Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN GLOBAL

“VAKSIN”

Dosen Pengampu :
1. Fakhrida Khairat,SKM,MKes
2. Jessy Novitasari,SPd,MSi

Disusun Oleh:
Ercha Septiliana (PO71331230094)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Vaksin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Fakhrida
Khairat,SKM,MKes dan Ibu Jessy Novitasari,SPd,MSi selaku dosen pada mata kuliah Kesehatan
Global diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan maupun wawasan
sesuai dengan bidang yang kami tekuni.
Kami mengucapkan segenap terimakasih kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah
Kesehatan Global serta pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Muara Enim, Februari 2024

Penulis

2|VAKSIN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Kegunaan vaksin untuk kesehatan global 6
2. Bagaimana pengembangan vaksin modern 6
3. Apa kemanfaatan vaksin 10
4. Apa tantangan pengembangan dan implementasi vaksin 11

KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

3|VAKSIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2018, organisasi kesehatan dunia (WHO), menyebutkan
vaksin menjadi salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling
menyelamatkan jiwa dalam catatan sejarah, dan telah membantu
pemberantasan berbagai penyakit yang mematikan (Langford, 2020, hlm.
780).
Oleh karena itu, salah satu tindakan untuk memaksimalkan partisipasi
vaksin oleh masyarakat adalah dengan terlibatnya pemangku kebijakan dalam
memahami persepsi masyarakat terhadap vaksinasi (Khuc dkk., 2021, hlm. 2).
Pemangku kebijakan seperti pemerintah harus melibatkan tenaga kesehatan
yang memiliki peran penting dalam mendorong peningkatkan partisipasi
vaksin oleh masyarakat (Dhama dkk., 2021, hlm. 3). Penelitian yang dilakukan
oleh DeRoo dkk. (2020) mengenai perencanaan program vaksinasi Covid-19,
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan memiliki peran sentral dalam
mendorong vaksinasi Covid-19. Edwards dan Hackell (dalam DeRoo dkk.,
2020) melakukan penelitian mengenai peran tenaga kesehatan dan
mengungkapkan bahwa tenaga kesehatan adalah pemberi pengaruh paling
penting dalam pengambilan keputusan partisipasi vaksin.
Selain itu, penelitian oleh Reiter dkk (Shmueli, 2021) menyarankan
penelitian berkelanjutan mengenai pemangku kebijakan ataupun tenaga
kesehatan sebagai penentu utama perilaku vaksinasi dalam hal
mempromosikan vaksin. Adapun salah satu strategi tenaga kesehatan dalam
menyampaikan pesan dan memberikan pengaruh adalah melalui pelaksanaan
kampanye kesehatan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan optimal yang diwujudkan antara lain dengan membangun
Puskesmas di seluruh Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal
3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

4|VAKSIN
Menurut Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dari mutu kehidupan dalam pembangunan nasional untuk
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan yang utama bagi setiap
penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada
dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental. sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
128/MENKES/SK/II/2005 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat menyatakan bahwa keadaan kesehatan seseorang dapat
berpengaruh pada segi kehidupan sosial ekonominya, maupun kelangsungan
kehidupan suatu bangsa dan negara.
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal
yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya dengan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan
berbagai macam, salah satunya pemberian imunisasi vaksin.

B. Rumusan Masalah
1. Kegunaan vaksin untuk kesehatan global ?
2. Bagaimana pengembangan vaksin modern ?
3. Apa kemanfaatan vaksin ?
4. Apa tantangan pengembangan dan implementasi vaksin ?

C. Tujuan
1. Mengetahui kegunaan vaksin untuk kesehatan global
2. Mengetahui pengembangan vaksin modern
3. Mengetahui manfaat vaksin
4. Mengetahui tantangan pengembangan dan implementasi vaksin

5|VAKSIN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Vaksin untuk kesehatan global


Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya
mencegah penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh
Anda pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang
berbahaya.
Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk
daya tahan tubuh. Vaksin dapat merangsang tubuh agar menghasilkan
antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi. Vaksin mengandung
virus atau bakteri, baik yang masih hidup maupun yang sudah dilemahkan.
Vaksinasi dapat diberikan dalam bentuk suntikan, tetes minum, atau melalui
uap (aerosol).
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih
utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat
lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. (Kemkes,2017)

B. Pengembangan vaksin modern


Vaksin mengandung fragmen-fragmen kecil dari organisme penyebab
penyakit atau cetak biru pembuatan fragmen-fragmen kecil tersebut. Vaksin
juga mengandung bahan-bahan lain yang menjaga keamanan dan efektivitas
vaksin. Bahan-bahan lain ini telah dimasukkan ke dalam vaksin dan telah
digunakan selama puluhan tahun dalam miliaran dosis vaksin.
Setiap komponen vaksin memiliki tujuan tertentu, dan setiap bahan
dites dalam proses pembuatan. Tes keamanan dijalankan atas semua bahan.

6|VAKSIN
1. Antigen
Semua vaksin mengandung sebuah komponen aktif (antigen)
yang menghasilkan respons imun, atau cetak biru untuk membuat
komponen aktif tersebut. Antigen dapat berupa sebagian kecil dari
organisme penyebab penyakit, seperti protein atau gula, atau keseluruhan
organisme dalam bentuk yang dilemahkan atau diinaktivasi.
Bahan utama dalam suatu vaksin adalah antigen. Antigen dapat
berupa sebagian kecil dari organisme penyebab penyakit atau versi
dilemahkan yang tidak berbahaya, sehingga tubuh Anda dapat
mempelajari cara yang spesifik untuk melawan antigen tanpa jatuh sakit.
2. Pengawet
Pengawet mencegah vaksin menjadi terkontaminasi setelah
ampulnya dibuka, jika akan digunakan untuk memvaksinasi lebih dari satu
orang. Beberapa vaksin tidak memiliki pengawet karena disimpan dalam
ampul dosis tunggal dan dibuang setelah vaksin diberikan. Pengawet
yang paling sering digunakan adalah 2-fenoksietanol. Pengawet ini telah
digunakan selama bertahun-tahun pada sejumlah vaksin, digunakan pada
beberapa produk perawatan bayi, dan aman untuk digunakan pada
vaksin, karena hampir tidak memiliki kadar racunnya bagi manusia.
3. Stabilisator
Stabilisator mencegah terjadinya reaksi kimia di dalam vaksin dan
menjaga agar komponen-komponen vaksin tidak menempel pada ampul
vaksin. Stabilisator dapat berupa gula (laktosa, sukrosa), asam amino
(glisin), gelatin), dan protein (rekombinan albumin manusia, yang diambil
dari ragi).
4. Surfaktan
Surfaktan memastikan semua bahan di dalam vaksin tetap
tercampur. Surfaktan mencegah pengendapan dan penggumpalan unsur-
unsur yang ada dalam vaksin yang berbentuk cair. Surfaktan juga sering
digunakan pada makanan seperti es krim.
5. Residu
Residu adalah jumlah kecil berbagai zat yang digunakan selama
pembuatan atau produksi vaksin yang bukan merupakan bahan aktif

7|VAKSIN
dalam vaksin jadi. Zat-zat ini berbeda-beda tergantung proses pembuatan
yang digunakan dan dapat meliputi protein telur, ragi, atau antibiotik. Sisa-
sisa residu zat-zat ini dapat ada di dalam vaksin dalam jumlah yang begitu
kecil sehingga perlu diukur dalam satuan bagian per juta atau bagian per
miliar.
6. Pelarut
Pelarut merupakan cairan yang digunakan untuk melarutkan
vaksin hingga pada konsentrasi yang sesuai tepat sebelum digunakan.
Pelarut yang paling sering digunakan adalah air steril.
7. Adjuvan
Beberapa vaksin juga mengandung adjuvan. Adjuvan
meningkatkan respons imun terhadap vaksin, terkadang dengan cara
mempertahankan vaksin agar tetap berada di lokasi suntikan untuk waktu
yang sedikit lebih lama atau dengan cara menstimulasi sel imun lokal.
Adjuvan dapat berupa garam aluminium (seperti aluminium fosfat,
aluminium hidroksida, atau kalium aluminium sulfat) dalam jumlah sangat
kecil. Aluminium terbukti tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka
panjang, dan manusia terbiasa menelan aluminium melalui tindakan
makan dan minum.

Bagaimana cara vaksin dikembangkan?


Sebagian besar vaksin telah digunakan selama puluhan tahun, dan
jutaan orang telah menerima vaksin dengan aman setiap tahunnya. Seperti
semua obat-obatan, setiap vaksin harus menjalani tes yang menyeluruh dan
ketat untuk memastikan keamanannya sebelum dimasukkan di dalam
program vaksin suatu negara.
Setiap vaksin yang sedang dikembangkan pertama-tama harus
menjalani skrining dan evaluasi untuk menentukan antigen mana yang
sebaiknya digunakan untuk menimbulkan respons imun. Fase praklinis ini
dijalankan tanpa tes pada manusia. Vaksin uji coba dites terlebih dahulu pada
hewan untuk mengevaluasi keamanannya dan potensinya mencegah
penyakit.

8|VAKSIN
Jika suatu vaksin memicu suatu respons imun, vaksin tersebut
berikutnya dites pada uji klinis manusia dalam tiga fase.

Fase 1
Vaksin diberikan kepada sejumlah kecil sukarelawan untuk menilai
keamanannya, memastikan bahwa vaksin tersebut menghasilkan suatu
respons imun, dan menentukan dosis yang tepat. Umumnya, dalam fase ini
vaksin dites pada sukarelawan dewasa yang masih muda dan sehat.
Fase 2
Vaksin kemudian diberikan kepada beberapa ratus sukarelawan untuk
menilai keamanannya lebih jauh dan kemampuannya menghasilkan suatu
respons imun. Para peserta dalam fase ini memiliki karakteristik yang sama
(misalnya usia dan jenis kelamin) dengan orang-orang yang disasar oleh
vaksin ini. Biasanya beberapa uji coba dilakukan di dalam fase ini untuk
mengevaluasi berbagai kelompok usia dan berbagai formulasi vaksin. Dalam
fase ini biasanya ada juga kelompok yang tidak mendapatkan vaksin, yang
menjadi kelompok pembanding untuk menentukan apakah perubahan yang
terjadi pada kelompok yang divaksinasi terkait dengan vaksin atau terjadi
secara kebetulan.

Fase 3
Kemudian, vaksin diberikan kepada ribuan sukarelawan dan
dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak mendapatkan vaksin tetapi
mendapatkan produk pembanding untuk menentukan apakah vaksin tersebut
efektif memberikan perlindungan terhadap penyakit yang disasar dan untuk
mempelajari keamanannya pada orang dalam jumlah yang lebih besar. Sering
kali fase ketiga uji klinis dilakukan di beberapa negara dan di beberapa tempat
di dalam satu negara untuk memastikan bahwa temuan tentang kinerja vaksin
tersebut juga berlaku untuk berbagai populasi.

Selama fase dua dan fase tiga uji klinis, para sukarelawan dan
ilmuwan yang menjalankan penelitian dihalangi agar tidak mengetahui
sukarelawan mana yang mendapatkan vaksin yang sedang diuji atau yang
mendapatkan produk pembanding. Langkah ini disebut “pembutaan” dan

9|VAKSIN
merupakan langkah yang penting untuk memastikan bahwa baik penilaian
keamanan atau efektivitas sukarelawan maupun ilmuwan tidak terpengaruh
akibat mengetahui siapa yang mendapatkan produk mana. Setelah uji klinis
selesai dan semua hasilnya difinalisasi, para sukarelawan dan ilmuwan uji
klinis diberi tahu siapa yang menerima vaksin dan siapa yang menerima
produk pembanding.

Saat hasil semua uji klinis ini telah tersedia, serangkaian langkah
perlu dijalankan, yang mencakup kajian efikasi dan keamanan untuk
persetujuan regulasi dan kebijakan kesehatan masyarakat. Para pejabat di
masing-masing negara mengkaji secara teliti data penelitian dan memutuskan
apakah vaksin yang bersangkutan akan diizinkan untuk digunakan atau tidak.
Vaksin harus terbukti aman dan efektif untuk berbagai populasi sebelum
disetujui dan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional. Batas
keamanan dan efikasi vaksin sangatlah tinggi, mengingat bahwa vaksin
diberikan kepada orang-orang yang sehat dan khususnya bebas dari penyakit
yang bersangkutan.

Pemantauan lanjutan dilaksanakan secara berkelanjutan setelah


mulai diberikan. Sistem-sistem untuk memantau keamanan dan efektivitas
semua vaksin sudah ada, sehingga memudahkan para ilmuwan untuk
melacak dampak dan keamanan vaksin bahkan saat vaksin digunakan pada
banyak orang, selama jangka waktu yang panjang. Data ini digunakan untuk
menyesuaikan kebijakan penggunaan vaksin untuk mengoptimalisasi
dampaknya, dan data ini juga memungkinkan vaksin dilacak dengan aman
selama penggunaannya.

Setelah mulai digunakan, sebuah vaksin harus terus dipantau untuk


memastikan bahwa vaksin tetap aman.

C. Kemanfaatan vaksin
Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya
mencegah penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh
pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya.

10 | V A K S I N
Salah satu solusi perlawanan pada penyakit mematikan adalah
penggunaan vaksin. Ada lima manfaat vaksin bagi manusia yang perlu
diketahui dan dipahami. Mengingat penyakit mematikan tidak hanya
mengancam nyawa banyak orang, tetapi melumpuhkan segala sektor
kehidupan.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. dr., Amin
Soebandrio. Ph.D, Sp.MK, mengatakan bahwa vaksin ini merupakan hal yang
penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu melindungi orang yang
divaksin, mengurangi mortalitas, mencegah kematian, hingga mencegah
manusia menjadi sumber penyebaran virus .

1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian


Seperti yang disebutkan sebelumnya, vaksin dapat memicu sistem
imunitas tubuh untuk melawan virus. Dengan begitu, risiko Anda untuk
terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil.
Kalaupun seseorang yang sudah divaksin tertular, penelitian
menunjukkan bahwa vaksin bisa mencegah terjadinya gejala yang berat
dan komplikasi. Dengan begitu, jumlah orang yang sakit atau meninggal
karena diharapkan akan menurun.

2. Mendorong terbentuknya herd immunity


Seseorang yang mendapatkan vaksin juga dapat melindungi
orang-orang di sekitarnya, terutama kelompok yang sangat berisiko,
seperti lansia. Hal ini karena kemungkinan orang yang sudah divaksin
untuk menularkan virus diperkirakan cukup kecil.
Bila diberikan secara massal, vaksin juga mampu mendorong
terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) dalam masyarakat.
Dengan semakin kecilnya kelompok orang yang bisa terinfeksi, maka
diharapkan penularannya juga akan menurun.
Hal ini pun berarti orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin,
misalnya bayi baru lahir, juga bisa menurun risikonya untuk terinfeksi.
Kendati demikian, untuk mencapai herd immunity dalam suatu

11 | V A K S I N
masyarakat, penelitian menyebutkan bahwa minimal 70% penduduk
dalam negara tersebut harus sudah divaksin.

3. Meminimalkan dampak ekonomi dan sosial


Manfaat vaksin tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga
sektor ekonomi dan sosial. Jika sebagian besar masyarakat sudah
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit,
kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala.

D. Tantangan pengembangan dan implementasi vaksin


Negara-negara lain di seluruh dunia terus berupaya melakukan
vaksinasi agar pandemi segera berakhir. Meski progres pengembangan
vaksin sangat pesat, tantangan yang sebenarnya dihadapi saat ini, selain dari
ketersediaan vaksin, adalah program vaksinasi. Agar program itu bisa berjalan
sukses dan vaksin yang ada benar-benar berdampak pada kesehatan
masyarakat, harus ada kebijakan publik yang dibuat dengan memperhatikan
sejumlah kendala dan tantangan utama.

Ada empat tantangan dalam pengembangan vaksin yaitu :


1. Pertama, tantangan logistik terkait pasokan vaksin, alat penyimpanan,
transportasi, dan distribusinya. Kebanyakan jenis vaksin yang berpotensi
digunakan membutuhkan tempat penyimpanan dengan suhu rendah atau
sangat rendah demi memastikan kualitas dan khasiat vaksin tetap terjaga.
Karena itu, cold chain sangat dibutuhkan. Padahal, tidak semua negara
memiliki cold chain yang memadai.
2. Kedua, tantangan terkait perilaku manusia. Tantangan utama terkait hal ini
adalah meyakinkan masyarakat agar mau divaksin. Sejumlah survei di
Indonesia, contohnya, mengindikasikan hampir 30 persen masyarakat
tidak ingin divaksin. Keengganan atas vaksin seperti ini bahkan tampak
lebih jelas di negara-negara berkembang.
3. Ketiga, kita perlu menyadari dan meningkatkan sensitivitas akan
tantangan etika dan moral. Ini terkait isu emosional yang melibatkan
kesetaraan dan hak asasi manusia (HAM) dalam mendapatkan vaksin.

12 | V A K S I N
Indonesia, sebagai contoh, memprioritaskan kelompok usia 18–59 tahun.
Alasannya, kelompok ini masuk segmen usia produktif dari sisi ekonomi
dan pada saat yang sama juga memiliki potensi tertinggi untuk
menyebarkan infeksi virus.
4. Keempat dan yang tak kalah penting adalah terkait teknologi informasi
(TI). Implementasi kebijakan yang efektif perlu didukung dengan sistem
informasi yang kuat dan teknologi yang mumpuni. Di samping kebutuhan
inti terkait pengawasan epidemiologi dan pemantauan kasus, kita
membutuhkan data terkait vaksin dan bagaimana tingkat serokonversinya.

KESIMPULAN

Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal


yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya dengan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan berbagai
macam, salah satunya pemberian imunisasi vaksin.
Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya
mencegah penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh
pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya.
Setiap vaksin yang sedang dikembangkan pertama-tama harus
menjalani skrining dan evaluasi untuk menentukan antigen mana yang
sebaiknya digunakan untuk menimbulkan respons imun. Fase praklinis ini
dijalankan tanpa tes pada manusia. Vaksin uji coba dites terlebih dahulu pada
hewan untuk mengevaluasi keamanannya dan potensinya mencegah
penyakit.

13 | V A K S I N
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jawapos.com/opini/01316175/tantangan-kebijakan-bagi-kesuksesan-
vaksinasi
https://www.alodokter.com/mengetahui-manfaat-vaksin-covid-19-dan-kelompok-
penerima-prioritasnya
https://www.alodokter.com/manfaat-vaksin-penting-untuk-mencegah-penularan-
penyakit
https://www.liputan6.com/hot/read/5308133/5-manfaat-vaksin-bagi-manusia-
memusnahkan-penyakit-mematikan?page=2
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1311695-manfaat-vaksin-bagi-kehidupan-
manusia?page=2

14 | V A K S I N

Anda mungkin juga menyukai