Bab 4
Bab 4
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
PT. Gasindo Jaya Pratama merupakan Stasiun Pengisian dan
Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) adalah salah satu stasiun yang bertugas
dalam melakukan penyaluran LPG ke agen. LPG (Liquefied Petroleum Gas)
merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dengan komponen
utama gas propane (C3H8) dan butane (C4H10). Konsumen LPG bervariasi
mulai dari rumah tangga, kalangan komersial, dan industri. Di kalangan
industri LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri makanan, keramik,
serta bahan bakar forklift. LPG dapat digunakan sebagai bahan baku industri
aerosol serta refrigant yang ramah lingkungan. PT. Gasindo Jaya Pratama
hanya memproduksi tabung gas LPG 3 kg yang bersubsidi dan menyediakan
pengiriman distribusi LPG 3 kg ke agen yang telah bekerja sama.
4.1.2 Visi
Menjadi SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji)
perusahaan pertamina yang professional dan terpercaya dengan standar
nasional.
4.1.3 Misi
1. Menyediakan jasa transportasi dan pengisian gas elpiji ke agen dengan
layanan kualitas dan jaminan kauntitas yang tepat.
2. Menyajikan layanan SPPBE secara berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan masyrakat.
3. Memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi agen dan konsumen secara
berkelanjutan.
19
20
Berikut merupakan fungsi tujuan, sehingga biaya total transport sebagai berikut.
𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗
Keterangan:
𝑥𝑖𝑗 : banyak suatu barang yang akan diangkut dari suatu sumber i ke tujuan j.
𝑐𝑖𝑗 : biaya angkut per satuan barang dari sumber i ke tujuan j,
Meminimumkan biaya Z = 551,2 X11 + 243,4 X12 + 213,4 X13 + 543,2 X14 + 229,4
X18 + 581,4 X23 + 562 X24 + 135 X25 + 210 X26+ 423,2 X27 + 501,2 X28 + 187,1 X33+
374,2 X36 + 551,2 X37 + 275,7 X38 + 541,3 X39+ 232,4 X310+ 570,5 X41+ 161,8 X44+
562,4 X49 + 533 X410
23
Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Gasindo Jaya Pratama.
Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Anugrah Gasindo.
Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Gurki Gasindo Pratama.
Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Mitra Buana Gasindo.
Data pelanggan dan data rata-rata pengiriman tabung yang diperoleh dari PT.
Gasindo Jaya Pratama pada Februari 2021. Terdapat 6 agen dengan alamat yang
tersebar di wilayah Bekasi dengan jumlah pengiriman yang berbeda-beda di setiap
agen.
26
Formula matematis CVRP pada pendistribusian tabung gas LPG 3 kg sebagai berikut:
keterangan:
K = {k1, k2, ..,km} : Kendaraan yang digunakan
V : Himpunan titik
A = {vi vj : vi vj ∈ V, i ≠ j} : Himpunan sisi berarah
Cij : Jarak antara titik ke titik
di : Jumlah permintaan pada titik
Q : Kapasitas masing-masing kendaraan
𝜇𝑖𝑘 : Kendaraan k melayani titik
Pembatas:
1. Setiap rute perjalanan dari SPPBE
∑5𝑖=0 ∑5𝑗=0 ∑4𝑘=0 = 1
4. Setiap kendaraan yang mengunjungi suatu agen, setelah selesai melayani akan
meninggalkan agen tersebut
∑5𝑖=0 X𝑖𝑗
𝑘
− ∑5𝑗=0 = 0, ∀𝑖 , J ∈ V, ∀ k ∈ K, K = {K1 , K 2 , K 3 , K 4 }
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738
Pada tabel diatas, jumlah lpg 3 kg pada bulan Februari 2021 yang dipasok dari SPPBE dengan jumlah lpg 3 kg yang diminta
oleh agen lpg 3 kg merupakan masalah transportasi seimbang. Metode transportasi dapat dikatakan seimbang karena supply dan
demand memilki jumlah yang sama.
28
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738
Misalkan Xij : banyaknya unit barang yang dikirimkan dari SPPBE, i (i = 1,2,3…) ke agen j (j = 1,2,3…) maka,
Meminimumkan biaya Z = 551,2 X11 + 243,4 X12 + 213,4 X13 + 543,2 X14 + 229,4 X18 + 581,4 X23 + 562 X24 + 135 X25 + 210 X26+
423,2 X27 + 501,2 X28 + 187,1 X33+ 374,2 X36 + 551,2 X37 + 275,7 X38 + 541,3 X39+ 232,4 X310+ 570,5 X41+ 161,8 X44+ 562,4 X49 +
533 X410
29
Tabel 4.11 diatas merupakan tabel perhitungan North West Corner Method (NWCM), baris dan kolom sudah terpenuhi maka
menghitung total biaya minimum distribusi pada bulan Februari 2021 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (374.830) + 562,4 (151.610) + 533 (972.030) =
2.720.398.811
Hasil total biaya pada tabel 4.11 menggunakan North West Corner Method (NWCM) adalah Rp. 2.720.398.811
30
Tabel 4.12 diatas merupakan tabel perhitungan stepping stone method, baris dan kolom sudah terpenuhi maka menghitung total
biaya minimum distribusi pada bulan Februari 2021 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗
Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (374.830) + 562,4 (151.610) + 533 (972.030) =
2.720.398.811
Hasil total biaya pada tabel 4.12 Menggunakan stepping stone method adalah Rp. 2.720.398.811.
31
Hasil perhitungan jalur north west corner menggunakan stepping stone method
sebagai berikut.
Tabel 4.13 Terdapat nilai yang masih negatif, nilai negatif terbesar terletak
pada X310. Tabel 4.14 Masih mempunyai nilai yang negatif terbesar maka dilakukan
iterasi kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien. Perhitungan menggunakan metode
stepping stone iterasi kedua dapat dilihat pada tabel 4.12.
32
Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (223.230) + 232,4 (151.600) + 562,4 (303.210) + 533
(820.430) = 2.613.365.985
Tabel 4.14 terdapat nilai yang negatif, lalu dilakukan iterasi selanjutnya dengan dilakukan penggeseran metode Stepping Stone.
Tabel 4.15 diatas sudah mencapai nilai efisien dengan biaya distribusi sebesar Rp.2.613.365.985 .
33
Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (526.440) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 533 (217.710) = 2.070.854.726
Hasil total biaya pada tabel 4.16 Menggunakan Least Cost Method adalah Rp. 2.070.854.726
34
Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (526.440) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 533 (217.710) = 2.070.854.726
Hasil total biaya pada tabel 4.17 Menggunakan Least Cost Method adalah Rp. 2.070.854.726
35
Hasil perhitungan jalur least cost menggunakan stepping stone method sebagai
berikut.
Tabel 4.19 Tidak terdapat nilai negatif, maka tidak perlu dilakukan iterasi
kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien
36
Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (308.730) + 232,4 (217.710) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 562,4 (217.710)= 2
.010.004.781
Hasil total biaya pada tabel 4.20 Menggunakan Vogel’s Approximation Method adalah Rp. 2.010.004.781
37
Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (308.730) + 232,4 (217.710) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 562,4 (217.710) =
2.010.004.781
Hasil total biaya pada tabel 4.21 Menggunakan Vogel’s Approximation Method adalah Rp. 2.010.004.781
S
Tabel 4.22 Tidak terdapat nilai negatif, maka tidak perlu dilakukan
iterasi kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien
38
39
Data matrix saving antara SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan
agen dapat dilihat pada tabel 4.25.
Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4. 26 Angka Terbesar Matriks Saving Gasindo Jaya Pratama
Terbesar Himpunan
17 H-A
16 A-UTP
16 NC-A
14 HRT-A
11,5 EN-A
11 NC-UTP
11 NC-H
10,5 EN-H
9,5 NC-EN
9 H-UTP
8,5 HRT-EN
8 HRT-H
7,5 EN-UTP
6 NC-HRT
4 HRT-UTP
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
40
Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel 4.27.
Tabel 4. 27 Rute Perusahaan Awal Gasindo Jaya Pratama
Rute Perusahaan
Subtur Rute Total Jarak (km)
1 0-UTP-0 10
2 0-A-0 26
3 0-H-0 14
4 0-EN-0 11
5 0-HRT-0 12
6 0-NC-0 20
TOTAL 93
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Data matrix saving antara SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan agen dapat
dilihat pada tabel 4.30.
Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.31.
Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel
4.32.
Tabel 4. 32 Rute Perusahaan Anugrah Gasindo
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Total Jarak (km)
1 0-MS-0 32
2 0-UTP-0 28
3 0-A-0 36
4 0-NC-0 12
TOTAL 108
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
42
Data matrix saving antara SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama dengan
agen dapat dilihat pada tabel 4.35.
Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.36.
Tabel 4. 36 Angka Terbesar Matriks Saving Gurki Gasindo Pratama
TERBESAR HIMPUNAN
13 ND-EN
11 NC-ND
11 EF-HRT
10 EF-ND
9 HRT-ND
9 B-ND
9 HRT-EN
8 B-EN
8 EF-EN
7 NC-EN
7 NC-HRT
4 EF-B
4 NC-EF
1 B-HRT
1 NC-B
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel
4.37.
Tabel 4. 37 Rute Perusahaan Gurki Gasindo Pratama
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Total Jarak
1 0-ND-0 16
2 0-EN-0 18
3 0-HRT-0 12
4 0-B-0 8
5 0-EF-0 16
6 0-NC-0 12
TOTAL 142
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Data matrix saving antara SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan agen
dapat dilihat pada tabel 4.40.
Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.41.
Tabel 4. 41 Angka Terbesar Matriks Saving Mitra Buana Gasindo
TERBESAR HIMPUNAN
12 UTP-MS
12 EF-MS
12 ND-MS
10 ND-HRT
9 HRT-MS
9 EF-HRT
8 EN-HRT
7 HRT-UTP
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
45
Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel 4.42.
Tabel 4. 42 Rute Perusahaan Mitra Buana Gasindo
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Jarak
1 0-MS-0 20
2 0-UTP-0 10
3 0-HRT-0 16
4 0-EF-0 14
5 0-EN-0 10
6 0-ND-0 12
TOTAL 82
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Keterlambatan Pengiriman
Fishbone diagram merupakan suatu alat visual untuk menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan
pada keterlambatan pengiriman LPG 3Kg. Kategori penyebab permasalahan
ini adalah manusia (man), metode (methods), dan lingkungan (environment).
Tahap pembuatan diagram fishbone dari setiap jenis keterlambatan yang
diteliti ini didasari hasil wawancara penulis dengan karyawan, hasil
wawancara didapat setiap setiap faktor penyebab keterlambatan
pengiriman terdiri dari man, environment, material, machine, dan
methods.
Bedasarkan fishbone diagram diatas menunjukkan bahwa beberapa
hal yang memengaruhi dalam keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg. faktor
penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram
adalah metode. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg
adalah metode yaitu koordinasi team tidak berjalan dengan baik dan
kedatangan gas dari depot terlambat. Faktor penyebab keterlambatan
pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram adalah machine. Faktor
penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah machine yaitu
mesin kendaraan pengiriman LPG 3 Kg rusak dan mesin pengisian LPG 3
kg rusak. Penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone
diagram adalah material. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG
3 Kg adalah material yaitu terdapatnya tabung gas bocor dan tabung gas
yang kadaluarsa. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg
pada fishbone diagram adalah environment. Faktor penyebab
keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah environment yaitu lalu lintas
yang padat, kondisi cuaca, dan infrastruktur jalan rusak. Penyebab
keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram adalah man.
Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah man yaitu
kemampuan operator dan supir tidak disiplin.
Akar permasalahan utama dalam mesin kendaraan yang rusak
menyebabkan pengiriman LPG 3 Kg terkendala sehingga armada
operasional yang digunakan untuk pengiriman LPG 3 Kg terbatas.
Permasalahan dalam mesin kendaraan yang rusak dengan melakukan
tindakan maintenance pada setiap kendaraan untuk pengiriman. Mesin
pengisian LPG 3 kg rusak, sehingga perlu dilakukan maintenance secara
berkala dan melakukan pergantian mesin jika kerusakan parah.
Akar permasalahan utama dalam koordinasi team tidak berjalan
dengan baik adalah supir tidak mengetahui rute pengiriman. Permasalahan
dalam koordinasi team tidak berjalan dengan baik dengan memberikan
pengarahan atau rute yang efektif sehingga supir tidak mengalami
keterlambatan dalam pengiriman. Kedatangan gas dari depot terlambat
mengakibatkan resiko pendistribusian gas ke SPPBE terlambat untuk
dilakukan pengisian sehingga perlu dilakukan koordinasi pada depot.
Akar permasalahan utama dalam terdapatnya tabung gas bocor
dengan melakukan tindakan pengecekan dan pergantian tabung gas yang
bocor. Tabung gas yang kadaluarsa mengakibatkan pengisian gas
terlambat sehingga perlu dilakukan pergantian tabung gas yang melewati
batas umur tabung 5 tahun.
47
Supply pada PT. Mitra Buana Gasindo sudah terpenuhi dan demand
pada PT. Mita Sani belum terpenuhi, maka demand dialokasikan kepada
PT. Anugrah Gasindo yang memiliki demand sebesar 151.610 terhadap
PT. Mita Sani. PT. Anugrah Gasindo memiliki supply kepada PT. Upaya
Tetap Bersama sebesar 972.030. Hasil total biaya transportasi minimum
menggunakan North West Corner Method (NWCM) dilihat pada tabel 4.8
yaitu sebesar Rp. 2.720.398.811.
terhadap PT. Nata Damar sebesar 357.965 dan PT. Mita Sani sebesar
526.440.
Kotak dengan biaya terendah selanjutnya adalah 202,2. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 2.068.663 di PT. Gasindo Jaya Pratama dan
demand sebesar 754.320. Supply pada PT. Gasindo Jaya Pratama belum
terpenuhi, maka demand dilakukan kepada PT. Gasindo Jaya Pratama
terhadap PT. Hayati sebesar 626.500 dan PT. Mita Sani sebesar 687.843.
Hasil total biaya transportasi minimum menggunakan least cost Method
dilihat pada tabel 4.13 yaitu sebesar Rp. 2.070.854.726
Rute awal pada PT. Mitra Buana Gasindo terdapat 6 rute. Rute
pertama berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen
mita sani lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total
jarak sebesar 20 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT.
Mitra Buana Gasindo lalu ke agen upaya tetap bersama lalu kembali ke
SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar 10
kilometer (KM). Rute ketiga berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo lalu ke agen hasrat lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo dengan total jarak sebesar 16 kilometer (KM). Rute keempat
berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen efnoma lalu
kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar
14 kilometer (KM). Rute kelima berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo lalu ke agen energi lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo dengan total jarak sebesar 10 kilometer (KM). Rute keenam
berawal dari SPPB PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen nata damar
lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak
sebesar 12 kilometer (KM). Total jarak rute awal perusahaan PT. Mitra
Buana Gasindo sebesar 82 kilometer (KM). Rute solusi menggunakan
Clark and Wright Savings PT. Mitra Buana Gasindo terdapat 2 rute
dengan menggabungkan beberapa agen dalam satu rute. Rute pertama
berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen nata damar,
agen upaya tetap bersama, agen mita sani, agen efnoma, agen nata
damar, dan kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total
jarak sebesar 39 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT.
Mitra Buana Gasindo lalu ke agen hasrat, agen energi, dan kembali ke
SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar 14
kilometer (KM). Total jarak rute solusi dengan menggunakan Clark and
Wright Savings perusahaan PT. Mitra Buana Gasindo sebesar 53
kilometer (KM). Perbandingan jarak total tempuh pada rute awal
perusahaan sebesar 82 kilometer (KM) dengan rute solusi
menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 53 kilometer (KM)
dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar 35,37%.