Konsep Dasar Penyakit Cairan Elektrolit (Volemia)
Konsep Dasar Penyakit Cairan Elektrolit (Volemia)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan dengan dosen
pengampu Murtaqib, S.Kp, M.Kep., Sp. KMB.
oleh:
Kelompok 1/A/2022
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan dengan dosen
pengampu Murtaqib, S.Kp, M.Kep., Sp. KMB.
oleh :
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, maupun hidayat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Dasar Penyakit Cairan Elektrolit (Volemia)”. Makalah
ini kami susun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang
diampu oleh Murtaqib, S.Kp, M.Kep., Sp. KMB. Makalah ini dapat terlaksana berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ns. Nur Widayati, S.Kep., MN, selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan.
2. Murtaqib, S.Kp, M.Kep., Sp. KMB, selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan.
3. Anggota Kelompok 1 yang telah bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
4. Teman-teman yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungannya untuk
menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari bahwa makalah yang
telah kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menyampaikan
permohonan maaf jika terdapat kesalahpahaman dalam penyusunan makalah. Kami
mengharap kritik maupun saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menjadi tambahan ilmu untuk kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
c. Apa saja macam-macam gangguan volemia?
d. Bagaimana cara mencegah dan mengobati gangguan volemia?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari gangguan volemia
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan volemia
c. Untuk mengetahui macam dan jenis gangguan volemia
d. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengobati gangguan
volemia
1.4 Manfaat
a. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui definisi dari gangguan
volemia.
b. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui penyebab terjadinya
gangguan volemia.
c. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui macam dan jenis gangguan
volemia.
d. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui cara mencegah dan
mengobati gangguan volemia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Epidemiologi
Volemia adalah istilah medis yang menggambarkan volume total darah dalam
tubuh seseorang. Epidemiologi volemia berkaitan dengan investigasi
distribusi,penyebab, dan efek volume darah dalam populasi. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi volemia dalam populasi meliputi usia, jenis kelamin, status
gizi, aktivitas fisik, penyakit, pengobatan, dan faktor lingkungan. Investigasi
epidemiologi volemia dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor risiko dan
memberikan wawasan tentang pencegahan dan pengobatan kondisi medis yang
berhubungan dengan volume darah. Misalnya, studi Epidemiologi dapat
membantu mengidentifikasi hubungan antara kekurangan cairan dalam tubuh dan
peningkatan risiko dehidrasi, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dan
peningkatan risiko gagal ginjal. Studi ini juga dapat membantu mengidentifikasi
kelompok populasi yang lebih rentan terhadap kondisi medis ini dan memandu
program pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Secara keseluruhan, Epidemiologi volemia memainkan peran penting dalam
pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah dalam
tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan populasi.
3
2.3 Etiologi
Etiologi atau penyebab dari volemia sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:
- Etiologi Hipovolemia
1. Dehidrasi: Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi karena berbagai
hal seperti diare, muntah-muntah, atau kekurangan minum air.
2. Perdarahan: Perdarahan bisa terjadi karena luka atau cedera, operasi,
atau kondisi medis seperti tukak lambung atau kanker usus.
3. Cedera paru-paru: Kondisi seperti pneumotoraks (kerusakan pada paru-
paru) atau efusi pleura (cairan menumpuk di sekitar paru-paru) dapat
menyebabkan kehilangan volume darah atau cairan tubuh.
4. Diabetes insipidus: Kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk mempertahankan cairan dapat menyebabkan hipovolemia.
5. Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis seperti pankreatitis,
gagal ginjal, dan preeklamsia dapat menyebabkan hipovolemia.
- Etiologi Hipervolemia
1. Gagal jantung: Gagal jantung adalah penyebab paling umum dari
hipervolemia, di mana jantung tidak mampu memompa darah dengan
baik dan cairan menumpuk di dalam tubuh.
2. Ginjal: Gangguan ginjal, seperti nefritis atau gagal ginjal kronis, dapat
mengganggu kemampuan tubuh untuk menghilangkan kelebihan cairan.
3. Sirosis: Sirosis adalah kondisi hati yang serius, di mana hati rusak dan
tidak dapat mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.
4. Sindrom nefrotik: Sindrom nefrotik adalah kondisi di mana ginjal
kehilangan protein dalam urin, yang dapat menyebabkan retensi cairan
dalam tubuh.
5. Penggunaan obat-obatan: Beberapa obat, seperti kortikosteroid dan
obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat menyebabkan
retensi cairan dalam tubuh.
6. Kehamilan: Hipervolemia juga dapat terjadi pada wanita hamil,
terutama pada trimester ketiga, karena volume darah meningkat.
4
2.4 Patofisiologi
2.4.1 Hipervolemia
Patofisiologi hipervolemia terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan
homeostasis yang diakibatkan terjadinya gangguan distribusi kalium yang
terjadi di intrasel maupun ekstrasel, serta terjadi gangguan ekskresi pada
kalium.
Kasus hipervolemia banyak ditemukan pada pasien dengan gagal jantung
yang menyebabkan penurunan curah jantung sehingga menyebabkan
penurunan curah jantung dan peningkatan volume residu ventrikel.
2.4.2 Hipovolemia
Patofisiologi hipovolemia terjadi ketika tubuh tidak dapat
mengkompensasi kehilangan volume cairan tubuh dalam jumlah besar akibat
terjadi kegagalan perfusi jaringan. Perubahan keseimbangan cairan yang
terjadi akibat hipovolemia yaitu penurunan tekanan darah, penurunan
tekanan vena sentral, dan peningkatan resistensi vaskular sistemik.
Patofisiologi hipovolemia terbagi menjadi tiga stadium, yaitu
● Kompensasi
Gejala yang terjadi pada stadium kompensasi yaitu kulit pucat dan
terasa dingin, takikardi, pengisian kapiler lambat, dan pasien mengalami
gelisah.
● Dekompensasi
Gejala yang terjadi pada stadium dekompensasi yaitu tekanan darah
sangat rendah, asidosis, kesadaran pasien menurun, dan perfusi perifer
yang buruk.
● Irreversible
Gejala yang terjadi pada stadium irreversible yaitu nadi sudah tidak
teraba, terjadi anuria, tekanan darah tidak terukur, dan adanya tanda -
tanda kegagalan organ.
5
2.5 Penyebab Volemia
2.5.1 Secara Umum
1. Usia
Anak-anak membutuhkan lebih banyak intake cairan daripada
dewasa karena masih pada masa pertumbuhan. Anak-anak juga rentan
terkena penyakit yang menyebabkan dehidrasi sehingga lebih beresiko
dehidrasi sehingga kebutuhan intake cairan lebih banyak. Semakin usia
bertambah hingga usia lanjut, maka kebutuhan cairan lebih sedikit. Hal
itu dikarenakan penurunan fungsi ginjal seiring bertambahnya usia.
2. Temperature lingkungan atau iklim
Pada lingkungan dengan iklim yang identik dengan suhu tinggi,
maka otomatis kebutuhan intake cairan lebih banyak karena lebih
banyak keringat yang keluar. Sebaliknya, pada lingkungan dengan iklim
yang identik dengan suhu rendah, maka kebutuhan intake cairan akan
lebih sedikit karena tubuh mampu menyimpan lebih banyak cadangan
cairan.
3. Status Kesehatan
Beberapa penyakit menyebabkan penderitanya mengalami
kekurangan cairan tubuh. Sebagaimana penyakit Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) pada anak-anak. Penderita akan mengalami demam dan
pada kondisi terburuk dapat terjadi kebocoran plasma akibat
meningkatnya permeabilitas dinding vaskuler sehingga dapat terjadi
pendarahan yang menyebabkan kurangnya kadar cairan tubuh.
4. Aktivitas
Aktivitas dengan intensitas tinggi akan sebabkan terjadinya
peningkatan metabolisme tubuh dengan keluarnya cairan tubuh lewat
keluarnya keringat dari tubuh.
2.5.2 Secara Spesifik
1. Hipervolemia
a. Gagal Jantung Kongestif
6
Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan cairan dalam
pembuluh darah bocor ke jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan
hypervolemia.
b. Gagal Ginjal Kronis
Ginjal merupakan organ yang memiliki peranan penting dalam
pengaturan keseimbangan cairan tubuh. Hal ini mengakibatkan jika
ginjal mengalami kerusakan akan mengakibatkan terganggunya
kemampuan membuang kelebihan cairan tubuh.
c. Kelainan Hormon
Hormon berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh. Terdapat beberapa hormon seperti hormon aldosterone
memiliki peranan dalam mengatur kadar kalium dan natrium pada
darah yang akan mempengaruhi volume dan tekanan darah.
2. Hipovolemia
a. Muntah
Muntah dapat menimbulkan hipovolemia karena hal ini
disebabkan karena ketika muntah, seseorang akan kehilangan
sejumlah besar cairan tubuh. Ketidakseimbangan cairan tubuh ini
dikarenakan ketika muntah, cairan yang terdiri air, asam lambung, dan
elektrolit.
b. Diare
Ketika seseorang mengalami diare, akan menyebabkan
kehilangan sejumlah besar cairan dari dalam tubuhnya melalui tinja
yang cair.
c. Hipoalbuminemia
Apabila kadar albumin pada dalam darah rendah akan
menyababkan tekanan onkotik darah menurun dan cairan keluar dari
pembuluh darah ke ruang interstitial. Hal ini dapat mempengaruhi
meningkatnya volume cairan di luar pembuluh darah serta dapat
menyebabkan hipovolemia.
7
d. AIDS
AIDS ini disebabkan oleh HIV yang dapat menyebabkan
hipovolemia karena virus ini menyerang sistem imun tubuh yang
dimana hal ini akan menyebabkan fungsi organ vital terganggu seperti
hati, usus, dan ginjal. Diare dan muntah merupakan salah satu dampak
yang disebabkan oleh AIDS ini.
e. Trauma/perdarahan
Ketika terjadi adanya perdarahan, pembuluh darah akan pecah
dan kemudian darah dalam pembuluh darah akan keluar dan
menurunkan tekanan darah. Pada saat tubuh mengalami kekurangan
cairan, maka volume darah di dalam jaringan juga berkurang. Hal
inilah yang menyebabkan organ-organ vital tidak mendapatkan
pasokan darah yang cukup. Kondisi ini lah yang menyebabkan
hipovolemia.
8
2.7 Cara Penyembuhan
2.7.1 Hipervolemia
Cara pencegahan dari hipervolemia antara lain:
1. Mengurangi konsumsi jumlah garam secara berlebihan
2. Membatasi jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
3. Pencegahan dapat menggunakan obat diuretik, obat diuretik digunakan
ketika klien mengalami gagal jantung. Dengan penggunaan obat ini
dapat digunakan untuk mengeluarkan cairan berlebihan didalam tubuh
dengan melancarkan proses pembentukan urin.
2.7.2 Hipovolemia
Cara pencegahan dari hipovolemia antara lain:
1. Pada penderita hipovolemia sendiri jangan memberi cairan apapun itu
contohnya dari minum
2. Lakukan pemeriksaan ABC (airway, breathing, circulation)
3. Jika mengalami hipovolemia akibat luka yang menyebabkan seseorang
kehilangan cairan elektrolit yang ada pada darah dapat melakukan
transfusi darah sehingga penderita dapat menjaga kekurangan cairan
tersebut
2.8 Edukasi dan Promosi Kesehatan
2.8.1 Hipervolemia
Komunitas masyarakat dapat diedukasi mengenai hal - hal yang
berkaitan dengan hipervolemia, seperti penyebab terjadinya hipervolemia
hingga cara pencegahan hipervolemia supaya angka terjadinya
hipervolemia menurun. Perawat juga dapat berperan dengan
mempromosikan hal - hal yang dapat mencegah hipervolemia, seperti
pengaturan pola makan rendah kalium dan menghindari obat - obatan yang
dapat meningkatkan kadar kalium di dalam tubuh.
2.8.2 Hipovolemia
Komunitas masyarakat dapat di edukasi tentang hal - hal yang berkaitan
dengan hipovolemia, seperti penyebab terjadinya hipovolemia hingga cara
9
pencegahan hipovolemia supaya angka terjadinya hipovolemia menurun.
Perawat dapat berperan sebagai promotor untuk edukasi hal tersebut
dengan membuat program - program yang dapat meningkatkan kesadaran
akan hipovolemia.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Volemia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah
seluruh cairan yang terdapat di dalam sirkulasi darah pada manusia. Volemia di
golongkan menjadi 2 bagian, yaitu hipervolemia dan hipovolemia. Hipervolemia
yaitu dimana kondisi volume cairan ekstraseluler tubuh mengalami peningkatan.
Sedangkan Hipovolemia memiliki definisi yaitu kondisi volume cairan tubuh
mengalami kekurangan cairan ekstraseluler(CES). Hipervolemia sendiri dapat
dicegah dengan Mengurangi konsumsi jumlah garam secara berlebihan,
membatasi jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh, dan dapat menggunakan
obat diuretik. Jika hipovolemia sendiri memiliki pencegahan dengan cara
penderita hipovolemia sendiri jangan memberi cairan apapun itu contohnya dari
minum, lakukan pemeriksaan ABC (airway, breathing, circulation), dan jika
mengalami hipovolemia akibat luka yang menyebabkan seseorang kehilangan
cairan elektrolit yang ada pada darah dapat melakukan transfusi darah sehingga
penderita dapat menjaga kekurangan cairan tersebut
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan bahwa kasus di lapangan yang
berkaitan dengan gangguan volemia baik itu hyper maupun hipo dapat ditekan
angka kejadiannya. Hal ini tentunya memerlukan peran dari berbagai pihak, baik
itu dari kesadaran klien/pasien itu sendiri maupun dari tenaga kesehatan. Klien
dapat melakukan pemeriksaan diri sendiri mengenai status kesehatannya yang bisa
dilakukan secara berkala dan teratur, sehingga pasien/klien bisa mengetahui
tingkat kesehatannya. Sedangkan, tenaga kesehatan bisa melakukan berbagai
cara-cara yang bisa diberikan untuk turut membantu menekan adanya kasus
gangguan volemia. Salah satu yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
11
hal ini perawat yakni dengan melakukan edukasi dan sejenisnya terkait bahaya-
bahaya gangguan volemia dan melakukan pemeriksaan kesehatan sejenis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Y. E., Setyorini, Y., & Rifai, A. (2018). Hipervolemia Pada Pasien Congestive
Heart Failure (CHF). Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 155–167.
https://doi.org/10.37341/interest.v7i2.28
Patofisiologi Syok Hipovolemik - Alomedika. (2021). Retrieved April 10, 2023, from
https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratanmedis/syok-
hipovolemik/patofisiologi
13