………………………………………………………………………………………….20

2. Sistem Devisa Semikontrol ………………………………………………………………………………………………………..20

3. Sistem Devisa Bebas ………………………………………………………………………………………………………………….20

4. Penegasan Sistem Devisa Bebas ………………………………………………………………………………………………..20

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN..................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan transportasi dan komunikasi, jarak geografis antar negara
semakin tidak terlalu menjadi hambatan. Perkembangan transportasi laut, udara, dan darat,
bersama dengan teknologi komunikasi, telah membuka akses yang lebih mudah untuk pertukaran
barang dan informasi antar negara. Revolusi Industri pada abad ke-18 dan ke-19 menciptakan
perubahan mendasar dalam cara produksi barang. Peningkatan produksi massal memacu
kebutuhan akan sumber daya, bahan baku, dan pasar yang lebih luas, mendorong negara untuk
terlibat dalam perdagangan internasional. Negara-negara memiliki keberagaman dalam sumber
daya alam yang dimilikinya. Beberapa negara mungkin kaya akan sumber daya tertentu,
sementara yang lain mungkin memiliki keunggulan komparatif dalam produksi barang atau
layanan tertentu. Perdagangan internasional memungkinkan negara untuk memanfaatkan
keunggulan komparatif ini. Sistem ekonomi yang berkembang, seperti kapitalisme dan
liberalisme ekonomi, memberikan dukungan terhadap perdagangan internasional. Kebijakan
perdagangan yang mendukung pasar bebas, penghapusan tarif, dan penyederhanaan prosedur
perdagangan memfasilitasi pertukaran antar negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perdagangan internasional?
2. Apa saja manfaat perdagangan internasional?
3. Apa faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional?
4. Apa saja kebijakan perdagangan internasional?

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan suatu aktivitas berdagang yang dilakukan oleh dua
negara yang berbeda. Perdagangan internasional dapat disebut pula sebagai international trade
dan telah ada sejak pertengahan abad.

Lebih jelasnya, perdagangan internasional ini dapat terjadi ketika ada kegiatan
perdagangan yang dilakukan oleh dua negara berbeda dan tentu saja kegiatan tersebut telah
disetujui oleh keduanya.

Contohnya seperti ketika seseorang berbelanja barang impor-impor dari marketplace


tertentu.

Selain pengertian secara umum, menurut ahli yaitu Wahono Diphayana mengemukakan
pengertian perdagangan internasional.

Menurut Wahono, perdagangan internasional merupakan transaksi bisnis antara beberapa


pihak yang melibatkan lebih dari satu negara, perdagangan internasional dapat dilakukan oleh
perseorangan maupun kelompok.

Dari aktivitas perdagangan internasional tersebut, kemudian terbentuklah hubungan ekonomi


antar negara yang menjalin kerja sama. Ada tiga bentuk hubungan ekonomi di antaranya adalah
sebagai berikut.

1. Terjadinya pertukaran output atau hasil yang diperoleh suatu negara dengan negara lain
yang telah menjalin kerja sama.
2. Terbentuknya hubungan ekonomi dalam bentuk hutang piutang yang terjadi antar negara.
3. Terjadinya pertukaran aliran produksi maupun pertukaran sarana produksi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebijakan dari perdagangan internasional telah
terjadi ribuan tahun yang lalu serta memiliki dampak dan manfaat terhadap kepentingan dan
keberlangsungan ekonomi, sosial, hingga politik suatu negara.

Di beberapa negara, perdagangan internasional ini menjadi salah satu faktor utama yang
dapat meningkatkan Gross Domestic Product atau GDP.

Perdagangan internasional menurut negara partisipannya dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu perdagangan internasional bilateral, perdagangan internasional regional serta perdagangan
internasional multilateral.

vi
Sedangkan menurut bentuknya, perdagangan internasional dibagi lagi menjadi beberapa jenis
yaitu dapat berupa ekspor dan impor, konsinyasi, package deal, border crossing dan lainnya.

B. Manfaat Perdagangan Internasional


Salah satu jenis perdagangan yang menguntungkan adalah perdagangan internasional
yang merupakan suatu kegiatan transaksi jual beli antara suatu negara dengan negara lainnya.
Dengan adanya kegiatan ini banyak manfaat perdagangan internasional yang bisa dirasakan.
1. Sektor Riil

 Akses ke Pasar Global:

Perdagangan internasional membuka pintu bagi produsen dan eksportir di sektor


riil untuk mengakses pasar global. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjual produk
dan barang ke berbagai negara di seluruh dunia.

 Diversifikasi Pasar:

Melalui perdagangan internasional, sektor riil dapat mengurangi ketergantungan


pada pasar domestik. Dengan menjual produk ke berbagai negara, risiko ekonomi yang
terkait dengan fluktuasi pasar domestik dapat dikurangi.

 Peningkatan Efisiensi Produksi:

Perdagangan internasional mendorong spesialisasi produksi. Negara dapat fokus


pada produksi barang dan layanan yang mereka lakukan dengan efisien, sementara
mereka mengimpor barang dan layanan yang tidak dapat diproduksi dengan biaya yang
kompetitif.

 Transfer Teknologi dan Pengetahuan:

Melalui interaksi dengan mitra perdagangan internasional, sektor riil dapat


mengakses teknologi dan pengetahuan baru. Transfer teknologi ini dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing industri domestik.

2. Sektor Moneter

 Likuiditas dan Cadangan Devisa:

Dengan adanya ekspor dan penerimaan devisa dari perdagangan internasional,


negara dapat membangun cadangan devisa yang signifikan. Cadangan devisa ini berperan
penting dalam menjaga stabilitas mata uang, memberikan likuiditas, dan menanggulangi
ketidakseimbangan pembayaran.

vii
 Penguatan Mata Uang:

Keberhasilan ekspor dapat mendukung penguatan mata uang negara tersebut.


Kenaikan permintaan terhadap mata uang domestik untuk pembayaran ekspor dapat
meningkatkan nilai tukar, yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan inflasi dan
menguntungkan impor.

 Pengendalian Inflasi:

Dengan adanya persaingan global, impor barang dan jasa dapat membantu
mengendalikan inflasi. Pasokan barang dan jasa dari luar negeri dapat memberikan
pilihan lebih banyak bagi konsumen dan perusahaan, mencegah kenaikan harga yang
berlebihan.

 Diversifikasi Portofolio Keuangan:

Penerimaan devisa dari perdagangan internasional memberikan kesempatan untuk


diversifikasi portofolio investasi negara. Cadangan devisa dapat diinvestasikan dalam
instrumen keuangan internasional, memberikan keuntungan finansial dan meningkatkan
ketahanan ekonomi.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perdagangan Internasional


1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional bukan hanya seputar ekspor dan impor barang, tetapi
penggunaan atau pemakaian jasa-jasa lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti
pengangkutan, pembayaran, internasional, dan kebijakan pemerintah negara lain. Terjadinya
perdagangan internasional harus didasari dengan kepercayaan dan saling memberikan
keuntungan.
1. Perbedaan Sumber Daya Alam
Adanya perbedaan sumber daya, iklim, dan kualitas sumber daya manusia
sehingga menimbulkan perbedaan kuantitas dan kualitas hasil produksi. Oleh karena
itu, perdagangan internasional harus dilakukan supaya kuantitas dan kualitas produksi
di suatu negara bisa berjalan dengan lancar.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Setiap negara mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
yang berbeda-beda. Karena hal inilah yang membuat suatu negara ingin melakukan
perdagangan internasional agar perkembangan iptek di negaranya tidak tertinggal
dengan negara lain.

viii
3. Terjadinya Kelebihan Produksi Sehingga Memerlukan Perluasaan Usaha
Jika suatu negara mengalami kelebihan produksi (barang) maka barang itu lebih
baik di jual ke negara lain. Siapa tahu saja negara lain sedang membutuhkan barang
tersebut dan negara yang menjual kelebihan produksi akan mendapatkan keuntungan.
Hal seperti ini bisa menjadi penggerak untuk melakukan perdagangan internasional.

4. Warga Negara Lain Memiliki Ketertarikan Pada Suatu Produk Yang Sama
Perkembangan globalisasi tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada warga
negara lain yang menyukai produk dalam negeri. Dengan adanya hal seperti ini maka
perdagangan internasional harus dilakukan karena untuk memenuhi keinginan atau
kesukaan warga dari negara tersebut.

5. Adanya Keinginan Untuk Menjalin Kerja Sama dengan Negara Lain


Salah satu kerja sama yang bisa dilakukan dengan negara lain adalah melakukan
perdagangan internasional karena dengan perdagangan internasional maka kedua
negara atau lebih akan mendapatkan keuntungan yang sama. Dengan adanya kerja
sama seperti ini maka hubungan antar negara bisa berjalan dengan baik.

6. Adanya Kemajuan Telekomunikasi, Informasi, dan Transportasi


Kemudahan informasi yang didapatkan membuat kehidupan sosial budaya pada
warga negara lain menjadi mudah diketahui. Jika sosial dan budaya dalam negeri
sudah diketahui oleh negara lain maka bisa saja warga negara itu berwisata ke dalam
negeri sehingga pariwisata dalam negeri akan memperoleh keuntungan.

7. Memperluas Pasar
Dengan memperluas pasar maka produksi dalam negeri bisa diekspor ke negara
lain sehingga negara mendapatkan keuntungan yang bisa menjadi tambahan atau
pemasukan ke kas negara. Oleh karena itu, setiap negara harus cermat dan teliti dalam
melakukan perluasan pasar.

2. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional

Meskipun perdagangan internasional sudah ada sejak lama, tetapi perdagangan internasional
masih menghadapi berbagai kendala. Pada umumnya, ada banyak faktor yang menyebabkan
perdagangan internasional mengalami hambatan. Berikut faktor-faktor penghambat perdagangan
internasional.

ix
1. Nilai Tukar Yang Berbeda
Setiap negara memiliki mata uangnya sendiri dan setiap mata uang memiliki sifat
fluktuasi yang berdasarkan mekanisme pasar. Dengan demikian, mata uang yang dimiliki
oleh suatu negara hanya berlaku di negara itu saja. Karena hal itulah transaksi dan
pembayaran menjadi sulit dilakukan atau diwujudkan sehingga perdagangan internasional
menjadi terhambat.

2. Kebijakan Ekonomi Internasional


Beberapa negara sudah menerapkan perdagangan bebas. Namun, jika ada suatu
negara yang menerapkan kebijakan pembatasan impor maka perdagangan internasional
menjadi terhambat. Dengan kata lain, kebijakan pembatasan impor bisa menjadi
penghambat masuknya produk impor ke dalam negeri.

3. Terjadinya Konflik Pada Suatu Negara


Dalam hal ini, konflik yang dimaksud, seperti kekacauan politik, peperangan
kerusuhan, dan sebagainya. Jika terjadi konflik pada suatu negara maka proses
perdagangan internasional menjadi terganggu.

4. Kegiatan Ekspor dan Impor Yang Terlalu Lama


Kegiatan ekspor dan impor menjadi peran penting dalam terjadinya perdagangan
internasional. Namun, kegiatan ini harus melewati bea impor dan bea ekspor pada suatu
negara sehingga kegiatan ekspor dan impor membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang
lama dalam kegiatan ekspor dan impor merupakan hambatan dalam perdagangan
internasional.

5. Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Rendah


Kualitas sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan proses produksi yang
maksimal. Jika suatu negara tidak memiliki sumber daya alam yang banyak maka negara
tersebut bisa memaksimalkan sumber daya manusianya. Dengan demikian, kekurangan
atau tidak ada sumber daya manusia yang baik merupakan hambatan dalam perdagangan
internasional.

6. Organisasi Ekonomi Regional Pada Suatu Negara


Pada saat ini, organisasi ekonomi regional sudah banyak berkembang. Namun,
perkembangan ini menjadi hambatan dalam proses terjadinya perdagangan internasional

x
karena hanya negara anggota dari organisasi tersebut yang diberi akses ketika melakukan
perdagangan internasional.

Dengan kata lain, ketika melakukan transaksi perdagangan internasional, negara-


negara di luar anggota akan dipersulit.

D. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan diartikan sebagai transaksi tukar menukar yang didasarkan atas sifat
sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus memiliki kebebasan untuk
menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, hal tersebut dilihat dari sudut kepentingan
masingmasing pihak dan kemudian menentukan apakah pihak tersebut mau melakukan
pertukaran atau tidak. Sedangkan perdagangan internasional adalah transaksi perdagangan yang
terjadi antara subjek ekonomi negara satu dengan subjek ekonomi negara yang lain, baik
mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subjek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk
yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri,
perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan.

1. Teori Kaum Merkantilisme


Negara penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikiti
mungkin impor (ekspor > impor). Merkantilisme memandang kekayaan suatu negara diukur
dalam bentuk emas dan perak, dimana semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu
negara, maka semakin kaya dan kuat negara tersebut. Untuk itu pemerintah harus mendorong
ekspor dan mengurangi impor (Stern dan Wennerlind, 2014).
Namun hal tersebut tidak bertahan lama karena selain mendatangkan keuntungan bagi
suatu negara, merkantilisme juga mengakibatkan kerugian dan penderitaan bagi negara tersebut.
Negara penganut merkantilisme memperoleh kekayaan dengan cara memeras dan menguras
sumber daya yang murah, serta membayar upah buruh dengan sangat minim. Buruh, petani, dan
rakyat biasa diperlakukan secara paksa untuk bekerja sekera-kerasnya dengan upah serendah
mungkin. Kaum merkantilisme percaya bahwa perdagangan adalah a zero-sum game dimana
sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan perdagangan dengan cara mengorbankan
negara lain (Salvatore, 2006).
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut)
Adam Smith merupakan orang yang mengemukakan teori keunggulan mutlak. Ia
berpendapat bahwa teori keunggulan mutlak dijelaskan sebagai kondisi dimana suatu negara
dapat menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa lebih banyak dibandingkan dengan para
pesaingnya dengan mengeluarkan biasa yang lebih rendah dalam produksinya sehingga
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

xi
Negara dapat dikatakan mempunyai keunggulan mutlak apabila dapat menghasilkan
sesuatu yang tidak dapat dihasilkan negara lain. Sebagai contoh Jepang adalah negara yang
memproduksi mobil dalam jumlah besar dengan merk-merk ternama seperti Honda, Suzuki, dan
lain-lain.
Dalam hal ini, Jepang memiliki keunggulan mutlak dalam produksi mobil-mobil
bermerek tersebut karena di negara lain tidak dapat menghasilkannya. Untuk lebih memahami
penerapan keunggulan mutlak yang sebenarnya terjadi di lapangan, simak tabel berikut.
Kemampuan Bekerja 1 orang untuk 1 hari

Dari tabel di atas diketahui bahwa Indonesia mampu memproduksi beras lebih baik
daripada China. Dapat dikatakan Indonesia memiliki keunggulan absolut pada beras. Akan tetapi
China lebih unggul dalam hal produksi barang-barang elektronik sehingga memiliki keunggulan
absolut pada barang-barang elektronik.

Maka dari itu Indonesia sebaiknya melakukan spesialisasi pada produksi beras, sementara
China melakukan spesialisasi pada barang-barang elektronik sehingga ketika kedua negara
melakukan perdagangan internasional, keduanya akan sama-sama memperoleh keuntungan.

3. Teori Keunggulan Komparatif


Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini muncul untuk
mengatasi kelemahan dalam teori keunggulan absolut dimana negara yang tidak memiliki
keunggulan absolut berbeda nasibnya dibandingkan dengan negara yang memiliki keunggulan
absolut.
Menurutnya, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut tetap dapat berkontribusi
dalam perdagangan internasional dengan cara melakukan spesialisasi pada produk-produk yang
dihasilkan di negara tersebut. Selain itu, keunggulan komparatif akan muncul ketika negara dapat

xii
memproduksi barang atau jasa dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih murah
dibandingkan dengan negara lain. Untuk lebih memahami bagaimana konsep dari teori
keunggulan komparatif, simak tabel di bawah ini.

Dari tabel di atas, China unggul pada produksi beras dan barang-barang elektronik. China
memiliki keunggulan terbesar pada barang-barang elektronik. Sedangkan Indonesia lemah pada
kedua produksi, namun kelemahan paling kecil ada di produksi beras.

Seharusnya Indonesia berspesialisasi pada beras dan China pada barang-barang


elektronik sehingga apabila kedua negara melakukan perdagangan internasional, akan saling
menguntungkan satu sama lain. Maka dari itu, walau Indonesia memiliki kelemahan absolut,
namun tetap dapat berkontribusi melalui ekspor beras yang lebih baik daripada China.

E. Kebijakan Perdagangan Internasional dan Tujuannya


1.Kebijakan Ekspor
Kebijakan ini bisa mempengaruhi secara langsung ataupun tidak, terhadap
transaksi atau kelancaran usaha, struktur dan komposisi. Kebijakan tersebut di antaranya:

 Pemberian subsidi ekspor


Subsidi diberikan untuk meningkatkan atau memajukan ekspor. Subsidi ini bisa
dalam bentuk pembebasan pajak, pemberian fasilitas, pengurangan biaya produksi atau
lainnya. Tujuan subsidi ini ialah supaya produk ekspor bisa memiliki daya saing di
negara tujuan.
 Penetapan prosedur ekspor

xiii
Sebelum melakukan ekspor, tentu eksportir (pihak yang melakukan ekspor) harus
melakukan beberapa prosedur tertentu. Pemerintah memberlakukan kebijakan yang
setidaknya bisa mempermudah alur ekspor.
 Dumping
Adalah kebijakan penetapan harga barang ekspor lebih murah dibanding di dalam
negeri. Dengan arti lain, dumping merupakan kebijakan menjual hasil produksi di luar
negeri lebih rendah dari di dalam negeri.
Biasanya kebijakan ini diterapkan apabila pemerintah dapat mengendalikan harga
barang di dalam negeri terlebih dahulu.
 Larangan ekspor
Merupakan kebijakan pelarangan untuk mengekspor barang tertentu ke luar
negeri. Alasan pelarangan ini bisa karena ekonomi, politik, sosial ataupun budaya.
Contohnya larangan ekspor minyak bumi, barang bersejarah, kayu ataupun lainnya.
 Diskriminasi harga
Artinya barang ekspor ditetapkan dengan harga yang berbeda untuk tiap negara.
Biasanya hal ini dilakukan sesusai dengan perjanjian. Misalnya negara A mengekspor
pakaian ke negara B dengan harga murah, sedangkan pakaian yang diekspor negara A ke
negara C tergolong relatif mahal.
 Politik dagang bebas
Pemerintah memberikan kebijakan untuk bebas melakukan kegiatan ekspor atau
impor. Kebebasan ini diharapkan nantinya bisa membawa beberapa keuntungan,
contohnya mendapat barang produksi berkualitas tinggi atau barang yang harganya lebih
murah.

2. Kebijakan Impor
Kebijakan perdagangan internasional secara impor, yaitu:

 Pemberlakuan Kuota
Pemerintah menetapkan kuota impor dalam jangka waktu tertentu.
Tujuannya supaya tidak mengganggu kegiatan produksi dalam negeri.

Namun, apabila suatu negara telah menetapkan kebijakan politik dagang


bebas, pemberlakuan kuota tidak bisa dilakukan karena bisa mengganggu
perdagangan internasional.

 Pemberian Subsidi
Beberapa barang impor bisa jadi lebih murah dibanding barang produksi
dalam negeri. Maka dari itu, pemerintah memberikan subsidi supaya harga barang

xiv
dalam negeri bisa jauh lebih murah. Subsidi ini diberikan kepada produsen,
misalnya dengan pengurangan biaya produksi.

 Larangan Impor
Kebijakan pelarangan impor berlaku untuk beberapa barang yang
dianggap bisa membahayakan lingkungan masyarakatnya. Contoh impor senjata
berapi. Selain itu, larangan impor ini juga sering diberlakukan untuk menghemat
devisa.

 Tarif
Penetapan tarif dilakukan pada barang impor, bisa jadi lebih murah atau
mahal. Jika harga barang impor lebih mahal, hal ini bisa mendorong masyarakat
untuk lebih memilih memakai produk dalam negeri.

Sedangkan untuk negara penganut politik dagang bebas, biasanya


cenderung memberi harga impor lebih murah atau sama dengan barang dalam
negeri.

F. Alat dan Cara Pembayaran Internasional


Mungkin untuk beberapa orang belum tahu bagaimana cara melakukan pembayaran
dalam perdagangan internasional. Ketika melakukan perdagangan internasional dengan negara
lain maka akan muncul prosedur pembayaran internasional.
Pembayaran internasional adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara melakukan
pinjaman dari luar negeri sehingga diperlukan beberapa cara untuk menyelesaikan hutang
piutang tersebut.
Adapun alat-alat pembayaran internasional yang digunakan saat melakukan transaksi atau
perdagangan dengan negara lain. Berikut beberapa alat pembayaran internasional beserta
caranya.
1. Alat Pembayaran Secara Tunai (Cash Payment)
Pembayaran tunai perlu dilakukan jika eksportir dan importir belum saling kenal
secara baik karena bisa membangun kepercayaan antara eksportir dan importir.
Pembayaran tunai yang dilakukan importir bisa menggunakan mata uang dari
eksportir.
Transaksi pada pembayaran tunai membuat eksportir mendapatkan uangnya lebih
cepat sehingga transaksi ini sangat disenangi oleh eksportir.
Namun, di sisi lain, importir kurang menyukai dengan transaksi seperti ini karena
harus menyiapkan uang dalam jumlah yang cukup banyak. Padahal uang tersebut bisa
digunakan atau dialokasikan untuk kegiatan lainnya.

2. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)

xv
Kompensasi pribadi adalah pembayaran internasional yang dilakukan oleh warga
negara pada suatu negara dengan warga negara lainnya.

Kompensasi pribadi bisa dikatakan sebagai pembayaran yang bersifat praktis


karena bisa pembayaran ini bisa diterapkan secara tidak langsung dan tanpa harus
berpindah tempat (negara) atau bisa dilakukan di negara masing-masing.

3. Surat Wesel Dagang (Commersial Bill of Exchange atau Commercial Draft)

Surat wesel adalah perintah tertulis yang digunakan terutama dalam perdagangan
internasional yang mengikat satu pihak untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada pihak lain berdasarkan permintaan atau pada tanggal yang telah ditentukan.
Surat wesel serupa dengan cek dan surat promes—dapat ditarik oleh individu atau
bank dan umumnya dapat dipindahtangankan melalui endorsemen .

4. Letter of Credits (L/C)

Di dalam perdagangan internasional importir dapat mengajukan peminjaman pada


bank dan jika bank setuju dengan permohonan yang dilakukan importir maka akan
dikeluarkan Letter of Credit (L/C). Dengan demikian, Letter of Credit (L/C) bisa
dikatakan sebagai alat pengganti kredit dan jaminan pembayaran bagi eksportir.

Adapun proses yang terjadi ketika melakukan pembayaran internasional


menggunakan L/C, yaitu:

1. Importir mengajukan permohonan L/C (opener/applicant);


2. L/C dikeluarkan oleh pihak bank (issuer);
3. Eksportir menerima L/C (beneficiary/accredited);
4. Bank meneruskan L/C kepada eksportir (advising bank);
5. Bank yang akan menjamin pembayaran L/C atas permintaan issuer (confirming
bank).

Jenis-jenis L/C, yaitu, revocable letter of credit, irrevocable letter of credit,


confirmed irrevocable letter of credit, transferable letter of credit, back to back letter
of credit, red clause letter of credit, green ink cause letter of credit, dan stand by
letter of credit.

G. Neraca Pembayaran Internasional


1. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan (trade balance) adalah jumlah ekspor suatu negara


dikurangi jumlah impornya, juga disebut ekspor neto (Mankiw 2018). Pengertian
lain neraca perdagangan merupakan current account yang termasuk dalam akun

xvi
neraca pembayaran negara melalui sistem perekonomian terbuka. Perdagangan
internasional dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth).
Ketika ekspor suatu negara mengalami kenaikan atau impor mengalami
penurunan karena kenaikan harga luar negeri atau perubahan selera di dalam
negeri, maka peningkatan ekspor tersebut mengarah pada meningkatnya
neraca perdagangan dan akan mengalami surplus dalam neraca pembayarannya.

Neraca perdagangan dikatakan positif ketika terjadi surplus perdagangan


atau ekspor lebih besar dari impor, begitu juga sebaliknya ketika impor surplus
maka neraca perdagangan negatif. Untuk menghitung neraca perdagangan, berikut
adalah komponennya:

Neraca perdagangan = Ekspor – Impor

Teori ekonomi internasional mempelajari dasar dan keuntungan dari


perdagangan , alasan dan dampak pembatasn perdagangan, kebijakan yang
diarahkan untuk mengatur arus pembayaran dan penerimaan internasional serta
dampak dari kebijakan yaitu pada kesejahteraan dalam negeri dan luar negeri.
Perdagangan internasional dilakukan agar suatu negara dapat menjalin hubungan
antar negara lain dengan tujuan memenuhi kebutuhan barang ataupun jasa, dapat
memperluas pasar global, dan juga meningkatkan perekonomian negara (Wibowo
2021). Adanya faktor pendorong untuk dapat meningkatkan perdagangan suatu
negara antara lain:

1) Adanya keterbukaan ekonomi yang enciptakan pasar bebas


2) Perbedaan geografis dan sumber daya alam
3) Perbedaan teknologi
4) Adanya teori keunggulan komparatif dan absolut
5) Kebutuhan masing-masing negara berbeda

2. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi


ekonomi antarpenduduk suatu negara dengan negara-negara lain selama periode
tertentu. Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi perorangan (individu),
perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal
utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang
atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara
lain.

Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. Kredit
adalah

xvii
transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara
lain. Sementara sisi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban
membayar kepada penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam
neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi debet masuk
dengan tanda negatif (-).

Neraca pembayaran merupakan ringkasan transaksi pada suatu negara


tertentu
antarwarga negara domestik dan asing pada suatu periode tertentu. Neraca ini
mencerminkan akuntansi dari transaksi internasional suatu negara pada suatu
periode. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu maupun negara. Isi laporan
neraca pembayaran yang paling penting adalah neraca berjalan dan neraca modal.
Membandingkan investasi ke luar negeri (negatif/ debit) dan investasi asing ke
dalam negeri (positif/ kredit) dalam periode tertentu.

Neraca pembayaran internasional suatu negara yang biasanya juga disebut


neraca pembayaran, neraca pembayaran luar negeri, balance of payments ,
balance of international payments, atau international balance of payments, biasa
didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang tersusun secara sistematika yang
memuat semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh
penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Pippenger (1973), Neraca Pembayaran Internasional (NPI)


memiliki
sebutan-sebutan lain seperti Neraca Pembayaran (NP) atau Neraca Pembayaran
Luar Negeri (NPLN). Soediyono (1987) menyatakan bahwa dalam bahasa Inggris
NPI disebut Balance of Payments (BOP) atau Balance of International Payments
(BIP) atau International Balance of Payments (IBP). Untuk konsistensi dalam
disertasi ini istilah yang dipakai adalah Neraca Pembayaran Internasional (NPI).

Walaupun NPI memiliki banyak sebutan, namun menurut Duasa (2000)


kesemuanya mempunyai pengertian yang sama. Pengertian tersebut dapat dilihat
dari definisi berikut. NPI didefinisikan sebagai suatu catatan atau ikhtisar yang
tersusun secara sistematis tentang semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri
yang diadakan oleh penduduk suatu negara dalam kurun waktu satu (1) tahun.
Transaksi ekonomi tersebut meliputi kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa,
arus masuk, dan keluarnya modal, hibah dan pembayaran transfer lain (lihat juga
Lanciaux, 1990; Blejer, et al.,1995; Nwaobi 2003 ).

3. Komponen Neraca Pembayaran

1. Neraca Barang (Neraca Perdagangan)

xviii
Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan
(current account). Rekening transaksi berjalan (current account)
merupakan sub NPI yang 1.28 Sistem Pembayaran dan Neraca
Pembayaran Internasional mencatat seluruh transaksi barang dan jasa. Pos
ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi
transaksi barang. Transaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk
barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau,
tanah, kayu, karet, dan sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi
kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran
(menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri).
Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan
mentah untuk industri. Impor barang-barang merupakan transaksi debet
karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada
negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luarnegeri).

2. Neraca Modal (capital account)


Rekening/neraca modal (capital account) merupakan sub NPI yang
menunjukkan aliran modal finansial, baik yang langsung diperdagangkan
(perubahan portofolio dalam bentuk saham, obligasi dan surat berharga
internasional yang lain) maupun untuk membayar barang dan jasa. Dengan
kata lain, rekening ini mencerminkan perubahan kepemilikan jangka panjang
dari suatu negara (baik berupa investasi asing langsung maupun pembelian
surat-surat berharga dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun), dan kekayaan
finansial jangka pendek (surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari
satu tahun).

3. Reserve Account
Reserve Account merupakan sub NPI yang mencatat hasil bersih dari
cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk valuta-valuta
asing.

4. Lalu Lintas Moneter (Accomodating Transaction)


Transaksi lalu lintas moneter adalah semua transaksi jual beli yang
terjadi dari suatu negara ke luar negeri. Transaksi ini sering disebut
accomodating transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai
akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain itu sering disebut dengan
autonomous, karena timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi
lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang
sedang berjalan dan transaksi kapital serta transaksi satu arah.

5. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran

xix
Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar
dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih
meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi kebutuhan
konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat
devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari
luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta
menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan. Tabel
1.6 memuat contoh perubahan arus kas pada berbagai transaksi antarnegara.

H. Devisa
Secara sederhana, devisa adalah kumpulan valuta asing yang berfungsi sebagai
medium pembiayaan transaksi perdagangan antar-negara atau perdagangan internasional.
Pengertian lain dari cadangan devisa adalah nilai kekayaan yang dimiliki oleh suatu
negara dalam bentuk mata uang asing, di mana nilai kekayaan tersebut diakui oleh oleh
negara-negara lainnya sebagai alat pembayaran.

1. Sistem Devisa Kontrol

Pada sistem devisa kontrol, devisa pada dasarnya dimiliki oleh negara.
Karena itu devisa yang dimiliki oleh masyarakat harus diserahakan pada negara,
dan setiap penggunaan devisa harus memperoleh izin dari negara. Sistem ini
pernah diterapkan di Indonesia berdasarkan UU no. 32 tahun 1964.
2. Sistem Devisa Semikontrol

Pada sistem devisa semi bebas, untuk perolehan dan penggunaan devisa-
devisa tertentu wajib diserahkan dan mendapat izin dari negara, sementara jenis
devisa lainnya dapat secara bebas diperoleh dan dipergunakan. Sistem ini pernah
diterapkan di Indonesia berdasarkan Perpu No. 64 Tahun 1970.

Perolehan dan penggunaan devisa hasil ekspor (DHE) wajib diserahkan ke


dan mendapat izin dari Bank Indonesia, sementara untuk devisa umum (DU)
dapat secara bebas diperoleh dan dipergunakan. Administrasi perolehan dan
penggunaan DHE dilakukan oleh Bank Indonesia.
3. Sistem Devisa Bebas

Sistem devisa bebas mulai diterapkan di Indonesia dengan PP No.1 tahun


1982 menggantikan baik UU No. 32 Tahun 1964 maupun Perpu No. 64 tahun
1970.Dengan peraturan ini, masyarakat dapat secara bebas memperoleh dan
menggunakan devisa. Hal ini berlaku baik bagi devisa dalam bentuk Devisa Hasil
Ekspor maupun Devisa Umum. Tidak ada pengaturan mengenai kewajiban bagi
penduduk untuk melaporkan devisa yang diperoleh dan dipergunakannya.

xx
Kebebasan ini yang kemudian disalahartikan dengan tidak wajib lapor, meskipun
di negara-negara lain kewajiban pelaporan ini masih diberlakukan.
4. Penegasan Sistem Devisa Bebas

Hal Penting UU No. 24/ 1999


Pasal 2
 Ayat (1), Setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan
devisa.
 Ayat (2), Penggunaan Devisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
keperluan transaksi di dalam negeri, wajib memperhatikan ketentuan mengenai
alat pembayaran yang sah sebagaimana diatur dalam UU tentang Bank Indonesia.
Pasal 3
 Ayat (1), BI berwenang meminta keterangan dan data mengenai kegiatan Lalu
Lintas Devisa yang dilakukan oleh penduduk.
 Ayat (2), Setiap penduduk wajib memberikan keterangan dan data mengenai
kegiatan Lalu Lintas Devisa yang dilakukannya, secara langsung atau melalui
pihak lain yang ditetapkan oleh BI.
Pasal 4
 Ayat (1), Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian, Bank Indonesia
menetapkan ketentuan atas berbagai jenis transaksi devisa yang dilakukan oleh
Bank.
 Ayat (2), Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.

xxi
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Perdagangan internasional merupakan mesin pertumbuhan ekonomi global. Melalui
pertukaran barang, jasa, dan modal, negara-negara dapat saling mendukung dan menciptakan
lingkungan ekonomi yang dinamis.
Perdagangan internasional mendorong efisiensi dan spesialisasi produksi. Negara
cenderung memproduksi barang dan layanan yang mereka dapat hasilkan dengan biaya yang
lebih rendah, sementara mengimpor barang dan layanan yang dapat diproduksi lebih efisien oleh
negara mitra.
Keterlibatan dalam perdagangan internasional membantu negara untuk diversifikasi
ekonominya. Ini menciptakan ketahanan terhadap fluktuasi dalam satu sektor ekonomi dan
mengurangi risiko yang terkait dengan ketidakpastian pasar.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/perdagangan-internasional/
https://umsu.ac.id/berita/perdagangan-internasional-pengertian-faktor-pendorong-dan-
manfaatnya/
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/faktor-faktor-pendorong-perdagangan-internasional/
https://www.bola.com/ragam/read/5460521/faktor-pendorong-dan-penghambat-perdagangan-
internasional-yang-perlu-diketahui?page=3
https://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/06/teori-perdagangan-internasional-i/#:~:text=Teori
%20Ekonomi%20Merkantilisme&text=Merkantilisme%20memandang%20kekayaan%20suatu
%20negara,Stern%20dan%20Wennerlind%2C%202014
https://www.gramedia.com/literasi/teori-perdagangan-internasional/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/21/131212369/kebijakan-perdagangan-
internasional-bidang-ekspor-dan-impor?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/alat-pembayaran-internasional/
https://money.kompas.com/read/2023/11/19/050610026/devisa-pengertian-jenisnya-sumber-dan-
contohnya?page=all#:~:text=Devisa%20negara%20adalah%20alat%20dalam,roda%20ekonomi
%20berputar%20dengan%20baik

xxiii

Anda mungkin juga menyukai