Anda di halaman 1dari 35

S

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
PT. Gasindo Jaya Pratama merupakan Stasiun Pengisian dan
Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) adalah salah satu stasiun yang bertugas
dalam melakukan penyaluran LPG ke agen. LPG (Liquefied Petroleum Gas)
merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dengan komponen
utama gas propane (C3H8) dan butane (C4H10). Konsumen LPG bervariasi
mulai dari rumah tangga, kalangan komersial, dan industri. Di kalangan
industri LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri makanan, keramik,
serta bahan bakar forklift. LPG dapat digunakan sebagai bahan baku industri
aerosol serta refrigant yang ramah lingkungan. PT. Gasindo Jaya Pratama
hanya memproduksi tabung gas LPG 3 kg yang bersubsidi dan menyediakan
pengiriman distribusi LPG 3 kg ke agen yang telah bekerja sama.

4.1.1 Struktur Perusahaan

Gambar 4. 1 Struktur Perusahaan


Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Struktur perusahaan pada PT. Gasindo Jaya Pratama terdiri dari


direktur utama, manajer, koord keamanan, koord lapangan, maintenance,
health and safety engineering, administrasi dan keuangan, personalia,
security, adminitrasi dan umum, operator, dan office boy.

4.1.2 Visi
Menjadi SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji)
perusahaan pertamina yang professional dan terpercaya dengan standar
nasional.

4.1.3 Misi
1. Menyediakan jasa transportasi dan pengisian gas elpiji ke agen dengan
layanan kualitas dan jaminan kauntitas yang tepat.
2. Menyajikan layanan SPPBE secara berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan masyrakat.
3. Memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi agen dan konsumen secara
berkelanjutan.

19
20

4.2 Pengolahan Data


Data dibawah merupakan identifikasi keterlambatan pengiriman
menggunakan fishbone diagram.

Gambar 4. 2 Fishbone Diagram


Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Fishbone diagram merupakan suatu alat visual untuk menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan pada
keterlambatan pengiriman LPG 3Kg. Kategori penyebab permasalahan ini adalah
manusia (man), metode (methods), dan lingkungan (environment). Tahap
pembuatan diagram fishbone dari setiap jenis keterlambatan yang diteliti ini
didasari hasil wawancara penulis dengan karyawan, hasil wawancara didapat
setiap setiap faktor penyebab keterlambatan pengiriman terdiri dari man,
environment, material, machine, dan methods.
Data dibawah merupakan tabel mitigasi bedasarkan aspek, risiko, dan
penyebab.

Tabel 4. 1 Mitigasi Risiko


No Aspek Penyebab Risiko Mitigasi
Mesin Kendaraan Mesin Kendaraan Rusak Maintenance
Kurang Secara Berkala
Maintenance
Maintenance
1 Machine
Mesin filling Gas Secara Berkala
Kurang Mesin filling Gas Rusak Melakukan
Maintenance Pergantian
Mesin
Koordinasi tim Terjadinya Memberikan
tidak berjalan kesalahpahaman dalam Pengarahan
dengan baik memberikan pengarahan
2 Methode
Kedatangan gas Pengisian gas ke mesin Melakukan
dari depot filling terhambat koordinasi pada
terlambat depot
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
21

Tabel 4.1 Mitigasi Risiko (Lanjutan)


No Aspek Penyebab Risiko Mitigasi
Tabung gas Pengisian gas Melakukan
bocor terlambat Pergantian Tabung
3 Material
Tabung gas Pengisian gas Melakukan
kadaluarsa terlambat Pergantian Tabung
Lalu lintas Pengiriman gas ke Melakukan
padat agen terlambat perencanaan rute
Kondisi Cuaca Pengiriman gas ke Melakukan
4 Environment agen terlambat karena perencanaan rute
banjir
Infrasruktur Pengiriman gas ke Melakukan
Jalan Buruk agen terlambat perencanaan rute
Kemampuan Operator mengalami Melakukan
Operator penurunan peforma pelatihan secara
berkala
5 Man
Supir tidak Pengiriman gas ke Melakukan
disiplin agen terlambat pengarahan dan
pelatihan
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

PT. Gasindo Jaya Pratama mendistribusikan LPG 3 kg ke berbagai agen


yang ada di wilayah Jabodetabek. Berikut data persediaan pada bulan Februari
2021.

Tabel 4. 2 Data Persediaan


SPPBE Kapasitas/Daya Tampung
PT Gasindo Jaya Pratama (GJP) 2.068.663
PT Anugrah Gasindo (AG) 1.126.340
PT Gurki Gasindo Pratama (GGP) 1.944.090
PT Mitra Buana Gasindo (MBG) 1.725.793
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)

Setiap tujuan distribusi mempunyai jumlah permintaan yang berbeda-


beda. Jumlah permintaan dari tiap daerah terhitung dari bulan Februari 2021.

Tabel 4. 3 Data Jumlah Permintaan


Agen Kode Permintaan Jumlah
PT Upaya Tetap Bersama UTP 972.030
PT Anugrah A 685.480
PT Hayati H 626.500
PT Energi EN 1.059.685
PT Hasrat HRT 687.843 6.951.738
PT Niaga Centrum NC 220.450
PT Mita Sani MS 526.440
PT Nata Damar ND 732.660
PT Efnoma EF 422.100
PT Bahagia B 1.018.550
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)
22

Pada bulan Februari 2021 jumlah permintaan LPG 3 kg sebesar


6.951.738 dari 10 agen LPG 3 kg. Pendistribusian LPG 3 kg dari SPPBE
memiliki tarif angkut yang berbeda-beda pada agen LPG 3 kg karena tarif
bedasarkan beban LPG 3 kg dan jarak yang ditempuh. tarif angkut LPG 3 kg
dari SPPBE ke agen LPG 3 kg dapat dilihat Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Data Tarif Angkut


SPPBE AGEN LPG DIANGKUT TARIF
(KG) ANGKUT
(Rp/Kg)
PT. Upaya Tetap Bersama 508.982 202,2
PT. Anugrah 300.095 571
PT. Gasindo Jaya PT. Hayati 626.500 243,4
Pratama PT. Energi 482.224 213,4
PT. Hasrat 200.949 229,4
PT. Niaga Centrum 50.306 543,2
PT. Mita Sani 185.293 562,4
PT. Anugrah PT. Upaya Tetap Bersama 350.472 533
Gasindo PT. Anugrah 385.385 570,5
PT. Niaga Centrum 119.837 161,89
PT. Nata Damar 9.848 423,2
PT. Energi 180.709 581,4
PT. Gurki Gasindo PT. Hasrat 357.559 501,2
Pratama PT. Bahagia 1.018.550 135
PT. Efnoma 262.188 210
PT. Niaga Centrum 50.307 562
PT. Mita Sani 341.147 541,3
PT. Upaya Tetap Bersama 112.576 232,4
PT. Mitra Buana PT. Hasrat 129.335 275,7
Gasindo PT. Efnoma 159.912 374,2
PT. Energi 396.752 187,1
PT. Nata Damar 722.812 551,2
JUMLAH 6.951.738
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)

Berikut merupakan fungsi tujuan, sehingga biaya total transport sebagai berikut.

𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗
Keterangan:
𝑥𝑖𝑗 : banyak suatu barang yang akan diangkut dari suatu sumber i ke tujuan j.
𝑐𝑖𝑗 : biaya angkut per satuan barang dari sumber i ke tujuan j,

Meminimumkan biaya Z = 551,2 X11 + 243,4 X12 + 213,4 X13 + 543,2 X14 + 229,4
X18 + 581,4 X23 + 562 X24 + 135 X25 + 210 X26+ 423,2 X27 + 501,2 X28 + 187,1 X33+
374,2 X36 + 551,2 X37 + 275,7 X38 + 541,3 X39+ 232,4 X310+ 570,5 X41+ 161,8 X44+
562,4 X49 + 533 X410
23

Variabel keputusan adalah jumlah LPG 3 Kg yang dikirimkan dari masing-


masing SPPBE ke masing-masing agen LPG 3 Kg. Variabel keputusan dapat
dilambangkan sebagai berikut.
GJPA = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Anugrah
GJPH = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Hayati
GJPEN = Jumlah barang ikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Energi
GJPNC = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Niaga Centrum
GJPB = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Bahagia
GJPEF = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Efnoma
GJPND = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Nata Damar
GJPHRT = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Hasrat
GJPMS = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Mita Sani
GJPUTP = Jumlah barang dikirimkan dari Gasindo Jaya Pratama ke Upaya Tetap
Bersama
AGA = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Anugrah
AGH = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Hayati
AGEN = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Energi
AGNC = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Niaga Centrum
AGB = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Bahagia
AGEF = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Efnoma
AGND = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Nata Damar
AGHRT = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Hasrat
AGMS = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Mita Sani
AGUTP = Jumlah barang dikirimkan dari Anugrah Gasindo ke Upaya Tetap
Bersama
GGPA = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Anugrah
GGPH = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Hayati
GGPEN = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Anugrah
GGPNC = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Niaga
Centrum
GGPB = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Bahagia
GGPEF = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Efnoma
GGPND = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Nata Damar
GGPHRT = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Hasrat
GGPMS = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Mita Sani
GGPUTP = Jumlah barang dikirimkan dari Gurki Gasindo Pratama ke Upaya Tetap
Bersama
MBGA = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Anugrah
MBGH = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Hayati
MBGEN =Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Energi
MBGNC =Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Niaga Centrum
MBGB = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Bahagia
MBGEF = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Efnoma
MBGND = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Nata Damar
MBGHRT = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Hasrat
MBGMS = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Mita Sani
MBGUTP = Jumlah barang dikirimkan dari Mitra Buana Gasindo ke Upaya Tetap
Bersama
24

Berikut merupakan fungsi kendala permintaan.


A = GJPA + AGA+ GGPA + MBGA ≥ 685.480
H = GJPH + AGH+ GGPH + MBGH ≥ 626.500
EN = GJPEN + AGEN+ GGPEN + MBGEN ≥ 1.059.685
NC = GJPNC + AGNC+ GGPNC + MBGNC ≥ 220.450
B = GJPB + AGB+ GGPB + MBGB ≥ 1.018.550
EF = GJPEF + AGEF+ GGPEF + MBGEF ≥ 422.100
ND = GJPND + AGND+ GGPND + MBGND ≥ 732.660
HRT = GJPHRT + AGHRT+ GGPHRT + MBGHRT ≥ 687.843
MS = GJPMS + AGMS+ GGPMS + MBGMS ≥ 526.440
UTP = GJPUTP + AGUTP+ GGPUTP + MBGUTP ≥ 972.030

Berikut merupakan fungsi kendala produksi.


GJP = GJPA + GJPH+ GJPEN + GJPNC + GJPB+ GJPEF + GJPND + GJPHRT+ GJPMS
+ GJPUTP ≤ 2.068.663
AG = AGA + AGH+ AGEN + AGNC + AGB+ AGEF + AGND + AGHRT+ AGMS +
AGUTP ≤ 1.123.640
GGP = GGPA + GGPH+ GGPEN + GGPNC + GGPB+ GGPEF + GGPND + GGPHRT+
GGPMS + GGPUTP ≤ 1.815.345
MBG = MBGA + MBGH+ MBGEN + MBGNC + MBGB+ MBGEF + MBGND +
MBGHRT+ MBGMS + MBGUTP ≤ 1.944.090

Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Gasindo Jaya Pratama.

Tabel 4. 5 Jumlah Pengiriman PT. Gasindo Jaya Pratama


NO NAMA AGEN KODE JUMLAH PENGIRIMAN
AGEN (TABUNG)
1 PT. Upaya Tetap
UTP 200
Bersama
2 PT. Anugrah A 160
3 PT. Hayati H 220
4 PT. Energi EN 180
5 PT. Hasrat HRT 130
6 PT. Niaga Centrum NC 70
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)
25

Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Anugrah Gasindo.

Tabel 4. 6 Jumlah Pengiriman PT. Anugrah Gasindo


NO NAMA AGEN KODE JUMLAH PENGIRIMAN
AGEN (TABUNG)
1 PT. Mita Sani MS 150
2 PT. Upaya Tetap
Bersama UTP 200
3 PT. Anugrah A 220
4 PT. Niaga Centrum NC 120
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)

Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021 yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Gurki Gasindo Pratama.

Tabel 4. 7 Jumlah Pengiriman PT. Gurki Gasindo Pratama


NO NAMA AGEN KODE JUMLAH PENGIRIMAN
AGEN (TABUNG)
1 PT. Nata Damar ND 50
2 PT. Energi EN 120
3 PT. Hasrat HRT 180
4 PT. Bahagia B 230
5 PT. Efnoma EF 150
6 PT. Niaga
NC 70
Centrum
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)

Berikut merupakan data rata-rata jumlah pengiriman tabung gas pada bulan
Februari 2021yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan algoritma Clarke and
Wright Savings pada pendistribusian tabung gas lpg 3 kg PT. Mitra Buana Gasindo.

Tabel 4. 8 Jumlah Pengiriman PT. Mitra Buana Gasindo


NO NAMA AGEN KODE JUMLAH PENGIRIMAN
AGEN (TABUNG)
1 PT. Mita Sani MS 50
2 PT. Upaya Tetap
UTP
Bersama 120
3 PT. Hasrat HRT 180
4 PT. Efnoma EF 230
5 PT. Energi EN 150
6 PT. Nata Damar ND 70
Sumber: (PT. Gasindo Jaya Pratama)

Data pelanggan dan data rata-rata pengiriman tabung yang diperoleh dari PT.
Gasindo Jaya Pratama pada Februari 2021. Terdapat 6 agen dengan alamat yang
tersebar di wilayah Bekasi dengan jumlah pengiriman yang berbeda-beda di setiap
agen.
26

Model Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) dalam pendistribusian


tabung gas lpg 3kg dapat didefinisikan graf G = (V, A). Himpunan V merupakan
himpunan terdiri dari gabungan himpunan agen dan SPPBE, V =
{v0,v1,v2,v3,v4,v5}dimana SPPBE adalah v0 dan V = { v1,v2,v3,v4,v5}merupakan agen
elpiji yang akan didistribusikan dari SPPBE. Jaringan jalan yang digunakan kendaraan
merupakan himpunan sisi berarah yaitu himpunan A yang penghubung antar agen {i,
j}∈ A. K = {k1, k2, k3, k4} himpunan dari kendaraan yang digunakan yang homogen
dengan kapasitas Q = 560 tabung gas LPG 3 kg/kendaraan. Setiap agen i untuk setiap
i V memilki di sehingga panjang rute dibatasi oleh kapasitas kendaraan. Setiap {i, j}
memilki jarak tempuh Cij dan Cij = Cji. Variabel keputusan dapat dilihat sebagai
berikut.

𝑘 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑘 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣 𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑗


X𝑖𝑗 = {0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑖
𝑖 𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑗

1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑘


𝜇𝑖𝑘 = {0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑖𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑘

Formula matematis CVRP pada pendistribusian tabung gas LPG 3 kg sebagai berikut:

Zmin = ∑6𝑖=0 ∑6𝑗=0 ∑4𝑘=0 C𝑖𝑗 X𝑖𝑗


𝑘

keterangan:
K = {k1, k2, ..,km} : Kendaraan yang digunakan
V : Himpunan titik
A = {vi vj : vi vj ∈ V, i ≠ j} : Himpunan sisi berarah
Cij : Jarak antara titik ke titik
di : Jumlah permintaan pada titik
Q : Kapasitas masing-masing kendaraan
𝜇𝑖𝑘 : Kendaraan k melayani titik

Pembatas:
1. Setiap rute perjalanan dari SPPBE
∑5𝑖=0 ∑5𝑗=0 ∑4𝑘=0 = 1

2. Setiap pelanggan hanya dikunjungi satu kali


∑4𝑘=1 ∑5𝑗=0,𝑖≠𝑗 X𝑖𝑗
𝑘
= 1, ∀ 𝑖 ∈ V, V = {V0 , V1 , V2 , V3 , V4 , V5 }

3. Setiap kendaraan tidak melebihi kapasitas


∑5𝑖=0 ∑5𝑗=0,𝑖≠𝑗 d𝑖 X𝑖𝑗
𝑘
≤ 560, ∀ 𝑘 ∈ K, K = {K1 , K 2 , K 3 , K 4 }

4. Setiap kendaraan yang mengunjungi suatu agen, setelah selesai melayani akan
meninggalkan agen tersebut
∑5𝑖=0 X𝑖𝑗
𝑘
− ∑5𝑗=0 = 0, ∀𝑖 , J ∈ V, ∀ k ∈ K, K = {K1 , K 2 , K 3 , K 4 }

5. Perjalanan berakhir di depot


∑5𝑘=0 ∑5𝑖=0 X𝑖,𝑛+1
𝑘
=1
27

4.2.1 Model Transportasi


Data permintaan, penawaran, dan biaya distribusi yang telah disajikan pada tabel khusus yang dinamakan tabel transportasi
dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Tabel Model Transportasi


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 229,4 202,2 2.068.663

GGP 581,4 562 135 210 423,2 501,2 1.815.345

MBG 187,1 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090

AG 570,5 161,89 562,4 533 1.123.640

Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Pada tabel diatas, jumlah lpg 3 kg pada bulan Februari 2021 yang dipasok dari SPPBE dengan jumlah lpg 3 kg yang diminta
oleh agen lpg 3 kg merupakan masalah transportasi seimbang. Metode transportasi dapat dikatakan seimbang karena supply dan
demand memilki jumlah yang sama.
28

Tabel 4. 10 Asumsi Model Transportasi


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663

GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345

MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090

AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640

Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Misalkan Xij : banyaknya unit barang yang dikirimkan dari SPPBE, i (i = 1,2,3…) ke agen j (j = 1,2,3…) maka,
Meminimumkan biaya Z = 551,2 X11 + 243,4 X12 + 213,4 X13 + 543,2 X14 + 229,4 X18 + 581,4 X23 + 562 X24 + 135 X25 + 210 X26+
423,2 X27 + 501,2 X28 + 187,1 X33+ 374,2 X36 + 551,2 X37 + 275,7 X38 + 541,3 X39+ 232,4 X310+ 570,5 X41+ 161,8 X44+ 562,4 X49 +
533 X410
29

4.2.2 North West Corner Method (NWCM)


Tabel 4. 11 North West Corner
A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
685.480 626.500 756.683 0 0 0 0 0 0 0
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 303.002 220.450 1.018.550 273.343 0 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 0 0 0 148.757 732.660 687.843 374.830
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
0 0 0 0 0 0 0 0 151.610 972.030
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.11 diatas merupakan tabel perhitungan North West Corner Method (NWCM), baris dan kolom sudah terpenuhi maka
menghitung total biaya minimum distribusi pada bulan Februari 2021 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (374.830) + 562,4 (151.610) + 533 (972.030) =
2.720.398.811

Hasil total biaya pada tabel 4.11 menggunakan North West Corner Method (NWCM) adalah Rp. 2.720.398.811
30

4.2.3 North West Corner dengan Stepping Stone Method (SS)

Tabel 4. 12 North West Corner dengan Stepping Stone Method


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
685.480 626.500 756.683 0 0 0 0 0 0 0
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 303.002 220.450 1.018.550 273.343 0 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 0 0 0 148.757 732.660 687.843 374.830 0
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
0 0 0 0 0 0 0 0 151.610 972.030
Demand 685.480 626.500 1.05.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.12 diatas merupakan tabel perhitungan stepping stone method, baris dan kolom sudah terpenuhi maka menghitung total
biaya minimum distribusi pada bulan Februari 2021 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (374.830) + 562,4 (151.610) + 533 (972.030) =
2.720.398.811

Hasil total biaya pada tabel 4.12 Menggunakan stepping stone method adalah Rp. 2.720.398.811.
31

Hasil perhitungan jalur north west corner menggunakan stepping stone method
sebagai berikut.

Tabel 4. 13 Jalur Tertutup Stepping Stone


Kotak Kosong Jalur Tertutup
X14 X14-X13 + X23- X24
X15 X15-X13 + X23- X25
X16 X16-X13 + X23- X26
X21 X21-X23 + X13- X11
X22 X22-X23 + X13- X12
X27 X27-X26 + X36- X37
X28 X28-X26 + X36- X38
X35 X35-X36 + X26- X25
X310 X310-X39 + X49- X410
X47 X47-X49 + X39- X37
X48 X48-X49 + X39- X38
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4. 14 Tabel Perubahan Biaya


Kotak Kosong Jalur Penambahan dan Pengurangan Perubahan Biaya
C14 543,2 – 213,4 + 581,4 – 562 349,2
C15 1000 – 213,4 + 581,4 – 135 1233
C16 1000 – 213,4 + 581,4 – 210 1158
C21 1000 – 581,4 + 213,4 – 571 61
C22 1000 – 581,4 + 213,4 – 243,4 388,6
C27 423,2 – 210 + 374,2 – 551,2 36,2
C28 501,2 – 210 + 374,2 – 551,2 530,4
C35 1000 – 374,2 + 210 – 135 700,8
C310 232,4 – 541,3 + 562,4 – 533 -279,5
C47 1000 – 562,4 + 541,3 – 551,2 427,7
C48 1000 – 562,4 + 541,3 – 275,7 703,2
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.13 Terdapat nilai yang masih negatif, nilai negatif terbesar terletak
pada X310. Tabel 4.14 Masih mempunyai nilai yang negatif terbesar maka dilakukan
iterasi kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien. Perhitungan menggunakan metode
stepping stone iterasi kedua dapat dilihat pada tabel 4.12.
32

Tabel 4. 15 North West CornerIterasi II


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
685.480 626.500 756.683 0 0 0 0 0 0 0
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 303.002 220.450 1.018.550 273.343 0 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 0 0 0 148.757 732.660 687.843 223.230 151.600
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
0 0 0 0 0 0 0 0 303.210 820.430
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.15 dapat dihitung minimum nilai z sebagai berikut.


𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 551,2 (685.480) + 243,4 (626.500) + 213,4 (756.683) + 581,4 (303.002) + 562 (220.450) + 135 (1.018.550) +
210 (273.343) + 374,2 (148.757) + 551,2 (732.660) + 275,7 (687.843) + 541,3 (223.230) + 232,4 (151.600) + 562,4 (303.210) + 533
(820.430) = 2.613.365.985

Tabel 4.14 terdapat nilai yang negatif, lalu dilakukan iterasi selanjutnya dengan dilakukan penggeseran metode Stepping Stone.
Tabel 4.15 diatas sudah mencapai nilai efisien dengan biaya distribusi sebesar Rp.2.613.365.985 .
33

4.2.4 Least Cost Method (LCM)


Tabel 4. 16 least cost
A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
0 626.500 0 0 0 0 0 687.843 0 754.320
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 0 0 1.018.550 422.100 374.695 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 1.059.685 0 0 0 357.965 0 526.440 0
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
685.480 0 0 220.450 0 0 0 0 0 217.710
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.16 dapat dihitung minimum nilai z sebagai berikut.


𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (526.440) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 533 (217.710) = 2.070.854.726

Hasil total biaya pada tabel 4.16 Menggunakan Least Cost Method adalah Rp. 2.070.854.726
34

4.2.5 Least Cost dengan Stepping Stone Method (SS)

Tabel 4. 17 least cost dengan stepping stone


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
0 626.500 0 0 0 0 0 687.843 0 754.320
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 0 0 1.018.550 422.100 374.695 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 1.059.685 0 0 0 357.965 0 526.440 0
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
685.480 0 0 220.450 0 0 0 0 0 217.710
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.17 dapat dihitung minimum nilai z sebagai berikut.


𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (526.440) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 533 (217.710) = 2.070.854.726

Hasil total biaya pada tabel 4.17 Menggunakan Least Cost Method adalah Rp. 2.070.854.726
35

Hasil perhitungan jalur least cost menggunakan stepping stone method sebagai
berikut.

Tabel 4. 18 Jalur Tertutup Least Cost


Kotak Kosong Jalur Tertutup
X35 X35-X37 + X27- X25
X36 X35-X37 + X27- X26
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4. 19 Perubahan Biaya Least Cost


Kotak Kosong Jalur Penambahan dan Pengurangan Perubahan Biaya
C35 374,2 – 551,2 + 423,2 – 210 36,2
C36 1000 – 551,2 + 423,2 – 135 737
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.19 Tidak terdapat nilai negatif, maka tidak perlu dilakukan iterasi
kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien
36

4.2.6 Vogel’s Approximation Method (VAM)

Tabel 4. 20 Vogel Approximation


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
0 626.500 0 0 0 0 0 687.843 0 754.320
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 0 0 1.018.550 422.100 374.695 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 1.059.685 0 0 0 357.965 0 308.730 217.710
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
685.480 0 0 220.450 0 0 0 0 217.710 0
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.20 Dapat dihitung minimum nilai z sebagai berikut.


𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (308.730) + 232,4 (217.710) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 562,4 (217.710)= 2
.010.004.781

Hasil total biaya pada tabel 4.20 Menggunakan Vogel’s Approximation Method adalah Rp. 2.010.004.781
37

4.2.7 Vogel’s Approximation dengan Stepping Stone Method (SS)

Tabel 4. 21 Vogel’s Approximation dengan Stepping Stone


A H EN NC B EF ND HRT MS UTP Supply
GJP 551,2 243,4 213,4 543,2 0 0 0 229,4 0 202,2 2.068.663
0 626.500 0 0 0 0 0 687.843 0 754.320
GGP 0 0 581,4 562 135 210 423,2 501,2 0 0 1.815.345
0 0 0 0 1.018.550 422.100 374.695 0 0 0
MBG 0 0 187,1 0 0 374,2 551,2 275,7 541,3 232,4 1.944.090
0 0 1.059.685 0 0 0 357.965 0 308.730 217.710
AG 570,5 0 0 161,89 0 0 0 0 562,4 533 1.123.640
685.480 0 0 220.450 0 0 0 0 217.710 0
Demand 685.480 626.500 1.059.685 220.450 1.018.550 422.100 732.660 687.843 526.440 972.030 6.951.738

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.21 Dapat dihitung minimum nilai z sebagai berikut.


𝑛 𝑚
Meminimumkan biaya Z = ∑𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑐𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗

Meminimumkan biaya Z = 243,4 (626.500) + 229,4 (687.843) + 202,2 (754.320) + 135 (1.018.550) + 210 (422.100) + 423,2 (374.695) +
187,1 (1.059.685) + 551,2 (357.965) + 541,3 (308.730) + 232,4 (217.710) + 570,5 (685.480) + 161,89 (220.450) + 562,4 (217.710) =
2.010.004.781

Hasil total biaya pada tabel 4.21 Menggunakan Vogel’s Approximation Method adalah Rp. 2.010.004.781
S

Hasil perhitungan jalur vogel’s approximation menggunakan Stepping


Stone Method sebagai berikut.

Tabel 4. 22 Jalur Tertutup Vogel


Kotak Kosong Jalur Tertutup
X35 X35-X37 + X27- X25
X36 X35-X37 + X27- X26
X410
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4. 23 Perubahan Biaya Vogel


Kotak Kosong Jalur Penambahan dan Pengurangan Perubahan Biaya
C35 1000 – 551,2 + 423,2 – 135 737
C36 374,2 – 551,2 + 423,2 – 210 36,2
C36 533 – 232,4 + 541,3 – 562,4 279,5
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Tabel 4.22 Tidak terdapat nilai negatif, maka tidak perlu dilakukan
iterasi kedua untuk mendapatkan nilai yang efisien

4.2.8 Clark and Wright Savings PT. Gasindo Jaya Pratama


Data matriks jarak antara SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan agen
dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4. 24 Data Matriks Jarak PT. Gasindo Jaya Pratama


GJP UTP A H EN HRT NC
GJP
UTP 5
A 13 2
H 7 3 3
EN 5,5 3 7 2
HRT 6 7 5 5 3
NC 10 4 7 6 6 10
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

38
39

Data matrix saving antara SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan
agen dapat dilihat pada tabel 4.25.

Tabel 4. 25 Data Matriks Saving PT.Gasindo Jaya Pratama


MATRIKS SAVING
GJP UTP A H EN HRT NC
GJP
UTP
A 16
H 9 17
EN 7,5 11,5 10,5
HRT 4 14 8 8,5
NC 11 16 11 9,5 6
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4. 26 Angka Terbesar Matriks Saving Gasindo Jaya Pratama
Terbesar Himpunan
17 H-A
16 A-UTP
16 NC-A
14 HRT-A
11,5 EN-A
11 NC-UTP
11 NC-H
10,5 EN-H
9,5 NC-EN
9 H-UTP
8,5 HRT-EN
8 HRT-H
7,5 EN-UTP
6 NC-HRT
4 HRT-UTP
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
40

Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel 4.27.
Tabel 4. 27 Rute Perusahaan Awal Gasindo Jaya Pratama
Rute Perusahaan
Subtur Rute Total Jarak (km)
1 0-UTP-0 10
2 0-A-0 26
3 0-H-0 14
4 0-EN-0 11
5 0-HRT-0 12
6 0-NC-0 20
TOTAL 93
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute optimal dapat dilihat pada tabel 4.28.

Tabel 4. 28 Rute Optimal Gasindo Jaya Pratama


Rute Optimal
Subtur Rute Total Jarak
1 0-A-H-NC-0 40
2 0-EN-HRT-UTP-0 17,5
TOTAL 57,5
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Berikut merupakan persentase penghematan total jarak tempuh antara


rute perusahaan dengan rute optimal Clark and Wright Savings.

4.2.9 Clark and Wright Savings PT. Anugrah Gasindo


Data matriks jarak antara SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan agen
dapat dilihat pada tabel 4.29.

Tabel 4. 29 Matriks Jarak Anugrah Gasindo


AG MS UTP A NC
AG
MS 16
UTP 14 5
A 18 7 2
NC 6 3 4 6
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
41

Data matrix saving antara SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan agen dapat
dilihat pada tabel 4.30.

Tabel 4. 30 Matriks Saving Anugrah Gasindo


MATRIKS SAVING
AG MS UTP A NC
AG
MS
UTP 25
A 27 30
NC 19 16 18
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.31.

Tabel 4. 31 Angka Terbesar Matriks Saving Anugrah Gasindo


TERBESAR HIMPUNAN
30 A-UTP
27 A-MS
25 UTP-MS
19 NC-MS
18 NC-A
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel
4.32.
Tabel 4. 32 Rute Perusahaan Anugrah Gasindo
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Total Jarak (km)
1 0-MS-0 32
2 0-UTP-0 28
3 0-A-0 36
4 0-NC-0 12
TOTAL 108
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
42

Data rute optimal dapat dilihat pada tabel 4.33.


Tabel 4. 33 Rute Optimal Anugrah Gasindo
RUTE OPTIMAL
SUBTUR Rute Total Jarak (km)
1 0-UTP-A-0 34
2 0-MS-NC-0 25
TOTAL 59
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

4.2.10 Clark and Wright Savings PT. Gurki Gasindo Pratama


Data matriks jarak antara SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama dengan
agen dapat dilihat pada tabel 4.34.
Tabel 4. 34 Matriks Jarak Gurki Gasindo Pratama
GGP ND EN HRT B EF NC
GGP
ND 8
EN 9 4
HRT 6 5 6
B 4 3 5 9
EF 8 6 9 3 8
NC 6 3 8 5 9 10
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data matrix saving antara SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama dengan
agen dapat dilihat pada tabel 4.35.

Tabel 4. 35 Matriks Saving Gurki Gasindo Pratama


GGP ND EN HRT B EF NC
GGP
ND
EN 13
HRT 9 9
B 9 8 1
EF 10 8 11 4
NC 11 7 7 1 4
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
43

Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.36.
Tabel 4. 36 Angka Terbesar Matriks Saving Gurki Gasindo Pratama
TERBESAR HIMPUNAN
13 ND-EN
11 NC-ND
11 EF-HRT
10 EF-ND
9 HRT-ND
9 B-ND
9 HRT-EN
8 B-EN
8 EF-EN
7 NC-EN
7 NC-HRT
4 EF-B
4 NC-EF
1 B-HRT
1 NC-B
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel
4.37.
Tabel 4. 37 Rute Perusahaan Gurki Gasindo Pratama
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Total Jarak
1 0-ND-0 16
2 0-EN-0 18
3 0-HRT-0 12
4 0-B-0 8
5 0-EF-0 16
6 0-NC-0 12
TOTAL 142
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute optimal dapat dilihat pada tabel 4.38.


Tabel 4. 38 Rute Optimal Gurki Gasindo Pratama
RUTE OPTIMAL
SUBTUR Rute Total Jarak
1 0-ND-EN-NC-EF-0 38
2 0-HRT-B-0 19
TOTAL 53
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
44

4.2.11 Clark and Wright Savings PT. Mitra Buana Gasindo


Data matriks jarak antara SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan agen
dapat dilihat pada tabel 4.39.

Tabel 4. 39 Matriks Jarak Mitra Buana Gasindo


MBG MS UTP HRT EF EN ND
MBG
MS 10
UTP 5 3
HRT 8 9 6
EF 7 5 7 6
EN 5 9 5 5 10
ND 6 4 4 4 9 10
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data matrix saving antara SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan agen
dapat dilihat pada tabel 4.40.

Tabel 4. 40 Matriks Saving Mitra Buana Gasindo


MBG MS UTP HRT EF EN ND
MBG
MS
UTP 12
HRT 9 7
EF 12 5 9
EN 6 5 8 2
ND 12 7 10 4 1
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data hasil dari matrix saving terdiri dari angka terbesar dan himpunannya
dapat dilihat pada tabel 4.41.
Tabel 4. 41 Angka Terbesar Matriks Saving Mitra Buana Gasindo
TERBESAR HIMPUNAN
12 UTP-MS
12 EF-MS
12 ND-MS
10 ND-HRT
9 HRT-MS
9 EF-HRT
8 EN-HRT
7 HRT-UTP
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
45

Tabel 4. 41 Angka Terbesar Matriks Saving Mitra Buana Gasindo (lanjutan)


TERBESAR HIMPUNAN
7 ND-UTP
6 EN-MS
5 EF-UTP
5 EN-UTP
4 ND-EF
2 EN-EF
1 ND-EN
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute awal perusahaan beserta total jaraknya bisa dilihat pada tabel 4.42.
Tabel 4. 42 Rute Perusahaan Mitra Buana Gasindo
RUTE PERUSAHAAN
SUBTUR Rute Jarak
1 0-MS-0 20
2 0-UTP-0 10
3 0-HRT-0 16
4 0-EF-0 14
5 0-EN-0 10
6 0-ND-0 12
TOTAL 82
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Data rute optimal dapat dilihat pada tabel 4.43.


Tabel 4. 43 Rute Optimal Mitra Buana Gasindo
RUTE OPTIMAL
SUBTUR Rute Jarak
1 0-UTP-MS-EF-ND-0 39
2 0-HRT-EN-0 14
TOTAL 53
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
46

4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Keterlambatan Pengiriman
Fishbone diagram merupakan suatu alat visual untuk menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan
pada keterlambatan pengiriman LPG 3Kg. Kategori penyebab permasalahan
ini adalah manusia (man), metode (methods), dan lingkungan (environment).
Tahap pembuatan diagram fishbone dari setiap jenis keterlambatan yang
diteliti ini didasari hasil wawancara penulis dengan karyawan, hasil
wawancara didapat setiap setiap faktor penyebab keterlambatan
pengiriman terdiri dari man, environment, material, machine, dan
methods.
Bedasarkan fishbone diagram diatas menunjukkan bahwa beberapa
hal yang memengaruhi dalam keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg. faktor
penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram
adalah metode. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg
adalah metode yaitu koordinasi team tidak berjalan dengan baik dan
kedatangan gas dari depot terlambat. Faktor penyebab keterlambatan
pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram adalah machine. Faktor
penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah machine yaitu
mesin kendaraan pengiriman LPG 3 Kg rusak dan mesin pengisian LPG 3
kg rusak. Penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone
diagram adalah material. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG
3 Kg adalah material yaitu terdapatnya tabung gas bocor dan tabung gas
yang kadaluarsa. Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg
pada fishbone diagram adalah environment. Faktor penyebab
keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah environment yaitu lalu lintas
yang padat, kondisi cuaca, dan infrastruktur jalan rusak. Penyebab
keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg pada fishbone diagram adalah man.
Faktor penyebab keterlambatan pengiriman LPG 3 Kg adalah man yaitu
kemampuan operator dan supir tidak disiplin.
Akar permasalahan utama dalam mesin kendaraan yang rusak
menyebabkan pengiriman LPG 3 Kg terkendala sehingga armada
operasional yang digunakan untuk pengiriman LPG 3 Kg terbatas.
Permasalahan dalam mesin kendaraan yang rusak dengan melakukan
tindakan maintenance pada setiap kendaraan untuk pengiriman. Mesin
pengisian LPG 3 kg rusak, sehingga perlu dilakukan maintenance secara
berkala dan melakukan pergantian mesin jika kerusakan parah.
Akar permasalahan utama dalam koordinasi team tidak berjalan
dengan baik adalah supir tidak mengetahui rute pengiriman. Permasalahan
dalam koordinasi team tidak berjalan dengan baik dengan memberikan
pengarahan atau rute yang efektif sehingga supir tidak mengalami
keterlambatan dalam pengiriman. Kedatangan gas dari depot terlambat
mengakibatkan resiko pendistribusian gas ke SPPBE terlambat untuk
dilakukan pengisian sehingga perlu dilakukan koordinasi pada depot.
Akar permasalahan utama dalam terdapatnya tabung gas bocor
dengan melakukan tindakan pengecekan dan pergantian tabung gas yang
bocor. Tabung gas yang kadaluarsa mengakibatkan pengisian gas
terlambat sehingga perlu dilakukan pergantian tabung gas yang melewati
batas umur tabung 5 tahun.
47

Permasalahan lalu lintas padat dapat melakukan tindakan dengan


memberikan pengarahan rute yang terbaik dilewati oleh supir agar tidak
terjadinya keterlambatan dalam pengiriman. Permasalahan kondisi cuaca
terutama saat musim hujan adalah banjir yang menyebabkan pengiriman
gas terlambat sehingga perlu dilakukan perencanaan rute yang dilalui.
Permasalahan infrastruktur jalan yang buruk mengakibatkan pengiriman
gas ke agen terlambat sehingga perlu dilakukan perencanaan rute yang
dilalui
Kemampuan operator dapat dilakukan dengan tindakan memberikan
pelatihan kepada operator. Kurangnya motivasi bekerja dapat dilakukan
dengan memberikan sebuah achievement tiap bulannya agar termotivasi
dalam bekerja. Permasalahan supir tidak disiplin mengakibatkan
pengiriman gas terlambat sehingga perlu dilakukan pengarahan dan
pelatihan pada supir.

4.3.2 Analisis Data menggunakan North West Corner Method (NWCM)


Hasil total biaya transportasi minimum pada bulan Februari 2021
adalah menggunakan North West Corner Method (NWCM) sebagai solusi
awal. North West Corner Method dimulai dari pojok kiri atas dengan
jumlah supply 2.068.663 dan demand 685.480, maka jumlah maksimum
yang dapat dialokasikan pada kolom pertama adalah 685.480, karena jika
dialokasikan lebih dari jumlah supply akan melebihi kapasitas demand.
Baris pertama sudah memenuhi demand maka dilanjutkan mengisi
baris kedua pada kolom pertama dengan sisa supply dan tidak melebihi
jumlah demand. Alokasikan sebanyak mungkin dengan memerhatikan
jumlah supply dan jumlah demand. Perhitungan hasil biaya transportasi
menggunakan North West Corner Method (NWCM) dapat dilihat pada
tabel 4.7
Tabel 4.7 dapat dilihat merupakan tabel perhitungan untuk mencari
hasil total biaya transportasi minimum menggunakan North West Corner
Method dimulai dari kotak paling kiri atas yaitu pengalokasian sebanyak
mungkin dengan jumlah supply 2.068.663 dan jumlah demand sebesar
685.480, kotak ini dapat dialokasikan sebesar 685.480 (terkecil antara
supply dan demand). Supply dari PT. Gasindo Jaya Pratama dari PT.
Anugrah sudah terpenuhi tetapi supply pada PT. Gasindo Jaya Pratama
masih banyak, maka supply dilakukan pada PT. Hayati sebesar 626.500
dan PT. Energi sebesar 756.683.
Supply pada PT. Gasindo Jaya Pratama sudah terpenuhi dan demand
pada PT. Energi belum terpenuhi, maka demand dialokasikan kepada
PT.Gurki Gasindo Pratama yang memiliki demand sebesar 303.002
terhadap PT. Energi. PT.Gurki Gasindo Pratama memiliki supply kepada
PT. Niaga Centrum sebesar 220.450, PT. Bahagia sebesar 1.018.550, dan
PT. Efnoma sebesar 273.343.
Supply pada PT.Gurki Gasindo Pratama sudah terpenuhi dan demand
pada PT. Efnoma belum terpenuhi, maka demand dialokasikan kepada PT.
Mitra Buana Gasindo yang memiliki demand sebesar 148.757 terhadap
PT. Efnoma. PT. Mitra Buana Gasindo memiliki supply kepada PT Nata
Damar sebesar 732.660, PT. Hasrat sebesar 687.843, dan PT. Mita Sani
sebesar 374.830.
48

Supply pada PT. Mitra Buana Gasindo sudah terpenuhi dan demand
pada PT. Mita Sani belum terpenuhi, maka demand dialokasikan kepada
PT. Anugrah Gasindo yang memiliki demand sebesar 151.610 terhadap
PT. Mita Sani. PT. Anugrah Gasindo memiliki supply kepada PT. Upaya
Tetap Bersama sebesar 972.030. Hasil total biaya transportasi minimum
menggunakan North West Corner Method (NWCM) dilihat pada tabel 4.8
yaitu sebesar Rp. 2.720.398.811.

4.3.3 Analisis Data menggunakan Stepping Stone Method (SS)


Hasil total biaya transportasi minimum data menggunakan North West
Corner Method (NWCM) diperoleh biaya distribusi sebesar Rp.
2.720.398.811, lalu dilanjutkan menggunakan Stepping Stone Method.
Langkah pertama dalam metode Stepping Stone adalah pengalokasian
sejumlah maksimum produk dari sudut kiri atas dengan melihat kapasitas
dan kebutuhan yang dilakukan secara trial and error. Perubahan dari kotak
terdekat atau kotak yang tidak berdekatan dengan melihat pengurangan
biaya per unit yang lebih besar dari penambahan biaya per unit.
Perhitungan hasil biaya transportasi menggunakan Stepping Stone Method
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 merupakan tabel data pehitungan menggunakan North West
Corner Method (NWCM) yang dilakukan jalur tertutup pada kotak kosong
terlihat pada tabel 4.9 dan 4.10 memberikan perubahan biaya yang
dihasilkan dari masing-masing jalur tersebut.
Tabel 4.10, memiliki variabel pada C310 karena memiliki perubahan
biaya negative. Hal ini ada penurunan biaya. Jalur tertutup pada C310
mengalami perubahan dan cara penghapusan. Iterasi II mendapatkan hasil
solusi optimum pada tabel 4.11. solusi optimum tersebut bernilai positif,
maka tidak ada lagi jalur tertutup dan didapat solusi optimum.

4.3.4 Analisis Data menggunakan Least Cost Method (LCM)


Pengalokasian metode least cost dimulai pada kotak dengan biaya
terendah dilanjutkan dengan biaya terendah selanjutnya yang belum
terpenuhi supply dan demand. Tabel 4.12 dengan menggunakan metode
least cost dimulai pada kotak dengan biaya terendah adalah 135. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 1.815.345 di PT. Gurki Gasindo Pratama dan
demand sebesar 1.018.550. Supply pada PT. Gurki Gasindo Pratama belum
terpenuhi, maka demand dilakukan kepada PT. Gurki Gasindo Pratama
terhadap PT. Efnoma sebesar 422.100 dan PT. Nata Damar sebesar
374.695.
Kotak dengan biaya terendah selanjutnya adalah 161,89. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 1.123.640 di PT. Anugrah Gasindo dan
demand sebesar 220.450. Supply pada PT. Anugrah Gasindo belum
terpenuhi, maka demand dilakukan kepada PT. Anugrah Gasindo terhadap
PT. Anugrah sebesar 685.480 dan PT. Upaya Tetap Bersama sebesar
217.710.
Kotak dengan biaya terendah selanjutnya adalah 187,1. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 1.944.090 di PT. Mitra Buana Gasindo dan
demand sebesar 1.059.685. Supply pada PT. Mitra Buana Gasindo belum
terpenuhi, maka demand dilakukan kepada PT. Mitra Buana Gasindo
49

terhadap PT. Nata Damar sebesar 357.965 dan PT. Mita Sani sebesar
526.440.
Kotak dengan biaya terendah selanjutnya adalah 202,2. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 2.068.663 di PT. Gasindo Jaya Pratama dan
demand sebesar 754.320. Supply pada PT. Gasindo Jaya Pratama belum
terpenuhi, maka demand dilakukan kepada PT. Gasindo Jaya Pratama
terhadap PT. Hayati sebesar 626.500 dan PT. Mita Sani sebesar 687.843.
Hasil total biaya transportasi minimum menggunakan least cost Method
dilihat pada tabel 4.13 yaitu sebesar Rp. 2.070.854.726

4.3.4 Analisis Data menggunakan Vogel’s Approximation Method (VAM)


Vogel’s Approximation Method (VAM) merupakan suatu solusi
untuk mencari suatu pengalokasian distribusi barang yang mungkin
dari tiap sumber ke tiap tujuan. Algoritma. Vogel’s Approximation
Method (VAM) dapat dicari dengan mencari selisih biaya terkecil
dengan biaya terkecil berikutnya untuk setiap kolom maupun baris dan
dilanjutkan dengan Memilih selisih biaya terbesar dan mengalokasikan
produk sebanyak mungkin ke sel yang memiliki biaya terkecil.
Hasil selisih biaya terbesar antara setiap kolom dan baris
terdapat pada PT.Niaga Centrum. Pengalokasian pada PT.Niaga
Centrum yang memiliki biaya terkecil dengan nilai 161,89. Kotak ini
mempunyai supply sebesar 1.123.640 di PT. Anugrah Gasindo dan
demand sebesar 220.450. Hasil selisih biaya terbesar selanjutnya
terdapat pada pada PT. Hayati Pengalokasian pada PT. Hayati yang
memiliki biaya terkecil dengan nilai 243,4. Kotak ini mempunyai
supply sebesar 2.068.663 di PT. Gasindo Jaya Pratama dan demand
sebesar 626.500.
Hasil selisih biaya terbesar selanjutnya terdapat pada pada PT.
Efnoma Pengalokasian pada PT. Efnoma yang memiliki biaya terkecil
dengan nilai 210. Kotak ini mempunyai supply sebesar 1.815.345 di PT.
Gurki Gasindo Pratama dan demand sebesar 422.100. Hasil selisih
biaya terbesar selanjutnya terdapat pada pada PT. Bahagia
Pengalokasian pada PT. Bahagia yang memiliki biaya terkecil dengan
nilai 135. Kotak ini mempunyai supply sebesar 1.815.345 di PT. Gurki
Gasindo Pratama dan demand sebesar 1.018.550. Hasil selisih biaya
terbesar selanjutnya terdapat pada pada PT. Nata Damar. Pengalokasian
pada PT. Nata Damar yang memiliki biaya terkecil dengan nilai 423,2.
Kotak ini mempunyai supply sebesar 1.815.345 di PT. Gurki Gasindo
Pratama dan demand sebesar 374.695.
Hasil selisih biaya terbesar selanjutnya terdapat pada pada PT.
Upaya Tetap Bersama. Pengalokasian pada PT. Upaya Tetap Bersama
yang memiliki biaya terkecil dengan nilai 202,2. Kotak ini mempunyai
supply sebesar 2.068.663 di PT. Gasindo Jaya Pratama dan demand
sebesar 754.320. Hasil selisih biaya terbesar selanjutnya terdapat pada
pada PT. Hasrat. Pengalokasian pada PT. Hasrat yang memiliki biaya
terkecil dengan nilai 229,4. Kotak ini mempunyai supply sebesar
2.068.663 di PT. Gasindo Jaya Pratama dan demand sebesar 687.843.
Hasil total biaya transportasi minimum menggunakan Vogel’s
Approximation Method (VAM) dilihat pada tabel 4.16 yaitu sebesar Rp.
2.010.004.781.
50

4.3.5 Analisis Data Clark and Wright Savings


Clark and Wright Savings solusi untuk permasalahan rute
kendaraan dimana sekumpulan rute pada setiap langkah ditukar untuk
mendapatkan sekumpulan rute yang lebih baik. Data jarak tempuh pada
yang dilalui kendaraan dari SPPBE dan setiap wilayah agen-agen dan
jarak dinyatakan dalam satuan kilometer (KM). Diasumsikan setiap
agen akan dikunjungi oleh satu kendaraan. Penghematan yang akan
diperoleh dengan menggabungkan beberapa agen dalam satu rute. Rute
awal pada PT. Gasindo Jaya Pratama terdapat 6 rute. Rute pertama
berawal dari SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama lalu ke agen upaya tetap
bersama lalu kembali ke SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total
jarak sebesar 10 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT.
Gasindo Jaya Pratama lalu ke agen anugrah lalu kembali ke SPPBE PT.
Gasindo Jaya Pratama dengan total jarak sebesar 26 kilometer (KM).
Rute ketiga berawal dari SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama lalu ke agen
hayati lalu kembali ke SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total
jarak sebesar 14 kilometer (KM). Rute keempat berawal dari SPPBE
PT. Gasindo Jaya Pratama lalu ke agen energi lalu kembali ke SPPBE
PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total jarak sebesar 11 kilometer
(KM). Rute kelima berawal dari SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama lalu
ke agen hasrat lalu kembali ke SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama
dengan total jarak sebesar 12 kilometer (KM). Rute keenam berawal
dari SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama lalu ke agen niaga centrum lalu
kembali ke SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total jarak
sebesar 20 kilometer (KM). Total jarak rute awal perusahaan PT.
Gasindo Jaya Pratama sebesar 93 kilometer (KM). Rute solusi
menggunakan Clark and Wright Savings pada PT. Gasindo Jaya
Pratama terdapat 2 rute dengan menggabungkan beberapa agen dalam
satu rute. Rute pertama berawal dari SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama
lalu ke agen anugrah, agen hayati, agen niaga centrum, dan kembali ke
SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total jarak sebesar 40
kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT. Gasindo Jaya
Pratama lalu ke agen energi, agen hasrat, agen upaya tetap bersama, dan
kembali ke SPPBE PT. Gasindo Jaya Pratama dengan total jarak
sebesar 17,5 kilometer (KM). Total jarak rute solusi dengan
menggunakan Clark and Wright Savings perusahaan PT. Gasindo Jaya
Pratama sebesar 57,5 kilometer (KM). Perbandingan jarak total tempuh
pada rute awal perusahaan sebesar 93 kilometer (KM) dengan rute
solusi menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 57,5 kilometer
(KM) dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar 38,7%.
Rute awal pada PT. Anugrah Gasindo terdapat 4 rute. Rute
pertama berawal dari SPPBE PT. Anugrah Gasindo Pratama lalu ke
agen mita sani lalu kembali ke SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan
total jarak sebesar 32 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE
PT. Anugrah Gasindo lalu ke agen upaya tetap bersama lalu kembali ke
SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan total jarak sebesar 28 kilometer
(KM). Rute ketiga berawal dari SPPBE PT. Anugrah Gasindo lalu ke
agen anugrah lalu kembali ke SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan
total jarak sebesar 36 kilometer (KM). Rute keempat berawal dari
SPPBE PT. Anugrah Gasindo lalu ke agen niaga centrum lalu kembali
51

ke SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan total jarak sebesar 12


kilometer (KM). Total jarak rute awal perusahaan PT. Anugrah
Gasindo sebesar 108 kilometer (KM). Rute solusi menggunakan Clark
and Wright Savings pada PT. Anugrah Gasindo terdapat 2 rute dengan
menggabungkan beberapa agen dalam satu rute. Rute pertama berawal
dari SPPBE PT. Anugrah Gasindo lalu ke agen upaya tetap bersama,
agen anugrah, dan kembali ke SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan
total jarak sebesar 34 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE
PT. Anugrah Gasindo lalu ke agen mita sani, agen niaga centrum, dan
kembali ke SPPBE PT. Anugrah Gasindo dengan total jarak sebesar 25
kilometer (KM). Total jarak rute solusi dengan menggunakan Clark and
Wright Savings perusahaan PT. Anugrah Gasindo sebesar 59 kilometer
(KM). Perbandingan jarak total tempuh pada rute awal perusahaan
sebesar 108 kilometer (KM) dengan rute solusi menggunakan Clark
and Wright Savings sebesar 59 kilometer (KM) dapat memberikan
penghematan jarak tempuh sebesar 45,37%.
Rute awal pada PT. Gurki Gasindo Pratama terdapat 6 rute. Rute
pertama berawal dari SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama lalu ke agen
nata damar lalu kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama dengan
total jarak sebesar 16 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE
PT. Gurki Gasindo Pratama lalu ke agen energi lalu kembali ke SPPBE
PT. Gurki Gasindo Pratama dengan total jarak sebesar 18 kilometer
(KM). Rute ketiga berawal dari SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama lalu
ke agen hasrat lalu kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama
dengan total jarak sebesar 12 kilometer (KM). Rute keempat berawal
dari SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama lalu ke agen Bahagia lalu
kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama dengan total jarak
sebesar 8 kilometer (KM). Rute kelima berawal dari SPPBE PT. Gurki
Gasindo Pratama lalu ke agen efnoma lalu kembali ke SPPBE PT.
Gurki Gasindo Pratama dengan total jarak sebesar 16 kilometer (KM).
Rute keenam berawal dari SPPB PT. Gurki Gasindo Pratama lalu ke
agen niaga centrum lalu kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama
dengan total jarak sebesar 12 kilometer (KM). Total jarak rute awal
perusahaan PT. Gurki Gasindo Pratama sebesar 82 kilometer (KM).
Rute solusi menggunakan Clark and Wright Savings pada PT. Gurki
Gasindo Pratama terdapat 2 rute dengan menggabungkan beberapa
agen dalam satu rute. Rute pertama berawal dari SPPBE PT. Gurki
Gasindo Pratama lalu ke agen nata damar, agen energi, agen niaga
centrum, agen efnoma, dan kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo
Pratama dengan total jarak sebesar 38 kilometer (KM). Rute kedua
berawal dari SPPBE PT. Gurki Gasindo Pratama lalu ke agen energi,
agen hasrat, agen bahagia, dan kembali ke SPPBE PT. Gurki Gasindo
Pratama dengan total jarak sebesar 19 kilometer (KM). Total jarak rute
solusi dengan menggunakan Clark and Wright Savings perusahaan PT.
Gurki Gasindo Pratama sebesar 57 kilometer (KM). Perbandingan jarak
total tempuh pada rute awal perusahaan sebesar 82 kilometer (KM)
dengan rute solusi menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 57
kilometer (KM) dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar
30,49%.
52

Rute awal pada PT. Mitra Buana Gasindo terdapat 6 rute. Rute
pertama berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen
mita sani lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total
jarak sebesar 20 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT.
Mitra Buana Gasindo lalu ke agen upaya tetap bersama lalu kembali ke
SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar 10
kilometer (KM). Rute ketiga berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo lalu ke agen hasrat lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo dengan total jarak sebesar 16 kilometer (KM). Rute keempat
berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen efnoma lalu
kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar
14 kilometer (KM). Rute kelima berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo lalu ke agen energi lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana
Gasindo dengan total jarak sebesar 10 kilometer (KM). Rute keenam
berawal dari SPPB PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen nata damar
lalu kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak
sebesar 12 kilometer (KM). Total jarak rute awal perusahaan PT. Mitra
Buana Gasindo sebesar 82 kilometer (KM). Rute solusi menggunakan
Clark and Wright Savings PT. Mitra Buana Gasindo terdapat 2 rute
dengan menggabungkan beberapa agen dalam satu rute. Rute pertama
berawal dari SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo lalu ke agen nata damar,
agen upaya tetap bersama, agen mita sani, agen efnoma, agen nata
damar, dan kembali ke SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total
jarak sebesar 39 kilometer (KM). Rute kedua berawal dari SPPBE PT.
Mitra Buana Gasindo lalu ke agen hasrat, agen energi, dan kembali ke
SPPBE PT. Mitra Buana Gasindo dengan total jarak sebesar 14
kilometer (KM). Total jarak rute solusi dengan menggunakan Clark and
Wright Savings perusahaan PT. Mitra Buana Gasindo sebesar 53
kilometer (KM). Perbandingan jarak total tempuh pada rute awal
perusahaan sebesar 82 kilometer (KM) dengan rute solusi
menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 53 kilometer (KM)
dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar 35,37%.

4.3.6 Analisis Hasil Biaya Distribusi dan Rute Distribusi


Hasil yang dari diperoleh dari pengolahan data biaya distribusi
menggunakan metode North West Corner (NWC) didapatkan total
biaya sebesar Rp. 2.720.398.811, Least Cost didapatkan total biaya
sebesar Rp. 2.070.854.726, dan Vogel’s Approximation Method (VAM)
didapatkan total biaya sebesar Rp. 2.010.004.781. Perhitungan
menggunakan Vogel’s Approximation Method sebesar
Rp.2.010.004.781 dapat menurunkan biaya distribusi dari biaya
operasional sebesar19,9% menjadi 13,3%.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan data rute
distribusi menggunakan metode Clarke and Wright Saving. Data jarak
tempuh pada yang dilalui kendaraan dari SPPBE dan setiap wilayah
agen-agen dan jarak dinyatakan dalam satuan kilometer (KM).
Diasumsikan setiap agen akan dikunjungi oleh satu kendaraan.
Perbandingan hasil rute awal dan solusi menggunakan metode Clarke
and Wright Saving memberikan penghematan jarak tempuh rute awal
perusahaan sebesar 93 kilometer (KM) dengan rute solusi
53

menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 57,5 kilometer (KM)


dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar 38,7%. Total
jarak rute solusi dengan menggunakan Clark and Wright Savings
perusahaan PT. Anugrah Gasindo sebesar 59 kilometer (KM).
Perbandingan jarak total tempuh pada rute awal perusahaan sebesar 108
kilometer (KM) dengan rute solusi menggunakan Clark and Wright
Savings sebesar 59 kilometer (KM) dapat memberikan penghematan
jarak tempuh sebesar 45,37%. Total jarak rute solusi dengan
menggunakan Clark and Wright Savings perusahaan PT. Anugrah
Gasindo sebesar 59 kilometer (KM). Perbandingan jarak total tempuh
pada rute awal perusahaan sebesar 108 kilometer (KM) dengan rute
solusi menggunakan Clark and Wright Savings sebesar 59 kilometer
(KM) dapat memberikan penghematan jarak tempuh sebesar 45,37%.
Total jarak rute solusi dengan menggunakan Clark and Wright Savings
perusahaan PT. Mitra Buana Gasindo sebesar 53 kilometer (KM).
Perbandingan jarak total tempuh pada rute awal perusahaan sebesar 82
kilometer (KM) dengan rute solusi menggunakan Clark and Wright
Savings sebesar 53 kilometer (KM) dapat memberikan penghematan
jarak tempuh sebesar 35,37%.

Anda mungkin juga menyukai